PEUGAH YANG NA,. PEUBUET LAGEI NA,. PEUTROEK ATA NA,. BEKNA HABA PEUSUNA,. BEUNA TAINGAT WATEI NA,.
Tampilkan postingan dengan label LAB PAI SMAN 1 PEUKAN BADA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LAB PAI SMAN 1 PEUKAN BADA. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 April 2015

LAB PAI

PENGELOLAAN LABORATORIUM AGAMA
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah: Pengembangan Media PAI
Dosen Pengampu: Dr. Sukiman M.Pd.


Di susun Oleh:
Lathifah Mutiq                        : 09410248
Ahmad Solihul Anam             : 09410256
Arie Nurdiansyah                    : 09410259
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN


  1. A.    Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara terbesar jumlah umat Islamnya. Islam merupakan agama yang menyangkut seluruh isi kehidupan manusia. Untuk mewujudkan pemahaman Islam secara menyeluruh diperlukan proses pendidikan, proses pendidikan itu haruslah memberikan pemahaman kepada pemeluknya tentang ajaran Islam yang sebenarnya. Maka, dengan meningkatnya mutu pendidikan terutama yang berkaitan dengan aspek agama dapat disiasati dengan mengadakan laboratorium agama baik di SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengaplikasikan nilai-nilai yang menyangkut agama.
Dalam penulisan makalah ini akan dibahas pengertian, fungsi, kekurangan dna kelebihan laboratorium agama.
  1. B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah konsep pengelolaan laboratorium agama?
2. Bagaimanakah  efektivitas pengeloaan laboratorium agama sebagai media pendidkan?












BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Laboratorium Agama/ Masjid
Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui media praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana para siswa dapat berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam tingkat sekolah dan perguruan tinggi laboraturium agama ini biasanya berbentuk mushola ataupun masjid yang digunakan untuk tempat ibadah, untuk pendidikan lebih mengenai keagamaan.
Dalam bahasa Inggris masjid disebut mosque  kemudian menjadi populer dan dipakai secara luas. Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, yang kemudian dinamai sujud oleh syariat, adalah bentuk lahiriah yang paling nyata dari makna-makna di atas. itulah sebabnya mengapa bangunan yang dikhususkan untuk melaksanakan shalat dinamakan masjid, yang artinya tempat bersujud. Kata masjid terulang sebanyak dua puluh delapan kali di dalam Al-Quran. masjid digunakan umat Islam untuk berbagai keperluan misalnya dibidang pendidikan, kegiatan sosial, ekonomi, pemerintahan dan lain-lain. Inilah yang menjadi alasan mengapa masjid-masjid di lingkungan kampus maupun sekolahan di namakan sebagai laboratorium agama. Laboratorium Agama/ Masjid adalah suatu unit untuk penunjang akademik baik di jenjang sekolah maupun Perguruan Tinggi yang dikelola oleh para guru dan staf-stafnya.
Untuk tingkat Perguruan Tinggi terutama di Jurusan Tarbiyah laboratorium ini sangat berfungsi untuk menunjang kegiatan-kegiatan dalam pengajaran. Terdiri dari peralatan Micro Teaching dan kelas untuk praktek mengajar. Selain itu juga menjadi media untuk melakukan eksperimen teori serta program-program yang ditemukan oleh para dosen. Laboratorium ini dikelola oleh seorang dosen dan asistennya.
B. Konsep Pengelolaan Laboratorium Agama/ Masjid
Ada 3 bidang pembinaan yang harus dilaksanakan :
1. Pembinaan bidang Idarah (manajemen)
Dengan luasnya fungsi masjid, pengelolaan masjid harus dilakukan dengan manajemen modern dan professional, jika masjid hanya dikelola secara tradisional maka masjid tidak akan mengalami kemajuan dan akan tertinggal. Untuk itu perlu adanya manajemen masjid atau Idarah dengan meningkatkan kualitas dalam pengorganisasian kepengurusan masjid dan pengadministrasian yang rapi, transparan, mendorong partisipasi  sehingga tidak terjadi penyalahgunaan wewenang di dalam kepengurusan.
2. Pembinaan bidang Imarah (memakmurkan masjid)
Memakmurkan masjid menjadi kewajiban setiap muslim yang mengharapkan untuk memperoleh bimbingan dan petunjuk Allah SWT.
3. Pembinaan bidang Riayah (pemeliharaan masjid)
Dengan adanya pembinaan bidang riayah, masjid akan tampak bersih, indah dan mulia sehingga dapat memberikan daya tarik rasa nyaman dan menyenangkan bagi siapa saja yang memandang, memasuki dan beribadah didalamnya.
Dalam management kepengurusan, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
  1. Memilih dan menyusun Pengurus
  2. Penjabaran Program Kerja
  3. Rapat dan notulen
  4. Kepanitiaan
  5. Rencana Kerja dan Anggaran Pengelolaan (RKAP) tahunan
  6. Laporan Pertanggungjawaban Pengurus
  7. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
  8. Pedoman-pedoman organisasi dan implementasinya
  9. Yayasan Masjid
B. Fungsi Laboratorium Agama/ Masjid
  Secara umum fungsi semua laboratorium  adalah antara lain :
  • Sebagai tempat dilakukannya percobaan
Alat-alat laboratorium dan bahan-bahan praktikum tidak mungkin semuanya diletakkan dalam kelas, oleh karena itu percobaan dilakukan di dalam laboratorium.
  • Sebagai tempat penunjang kegiatan kelas
Dengan adanya kegiatan pembalajaran di laboratorium, siswa dapat mengamati gejala-gejala yang terjadi dalam percobaan secara langsung dan tidak hanya belajar menurut teori-teori yang ada.
  • Sebagai tempat display / pameran
Laboratorium juga dapat digunakan sebagai tempat pameran atau display dari hasil-hasil percobaan atau penelitian yang telah dilakukan, agar memberi gambaran lebih dan dapat memotivasi untuk penelitian atau percobaan yang lebih baik.
  • Sebagai tempat koleksi sejumlah species langka
Dengan adanya koleksi sejumlah species memudahkan siswa mengamati secara langsung spesies yang mungkin sulit untuk menemukannya.
  • Sebagai museum kecil
Hasil-hasil  penelitian dan sejumlah species langka di kumpulkan dan diklasifikasikan, sehingga laboratorium dapat digunakan sebagai museum kecil.
Adapun tujuan dengan adanya laboratorium agama bagi siswa maupun mahasiswa yaitu :
  1. Digunakan untuk tempat ibadah
  2. Untuk memberikan lebih pemahaman dalam keagamaan
  3. Untuk kegiatan para siswa seperti pengajian
  4. Untuk kegiatan Rohis
  5. Memberi keterampilan dan pelatihan mengajar pada mahasiswa
  6. Membuat media pembelajaran agama
  7. Mengevaluasi proses belajar mengajar di PAI dan mengembangkannya
Untuk kegiatan di laboratorium agama dalam tingkat SD, SMP dan SMA masih sebatas dengan sholat berjamaah, pendalaman ilmu tentang agama, pengajian dan juga untuk kegiatan anak-anak. Sedangkan untuk jenjang Perguruan Tinggi kegiatannya adalah:
1. Mengatur kegiatan beberapa perkuliahan di Micro Teaching.
2. Mengatur dan melaksanakan kegiatan pembekalan PPL.
3. Mengadakan pelatihan dan penyeliaan pengajaran bagi dosen PAI.
4. Mengadakan eksperimen dan diskusi-diskusi tentang teori-teori pengajaran dan pendidikan agama.
5. Membuat modul dan media pengajaran agama Islam.
C. Manajemen Pendidikan dan Pelatihan
Pelayanan pendidikan dan pelatihan bagi jama’ah dapat dilakukan melalui sarana formal dan non formal. Pendidikan formal TK, SD, SLTP dan SLTA dapat dikelola oleh yayasan Masjid. Mengingat sekarang sudah banyak lembaga Islam yang menangani, maka keberadaan lembaga formal tersebut tidaklah sangat mendesak. Kecuali bilamana di tempat tersebut tidak ada, barangkali keberadaannya perlu untuk direalisasikan. Sebaiknya Pengurus Ta’mir Masjid berkonsentrasi dahulu dalam pengadaan lembaga-lembaga atau kegiatan pendidikan dan pelatihan non formal, antara lain :
  1. Perpustakaan Masjid
  2. Taman Pendidikan Al Quraan (TPA)
  3. Up Grading Kepengurusan
  4. Pelatihan Kepemimpinan
  5. Pelatihan Jurnalistik
  6. Pelatihan Mengurus Jenazah
  7. Kursus Kader Da’wah
  8. Kursus bahasa
  9. Kursus pelajaran sekolah
D. Masjid sebagai Media Pendidikan
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam proses belajar dan mengajar. Media adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai tempat penerima dan memberi pesan. Dengan adanya media pembelajaran maka dapat memudahkan guru mengajar dan siswa belajar.
Sebagai alternatif  fungsi edukasi, masjid memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi religi, fungsi sosial, dan fungsi pendidikan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memakmurkan dan mengembalikan masjid kepada fungsinya sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan kaum muslim, antara lain :
a. Mengintensifkan Kajian-kajian Keislaman (Majelis Ta’lim)
Dewasa ini, masyarakat melihat bahwa keberadaan majelis ta’lim merupakan salah satu alternatif bagi pembinaan mental keagamaan, sesuatu yang selama ini kurang dapat diberikan oleh lembaga pendidikan formal melalui kurikulum yang bersifat intrakurikuler. Pada saat lembaga-lembaga pendidikan formal, baik umum maupun agama, yang dilaksanakan pemerintah maupun swasta mulai dirasa kurang mampu membina mental keagamaan dan penguasaan terhadap tuntutan praktis dan ajaran agama secara memuaskan. Lembaga-lembaga pendidikan umum dan agama, sulit menghasilkan lulusan yang betul-betul memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama dengan baik. Mereka tidak dapat membaca ayat-ayat al-Quran dengan baik, melaksanakan ibadah shalat dengan baik, kurang giat melakukan ibadah ritual, kurang dapat menjiwai ajaran dan nilai-nilai ajaran agama serta mulai merosot akhlaknya.
Munculnya fenomena tersebut telah banyak dicarikan akar penyebabnya. Di antaranya, kurangnya jam pelajaran agama, kurangnya perhatian dan waktu pembinaan yang dilakukan orang tua di rumah, tidak sebandingnya bekal agama yang dimiliki para peserta didik dengan tantangan arus budaya global yang berdampak negatif, lingkungan yang kurang sehat, dan bergesernya konsep pendidikan menjadi konsep pengajaran yang lebih menekankan pada pengisian otak si anak dengan berbagai pengetahuan.
Sejumlah alasan tersebut memberikan peluang sangat luas dan terbuka bagi majelis taklim untuk menampilkan keberadaannya sebagai wahana dan metode pembelajaran agama yang dinamis dan demokratis, di tengah-tengah keformalan dan keterbatasan metode pembelajaran agama secara klasikal dan konvensional di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan formal lainnya
b. Melibatkan para pemuda
Tidak diragukan lagi bahwa para pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam tatanan kehidupan manusia secara umum dan masyarakat kaum muslimin secara khusus, karena jika mereka pemuda yang baik dan terdidik dengan adab-adab Islam maka merekalah yang akan menyebarkan dan mendakwahkan kebaikan Islam serta menjadi nakhoda umat ini yang akan mengantarkan mereka kepada kebaikan dunia dan akhirat. Hal ini dikarenakan Allah telah memberikan kepada mereka kekuatan badan dan kecemerlangan pemikiran untuk dapat melaksanakan semua hal tersebut.
Masjid dalam hal ini tentu saja juga memiliki peran dan posisi yang strategis guna mengawal golongan generasi muda tersebut melewati masa peralihannya yang penuh gejolak itu dengan baik, yaitu utamanya dalam wadah organisasi remaja masjid. Tercatat, saat ini telah mulai banyak berdiri organisasi remaja masjid di banyak masjid dan menjadi bagian resmi dari struktur organisasi kepengurusan masjid. Di dalam organisasi ini, para anggota remaja Islam dibina dan dibentuk karakter kepribadian dan kecerdasannya sehingga kelak mampu menjalani kehidupan yang lebih Islami. Caranya, lewat berbagai macam metode dan kegiatan, di mana minat, bakat, dan kemampuan positif yang dimiliki para remaja tetap dapat diakomodasi dan disalurkan.
Bagi masjid sendiri, keberadaan organisasi remaja masjid sejatinya juga penting dalam mendukung tercapainya kemakmuran masjid yang dicita-citakan. Pasalnya, kendati tanpa remaja kegiatan masjid tetap bisa berjalan, namun secara jangka panjang tidak ada jaminan hal tersebut akan terus berlangsung, bahkan menjadi lebih baik dan bermutu. Bagaimanapun, keadaan masjid pada sepuluh, dua puluh, atau tiga puluh tahun mendatang, salah satu tolok ukurnya adalah bagaimana kondisi remajanya pada masa sekarang. Bila tidak ada pembinaan dan proses pengkaderan yang terstruktur, berjenjang, dan berkesinambungan sejak dini, bisa dipastikan masa depan masjid bersangkutan akan suram.
Hal demikian kiranya yang masih kurang dipahami oleh sementara kalangan pemimpin masjid. Tidak heran, kalaupun terdapat organisasi remaja masjid, proses awal pembentukkannya tidak melibatkan kalangan remaja secara aktif dan luas. Sementara, dalam praktiknya pun organisasi ini hanya ditempatkan sekadar “pelengkap penderita”, yang sewaktu-waktu dapat dimobilisasi atau digerakkan oleh kalangan tua untuk membantu merealisasikan aneka kegiatan masjid. Semisal, yang kerap terjadi, dalam penyelenggaraan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) dan kerja bakti di masjid
c. Membangun perpustakaan masjid[1]
Salah satu faktor penyebab mundurnya peradaban dan umat Islam adalah jauhnya umat Islam dari ilmu pengetahuan (baca: buku). Pembinaan umat yang selama ini berjalan cenderung hanya menggunakan pendekatan komunikasi lisan satu arah yang justru membuat para jamaah terbiasa dengan budaya dengar. Pembinaan terpusat pada dai, ustadz, atau juru dakwah semata. Alhasil, jamaah tidak termotivasi, tidak mandiri, dan menjadi pasif dalam mendalami ajaran Islam.
Membaca merupakan bagian paling penting dari proses menuntut ilmu. Dengan membaca kita jadi tahu apa yang selama ini tidak kita ketahui. Dengan membaca inilah ilmu kita dapatkan, amal bisa kita tegakkan, dan dakwah bisa kita suarakan, Perpustakaan masjid sebagai perpustakaan komunitas bisa menjadi sebuah alternatif yang sangat bagus jika dikelola dengan baik. Bayangkan, jika setiap masjid di kampung dan desa mempunyai perpustakaan, tentu akan semakin mudah bagi masyarakat untuk mengakses bahan-bahan bacaan, Perpustakaan masjid akan menjadi sumber bacaan yang lebih merakyat karena tidak membutuhkan birokrasi yang rumit. Namun kenyataannya, praktek di lapangan sering berbeda dengan kondisi ideal yang diinginkan.
BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Laboratorium Agama/ Masjid adalah suatu unit untuk penunjang akademik baik di jenjang sekolah maupun Perguruan Tinggi yang dikelola oleh para guru dan staf-stafnya. Ada 3 bidang pembinaan yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan laboratorium agama/masjid yaitu : pembinaan bidang idarah (manajemen), pembinaan bidang imarah (memakmurkan masjid) dan pembinaan bidang riayah (pemeliharaan masjid). Cara yang dapat digunakan untuk memakmurkan dan mengembalikan masjid kepada fungsinya sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan kaum muslim, antara lain : mengintensifkan kajian-kajian keIslaman (Majelis Ta’lim), Melibatkan para pemuda dan Membangun perpustakaan masjid.
DAFTAR PUSTAKA

Nurcholish madjid, Kaki langit Peradaban Islam, 2009. Paramadina : Jakarta.


[1] . Nurcholish madjid, Kaki langit Peradaban Islam, 2009. Paramadina : Jakarta. Hal. 34.

Minggu, 29 Maret 2015

IVENTARIS LAB PAI


BUKU
INVENTARIS LAB – PAI SMAN 1 PEUKAN BADA






INVENTARIS LAB – PAI SMAN 1 PEUKAN BADA

NO
JENIS
RASIO
KET
1.
Lemari/rak
2 Buah

2.
Gambar Asmaul Husna
99 Buah

3.
Poster Ayat Kursi
4 Buah

4.
Gambar Penunjuk Waktu Shalat
1 Buah

5.
Gambar simulasi pelaksanaan ibadah haji
1 Buah

6.
Gambar Ka’bah
1 Buah

7.
Gambar pelaksanaan wudlu
1 Buah

8.
Gambar pelaksanaan salat
1 Buah

9.
Penunjuk waktu salat
1 Buah

10.
Gambar simulasi pelaksanaan ibadah haji
1 Buah

11.
Gambar Ka’bah
1 Buah

12.
Gambar pelaksanaan wudlu
1 Buah

13.
Peralatan multimedia
1 Buah

14.
CD pelaksanaan salat
1 Buah

15.
CD pelaksanaan wudlu
1 Buah

15.
CD pelaksanaan ibadah haji
3 Buah

16.
Buku inventaris
1 Buah

17.
Tempat sampah
3 Buah

18.
Kotak kontak/Mading
1 Buah

19.
Jam dinding
1 Buah

20.
Model tubuh manusia
1 Buah

21.
Alas Kaki
2 Buah

22.
Soaund Sistem
1 Paket

23.
Mimbar
1 Buah

24.
Al-Qur’an
50 Buah

25.
Buku Tajwid
20 Buah

26.
Yasin
30 Buah

27.
Peralatan Rebana
10 Buah

28.
Papan Struktur Kepengurusan
1 Buah

29.
Papan Program Kerja Tahun 2014/2015
1 Buah

30.
Kitab Fadhilah ‘Amal
1 Buah



                                                                                                                                                                                  Peukan Bada, Juli 2014                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     
Mengetahui                                                                                                                                                                                    KA. LAB PAI
Kepala Sekolah                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     



Hj. Aminah Daud, S. Pd, M. Pd                                                                                                                                                                                                                                                           Muhammad Yani, S. Pd.I, M.Ag
Nip. 196009171984122005                                                                                                                                                                                                                                                      Nip.198107212006041016
                                                                                                                                                                                    



Read more: http://www.bloggerafif.com/2011/03/membuat-recent-comment-pada-blog.html#ixzz1M3tmAphZ