PEUGAH YANG NA,. PEUBUET LAGEI NA,. PEUTROEK ATA NA,. BEKNA HABA PEUSUNA,. BEUNA TAINGAT WATEI NA,.

Minggu, 25 November 2012








UPAYA PEMBERIAN REWARD KEPADA SISWA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
IPA SISWA KELAS V SDN 1 GENTAN
KECAMATAN KRANGGAN
KABUPATEN TEMANGGUNG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Universitas Kristen Satya Wacana

Oleh
Raniyati Lastari
292008374

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2010
ABSTRAK

Lastari, Raniyati. 2010. Upaya Pemberian Reward Kepada Siswa Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 1 Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung. Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Dosen Pembimbing I : Adi Winanto, S.Pd, M.Pd
Dosen Pembimbing II : Herry Sanoto, S.Si, M.Pd

Kata Kunci : Motivasi Belajar dan Hasil Belajar


Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya pemberian reward dalam proses belajar mengajar siswa terhadap pelajaran IPA, sehingga mengakibatkan motivasi dan hasil belajar rendah. Penelitian ini bertujuan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dengan pemberian reward di kelas V di SD Negeri 1 gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada kelas V Sd Negri 1 Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung melalui dua siklus. Pada siklus I direncanakan 2 kali pertemuan, dan siklus II direncanakan 2 kali pertemuan, pada pertemuan ke 2 sebagai pengayaan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pemberian tes, observasi dan pemberian angket. Pemberian tes di gunakan untuk mengukur hasil belajar, sedangkan angket di gunakan untuk mengukur motivasi belajar, dan lembar observasi di gunakan untuk mengetahui keaktifan siswa dan guru saat proses belajar mengajar berlangsung.
Dalam proses belajar mengajar pada siklus I petemuan 1 pemberian reward berupa pujian, pada siklus I pertemuan 2 pemberian reward berupa tepuk tangan. pada siklus II pertemuan 1 dan 2 pemberian reward berupa hadiah. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu ≥60. Dari siswa yang berjumlah 21 anak, pada siklus I siswa tuntas dalam belajar berjumlah 8 anak sedangkan yang tidak tuntas berjumlah 13 anak dengan nilai rata-rata 63.57, pada siklus II siswa tuntas dalam belajar berjumlah 21 anak dengan nilai rata-rata 80.

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:

Nama : Raniyati Lastari
NIM : 292008374
Program Studi : S1 PGSD FKIP-UKSW Salatiga
Judul Skripsi : Upaya Pemberian Reward Kepada Siswa Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 1 Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung

Menyatakan bahwa penelitian Skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan terima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat, dan apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedian menerima sanksi akademik apapun.






Salatiga,  Mei 2010



Raniyati Lastari
LEMBAR PERSETUJUAN

UPAYA PEMBERIAN REWARD KEPADA SISWA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA
SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GENTAN KECAMATAN KRANGGAN KABUPATEN TEMANGGUNG


Skripsi ini telah disetujui untuk diuji





Salatiga,   Mei 2010









            Pembimbing I                 Pembimbing II


  Adi Winanto, S.Pd, M.Pd                      Herry Sanoto, S.Si, M.Pd


HALAMAN PERSEMBAHAN

MOTTO
- Hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini
- Pengalaman adalah guru yang terbaik
- Warnailah kehidupan ini dengan melakukan hal-hal yang berguna

PERSEMBAHAN
Dengan segenap rasa syukur, karya ini dipersembahkan untuk:
- Orang tuaku yang tiada henti selalu memberikan doa dan dorongan
- Semua teman-teman seperjuangan yang menempuh S1 PGSD di UKSW
- Bapak dosen Adi Winanto, S.Pd, M.Pd, dan Herry Sanoto, S.Si, M.Pd yang dengan sabar membimbing
















KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan lancar.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya
2. Bapak Adi Winanto, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing I yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini
3. Bapak Herry Sanoto, S.Si, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah membantu penulisan dan membimbing
4. Prof. Drs. J.T Lobby Loekmono, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
5. Mawardi, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
6. Kepala Sekolah serta seluruh  Bapak / ibu guru dan staf karyawan SDN 1 Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung atas kesediaannya memberikan informasi untuk penulisan laporan proposal skripsi.
7. Bapak dan ibu serta adikku semua, terimakasih buat kasih, perhatian, dana-dana yang telah diberikan kepada penulis serta buat dukungan doanya selama ini
8. Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan laporan proposal skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
Dan akhirnya penulis menyadari, bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan dimasa yang akan datang, untuk itu sebelumnya penulis ucapkan terima kasih.


Penulis



DAFTAR ISI

ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1Latar Belakang 1
1.2Identifikasi Masalah 2
1.3Rumusan Masalah 3
1.4Tujuan Penelitian 3
1.5Manfaat Penelitian 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA 4
2.1 Kajian Teori 4
2.1.1 Reward 4
2.1.1.1Pengertian Reward 4
2.1.1.2Bentuk-bentuk Reward 6
2.1.1.3Tujuan Pemberian Reward 6
2.1.2Motivasi Belajar 6
2.1.2.1 Pengertian Motivasi 6
2.1.2.2 Pengertian Motivasi Belajar 7
2.1.2.3 Ciri-ciri Indivisu yang Mempunyai Motivasi Belajar 8
2.1.2.4 Pentingnya Motivasi dalam Proses Pembelajaran 9
2.1.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar 10
2.1.2.6 Aspek-aspek Motivasi Belajar 11
2.1.3 Hasil Belajar 13
2.1.3.1 Pengertian Hasil Belajar 13
2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 14
2.2Kerangka Berfikir 17
2.3Hipotesis Penelitian 19
BAB III METODE PENELITIAN 20
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 20
3.2Variabel Penelitian 20
3.3Rencana Tindakan 20
3.3.1 Perencanaan 20
3.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan 21
3.3.3 Observasi dan Interprestasi 22
3.3.4 Refleksi 22
3.4Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 23
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data 23
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data 24
3.5Indikator Keberhasilan 26
3.6Teknik Analisis Data 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 28
4.1 Penelitian Tindakan 28
4.1.1 Gambaran Sekolah 28
4.1.2 Deskripsi Kondisi Awal 29
4.1.3 Siklus I 32
4.1.4 Siklus II 39
4.2Hasil Analisis Data 46
4.2.1 Siklus I 46
4.2.2 Siklus II 54
4.3Pembahasan 65
4.3.1 Siklus I 65
4.3.2 Siklus II 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67
5.1Kesimpulan 67
5.2Saran 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



DAFTAR TABEL
TABEL
3.1 Aspek Motivasi Belajar 25
3.2 Angket Motivasi Belajar 26
4.1 Motivasi siswa sebelum diadakan penelitian 29
4.2 Ulangan Sebelum Diadakan Tindakan 30
4.3 Hasil Pengamatan proses pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 36
4.4 Hasil Pengamatan proses pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 37
4.5 Hasil Pengamatan proses pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan 2 38
4.6 Hasil Pengamatan proses pembelajaran siklus II pertemuan 1 43
4.7 Hasil Pengamatan proses pembelajaran siklus II pertemuan 2 44
4.8 Hasil Pengamatan proses pembelajaran siklus II pertemuan 1 dan 2 45
4.9 Nilai siklus I pertemuan 1 46
4.10 Observasi siswa siklus I pertemuan 1 48
4.11 Hasil observasi guru siklus I pertemuan 1 49
4.12 Hasil observasi guru siklus I pertemuan 1 49
4.13 Rekap nilai siklus I pertemuan 2 50
4.14 Hasil Observasi Siswa siklus I pertemuan 2 42
4.15 Hasil observasi guru siklus I pertemuan 2 53
4.16 Hasil observasi guru siklus I pertemuan 2 54
4.17 Rekap nilai siklus II pertemuan 1 55
4.18 Hasil observasi siswa siklus II pertemuan 1 56
4.19 Hasil observasi guru siklus II pertemuan 1 57
4.20 Hasil observasi guru siklus II pertemuan 1 58
4.21 Rekap nilai siklus II pertemuan 2 59
4.22 Hasil Observasi Siswa siklus II pertemuan 2 60
4.23 Hasil observasi guru siklus II pertemuan 2 61
4.24 Hasil observasi guru siklus II pertemuan 2 62
4.25 Rekapitulasi Pengelompokan Nilai Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II 63
4.26 Hasil Angket Motivasi Belajar 65


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR
2.1 Kerangka Berfikir 18
4.1 Diagram Lingkaran Nilai Ulangan Sebelum diadakan Tindakan 31
4.2 Diagram lingkaran nilai siklus I pertemuan 1 47
4.3 Kondisi siklus I pertemuan 1 48
4.4 Nilai siklus I pertemuan 2 51
4.5 Kondisi siklus I pertemuan 2 53
4.6 Diagram lingkaran nilai siklus II pertemuan 1 56
4.7 Kondisi siklus II pertemuan 1 57
4.8 Diagram lingkaran nilai siklus II pertemuan 2 60
4.9 Diagram batang kondisi siklus II pertemuan 2 61
4.10 Rekapitulasi Nilai Siklus I dan Siklus 2 64

























DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Surat Ijin Penelitian
2. Daftar Nama Siswa Kelas V SDN 1 Gentan
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
4. Daftar Nilai Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
5. Dokumentasi Penelitian
6. Lembar Pengamatan
7. Lembar Angket



















BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
  Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan pikiran. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan (Syaiful Bahri Djamarah, 2005 : 22).
Aktivitas dalam mendidik yang merupakan suatu pekerjaan memiliki tujuan dan ada sesuatu yang hendak dicapai dalam pekerjaan tersebut, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan di setiap jenis dan jenjang pendidikan, semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral. Menurut Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1) : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam proses pembelajaran tentu ada kegagalan dan keberhasilannya. Kegagalan belajar siswa tidak sepenuhnya berasal dari diri siswa tersebut tetapi bisa juga dari guru yang tidak berhasil dalam memberikan motivasi yang mampu membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Keberhasilan belajar siswa tidak lepas dari motivasi siswa yang bersangkutan, oleh karena itu pada dasarnya motivasi belajar merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan siswa.
Hasil observasi di SD Negeri 1 Gentan dalam pembelajaran IPA di kelas V ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kurang baik. Hal ini terlihat pada nilai harian dimana dalam 21 siswa terdapat 6 siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Dalam SD Negeri 1 Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 6.0, sementara itu terdapat 15 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM, sehingga mengakibatkan rata-rata kelas 54.28 (rendah). Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh motivasi belajar, sedangkan motivasi belajar siswa dipengaruhi salah satunya dengan pemberian reward. Hal ini terlihat dalam kondisi siswa saat proses belajar mengajar sebelum diadakan tindakan, siswa tidak semangat dalam mengikuti pembelajaran berlangsung disebabkan oleh guru yang tidak menghargai pendapat-pendapat dari setiap pendapat yang diungkapkan oleh setiap siswa. Selain itu, guru juga kurang memberikan reward pada siswa yang aktif dalam pembelajaran, sehingga mengakibatkan siswa merasa kurang diperhatikan oleh guru dan keaktifan siswa berkurang.. Hal ini sejalan dengan Edi Soegito (2009: 20) Reward ( ganjaran ) atau Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya tingkah laku tersebut. Dan motivasi menurut Mukijat (2001) merupakan proses atau faktor yang mendorong untuk bertindak atau berperilaku dengan cara tertentu.
Selama ini pemberian reward tidak pernah diberikan di SD Negeri 1 Gentan, padahal pemberian reward dapat meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan dan memelihara semangat dalam belajar, mengontrol tingkah laku yang kurang positif serta mendorong munculnya tingkah laku yang produktif.
Atas dasar masalah tersebut penelitian ini akan membuktikan apakah pemberian reward dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa IPA siswa kelas V SD Negeri 1 Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kurangnya motivasi dan hasil belajarnya kurang dalam mata pelajaran IPA, penyebabnya adalah sebagai berikut :
1.2.1 Dalam proses pembelajaran guru kurang memotivasi siswa saat mengikuti pelajaran, sehingga siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran
1.2.2 Dalam proses pembelajaran siswa tidak mendapat dorongan dalam arti reward dari guru saat belajar

1.3 Rumusan Masalah
Setelah ditemukan bahwa penelitian itu perlu, maka berdasarkan pada latar belakang masalah di atas tindakan penelitian dirumuskan pada sebuah pertanyaan yaitu “Bagaimana meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri 1 Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung dengan pemberian reward?”

1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dengan pemberian reward di kelas V di SD Negeri 1 gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung.

1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi peneliti
1. Peneliti dapat mengetahui cara meningkatkan motivasi belajar siswa dengan pemberian reward
2. Peneliti dapat mengetahui cara meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas V kususnya mata pelajaran IPA dengan pemberian reward.
1.5.2 Bagi siswa dan guru
1. Siswa termotivasi untuk tetap belajar
2. Guru sadar untuk tetap mengajarkan sesuatu yang baik kepada siswa dengan pemberian reward



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori
2.1.1 Reward
2.1.1.1 Pengertian Reward
Thorndike, berpendapat bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh reward (ganjaran) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi tingkah laku dengan stimulus (rangsangan).
Ahmad Muzakir dan Joko Sutrisno (1997) mengatakan reinforcement itu sendiri sesungguhnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya suatu respon tertentu, dengan adanya stimulus individu tergugah melakukan kegiatan misalnya : mengeluarkan liur dalam mencium bau sedap, berteriak, “aduh” karena kakinya terinjak.
Edi Soegito (2009: 20) Reward ( ganjaran ) atau Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya tingkah laku tersebut. Memberikan penguatan ini kelihatannya sangat sederhana, namun mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi siswa. bayangkan seandainya siswa telah berusaha untuk menunjukkan pekerjaan yang baik, akan tetapi guru bersikap acuh tanpa memberi komentar apapun, dapat membuat siswa patah semangat. Penghargaan dari guru sebenarnya tidak berat, cukup dengan anggukan, senyuman, pujian atau bahkan acungan ibu jari, namun kenyataannya masih banyak yang tidak melakukannya.
Prasetyo (2007: 22) menyatakan bahwa Komponen-komponen dalam reward atau penguatan adalah sebagai berikut:
1. Penguatan Verbal
Penguatan Verbal dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu:
- Kata-kata seperti: bagus, baik, hebat, Wah bagus sekali dsb.
- Kalimat seperti: pekerjaanmu baik sekali, Saya senang dengan pekerjaanmu, inilah pertanyaan yang bagus.
2. Penguatan dengan cara mendekati
Penguatan yang dilakukan dengan cara mendekatnya guru kepada siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa. Cara pelaksanaannya antara lain:
a. Berdiri disamping siswa.
b. Berjalan menuju kearah siswa.
c. Duduk dekat seorang atau kelompok.
3. Penguatan dengan sentuhan
Penguatan ini dilakukan dengan cara:
a. Menepuk bahu.
b. Menjabat tangan.
c. Membelai rambut/mengusap kepala.
Beberapa pertimbangan dalam penggunaan penguatan dengan sentuhan, yaitu: umur, jenis kelamin, latar belakang kebudayaan.
4. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan
Memberikan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi siswa.
5. Penguatan berupa simbol atau benda
Simbol misalnya: dengan tanda (V), komentar tertulis pada buku siswa.
Benda: Gambar, buku, bintang plastik  dsb
Tindakan guru yang tidak segera menyalakan jawaban/pekerjaan siswa yang belum benar, atau baru sebagian benar misalnya:
- Ya jawabanmu sudah baik, tetapi masih perlu disempurnakan sedikit.
- Ah, pekerjaanmu bagus, coba sekarang diperhalus sedikit.
Melalui uraian beberapa para ahli di atas Penguatan adalah stimulus yang mendorong individu agar berulang kembali tingkah laku untuk meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respon yang dikehendakinya.

Reward adalah suatu konsekuensi yang menyenangkan, yang menjaga atau bahkan meningkatkan suatu perilaku belajar.
Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa respon adalah stimulus yang mendorong individu untuk meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respon yang dikehendaki.
2.1.1.2 Bentuk-bentuk Reward
Fathleen Sri Wardani (1992) menyatakan bahwa ada lima kategori utama bentuk reward yang dengan mudah diperoleh dalam kelas. Adapun kategori bentuk reward adalah :
1. Reward berupa pujian
2. Reward berupa aktivitas
3. Reward berupa ganjaran
4. Reward berupa benda
5. Reward berupa tanda kredit, ganjaran ini tidak bernilai tinggi tetapi kelak dapat ditukarkan dengan sesuatu yang berharga.
2.1.1.3 Tujuan Pemberian Reward
Prasetyo (2007 : 21) menyatakan bahwa ada empat tujuan diberikan penguatan, adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan perhatian siswa
2. Membangkitkan dan memelihara motivasi siswa
3. Memudahkan siswa belajar
4. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang positif serta mendorong munculnya tingkah laku yang produksi

2.1.2 Motivasi Belajar
2.1.2.1 Pengertian motivasi
Setiap perilaku manusia mempunyai tujuan tertentu. Perilaku tersebut didasari oleh adanya usaha untuk memnuhi kebutuhan, dengan adanya motivasi individu dapat melakukan sesuatu yang diinginkan dengan lebih baik. Motivasi berperan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Motivasi menurut Mukijat (2001) merupakan proses atau faktor yang mendorong untuk bertindak atau berperilaku dengan cara tertentu. Proses motivasi mencakup 3 hal yaitu: pengenalan dan penilaian kebutuhan yang belum terpuaskan, penentuan tujuan yang akan menentukan kepuasan, serta penentuan tindakan yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut.
Mc Celland dalam Wirabayu (2005) mengartikan motivasi sebagai suatu dorongan untuk berubah dalam kondisi yang lebih efektif. Sementara Kartonno (1992) menyatakan motivasi sebagai ide pokok yang selalu berpengaruh besar terhadap tingkah laku individu. Lebih lanjut motivasi oleh Purgagunarso dalam Wirabayu (2005) dirumuskan sebagai dorongan atau kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar individu tersebut berbuat atau bertindak.
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan tenaga yang mendorong seseorang yang berasal dari dalam maupun dari luar individu untuk melakukan suatu tindakan mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan individu yang bersangkutan.
2.1.2.2 Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar sebagai dorongan yang berhubungan dengan prestasi yaitu menguasai, memanipulasi, mangatur lingkungan sosial atau fisik, mengatasi rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing untuk melebihi yang lampau dan mengungguli orang lain Hall & Linzey dalam Wirabayu (2005). Selanjutnya Mchrabian dan Bank dalam Hapsari (2004) menyatakan bahwa pada umumnya motivasi belajar merupakan dorongan dan individu untuk melakukan aktivitas dan usaha yang maksimal agar dapat mencapai prestasi yang sebaik-baiknya.
Mukijat (2001) mendefinisikan motivasi belajar sebagai suatu kecenderungan positif dan dalam individu yang pada dasarnya mempunyai reaksi terhadap suatu tujuan yang ingin atau harus dicapai. Sementara itu Edward As’ad dalam Wirabayu (2005) menguraikan motivasi belajar sebagai kebutuhan individu untuk menyelesaikan tugas-tugas lebih sukses dan untuk mencapai prioritas yang tinggi.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar sebagai dorongan yang ada dalam diri individu untuk melakukan aktivitas tertentu dan usaha yang maksimal serta mengatasi rintangan yang ada guna mencapai prestasi yang sebaik-baiknya.
2.1.2.3 Ciri-ciri Individu yang Mempunyai Motivasi Belajar
Motivasi belajar dapat tinggi atau rendah didasarkan pada 2 aspek yang terkandung dalam motivasi tersebut yaitu harapan untuk sukses atau berhasil dan ketakutan atas kegagalan, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Afkinson dalam Hapsari (2004) individu yang memiliki harapan untuk berhasil lebih besar daripada ketakutan akan kegagalan dikategorikan dalam individu yang mempunyai motivasi tinggi. Sebaliknya, individu yang memiliki ketakutan akan kegagalan lebih besar daripada harapan untuk berhasil dikategorikan sebagai individu motivasi rendah, menurut Afkinson & Raynold dalam Hapsari (2004).
Orang yang mempunyai motivasi belajar tinggi cenderung menyukai situasi atau tugas yang mempunyai resiko atau tingkat kesulitan sedang. Hal ini karena tugas-tugas yang mempunyai tingkat kesulitan sedang akan memberikan kesempatan yang baik untuk meraih sukses tetapi juga cukup memberi tantangan. Sebaliknya tugas-tugas yang tingkat kesulitan dan resikonya tinggi mungkin akan menyebabkan kegagalan dan individu-individu yang memiliki motivasi belajar tinggi tidak suka kegagalan. Adapun tugas-tugas yang tingkat kesulitannya rendah dianggap kurang memberikan tantangan bagi individu yang mempunyai motivasi belajar tinggi, menurut Afkinson dalam Hapsari (2004).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Winner pada tahun 1981 dalam Wirabayu (2005) menyimpulkan bahwa individu yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan menganggap sukses sebagai akibat dari kemampuan dan usaha. Sedangkan individu yang motivasi belajar rendah akan menganggap bahwa kegagalan sebagai akibat dari kurangnya kemampuan dan anggapan terhadap diri yang mempunyai kemampuan rendah. Selain itu individu juga tidak menganggap bahwa usaha merupakan penyebab sukses atau kegagalan.
Lebih lanjut Mc Celand dan Weinner dalam Wirabayu (2005) mengemukakan ciri-ciri tingkah laku individu yang memiliki motivasi belajar tinggi yaitu:
1. Menempatkan tujuan yang sedang dan bekerja lebih keras, oleh karena itu individu berusaha memaksimalkan kepuasan akan prestasinya.
2. Memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan bertanggung jawab secara pribadi atas tindakan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
3. Lebih berinisiatif dalam meneliti lingkungan, individu banyak melakukan perjalanan dan mencoba hal-hal baru yang bersifat inovatif.
2.1.2.4 Pentingnya Motivasi Dalam Proses Pembelajaran
Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi/memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran.
Apabila terdapat dua anak yang memiliki kemampuan sama dan memberikan peluang dan kondisi yang sama untuk mencapai tujuan, kinerja dan hasil-hasil yang dicapai oleh anak yang termotivasi akan lebih baik di bandingkan dengan anak yang tidak termotivasi. Hal ini dapat di ketahui dari pengalaman dan pengamatan sehari-hari. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa apabila anak tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri anak tersebut. Walaupun begitu hal itu kadang-kadang menjadi masalah, karena motivasi bukanlah suatu kondisi.
Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap efektifan usaha belajar siswa.
Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya:
1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
2.1.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Pembelajaran
Hukum dari motivasi mengatakan kepada kita bahwa pastisipan/peserta harus punya keinginan untuk belajar, dia harus siap untuk belajar, dan harus punya alasan untuk belajar. Pelatih menemukan bahwa jika peserta mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar atau rasa keinginan untuk berhasil, dia akan lebih baik dibanding yang lainnya dalam belajar. Pertama-tama karena motivasi dapat menciptakan lingkungan belajar menjadi menyenangkan. Jika kita gagal menggunakan hukum kesesuaian (appropriateness) tersebut dan mengabaikan untuk membuat material relevan, kita akan secara pasti akan kehilangan motivasi peserta.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mengenai motivasi adalah sebagai berikut:
a. Material harus bermakna dan berharga bagi peserta, tidak hanya bagi pelatih
b. Yang harus termotivasi bukan hanya peserta tetapi juga pelatih itu sendiri. Sebab jika pelatih tidak termotivasi, pelatihan mungkin akan tidak menarik dan bahkan tidak mencapai tujuan yang diinginkan.
c. Seperti yang disebutkan dalam hukum kesesuaian (appropriateness), pelatih suatu ketika perlu mengidentifikasi satu kebutuhan kenapa peserta datang  ke pelatihan. Pelatih biasanya dapat menciptakan motivasi dengan mengatakan bahwa sesi ini dapat memenuhi kebutuhan peserta.
Bergeraklah dari sisi tahu ke tidak tahu. Awali sesi dengan hal-hal atau poin-poin yang sudah akrab atau familiar bagi peserta. Secara perlahan-lahan bangun dan hubungkan poin-poin bersama sehingga setiap tahu kemana arah mereka di dalam proses pelatihan.
2.1.2.6 Aspek-aspek Motivasi Belajar
Mc Clleland dalam Wirabayu (2005) mengemukakan 6 aspek motivasi belajar pada individu :
1. Tanggung jawab pribadi terhadap tugas, yaitu individu yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan selalu bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan selalu menerima tugas dengan senang hati.
2. Umpan balik atau perbuatan (tugas) yang dilakukannya, yaitu individu akan selalu mengharapkan hasil atau feedback dari setiap pekerjaan yang dilakukannya.
3. Tugas yang bersifat moderat yang tingkat kesulitannya tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah, yang penting adanya tentangan dalam tugas, serta memungkinkan diraih dengan hasil yang memuaskan, yaitu individu akan tertarik dengan tugas yang menantang serta memberikan hasil yang maksimal.
4. Tekun dan ulet dalam bekerja, yaitu individu yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan selalu berusaha melakukan tugas pekerjaannya sebaik mungkin dan pantang menyerah.
5. Dalam melakukan tugas penuh pertimbangan dan perhitungan (tidak spekulasi dan untung-untungan), yaitu individu yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan menghindari pekerjaan yang asal-asalan atau berspekulasi karena setiap tugas yang dikerjakan penuh dengan pertimbangan.
6. Keberhasilan tugas merupakan faktor yang penting bagi dirinya yang akan meningkatkan aspirasi dan tetap bersifat realities, yaitu individu yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan selalu bersikap realistis dan mengutamakan keberhasilan dalam tugas.
Clegg dalam Hapsari (2004) menyatakan bahwa timbulanya motivasi belajar karena ada keinginan kebutuhan, dorongan dan desakan hati untuk mencapai tujuan. Berdasarkan hal tersebut, Clegg mengemukakan aspek-aspek motivasi sebagai berikut :
1. Harapan untuk sukses yaitu adanya usaha untuk berusaha lebih baik dan mengulang memperbaiki kegagalan
2. Kecenderungan untuk menghindari kegagalan atau kesalahan yaitu berupa dorongan dari dalam diri untuk berusaha tidak mengulangi kesalahan yang telah dilakukan
3. Gigih tidak mudah menyerah yaitu memandang suatu kegagalan sebagai cambuk pemicu untuk terus berusaha bukan pembuat putus asa.
4. Dorongan untuk belajar yaitu adanya keinginan dari dalam diri untuk belajar.
Mc Cray dalam Wirabayu (2005) menyebutkan bahwa individu-individu yang mempunyai motivasi belajar tinggi cenderung untuk memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri, tahan terhadap tekanan masyarakat, mengharapkan pengetahuan yang kongkret atas hasil kerjanya, ambisius, keras kepala, untuk teman bekerja individu lebih suka mengambil resiko yang sedang dalam situasi yang mengandalkan kemampuan individu sendiri, akan tetapi tidak bagi situasi yang tergantung kebutuhan.
Aspek-aspek yang digunakan untuk mengungkap motivasi belajar dalam penelitian ini dari Mc Clleland yaitu tanggung jawab pribadi terhadap tugas, umpan balik atas perbuatan (tugas) yang dilakukan, tugas yang bersifat moderat, tekun dan ulet dalam bekerja, melakukan tugas dengan penuh perhitungan dan pertimbangan serta keberhasilan tugas.
Upaya meningkatkan motivasi belajar antara lain :
Bergaullah dengan orang-orang yang senag belajar dan berprestasi, akan membuat kita gemar belajar. Selain itu, mencari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik. Dalam belajar bertanyalah tentang pengalaman diberbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenajang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiswa belaja di luar negeri atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah prestasi, kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita.
2.1.3 Hasil Belajar
2.1.3.1 Pengertian Hasil belajar
Hasil belajar didefinisikan sebagai suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran  yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hasil adalah sesuatu yang diadakan, diciptakan, dibuat, dijadikan dengan usaha pikiran. Hasil belajar merupakan wujud dari keberhasilan belajar yang menunjukkan kecakapan dalam penguasaan materi pelajaran, apabila hasil belajar yang diperoleh siswa sesuai yang diharapkan maka siswa akan merasakan kepuasan. Menurut aliran psikologi kognitif memandang hasil belajar adalah mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh informasi, siswa harus aktif menemukan informasi-informasi tersebut dan guru menjadi partner siswa dalam proses penemuan berbagai informasi dan makna-makna dari informasi yang diperolehnya dalam pelajaran yang dibahas dan dikaji bersama. Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli maka intinya adalah "perubahan". Oleh karena itu seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.
Perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi dalam hasil belajar memiliki ciri-ciri:
a. Perubahan terjadi secara sadar
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
c. Perubahan bersifat positif dan aktif
d. Perubahan bukan bersifat sementara
e. Perubahan bertujuan dan terarah
f. Mencakup seluruh aspek tingkah laku.
2.1.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Untuk mencapai hasil belajar sesuai apa yang diharapkan, maka diperlukan perhatian beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain :
1. Faktor intern
Faktor intern adalah yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan dalam faktor intern yaitu kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
a. Kecerdasan /Intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Perkembangan ini biasanya ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebaya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Slameto (1995:56) mengatakan bahwa tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.
b. Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwoto (1986:28) bahwa bakat lebih dekat dengan kata aptitude yang berarti kecakapan. Kartono (1995;2) menyatakan bahwa bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata. Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
c. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa saying”. Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
2. Faktor-faktor ektern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan sekolah, lingkungan sekitar. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995 : 60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”
a. Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagai yang di jelaskan oleh Slameto bahwa : “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa negara dan dunia”. Ada rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.
b. Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan seklah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhhi hasil-hasil belajarnya. Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
c. Lingkungan Masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena alam sekitar sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan pribadi anak. Dalam hal ini Kartono (1995) berpendapat lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak sebayanya. Apabila anak-anak sebayanya rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

2.2 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir dalam penelitian yang berjudul “Upaya Pemberian Reward Kepada Siswa Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa SD Kelas V SDN 1 Gentan Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung” adalah sebagai berikut : partisipasi guru kurang baik saat proses pembelajaran IPA kelas V SD Negeri 1 Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten  Temanggung berlangsung, sehingga berimbas pada motivasi dan hasil belajar yang kurang optimal. Pengajaran merupakan suatu sistem, yaitu sebagai kesatuan yang teroganisasi, yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan satu sama lain dalam rangka pencapaian tujuan yang diinginkan (Sumaatmadja, 1984). Sebagai suatu sistem, pengajaran mengandung sejumlah komponen antara lain : mata pelajaran, metode, media, alat evaluasi dan lain-lain, yang berinteraksi satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan salah satu metode yang dilakukan yaitu dengan pemberian reward kepada siswa.
Pemberian reward pada penelitian ini diterapkan karena dapat memotivasi peserta didik saat belajar dan memancing siswa untuk giat belajar sehingga didalam kelas terdapat persaingan yang mengarah ke hal positif dan siswa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga hasil belajarnya meningkat. Adapun skema itu adalah sebagai berikut:
















Gambar 2.1
Kerangka Berfikir

IPA atau Sains adalah ilmu pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya yang bertujuan membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam semesta, banyak siswa bahwa IPA adalah pelajaran yang paling rumit dan kurang menarik jika guru mendominasi mengajar ceramah maka hal ini akan menyebabkan hasil belajarnya rendah. Penggunaan penguatan dalam kaitannya dengan kegiatan memotivasi dan hasil belajar dikelas dimaksudkan untuk menciptakan iklim kelas yang kondusif sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Penguatan dengan maksud seperti itu terdiri dari penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif berupa pemberian ganjaran untuk merspons perilaku siswa yang sesuai dengan harapan guru sehingga ia tetap merasa senang mengikuti pelajaran di kelas. Penguatan negatif berupa penghentian keadaan yang kurang menyenangkan sehingga siswa merasa terbebas dari keadaan seperti itu. Agar memberi pengaruh yang efektif, semua bentuk penguatan harus diberikan dengan memperhatikan siapa sasarannya dan bagaimana teknik pelaksanaannya. Di samping itu juga perlu diingat bahwa penguatan harus diberikan dengan hangat dan penuh semangat, harus bermakna bagi siswa, dan jangan menggunakan kata-kata yang tidak pada tempatnya.

2.3 Hipotesis Penelitian
Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik maka ditemukan pula hipotesis atau dugaan perkiraan untuk melakukan penelitian yaitu :
a. pemberian reward kepada siswa dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
b. pemberian reward kepada siswa dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.




BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Peneliti mengambil lokasi yang akan diteliti yaitu di kelas V SD Negeri 1 Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester II Tahun 2009/2010.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 21 anak yang terdiri dari 10 siswa dan 11 siswi.

3.2 Variabel yang Akan Diteliti
Menurut Suharsimi Arikunto (1998) variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi subjek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel input, proses, output. Variabel input adalah unsur yang mempengaruhi unsur lain, jadi variabel input merupakan variabel yang mempengaruhi variabel proses dan output. Dalam penelitian ini variabel inputnya adalah pemberian Reward, variabel proses adalah proses pembelajaran berlangsung, dan variabel outputnya adalah motivasi dan hasil belajar.

3.3 Rencana Tindakan
Siklus I
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus. Konsep pokok penelitian tindakan menurut Kurt Lewin dalam Dekdikbud (1999) terdapat empat tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Rincian prosedur tindakan adalah sebagai berikut:
3.3.1 Perencanaan
a. Berkunjung ke SD yang bersangkutan yaitu SD Negeri 1 Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung
Pada tahap ini peneliti akan mencari informasi dengan cara observasi di kelas V dan berdiskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat-alat yang digunakan.
b. Menentukan Kompetensi Dasar
Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi permasalahan dan menganalisa menganalisa masalah tentang kesulitan belajar siswa terkait dengan pembelajaran magnet dalam mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 1 Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan cara meneliti hasil ulangan harian siswa sebelumnya. Kemudian peneliti menentukan Kompetensi dasar sesuai dengan materi yang akan diajarkan di bantu dengan guru kelas V tersebut melakukan pembelajaran.
c. Membuat Rencana Pembelajaran
Setelah peneliti menentukan dan menetapkan materi pokok dan Kompetensi Dasar yang digunakan untuk penelitian, maka langkah selanjutnya adalah membuat Rencana Pembelajaran.
d. Menyediakan sarana dan prasarana
Alat peraga yang di gunakan oleh peneliti sederhana karena guru menggunakan alat peraga magnet.
e. Menyiapkan Instrumen Pengamatan
Peneliti kemudian menyiapkan beberapa instrument pengamatan untuk digunakan dalam proses pembelajaran . Dalam hal ini peneliti membuat dua instrument : untuk guru dan untuk siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
3.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
  Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, sebelum proses pembelajaran berlangsung guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti: alat peraga, RPP, dan buku materi pembelajaran. Awal pembelajaran dimulai dengan pemberian salam dan mengajak siswa untuk berdoa kemudian pemberian apersepsi dan motivasi. Pada kegiatan inti guru menyampaikan materi pembelajaran, memberikan tujuan pembelajaran. Setelah guru menjelaskan materi dilanjutkan dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan diminta untuk berdiskusi dengan melakukan percobaan. Selesai membagi kelompok diskusi oleh masing-masing kelompok sesuai dengan lembar kerja. Guru membagikan alat peraga yaitu magnet. Selesai berdiskusi guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi. Pada akhir pembelajaran guru memberikan reward dan membimbing siswa membuat kesimpulan dan membagikan soal tes.

3.3.3 Observasi dan Interprestasi
Peneliti melakukan observasi pada Proses Belajar Mengajar IPA yang dilakukan guru saat pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini dilaksanakan observasi pengamatan dengan menggunakan lembar instrument observasi hasil aktivitas siswa. Kegiatan siswa dan guru diamati selama proses belajar berlangsung. Hasil observasi berupa lembar observasi, sedangkan hasil belajar berupa daftar nilai ulangan siswa.
3.3.4 Refleksi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah di capai dari proses pembelajaran, jika dalam proses pembelajaran masih terdapat hambatan dan kekurangan sehingga menyebabkan siswa masih belum termotivasi saat belajar dan tujuan pembelajaran belum tercapai ketuntasannya berdasarkan kriteria yang telah di tetapkan, maka sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan dalam bentuk tindakan pengululangan (remidi), pemantapan (pengayaan) terhadap proses belajar mengajar selanjutnya sampai pada hasil dan tujuan yang telah dirumuskan berhasil.
Siklus II
Setelah siklus pertama selasai, jika hasil tidak memenuhi indikator pencapaian yang diharapkan, maka akan dilanjutkan siklus ke II.



3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui motivasi dan hasil prestasi siswa kelas V setelah diberi penguatan (reward) adalah
a. Test : digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberi reward. Tes berbentuk essay dan pilihan ganda.
b. Observasi : dalam menggunakan teknik observasi cara yang paling efektif adalah  melengkapi dengan format atau blangko pengamat sebagai instrument. Format yang sesuai item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2002:4). Teknik ini digunakan untuk mengetahui motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Angket
Menurut Kartini Kartono dalam Yudith (2004) angket adalah daftar pertanyaan yang harus diisi atau dijawab berdasarkan sejumlah subyek, dan atas jawaban atau isian tersebut kemudian peneliti pengambil kesimpulan berkenaan dengan subjek yang diteliti.
Menurut Nathanael Daldjoeni dkk dalam Paino (2003) angket atau daftar isian disebut juga qoesionaire adalah alat pengumpul data yang dikirimkan kepada sumber data. Jika responden mengisi tentang dirinya sendiri maka ia adalah sumber data langsung, tetapi jika ia mengisi tentang orang lain ia adalah sumber data tidak langsung. Daftar ini dikirimkan tertulis, jawabannya juga tertulis. Oleh karena itu terdapat angket langsung dan angket tidak langsung. Dilihat dari cara pengisiannya ada dua macam angket, yaitu angket terbuka dan angket tertutup. Angket dikatakan terbuka apabila responden memberikan jawaban secara bebas menurut keinginannya sendiri. Sedangkan angket tertutup, jawaban yang diinginkan pembuat angket pada setiaap pertanyaan sudah dicantumkan didalam kolom dengan alternative. Sehingga responden harus memilih dan memberikan tanda pada alternatif yang dianggap sesuai dengan jawabannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa angket adalah alat pengumpul data yang berupa daftar pertanyaa yang diisi oleh responden sebagai sumber data. Untuk membuat angket, terlebih dulu menyusun kisi-kisi angket yang merujuk pada beberapa aspek dari masing-masing variabel yang digunakan.
Dalam penelitian ini digunakan digunakan angket langsung yang berbentuk pertanyaan tertutup. Dimana angket diberikan langsung kepada responden untuk menjawab sendiri. Begitu juga berbentuk pernyataan tertutup karena responden tinggal memilih salah satu jawaban yang telah disediakan. Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket motivasi belajar.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah
a. Soal test
Soal test yang diberikan adalah soal test tertulis. Soal test tertulis digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pembelajaran. Test ini diberikan setelah proses belajar mengajar.
b. Lembar observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Dari segi keterlibatan observer (orang yang melakukan observasi), observasi dapat dipilah menjadi : observasi non partisipan  adalah kegiatan pengamatan di mana observer tidak ikut dalam kehidupan objek yang di observasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat. Sebagai observasi partisipan adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam domain objek yang diamati. Dengan menggunakan observasi ini data yang ingin diperoleh adalah untuk mengetahui perkembangan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
c. Angket
Angket diberikan untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA. Angket motivasi belajar digunakan untuk mengungkap motivasi belajar subjek, angket ini diadobsi dari angket Wirabayu (2005). Dirancang berdasarkan aspek-aspek yaitu tanggung jawab pribadi terhadap tugas, umpan balik atas perbuatan (tugas) yang dilakukan, tugas yang bersifat moderat, teku dan ulet dalam bekerja, tidak berspekulasi dalam tugas dan keberhasilan tugas. Empat aspek ini termuat dalam 11 item pertanyaan favorable dan 12 item pernyataan unfavorable. Jadi jumlah keseluruhan dalam angket motivasi belajar ini adalah 23 item.
Pada masing-masing item tersebut terdapat empat kategori jawaban dari Sangat Setuju, Setuju, tidak Setuju, sampai Sangat Tidak Setuju. Dan nilai skala dalam angket untuk pernyataan favorable adalah 1 untuk Sangat Tidak Setuju, 2 untuk Tidak Setuju, 3 untuk Setuju, dan 4 untuk Sangat Setuju. Sedangkan untuk pernyataan unfavorable adalah 4 untuk Sangat Tidak Setuju, 3 untuk Tidak Setuju, 2 untuk Setuju dan 1 untuk Sangat Setuju.
Adapun rancangan angket motivasi belajar dapat dilihat dalam table 1 dan Tabel 2  dibawah ini.
Tabel 3.1
Aspek Motivasi Belajar

No Aspek Nomor item
1. Tanggung jawab pribadi terhadap tugas 3, 8, 10, 11, 15, 18, 21
2. Umpan balik atas perbuatan (tugas) yang dilakukan 4, 9, 14, 16, 19
3. Tugas yang bersifat moderat 5, 17, 22
4. Tekun dan ulet dalam bekerja 1, 6, 23, 24, 25
5. Tidak berspekulasi dalam tugas 2, 12
6. Keberhasilan tugas 7, 20, 13
Jumlah 25
     Sumber : Wirabayu (2005)











Tabel 3.2
Angket Motivasi Belajar

No Aspek Positif / Favorable Negatif / Unfavorable Total
1. Tanggung jawab pribadi terhadap tugas 8, 10, 18 3, 11, 15, 21 7
2. Umpan balik atas perbuatan (tugas) yang dilakukan 9, 14, 19 4, 16 6
3. Tugas yang bersifat moderat 22 5, 17 3
4. Tekun dan ulet dalam bekerja 1, 24, 25 6,23 3
5. Tidak berspekulasi dalam tugas 2 12 2
6. Keberhasilan tugas 13, 20 7 3
Jumlah 13 12 25
     Sumber : Wirabayu (2005)

3.5 Indikator Keberhasilan
Dalam pelaksanaan penulis menggunakan pemberian reward dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa SD Negeri 1 Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung ini, dari latar belakang yang telah diuraikan didepan menggambarkan motivasi dan hasil belajar rendah yaitu siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru ditandai siswa yang kurang aktif. Penulis berusaha meningkatkan motivasi dan hasil belajar menjadi lebih baik. Dengan latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar, maka dipergunakan indikator sebagai berikut :
1. Minimal 80% siswa termotivasi dalam pembelajaran sehingga siswa dapat memahami materi yang diajarkan.
2. Hasil belajar siswa, peneliti  memberi target 80% dari jumlah siswa memperoleh nilai di atas 60 (KKM).

3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif Kuantitatif dan Deskriptif Kualitatif,  karena data yang diperoleh akan di analisis adalah berbentuk kata-kata atau penjelasan (deskriptif kualitatif) dan berbentuk angka-angka (deskriptif Kuantitatif). untuk keperluan analisis data kualitatif diperoleh dari lembar observasi dan angket, sedangkan analisis kuantitaif diperoleh diperoleh dari test tertulis berbentuk isian.








BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Penelitian Tindakan
4.1.1 Gambaran Sekolah
SD Negeri 1 Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung terletak di Desa Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung. Dilihat dari letak geografisnya SD ini terletak jauh dari Ibu Kabupaten sebelah timur kota Temanggung dan terletak di lingkungan pedesaan yang strategis untuk pembelajaran di lingkungan desa Gentan, karena letaknya di tepi jalan utama desa yang mudah di jangkau dari beberapa dukuh yang menjadi wilayah desa Gentan. Karena letaknya termasuk di desa, jauh dari kebisingan kendaraan maka sangat mendukung untuk kegiatan pembelajaran, di samping itu hal ini menjadikan anak lebih aman dalam perjalanan berangkat, istirahat, maupun pulang sekolah. Sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri 1 Gentan termasuk sangat minim, misalnya telepon belum ada, alat-alat peraga yang ada adalah bantuan dari pemerintah dan kondisinyapun saat ini sudah banyak yang rusak. SD Negeri 1 Gentan terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 gudang sekolah, dan 3 ruang wc. Halaman sekolah yang biasa digunakan untuk upacara bendera, senam pagi, olah raga, dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya. Setiap hari senin para guru dan karyawan serta siswa mengikuti upacara bendera, selain itu para siswa setiap hari jumat pagi melakukan rutinitas senam pagi.
Jumlah murid yang ada di SD negeri  Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung mulai dari kelas I sampai kelas VI adalah sebanyak 130 siswa. Dengan keadaan bakat, ketrampilan, kemampuan dan intelegensi yang berbeda-beda. Agama yang mereka anut mayoritas agama Islam. Jumlah tenaga pendidik di SD ini ada sebanyak 7 guru pegawai negeri, 1 wiyata bakti dan 1 penjaga penjaga sekolah.


4.1.2 Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan. Data yang diperoleh dari guru kolaborasi ( Bapak Tukiman ) yang kebetulan guru kelas V saat peneliti mengobservasi.
1. Motivasi Belajar
Pada awal sebelum diadakan tindakan penelitian motivasi belajar siswa sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Motivasi Siswa Sebelum Diadakan Penelitian

No Nama Siswa Kehadiran Bertanya dengan guru menjawab pertanyaan Berani mengemukakan pendapat/ gagasan Ikut serta melakukan percobaan Kerjasama dengan Kelompok
Ya tdk Ya tdk Ya tdk Ya tdk Ya tdk Ya tdk
1 Mu V V V V V V
2 Li V V V V V V
3 Sa V V V V V V
4 Ah V V V V V V
5 Su V V V V V V
6 Ag V V V V V V
7 Su V V V V V V
8 Do V V V V V V
9 Di V V V V V V
10 Dw V V V V V V
11 Ef V V V V V V
12 He V V V V V V
13 Ki V V V V V V
14 Li V V V V V V
15 Nu V V V V V V
16 Ri V V V V V V
17 Wi V V V V V V
18 Sa V V V V V V
19 Ek V V V V V V
20 Dk V V V V V V
21 Su V V V V V V
Jumlah Keaktifan Siswa 21 0 1 20 3 18 1 21 7 14 7 14

Pada awalnya siswa terlihat malas saat guru menjelaskan materi pembelajaran dan siswa asyik main sendiri dengan teman yang lain. Pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa juga tidak antusias mengikuti pembelajaran hal ini terlihat pada aktifitas siswa saat guru menjelaskan pelajaran terdapat 1 siswa yang berani bertanya kepada guru dan terdapat 3 siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru dan terdapat 1 siswa yang berani mengemukakan pendapat serta terdapat 7 siswa yang bekerjasama dengan kelompok.
2. Hasil Belajar
Pada awal sebelum diadakan tindakan penelitian ketuntasan belajar siswa dari 21 siswa terdapat 6 siswa yang mengalami ketuntasan dan 15 siswa yang belum mengalami ketuntasan. Hal ini dapat terlihat dalam nilai sebelum diadakan penelitian, rata-rata nilai siswa pada materi yaitu tentang magnet  dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Ulangan Sebelum diadakan Tindakan

No. Nilai Sebelum Tindakan Keterangan
Jumlah Siswa (%)
1. 0-19 0 0 -
2. 20-39 0 0 -
3. 40-59 15 71.42 Belum Tuntas
4. 60-79 6 28.57 Tuntas
5. 80-100 0 0 -
Jumlah 21 100
Rata-rata 54.28
Nilai Tertinggi 70
Nilai Terendah 45

Dilihat dari tabel hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA belum maksimal, hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60). Diketahui untuk nilai 0-19 sebanyak 0 siswa, 20-39 sebanyak 0 siswa, untuk nilai 40-59 sebanyak 15 siswa, nilai 60-79 sebanyak 6 siswa, nilai 80-100 sebanyak 0 siswa. Sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Gentan kecamatan Kranggan kabupaten Temanggung pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan dalam diagram lingkaran pada gambar 4.1









Gambar 4.1
Diagram Lingkaran Nilai Ulangan Sebelum diadakan Tindakan
Berdasarkan pengamatan peneliti sebelum diadakannya penelitian, rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kurangnya pemberian reward dan tingkat motivasi belajar rendah terhadap materi yang disajikan dikarenakan beberapa faktor, diantaranya faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Faktor dari guru dikarenakan, guru kurang memiliki keterampilan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif atau selalu menggunakan pembelajaran yang monoton, sedangkan faktor dari siswa dikarenakan keterampilan bertanya siswa masih kurang sehingga materi yang belum dipahami kurang mendapatkan tindak lanjut dari guru. Kedua faktor tersebut menimbulkan perbedaan pendapat antara kedua belah pihak sehingga terjadi hambatan dalam transformasi ilmu pengetahuan yang menimbulkan pembelajaran berjalan kurang efektif. Selain itu, guru juga kurang memberikan reward pada siswa yang aktif dalam pembelajaran, sehingga mengakibatkan siswa merasa kurang diperhatikan oleh guru dan keaktifan siswa berkurang.
Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas V di SD Negeri 1 Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung semester II Pelajaran 2009/2010 di atas, praktikan akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti akan memberikan reward dalam setiap pembelajaran guna meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus.
4.1.3 SIKLUS I
1. Perencanaan Siklus I
a. Pertemuan 1
Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan I, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP), lembar evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman awal siswa terhadap materi pelajaran, lembar observasi untuk siswa, buku pembelajaran. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan “Magnet”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan pembelajaran pemberian reward saat proses belajar mengajar berlangsung dengan mempelajari  magnet dapat menarik benda-benda tertentu, menunjukkan adanya gaya magnet, membuat magnet serta kegunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan sarana dan prasarana seperti alat peraga yang dibutuhkan saat proses belajar mengajar yang akan berlangsung dan menyiapkan instrumen setelah pembelajaran.
b. Pertemuan 2
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut dari hasil belajar  siswa dan kekurangan/kelemahan pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan pertemuan I. Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP), lembar evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, lembar observasi untuk siswa, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung.
Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan “Magnet”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan pembelajaran pemberian reward adalah magnet dapat menarik benda-benda tertentu, menunjukkan adanya gaya magnet, membuat magnet serta kegunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan sarana dan prasarana seperti alat peraga yang dibutuhkan saat proses belajar mengajar yang akan berlangsung.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Pertemuan 1
Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan buku pembelajaran. Awal pembelajaran guru memberikan salam dan mengajak siswa untuk berdoa dilanjutkan dengan absensi kemudian pemberian apersepsi dan motivasi. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu tentang magnet dapat menarik benda-benda tertentu. Kemudian siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat mengelompokkan dan menyimpulkan bahwa magnet dapat menarik benda-benda tertentu yang terbuat dari besi atau baja melalui percobaan. Awal pembelajaran sebagian siswa  kurang memperhatikan selama proses pembelajaran, sehingga situasi menjadi kurang kondusif. Pada materi magnet dalam pokok pembelajaran magnet dapat menarik benda-benda tertentu, proses pembelajaran belum dapat berjalan sesuai yang diinginkan, guru sudah memberikan reward berupa pujian (bagus, kerja kelompok anak-anak memuaskan) tetapi siswa belum merasa termotivasi untuk belajar.
Setelah pemberian materi selesai, guru membagi siswa dalam kelompok kemudian memberikan panduan kerja kelompok. Selesai membagi kelompok diskusi oleh masing-masing kelompok sesuai dengan lembar kerja. Guru membagikan alat peraga yang sesuai dengan pembelajaran yaitu berupa magnet, dan diantara alat peraga yang lain dan diminta untuk mempraktekkan sesuai dengan lembar kerja kelompok. Siswa kurang antusias dalam mengerjakan tugas kelompok tersebut. Selesai berdiskusi siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok pada masing-masing kelompok. Dalam kegiatan kerja kelompok guru memberikan reward berupa pujian (bagus, kerja kelompok kalian bagus dan memuaskan). Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kegiatan akhir guru memberikan reward berupa pujian pada kelompok dengan kinerja baik (baik sekali tugas kelompok yang anak-anak kerjakan, wah hasil kerja kelompok anak-anak sangat memuaskan). Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi kemudian membagikan soal tes ulangan harian.
b. Pertemuan 2
Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 2 sebagai tindak lanjut dari hasil belajar siswa pertemuan 1 maka pada pelaksanaan pertemuan kedua kegiatan pra pembelajaran guru menyiapkan alat peraga, menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan buku pembelajaran. Kegiatan awal sama seperti pada pertemuan 1 yaitu guru membuka pelajaran dengan salam pembuka, kemudian berdoa bersama, pemberian absensi dan apersepsi kemudian pemberian motivasi. Pada kegiatan inti guru mengulas kembali pembelajaran sebelumnya, dilanjutkan dengan penyampaian materi, siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Awal pembelajaran sebagian siswa masih kurang memperhatikan selama proses pembelajaran, sehingga situasi menjadi kurang kondusif. Pada materi magnet dalam pokok pembelajaran magnet dapat menembus benda-benda tertentu, proses pembelajaran belum dapat berjalan sesuai yang diinginkan, guru sudah memberikan reward berupa tepuk tangan tetapi siswa masih belum merasa termotivasi untuk belajar.
Setelah pemberian materi selesai, guru membagi siswa dalam kelompok kemudian memberikan panduan kerja kelompok. Selesai membagi kelompok diskusi oleh masing-masing kelompok sesuai dengan lembar kerja. Guru membagikan alat peraga yang sesuai dengan pembelajaran yaitu berupa magnet, dan diantara alat peraga yang lain dan diminta untuk mempraktekkan sesuai dengan lembar kerja kelompok. Siswa kurang antusias dalam mengerjakan tugas kelompok tersebut. Selesai berdiskusi siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok pada masing-masing kelompok dan guru meminta siswa untuk memperagakan hail diskusi di depan kelas, saat siswa memperagakan hasil diskusi di depan kelas guru memberikan reward berupa tepuk tangan (mari anak-anak kita beri tepuk tangan untuk teman yang telah memperagakan hasil diskusi). Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru membimbing siswa untuk merangkum hasil diskusi dan memberikan siswa kesempatan untuk bertanya dan di lanjutkan dengan pemberian evaluasi
3. Hasil Observasi
Di bawah ini merupakan rekapan dari hasil observasi dalam proses belajar mengajar berlangsung. Lembar observasi siswa dapat dilihat dalam lampiran 3.












a. Pertemuan 1
Tabel 4.3
Hasil Pengamatan proses pembelajaran siklus 1 pertemuan 1

No Nama Siswa Kehadiran Bertanya dengan guru tentang materi yang belum jelas Berusaha menjawab pertanyaan dari guru Berani mengemukakan pendapat/ gagasan Ikut serta melakukan percobaan Kerjasama dengan Kelompok
Ya Tdk Ya tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 M V V V V V V
2 L A V V V V V V
3 St K V V V V V V
4 Ah V V V V V V
5 S V V V V V V
6 AK V V V V V V
7 S V V V V V V
8 D Y V V V V V V
9 Di Fi V V V V V V
10 D V V V V V V
11 Ef V V V V V V
12 He V V V V V V
13 Ki V V V V V V
14 Li V V V V V V
15 N V V V V V V
16 Ri V V V V V V
17 Wi V V V V V V
18 Sa V V V V V V
19 Li V V V V V V
20 Dik V V V V V V
21 S V V V V V V
Keaktifan Siswa 21 0 1 20 6 15 2 19 11 10 11 10

Dari hasil observasi pada dari siswa yang berjumlah 21 anak, terdapat 1 anak yang aktif dalam bertanya, 6 siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan, 2 siswa siswa yang berani mengemukakan pendapat, 11 siswa yang iklut melakukan percobaan dan 11 siswa yang bekerja dengan kelompok. Hal ini menandakan bahwa motivasi belajar siswa kurang dalam pembelajaran berlangsung.





b. Pertemuan 2
Tabel 4.4
Hasil Pengamatan proses pembelajaran siklus 1 pertemuan 2

No Nama Siswa Kehadiran Bertanya dengan guru tentang materi yang belum jelas Berusaha menjawab pertanyaan dari guru Berani mengemukakan pendapat/ gagasan Ikut serta melakukan percobaan Kerjasama dengan Kelompok
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 Mu V V V V V V
2 Li V V V V V V
3 Saf V V V V V V
4 Ah V V V V V V
5 Su V V V V V V
6 Ag V V V V V V
7 Su V V V V V V
8 Do V V V V V V
9 Di V V V V V V
10 Dw V V V V V V
11 Ef V V V V V V
12 Hen V V V V V V
13 Ki V V V V V V
14 Li V V V V V V
15 Nu V V V V V V
16 Ri V V V V V V
17 Wi V V V V V V
18 San V V V V V V
19 Ek V V V V V V
20 Dik V V V V V V
21 Su V V V V V V
Keaktifan Siswa 20 1 3 18 7 14 7 14 15 6 15 6

Dari hasil observasi pada dari siswa yang berjumlah 21 anak, terdapat 3 anak yang aktif dalam bertanya, 7 siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan, 7 siswa siswa yang berani mengemukakan pendapat, 15 siswa yang iklut melakukan percobaan dan 15 siswa yang bekerja dengan kelompok. Hal ini menandakan bahwa motivasi belajar siswa sudah ada peningkatan motivasi belajar siswa dari pembelajaran pada pertemuan sebelumnya.






Tabel 4.5
Hasil Peningkatan Pengamatan Siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2
No. Uraian Siklus I pertemuan 1 Siklus I pertemuan 2 Kesimpulan
2. Proses pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dari siswa yang berjumlah 21 anak, terdapat 1 anak yang aktif dalam bertanya, 6 siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan, 2 siswa siswa yang berani mengemukakan pendapat, 11 siswa yang iklut melakukan percobaan dan 11 siswa yang bekerja dengan kelompok. Hal ini menandakan bahwa motivasi belajar siswa kurang dalam pembelajaran berlangsung. dari siswa yang berjumlah 21 anak, terdapat 3 anak yang aktif dalam bertanya, 7 siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan, 7 siswa siswa yang berani mengemukakan pendapat, 15 siswa yang iklut melakukan percobaan dan 15 siswa yang bekerja dengan kelompok. Hal ini menandakan bahwa motivasi belajar siswa sudah ada peningkatan motivasi belajar siswa dari pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Terdapat peningkatan motivasi belajar siswa

Dari data tabel pada siklus 1 pertemuan 2, tampak ada peningkatan motivasi belajar siswa.
4. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer pada siklus I. Adapun hasilnya sebagai berikut:
a. Kelebihan
1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram
2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran
3. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup, perhatian, antusias siswa lebih meningkat karena mereka belajar tanpa tekanan
4. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai
5. Siswa terlibat aktif di dalam proses pembelajaran
6. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat atau dalam menjawab pertanyaan
7. Siswa mulai termotivasi saat pembelajaran belangsung dengan adanya pemberian reward
b. Kekurangan
1. Pemberian reward pada siswa kurang masimal, sehingga siswa kurang termotivasi dalam belajar
2. Masih ada sebagian siswa yang belum antusias dalam belajar
3. Adanya siswa yang belum menghargai pendapat siswa lain (misal: olok-olok, sorakan)
4.1.4 SIKLUS II
1. Perencanaan Siklus II
a. Pertemuan 1
Setelah melihat kekurangan dan kelebihan dalam siklus I perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus II akan dilaksanakan 2 kali pertemuan, kegiatan pembelajaran pada siklus II ini masih sama dengan siklus I. Sebelum mengajar pada siklus II ini, praktikan akan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP), lembar evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, lembar observasi untuk siswa, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung.
Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan “membuat magnet”, setelah merencanakan membuat RPP, peneliti akan menentukan kompetensi dasar dan menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti buku penunjang, alat peraga. Kemudian peneliti menyiapkan instrument yang diperhatikan seperti lembar soal, lembar pengamatan.
b. Pertemuan 2
Siklus II pertemuan 2 ini sebagai pemantapan pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini masih sama dengan siklus I. Sebelum mengajar pada siklus II ini, peneliti akan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP), lembar evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, lembar observasi untuk siswa, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung.
Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan “membuat magnet”, setelah merencanakan membuat RPP, peneliti akan menentukan kompetensi dasar dan menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti buku penunjang, alat peraga. Kemudian peneliti menyiapkan instrument yang diperhatikan seperti lembar soal, lembar pengamatan.
2. Pelaksanaan Siklus II
a. Pertemuan 1
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 1 sebagai tindak lanjut dari hasil belajar siswa siklus I maka pada pelaksanaan siklus II sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti : alat peraga, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan buku pembelajaran. Kegiatan awal sama seperti pada siklus I yaitu guru membuka pelajaran dengan salam pembuka, kemudian dilanjutkan dengan berdoa bersama. Selesai berdoa guru memeriksa kehadiran siswa  atau absensi, pemberian apersepsi dilanjutkan dengan pemberian motivasi. Pada kegiatan inti guru menyampaikan materi yang akan diajarkan yaitu tentang cara membuat magnet. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Awal pembelajaran sebagian siswa sudah menunjukkan keaktifan selama proses pembelajaran, sehingga situasi menjadi kondusif. Pada materi magnet dalam pokok pembelajaran cara membuat magnet, proses pembelajaran sudah berjalan sesuai yang diinginkan, guru memberikan reward berupa hadiah dan siswa merasa termotivasi untuk belajar.
Setelah pemberian materi selesai, guru membagi siswa dalam kelompok kemudian memberikan panduan kerja kelompok. Selesai membagi kelompok diskusi oleh masing-masing kelompok sesuai dengan lembar kerja. Guru membagikan alat peraga yang sesuai dengan pembelajaran yaitu berupa magnet dan diantara alat peraga yang lain dan diminta untuk mempraktekkan sesuai dengan lembar kerja kelompok. Siswa mulai antusias dalam mengerjakan tugas kelompok tersebut. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan perwakilan dari salah satu anak dari masing-masing kelompok. Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Selesai berdiskusi siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok pada masing-masing kelompok. Kegiatan akhir guru memberikan reward berupa hadiah peralatan menulis (guru memberikan hadiah pada siswa yang berperan aktif saat kerja kelompok, guru memberikan hadiah pada kelompok yang melakukan kinerja terbaik). Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan pemberian evaluasi.
b. Pertemuan 2
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 2 sebagai tindak lanjut dari hasil belajar siswa siklus I, tetapi sebagai pemantapan. Maka pada pelaksanaan siklus II kegiatan awal sama seperti pada siklus I yaitu guru membuka pelajaran dengan salam pembuka, kemudian dilanjutkan dengan berdoa bersama. Selesai berdoa guru memeriksa kehadiran siswa. Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti : alat peraga, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan buku pembelajaran. Awal pembelajaran sebagian besar siswa  menunjukkan keaktifan selama proses pembelajaran, sehingga situasi menjadi kondusif. Pada materi magnet dalam pokok pembelajaran kegunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari, proses pembelajaran sudah berjalan sesuai yang diinginkan, guru memberikan reward berupa hadiah kotak musik, peralatan menulis dan siswa merasa termotivasi untuk belajar.
Setelah pemberian materi selesai, guru membagi siswa dalam kelompok kemudian memberikan panduan kerja kelompok. Selesai membagi kelompok diskusi oleh masing-masing kelompok sesuai dengan lembar kerja. Guru membagikan alat peraga yang sesuai dengan pembelajaran yaitu berupa magnet dan diantara alat peraga yang lain dan diminta untuk mempraktekkan sesuai dengan lembar kerja kelompok. Siswa mulai antusias dalam mengerjakan tugas kelompok tersebut. Selesai berdiskusi siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok pada masing-masing kelompok. Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Guru menyimpulkan hasil diskusi kemudian membagikan soal tes ulangan harian.
3. Hasil Observasi
Di bawah ini merupakan rekapan dari hasil observasi dalam proses belajar mengajar berlangsung. Lembar observasi siswa dapat dilihat dalam lampiran 3.











a. Pertemuan 1
Tabel 4.6
Hasil Pengamatan proses pembelajaran siklus II pertemuan 1
No Nama Siswa Kehadiran Bertanya dengan guru tentang materi yang belum jelas Berusaha menjawab pertanyaan dari guru Berani mengemukakan pendapat/ gagasan Ikut serta melakukan percobaan Kerjasama dengan Kelompok
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 Mu V V V V V V
2 Li V V V V V V
3 S V V V V V V
4 Ah V V V V V V
5 Su V V V V V V
6 Ag V V V V V V
7 Su V V V V V V
8 Do V V V V V V V
9 Di V V V V V V
10 Dw V V V V V V
11 Ef V V V V V V
12 He V V V V V V
13 Ki V V V V V V
14 Li V V V V V V
15 Nur V V V V V V
16 Ri V V V V V V
17 Wi V V V V V V
18 Sa V V V V V V
19 Ek V V V V V V
20 Di V V V V V V
21 Su V V V V V V
Jumlah Keaktifan Siswa 21 0 10 11 10 11 15 6 18 3 18 3

Dari hasil observasi pada dari siswa yang berjumlah 21 anak, terdapat 10 anak yang aktif dalam bertanya, 10 siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan, 15 siswa siswa yang berani mengemukakan pendapat, 15 siswa yang ikut melakukan percobaan dan 18 siswa yang bekerja dengan kelompok. Hal ini menandakan bahwa siswa sudah termotivasi dalam belajar saat pembelajaran berlangsung.





b. Pertemuan 2
Tabel 4.7
Hasil Pengamatan proses pembelajaran siklus II pertemuan 2
No Nama Siswa Kehadiran Bertanya dengan guru tentang materi yang belum jelas Berusaha menjawab pertanyaan dari guru Berani mengemukakan pendapat/ gagasan Ikut serta melakukan percobaan Kerjasama dengan Kelompok
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 Mu V V V V V V
2 Li V V V V V V
3 Sa V V V V V V
4 Ah V V V V V V
5 su V V V V V V
6 Ag V V V V V V
7 Su V V V V V V
8 Do V V V V V V
9 Di V V V V V V
10 Dw V V V V V V
11 Ef V V V V V V
12 He V V V V V V
13 Ki V V V V V V
14 Li V V V V V V
15 Nu V V V V V V
16 Ri V V V V V V
17 Wi V V V V V V
18 Sa V V V V V V
19 Ek V V V V V V
20 Di V V V V V V
21 Su V V V V V V
Jumlah Keaktifan Siswa 21 0 12 9 16 5 16 5 20 1 20 1

Dari hasil observasi pada dari siswa yang berjumlah 21 anak, terdapat 12 anak yang aktif dalam bertanya, 16 siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan, 16 siswa siswa yang berani mengemukakan pendapat, 20 siswa yang ikut melakukan percobaan dan  20 siswa yang bekerja dengan kelompok. Hal ini menandakan bahwa siswa sudah termotivasi dalam belajar saat pembelajaran berlangsung.







Tabel 4.8
Hasil Peningkatan Pengamatan Siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2
No. Uraian Siklus II pertemuan 1 Siklus II pertemuan 2 Kesimpulan
2. Proses pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2 Dari hasil observasi pada dari siswa yang berjumlah 21 anak, terdapat 10 anak yang aktif dalam bertanya, 10 siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan, 15 siswa siswa yang berani mengemukakan pendapat, 15 siswa yang ikut melakukan percobaan dan 18 siswa yang bekerja dengan kelompok. Hal ini menandakan bahwa siswa sudah termotivasi dalam belajar saat pembelajaran berlangsung. . Dari hasil observasi pada dari siswa yang berjumlah 21 anak, terdapat 12 anak yang aktif dalam bertanya, 16 siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan, 16 siswa siswa yang berani mengemukakan pendapat, 20 siswa yang ikut melakukan percobaan dan  20 siswa yang bekerja dengan kelompok. Hal ini menandakan bahwa siswa sudah termotivasi dalam belajar saat pembelajaran berlangsung. Terdapat peningkatan motivasi belajar siswa

4. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer pada siklus II. Adapun hasilnya sebagai berikut:
a. Keberhasilannya
1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram
2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran
3. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup, perhatian, antusias siswa lebih meningkat karena mereka belajar tanpa tekanan
4. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai
5. Siswa terlibat aktif di dalam proses pembelajaran
6. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat atau dalam menjawab pertanyaan
7. Siswa sudah kompak dengan anggota kelompok masing-masing
8. Siswa sudah menghargai pendapat dari kelompok lain
9. Siswa termotivasi dalam pembelajaran dengan diberikannya reward
10. Guru sudah maksimal dalam memberikan reward pada siswa
b. Kekurangannya
1. Penjelasan guru terlalu cepat

4.2 Hasil Analisa Data
4.2.1 SIKLUS I
a. Pertemuan 1
1. Analisis Deskriptif kuantitatif
Analisa penelitian setelah pembelajaran memberikan reward pada siswa diperoleh hasil belajar seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.9
Nilai siklus I pertemuan 1

No. Nilai Siklus I pertemuan 1 Keterangan
Jumlah Siswa (%)
1. 0-19 0 0 -
2. 20-39 0 0 -
3. 40-59 15 71.42 Belum tuntas
4. 60-79 6 28.57 Tuntas
5. 80-100 0 0 -
Jumlah 21 100
Rata-rata 55.19
Nilai Tertinggi 60
Nilai Terendah 40

Dari tabel dapat dilihat bahwa dengan memberikan reward pada siswa untuk nilai 0 s/d 19 tidak ada siswa yang mendapatkan nilai tersebut dengan persentase 0%, nilai 20 s/d 39 tidak ada siswa yang mendapatkan nilai tersebut dengan persentase 0%, dan nilai 40 s/d 59 ada 15 siswa dengan persentase 71.42, nilai 60 s/d 79 ada 6 siswa dengan persentase 28.57%, nilai 80 s/d 100 tidak ada siswa dengan persenatse 0%. Jadi dengan ketuntasan belajar dengan nilai 60 maka jumlah siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 6 siswa dengan persentase 28.57% dan siswa yang belum tuntas atau yang mendapatkan nilai ≥60 ada 15 siswa dengan persentase 71.42% dari siswa yang berjumlah 21 siswa. Dari keterangan pada tabel 4.2 dapat dilihat pada gambar berikut :







Gambar 4.2
Diagram lingkaran nilai siklus I pertemuan 1

Berdasarkan pada diagram diatas pembelajaran dengan memberikan reward pada siklus I pertemuan I pembelajaran belum tuntas karena ketuntasan belajar dengan nilai >60 dan jumlah siswa yang tuntas belajarnya hanya sebanyak 6 siswa dengan persentase 28.57%, dan siswa yang belum tuntas belajarnya sebanyak 15 siswa dengan persentase 71.42%. Dan untuk memperbaiki tingkat motivasi belajar dan hasil belajar siswa akan dilakukan pada siklus I pertemuan 2.
2. Analisis deskriptif kualitatif
Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh hasil observasi/ pengamatan dengan memberikan reward saat pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh observer (praktikan) terhadap aktivitas guru dan siswa berdasarkan lembar observasi yang terlampir dapat dilihat pada tabel berikut ini :


Tabel 4.10
Observasi Siswa siklus I pertemuan 1
No Aspek Jumlah Siswa
Ya Tidak Total
1 Kehadiran 21 0 21
2 Bertanya tentang materi 1 20 21
3 Berusaha menjawab pertanyaan 6 15 21
4 Berani mengemukakan pendapat 2 19 21
5 Ikut serta melakukan percobaan 11 10 21
6 Kerjasama dengan kelompok 11 10 21

Dari tabel diatas terlihat bahwa siswa terlihat antusias saat mengikuti pembelajaran, hal tersebut dapat terlihat dalam kehadiran siswa sebanyak 21 siswa dari semua jumlah siswa kelas V. Tetapi dalam proses belajar mengajar berlangsung siswa kurang aktif dalam bertanya kepada guru tentang materi yang di berikan, terlihat ada 1 anak yang bertanya pada guru saat pembelajaran berlangsung. Begitu juga dengan aspek yang lain saat guru memberi pertanyaan hanyalah 6 orang yang berani menjawab. Dalam kegiatan kerja kelompok siswa kurang antusias dalam kerja kelompok, terlihat dalam tabel diatas hanyalah 11 anak yang aktif dalam melakukan kerja kelompok.
 Gambar 4.3
Kondisi siklus I pertemuan 1


Tabel 4.11
Hasil observasi guru siklus I pertemuan 1
No Aspek Skor
4 3 2 1
1 Pra Pembelajaran 2 - - -
2 Kegiatan Inti
a. Penguasaan Materi Pembelajaran
b. Pendekatan
c. Pemanfaatan Sumber Belajar
d. Pembelajaran yang Memicu Keterlibatan Siswa
e. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
f. Penggunaan Bahasa
1

1
2

2


2

-
3

3
1

-


1
-

-
-

3


-

2
-

-
-

-


-

-
3 Penutup - - 2 -
Jumlah 10 8 7 -


















Keterangan:
1. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori kurang
2. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori cukup
3. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori baik
4. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori sangat baik

Dari tabel diatas dilihat dalam diklus I pertemuan 1 pembelajaran dengan pemberian reward sudah diterapkan oleh guru. Dan guru sudah menumbuhkan kebiasaan siswa yang positif dalam mengikuti pembelajaran.

Tabel 4.12
Hasil observasi guru siklus I pertemuan 1
No Skala Partisipasi Skor Hasil Penelitian Observasi Jumlah
1 A 4 10 40
2 B 3 8 24
3 C 2 7 14
4 D 1 - -
Jumlah 78
Kategori B







Dari tabel diatas dilihat siklus I pertemuan 1 pembelajaran dengan pemberian reward sudah diterapkan oleh guru dengan skala partisipasi A yang telah ditetapkan sekor 4 hasil penelitian observasi berjumlah 10 sehingga mengakibatkan nilai dalam skala partisipasi A berjumlah 40. Dalam skala partisipasi B dengan skor 3 hasil penelitian berjumlah 8 sehingga mengakibatkan jumlah nilai dalam skala partisipasi B berjumlah 24. Dalam skala partisipasi C dengan skor 2 hasil penelitian observasi berjumlah 7 sehingga mengakibatkan jumlah nilai dalam skala C berjumlah 14. Dalam skala partisipasi D dengan skor 1 hasil observari 0. Dalam hal ini terbukti bahwa guru sudah mulai memberikan reward dalam proses belajar mengajar dan memotivasi siswa dalam belajarnya dan berjumlah 78 sehingga dikategorikan B yaitu baik.
 Pertemuan 2
1. Analisis Data Kuantitatif
Analisis penelitian setelah pembelajaran memberikan reward pada siswa diperoleh hasil belajar seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.13
Rekap nilai siklus 1 pertemuan 2

No Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan
1. 0-19 0 0 -
2. 20-39 0 0 -
3. 40-59 13 61.90 Belum Tuntas
4. 60-79 2 9.52 Tuntas
5. 80-100 6 28.57 Tuntas
Jumlah 21 100
Rata-rata 63.57

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan memberikan reward pada siswa untuk nilai 0 s/d 19 tidak ada siswa yang mendapatkan nilai tersebut dengan persentase 0%, nilai 20 s/d 39 tidak ada siswa yang mendapatkan nilai tersebut dengan persentase 0%, dan nilai 40 s/d 59 ada 13 siswa dengan persentase 61.90, nilai 60 s/d 79 ada 2 siswa dengan persentase 9.52%, nilai 80 s/d 100 ada 6 siswa dengan persenatse 28.57%. Jadi dengan ketuntasan belajar dengan nilai 60 maka jumlah siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 8 siswa dengan persenatse 38.09% dan siswa yang belum tuntas atau yang mendapatkan nilai ≥60 ada 13 siswa dengan persentase 61.90% dari siswa yang berjumlah 21 siswa. Dari keterangan pada tabel 4.4 dapat dilihat pada gambar berikut :














Gambar 4.4
Nilai siklus I pertemuan 2

Berdasarkan pada diagram diatas pembelajaran dengan memberikan reward pada siklus I pertemuan 2 pembelajaran belum tuntas karena ketuntasan belajar dengan nilai ≥60 dan jumlah siswa yang tuntas belajarnya hanya sebanyak 8 siswa dengan persentase 38.09%, dan siswa yang belum tuntas belajarnya sebanyak 13 siswa dengan persentase 61.90%. Dan untuk memperbaiki tingkat motivasi belajar dan hasil belajar siswa akan dilakukan pada siklus II.
2. Analisis Data Kualitatif
Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh hasil observasi/ pengamatan dengan memberikan reward saat pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh observer (praktikan) terhadap aktivitas guru dan siswa berdasarkan lembar observasi yang terlampir dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.14
Hasil Observasi Siswa siklus I pertemuan 2

No Aspek Jumlah siswa
Ya Tidak Total
1 Kehadiran 20 1 21
2 Bertanya dengan guru tentang materi 3 18 21
3 Berusaha menjawab pertanyaan dari guru 7 16 21
4 Berani mengemukakan pendapat 7 16 21
5 Ikut serta melakukan percobaan 17 6 21
6 Kerjasama dengan kelompok 17 6 21

Dari tabel diatas terlihat bahwa siswa terlihat antusias saat mengikuti pembelajaran, hal tersebut dapat terlihat dalam kehadiran siswa sebanyak 20 siswa dari semua jumlah siswa kelas V. Tetapi dalam proses belajar mengajar berlangsung siswa kurang aktif dalam bertanya kepada guru tentang materi yang di berikan, terlihat ada 7 anak yang bertanya pada guru saat pembelajaran berlangsung. Begitu juga dengan aspek yang lain saat guru memberi pertanyaan hanyalah 7 orang yang berani menjawab. Dalam kegiatan kerja kelompok siswa kurang antusias dalam kerja kelompok, terlihat dalam tabel diatas hanyalah 17 anak yang aktif dalam melakukan kerja kelompok.
 Gambar 4.5
Kondisi siklus I pertemuan 2


Tabel 4.15
Hasil observasi guru siklus I pertemuan 2
No Aspek Skor
4 3 2 1
1 Pra Pembelajaran 2 - - -
2 Kegiatan Inti
a. Penguasaan Materi Pembelajaran
b. Pendekatan
c. Pemanfaatan Sumber Belajar
d. Pembelajaran yang Memicu Keterlibatan Siswa
e. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
f. Penggunaan Bahasa
1

1
2

2


2

-
3

3
1

-


1

1
-

-
-

3


-

1
-

-
-

-


-

-
3 Penutup - - 2 -
Jumlah 10 9 6 -


















Keterangan:
1. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori kurang
2. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori cukup
3. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori baik
4. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori sangat baik

Dari tabel diatas dilihat bahwa dalam siklus I pertemuan 2 guru sudah menerapkan reward untuk memotivasi siswa. Guru dalam memberikan reward dengan kategori sangat baik dengan memperoleh 10 dari pra pembelajaran dan 8 dari inti pembelajaran.

Tabel 4.16
Hasil observasi guru siklus I pertemuan 2
No. Skala Partisipasi Skor Penilain Obseversi Jumlah
1. A 4 10 40
2. B 3 9 27
3. C 2 6 12
4. D 1 - -
Jumlah 78
Kategori B







Dari tabel diatas dilihat siklus I pertemuan 2 pembelajaran dengan pemberian reward sudah diterapkan oleh guru dengan skala partisipasi A yang telah ditetapkan skor 4 hasil penelitian observasi berjumlah 10 sehingga mengakibatkan nilai dalam skala partisipasi A berjumlah 40. Dalam skala partisipasi B dengan skor 3 hasil penelitian berjumlah 9 sehingga mengakibatkan jumlah nilai dalam skala partisipasi B berjumlah 27. Dalam skala partisipasi C dengan skor 2 hasil penelitian observasi berjumlah 6 sehingga mengakibatkan jumlah nilai dalam skala C berjumlah 12. dalam skala partisipasi D dengan skor 1 hasil observari 0. Dalam hal ini terbukti bahwa guru sudah mulai memberikan reward dalam proses belajar mengajar dan memotivasi siswa dalam belajarnya dan berjumlah 78 sehingga dikategorikan B yaitu baik.
4.2.2 SIKLUS II
a. Pertemuan 1
1. Analisis Data Kuantitatif
Analisis penelitian setelah pembelajaran memberikan reward pada siswa diperoleh hasil belajar seperti pada tabel berikut :            

Tabel 4.17
Rekap nilai siklus II pertemuan 1

No Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan
1. 0-19 0 0 -
2. 20-39 0 0 -
3. 40-59 0 0 -
4. 60-79 2 9.52 Tuntas
5. 80-100 19 88.57 Tuntas
Jumlah 21 100
Rata-rata 88.57
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60

Dari tabel dapat dilihat bahwa dengan memberikan reward pada siswa untuk nilai 0 s/d 19 tidak ada siswa yang mendapatkan nilai tersebut dengan persentase 0%, nilai 20 s/d 39 tidak ada siswa yang mendapatkan nilai tersebut dengan persentase 0%, dan nilai 40 s/d 59 tidak ada siswa yang mendapatkan nilai tersebut dengan persentase 0%, nilai 60 s/d 79 ada 2 siswa dengan persentase 9.52%, nilai 80 s/d 100 ada 19 siswa dengan persentase 88.57%. Jadi dengan ketuntasan belajar dengan nilai 60 maka jumlah siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 21 siswa dengan persenatse 100% dan siswa yang belum tuntas atau yang mendapatkan nilai <60 ada 0 siswa dengan persentase 0% dari siswa yang berjumlah 21 siswa. Dari keterangan pada gambar 4.6 dapat dilihat pada gambar berikut :
















Gambar 4.6
Diagram lingkaran nilai siklus II pertemuan 1

Berdasarkan pada diagram diatas pembelajaran dengan memberikan reward pada siklus II pertemuan 1 pembelajaran tuntas karena dengan ketuntasan belajar dengan nilai >60 dari jumlah siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 21 siswa dengan persenatse 100% dan siswa yang belum tuntas atau yang mendapatkan nilai <60 ada 0 siswa dengan persentase 0% dari siswa yang berjumlah 21 siswa.

Tabel  4.18
Hasil observasi siswa siklus II pertemuan 1
No Aspek Jumlah siswa
Ya Tidak Total
1 Kehadiran 21 0 21
2 Bertanya dengan guru tentang materi 10 11 21
3 Berusaha menjawab pertanyaan dari guru 10 11 21
4 Berani mengemukakan pendapat 15 6 21
5 Ikut serta melakukan percobaan 18 3 21
6 Kerjasama dengan kelompok 18 3 21

Dari tabel diatas terlihat bahwa siswa terlihat antusias saat mengikuti pembelajaran, hal tersebut dapat terlihat dalam kehadiran siswa sebanyak 21 siswa dari semua jumlah siswa kelas V. Tetapi dalam proses belajar mengajar berlangsung siswa aktif dalam bertanya kepada guru tentang materi yang di berikan, terlihat ada 10 anak yang bertanya pada guru saat pembelajaran berlangsung. Begitu juga dengan aspek yang lain saat guru memberi pertanyaan hanyalah 10 orang yang berani menjawab. Dalam kegiatan kerja kelompok siswa sudah antusias dalam kerja kelompok, terlihat dalam tabel diatas hanyalah 18 anak yang aktif dalam melakukan kerja kelompok.

Gambar 4.7
Kondisi siklus II pertemuan 1

Tabel 4.19
Hasil observasi guru siklus II pertemuan 1
No Aspek Skor
4 3 2 1
1 Pra Pembelajaran 2 - - -
2 Kegiatan Inti
a. Penguasaan Materi Pembelajaran
b. Pendekatan
c. Pemanfaatan Sumber Belajar
d. Pembelajaran yang Memicu Keterlibatan Siswa
e. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
f. Penggunaan Bahasa
1

1
1

2


2

-
3

3
2

-


1
-

-
-

3


2

2
-

-
-

-


-

-
3 Penutup - - 2 -
Jumlah 9 9 7 -

















Keterangan:
1. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori kurang
2. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori cukup
3. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori baik
4. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori sangat baik

Dari tabel diatas dilihat dalam diklus I pertemuan 1 pembelajaran dengan pemberian reward sudah diterapkan oleh guru. Dan guru sudah menumbuhkan kebiasaan siswa yang positif dalam mengikuti pembelajaran.

Tabel 4.20
Hasil observasi guru siklus II pertemuan 1
No. Skala Partisipasi Skor Penilain Obseversi Jumlah
1. A 4 9 36
2. B 3 9 27
3. C 2 7 14
4. D 1 - -
Jumlah 77
Kategori B






Dari tabel dilihat siklus II pertemuan 1 pembelajaran dengan pemberian reward sudah diterapkan oleh guru dengan skala partisipasi A yang telah ditetapkan sekor 4 hasil penelitian observasi berjumlah 9 sehingga mengakibatkan nilai dalam skala partisipasi A berjumlah 36. Dalam skala partisipasi B dengan skor 3 hasil penelitian berjumlah 9 sehingga mengakibatkan jumlah nilai dalam skala partisipasi B berjumlah 27. Dalam skala partisipasi C dengan skor 2 hasil penelitian observasi berjumlah 7 sehingga mengakibatkan jumlah nilai dalam skala C berjumlah 14. dalam skala partisipasi D dengan skor 1 hasil observari 0. Dalam hal ini terbukti bahwa guru sudah mulai memberikan reward dalam proses belajar mengajar dan memotivasi siswa dalam belajarnya dan berjumlah 77 sehingga dikategorikan B yaitu baik.


 Pertemuan 2
1. Analisis Data Kulitatif
Analisis penelitian setelah pembelajaran memberikan reward pada siswa diperoleh hasil belajar seperti pada tabel berikut :
                       Tabel 4.21
                        Rekap nilai siklus II pertemuan 2

No Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan
1. 0-19 0 0 -
2. 20-39 0 0 -
3. 40-59 0 0 -
4. 60-79 6 28.57 Tuntas
5. 80-100 15 71.42 Tuntas
Jumlah 21 100
Rata-rata 80
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60

Dari tabel dapat dilihat bahwa dengan memberikan reward pada siswa untuk nilai 0 s/d 19 tidak ada siswa yang mendapatkan nilai tersebut dengan persentase 0%, nilai 20 s/d 39 tidak ada siswa yang mendapatkan nilai tersebut dengan persentase 0%, dan nilai 40 s/d 59 tidak ada siswa yang mendapatkan nilai tersebut dengan persentase 0%, nilai 60 s/d 79 ada 6 siswa dengan persentase 28.57%, nilai 80 s/d 100 ada 15 siswa dengan persentase 71.42%. Jadi dengan ketuntasan belajar dengan nilai 60 maka jumlah siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 21 siswa dengan persenatse 100% dan siswa yang belum tuntas atau yang mendapatkan nilai <60 ada 0 siswa dengan persentase 0% dari siswa yang berjumlah 21 siswa. Dari keterangan pada tabel 4.8 dapat dilihat pada gambar berikut :











                    Gambar 4.8
                     Diagram lingkaran nilai siklus II pertemuan 2

Berdasarkan pada diagram diatas pembelajaran dengan memberikan reward pada siklus II pertemuan 2 pembelajaran sudah tuntas karena ketuntasan belajar dengan nilai ≥60 dan jumlah siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 21 siswa dengan persentase 100%, dan siswa yang belum tuntas belajarnya sebanyak 0 siswa dengan persentase 0%.
           Tabel 4.22
      Observasi Siswa siklus II pertemuan 2

No Aspek Jumlah siswa
Ya Tidak Total
1 Kehadiran 21 0 21
2 Bertanya dengan guru tentang materi 12 9 21
3 Berusaha menjawab pertanyaan dari guru 12 9 21
4 Berani mengemukakan pendapat 15 6 21
5 Ikut serta melakukan percobaan 20 1 21
6 Kerjasama dengan kelompok 20 1 21

Dari tabel diatas terlihat bahwa siswa terlihat antusias saat mengikuti pembelajaran, hal tersebut dapat terlihat dalam kehadiran siswa sebanyak 21 siswa dari semua jumlah siswa kelas V. Tetapi dalam proses belajar mengajar berlangsung siswa aktif dalam bertanya kepada guru tentang materi yang di berikan, terlihat ada 12 anak yang bertanya pada guru saat pembelajaran berlangsung. Begitu juga dengan aspek yang lain saat guru memberi pertanyaan sebanyak 15 orang yang berani menjawab. Dalam kegiatan kerja kelompok siswa sudah antusias dalam kerja kelompok, terlihat dalam tabel diatas hanyalah 20 siswa yang aktif dalam melakukan kerja kelompok.

Gambar 4.9
Diagram batang Kondisi siklus II pertemuan 2

Tabel 4.23
Hasil observasi guru siklus II pertemuan 2

No Aspek Skor
4 3 2 1
1 Pra Pembelajaran 2 - - -
2 Kegiatan Inti
a. Penguasaan Materi Pembelajaran
b. Pendekatan
c. Pemanfaatan Sumber Belajar
d. Pembelajaran yang Memicu Keterlibatan Siswa
e. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
f. Penggunaan Bahasa
1

1
2

3


2

-
3

3
1

-


1
-

-
-

2


-

2
-

-
-

-


-

-
3 Penutup - - 1 -
Jumlah 11 8 6 -




















Keterangan:
1. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori kurang
2. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori cukup
3. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori baik
4. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori sangat baik

Dari tabel diatas dilihat dalam diklus I pertemuan 1 pembelajaran dengan pemberian reward sudah diterapkan oleh guru. Dan guru sudah menumbuhkan kebiasaan siswa yang positif dalam mengikuti pembelajaran.

Tabel 4.24
Hasil observasi guru siklus II pertemuan 2

No. Skala Partisipasi Skor Penilain Obseversi Jumlah
1. A 4 11 44
2. B 3 8 27
3. C 2 6 12
4. D 1 - -
Jumlah 83
Kategori A






Dari tabel diatas dilihat siklus II pertemuan 2 pembelajaran dengan pemberian reward berupa pemberian hadiah sudah diterapkan oleh guru dengan skala partisipasi A yang telah ditetapkan sekor 4 hasil penelitian observasi berjumlah 11 sehingga mengakibatkan nilai dalam skala partisipasi A berjumlah 44. Dalam skala partisipasi B dengan skor 3 hasil penelitian berjumlah 8 sehingga mengakibatkan jumlah nilai dalam skala partisipasi B berjumlah 24. Dalam skala partisipasi C dengan skor 2 hasil penelitian observasi berjumlah 6 sehingga mengakibatkan jumlah nilai dalam skala C berjumlah 12. dalam skala partisipasi D dengan skor 1 hasil observari 0. Dalam hal ini terbukti bahwa guru sudah mulai memberikan reward dalam proses belajar mengajar dan memotivasi siswa dalam belajarnya dan berjumlah 83 sehingga dikategorikan A yaitu sangat baik. Berikut ini dapat dilihat tabel nilai sebelum tindakan, siklus I dan siklus II serta rekapitulasi pengelompokkan nilai dalam tabel 4.24

Tabel 4.25
Rekapitulasi Pengelompokan Nilai
Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II

No. Keterangan Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%)
1. Tuntas 6 28.57 8 38.10 21 100
2. Tidak Tuntas 15 71.42 13 61.90 0 0
Jumlah 21 100 21 100 21 100



Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.18 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran Ilmu Pengatahuan Alam terbukti untuk klasifikasi Tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 6 siswa. Sedangkan setelah siklus I dan diadakan siklus II jumlah siswa yang tuntas terdapat 21 siswa. Ini membuktikan bahwa pemberian reward dapat meningkatkan hasil belajar siswa.  Pada klasifikasi Tidak Tuntas, sebelum diadakan tindakan terdapat 15 siswa yang belum tuntas pada mata pelajaran Ilmu Pengatahuan Alam, setelah siklus I dan diadakan siklus II keseluruhan siswa mengalami ketuntasan  belajar, dalam arti tidak ada siswa yang tidak tuntas. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.10


Gambar 4.10
Rekapitulasi Nilai Siklus I dan Siklus II
Dari tabel di atas jelas bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari sebelum diadakan penelitian sampai siklus I dan siklus II. Hal ini terbukti dalam tabel bahwa sebelum diadakan penelitian tindakan kelas ketuntasan hasil belajar siswa terdapat 15 siswa yang belum mengalami ketuntasan belajar atau kurang dari batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu >60 dan terdapat 6 siswa yang sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu >60. Sedangkan dalam penelitian tindakan pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa terdapat 15 siswa yang belum mengalami ketuntasan belajar atau kurang dari batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu >60 dan terdapat 6 siswa yang sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu >60. Sedangkan dalam penelitian tindakan pada siklus II mengalami peningkatan dalam ketuntasan hasil belajar siswa yaitu terdapat 21 siswa mengalami ketuntasan belajar atau kurang dari batas Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang ditetapkan yaitu >60.



Tabel 4.26
Hasil Angket Motivasi Belajar

No Aspek Jumlah Rata-rata
1. Tanggung jawab pribadi terhadap tugas 460 65.71
2. Umpan balik atas perbuatan (tugas) yang dilakukan 344 57.4
3. Tugas yang bersifat moderat 246 88
4. Tekun dan ulet dalam bekerja 227 75.67
5. Tidak berspekulasi dalam tugas 157 78.5
6. Keberhasilan tugas 125 41.67

4.3 Pembahasan
1. Siklus I
Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan pembelajaran di kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung terlihat bahwa ada peningkatan nilai siswa setelah pemberian reward dengan nilai rata-rata 54.28 sebelum diadakan penelitian dan setelah diadakan penelitian pada siklus I nilai rata-rata menjadi 63.57. Berarti pembelajaran telah berhasil baik dengan indikator keberhasilannya ≥60 dengan tingkat keberhasilan 38.09% dari jumlah siswa sebanyak 21 siswa, dan pada siklus I ini sudah tercapai hasil belajar, tetapi masih ada yang belum tuntas dengan persentase 61.91%. Hal tersebut dikarenakan siswa belum terlihat antusias dalam kegiatan pembelajaran dengan pemberian reward berupa pujian dan tepuk tangan. Dan siswa di dalam proses pembelajaran juga belum terlihat aktif, hal ini ditandai dengan siswa kurang antusias dan kurang aktif dalam bekerjasama dengan anggota kelompok, juga kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Di dalam proses pembelajaran dengan memberikan reward berupa pujian dan tepuk tangan pada siklus I juga belum berhasil. Penelitian ini tidak sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanaan, ada beberapa kendala yang mempengaruhi penelitian sehingga penelitian ini belum maksimal. Misalnya adanya siswa yang bercanda disaat kerja kelompok dan terkadang penjelasan dan perintah guru kurang di dengar siswa karena banyaknya siswa yang bicara dengan teman yang lain di saat guru memberi perintah atau penjelasan kepada siswa, hal ini dikarenakan pembelajaran yang belum menarik dan siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran.
2. Siklus II
Kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada siklus II masih sama dengan pertemuan sebelumnya yaitu pada siklus I. Siswa sudah antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil dari siklus II, siswa mengalami peningkatan ketuntasan nilai pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran partisipasi siswa dalam pembelajaran cukup besar. Siswa lebih aktif mengikuti proses pembelajaran dan lebih aktif menjawab pertanyaan dari guru dan lebih berani mengemukakan pendapat. Pemberian reward berupa hadiah ternyata sudah memberikan antusias besar kepada siswa di dalam menyampaikan materi Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini terlihat dalam nilai siswa yang meningkat.
Setelah dilakukan siklus I dan siklus II dengan siklus I sebanyak 2 kali pertemuan dan siklus II sebanyak 2 kali pertemuan, pertemuan terakhir berupa pengayaan, dapat membuat siswa lebih paham dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi pokok “Magnet”.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Upaya pemberian Reward dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar mata pelajaran IPA kelas V di SD Negeri 1 Gentan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010. Hal ini terbukti dalam hasil test pada siklus I rata-rata 63.57 dan pada siklus II 80, terlihat dalam rata-rata nilai tersebut terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I pertemuan 1 dalam proses belajar mengajar dengan pemberian reward berupa pemberian pujian dalam materi “Magnet” sub bahasan magnet dapat menarik benda-benda tertentu siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran berlangsung. Pada siklus I pertemuan 2 dalam proses belajar mengajar dengan pemberian reward berupa pemberian tepuk tangan pada sub bab kekuatan gaya magnet siswa belum antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar. Pada siklus II pertemuan 1 dalam proses belajar mengajar dengan pemberian reward berupa pemberian hadiah perlengkapan alat tulis pada sub bab cara pembuatan magnet siswa sudah mulai antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar berlangsung. Pada siklus II pertemuan 2 dalam proses belajar mengajar dengan pemberian reward berupa pemberian hadiah perlengkapan alat tulis dan kotak musik pada sub bab kegunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari siswa sudah antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar berlangsung.
5.2 Saran
a.     Pada Guru
1. Guru hendaknya menerapkan proses pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar dengan memberikan reward
2. Dalam proses pembelajaran berlangsung guru harus memotivasi siswa dengan memberikan semangat kepada siswa
3. Guru hendaknya memberikan reward pada siswa walaupun hanya sebuah pujian agar siswa merasa senang dan semangat dalam mengikuti pembelajaran berlangsung
b. Pada Sekolah
1. Sekolah sebagai lembaga pendidikan dan lembaga sosial harus memberi dorongan dalam upaya menciptakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa serta memotivasi siswa dalam belajar
2. Sekolah mengarahkan pada guru agar tidak segan memberikan reward pada setiap siswa agar siswa semangat sekolah
c. Bagi siswa
siswa harus lebih tekun belajar walaupun dalam proses belajar mengajar tidak diberikan reward berupa hadiah




Daftar Pustaka


Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Asdi Mahasatya.

Ahmad Mudzakir & joko Sutrisno. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka setia

Baharuddin, 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA.

Edi soegito. 2009. Pengertian Ketrampilan Memberi Penguatan. http://edisoegito.blogspot.com/2009/11/ketrampilan/memberi-penguatan.html. Diambil pada tanggal 13 Februari 2010

Hapsari, S. 2004. Hubungan antara Harga Diri dengan Motivasi Berprestasi Pada Remaja di Dukuh Sidoarjo Salatiga. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi UKSW.

Indramunawar, 2009. Pengertian dan Definisi Hasil Belajar. http : //Indramunawar. Blogspot.com/2009/06/ hasil-belajar-pengertian-dan-definisi. Diambil pada 8 Februari 2010.

Kartono, K. 1992. Psikologi Sosial Jilid 1. Jakarta: Rajawali Press.

Kathleen Sri Wardani. 1992. Mengubah Perilaku Siswa. Jakarta: Gunung Mulia.

Madri M. dan Rosmawati, 2004. Pemahaman Guru Tentang Strategi Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar, ( Jurnal Pembelajaran, Desember 2004 ), Vol. 27, No. 03.

Mary Underwood,  2000. Pengelolaan Kelas yang Efektif suatu Pendekatan Praktis, Penerbit
Arcan.

Mc Clelland. 1987. Memicu Masyarakat Berprestasi. Terjemahan: Suryatno. Jakarta: Pustaka Utama Brafiti

Mulyani Sumantri, 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Maulana.

Moekijat. 2001. Dasar-dasar Motivasi. Bandung: Pioner Jaya

Ngalim Purwanto, 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Syaiful Bahri Djamarah, 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta : PT. Rineka Cipta, Edisi Revisi, Cetakan ketiga.

Undang-Undang No.20, 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : CV.Mini Jaya Abadi.

Wirabayu, G.M. 2005. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi UKSW.







Tidak ada komentar:

Read more: http://www.bloggerafif.com/2011/03/membuat-recent-comment-pada-blog.html#ixzz1M3tmAphZ