Kompetensi:
1.
Peserta dapat mengidentifikasi ragam Media dan Sumber
belajar untuk kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
2.
Peserta dapat mengembangkan media dan sumber belajar
dalam mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
A.
Pendahuluan
Pembelajaran merupakan aktivitas
dan proses yang sistematis dan sistemik yang terdiri dari beberapa komponen
yaitu : guru, kurikulum, anak didik,
fasilitas dan administrasi. Masing-masing komponen tidak bersifat parsial
(terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur,
saling bergantung, komplementer dan berkesinambungan. Untuk itu diperlukan
rancangan dan pengelolaan belajar yang baik yang dikembangkan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.
Pada sisi lain, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam
pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses pembelajaran. Para guru dituntut
agar mampu menggunakan alat-alat atau media yang digunakan dalam pembelajaran,
disamping itu guru mampu menggembangkan ketrampilan membuat media pembelajaran
yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia di sekolah.
Kenyataannya di atas menuntut guru
di dalam melaksanakan tugasnya sebagai perancang maupun pengelola pembelajaran
untuk memiliki ketrampilan dalam menyusun rencana pengajaran maupun melakukan
interaksi dengan anak didik, mengelola kelas, menggunakan sumber belajar
termasuk didalamnya menggunakan media pembelajaran. Untuk itu guru yang
profesional memerlukan pemahaman mengenai ilmu yang mendasari profesinya. Guru
setidak-tidaknya memiliki pengetahuan tentang karakteristik anak didik,
mengetahui teori belajar, rancangan pembelajaran, penyajian bahan ajar,
penguasaan terhadap penggunaan media pembelajaran dan melakukan penilaian hasil
belajar.
Selanjutnya efektivitas
pembelajaran juga berhubungan dengan kompetensi yang berupa kemampuan
menggunakan media pembelajaran yang yang
menunjang persiapan serta pelaksanaan tugas sebagai pendidik. Anak didik
belajar dari gurunya bukan saja dari apa yang secara langsung diajarkan, tetapi
juga dari media pembelajaran yang
terlihat saat yang bersangkutan melaksanakan proses belajar mengajar.
Guru yang mengharapkan proses dan
hasil pembelajaran supaya efektif, efisien dan berkualitas, semestinya
memperhatikan faktor media pembelajaran yang keberadaannya memiliki peranan
sangat penting. Media pembelajaran memiliki nilai praktis dan fungsi yang besar
bagi pelaksanaan pembelajaran.
B. Pengertian Media Pembelajaran
Pada hakikatnya kegiatan belajar
mengajar adalah suatu proses komunikasi. Proses komunikasi atau proses
penyampaian pesan haruslah diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan
penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi oleh guru kepada anak didik.
Yang dimaksud pesan atau informasi dapat berupa pengetahuan, keahlian, skill,
ide, pengalaman dan sebagainya. Melalui proses komunikasi, pesan atau informasi
dapat diserap dan tidak terjadi kesalahan dalam menangkap informasi perlu digunakan
saran yang membantu proses komunikasi yang disebut media.
Kata media berasal dari bahasa
latin yaitu medua yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar.
Areif Sardiman dkk (1996) mengemukakan arti dari media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Gerlach dan Ely sebagaimana
dikutip oleh Azhar Arsyad (2000) mengatakan
bahwa “media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi
atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku
teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus, pengertian media
dalam proses pembalajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal.
Batasan lain yang dikemukakan oleh
AECT (Association of Education and Communication Technology) (1986) bahwa media
adalah “semua bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian
informasi”. Disamping sebagai sistem
untuk menyampaikan pesan atau informasi, media sering diganti dengan kata
mediator yaitu penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan
mendamaikannya. Dengan istilah mediator, media menunjukkan fungsi dan perannya
yaitu mengatur hubungan yang efektif anara dua pihak utama dalam proses
pembelajaran yaitu siswa dan isi pelajaran. Disamping itu, mediatior dapat pula
mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran
mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan canggih,
Selanjutnya definisi atau
pengertian media ini dapat dilihat dari pendapat yang dikemukakan oleh Ahmad
Rohani HM (1997) menjelaskan pengertian media sebagai berikut : “segala sesuatu
yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk proses
komunikasi (proses belajar mengajar).
Gagne dan Briggs sebagaimana
dikutip oleh Azhar Arsyad (2000) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah “meliputi alat yang
secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri
dari antara lain buku, tape recoder, kaset, video camera, foto, gambar, grafik,
telvisi dan komputer”. Dari kutipan ini dapat dimaknai bahwa media adalah
komponen sumber belajar atau wahan fisik yang mengandung materi pembelajaran
dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Asnawir dan M. Basyaruddin Usman
(2002), mengemukakan pengertian media pembelajaran adalah “sesuatu yang
bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan
audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
dirinya”.
Dari beberapa kutipan di atas
mengenai pengertian media pembelajaran dapatlah dipahami bahwa media
pembelajaran merupakan sarana atau alat yang digunakan (guru) dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa agar proses pembelajaran dapat
mencapai tujuan yang ingin dicapai, efektif, efisien dan berdaya tarik.
C. Klasifikasi
Media Pembelajaran
Klasifikasi media pembelajaran
menurut Gerlach dibagi menjadi 5 (lima) kategori yaitu :
a. Benda-benda asli dan manusia.
b. Gambar-gambar dan gambar yang disorotkan.
c. Benda-benda yang didengarkan
d. Benda-benda cetakan
e. Benda-benda yang dipamerkan.
Eggar Dale mengklasifikasikan
media pembelajaran berdasarkan pengalaman belajar peserta didik yaitu yang
bersifat konkret sampai yang bersifat abstrak yaitu :
a. Pengalaman melalui lambang kata/verbal.
b. Pengalaman melalui lambang visual (peta,
diagram).
c. Pengalaman melalui gambar (fotoi, album).
d. Pengalaman melalui rekaman, radio, gambar.
e. Pengalaman melalui gambar hidup.
f. Pengalaman melalui televisi.
g. Pengalaman melalui pameran.
h. Pengalaman melalui studi wisata.
i. Pengalaman melalui kegiatan demonstrasi.
j. Pengalaman melalui dramatisasi.
k. Pengalaman melalui mode (benda tiruan).
l. Pengalaman
melalui pengalaman langsung bertujuan dan melakukan sendiri.
Santoso S. Hamijaya
mengklasifikasikan media pendidikan menurut penggunaannya, yaitu :
a. Media
pembelajaran yang penggunaannya secara massal meliputi televisi, Film slide,
radio.
b. Media pembelajaran yang penggunaannya secara
individual.
c. Media pembelajaran pada pendidikan modern.
Bertz mengklasifikaiskan media ke
dalam tujuan kelas, yaitu :
Selanjutnya mengenai jenis-jenis
media pembelajaran sebagai berikut :
1. Berdasarkan
indra yang digunakan, maka jenis media pembelajarannya yaitu :
- Media audio
- Media visual
- Media audio visual
2. Berdasarkan
jenis pesan, maka jenis media pembelajarannya yaitu :
- Media cetak
- Media non cetak
- Media grafis
- Media non grafis
3. Berdasarkan
sasarannya, maka jenis media pembelajarannya yaitu ;
- Media jangkauan terbatas (tape)
- Media jangkauan luas (radio, televisi, pers)
4. Berdasarkan penggunaan tenaga listrik, maka jenis
media pembelajarannya yaitu :
- Media elekronik
- Media non elektronik
5. Media asli dan
media tiruan.
Hal yang senada dengan pernyataan
di atas adapat pendapat Soegito
Atmohoetomo sebagaimana dikutip oleh Ahmad Rohani HM bahwa jenis media
pembelajaran itu dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu :
1. Media audio
2. Media visual
3. Media audio
visual
Media audio adalah media yang
dalam pemanfaatannya mengunakan alat pendengaran (telingga) seperti radio,
piringan hitam, tapa rekoder. Media visual adalah media yang dalam pemanfaatannya
menggunakan alat penglihatan (mata) seperti slide, film bisu, OHP (overhead
projector). Sedangkan media audio visual adalah media yang dalam pemanfaatannya
menggunakan alat pendengaran dan penglihatan seperti televisi, Film.
D. Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran
Pemilihan
media erat kaitannya dengan proses pengambilan keputusan, yaitu merupakan
tindakan membandingkan dan memutuskan media apa yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Anderson )1994) menyatakan bahwa memilih media yang terbaik untuk
tujuan instruksional bukanlah pekerjaan yang mudah, hal ini diakui oleh mereka
yang pernah berkecimpung dalam tugas ini. Pemilihan itu rumit dan sulit karena
didasarkan pada beberapa faktor yang saling berhubungan, seperti tergambar dalam
pertanyaan berikut :
- Seberapa jauh situasi dan latar pekerjaan yang sebenarnya perlu ditiru dalam program latihan ?
- Media apa yang dianggap paling praktis untuk memaketkan, melaksanakan dan memperbaharui program latihan ?
- Apakah diperlukan perlengkapan untuk menggunakan media yang dipilih ?
- Apakah media itu sesuai dengan kebutuhan belajar siswa atau malah membingungkan mereka ?
- Bagaimanakah pencapaian siswa harus sesuai dengan sasaran yang ditentukan ?
- Apakah perubahan tingkah laku yang diharapkan dari siswa sepadan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan media ?
Arief Sadiman
menyebutkan dasar pertimbangan untuk memilih suatu media yaitu dapat memenuhi
kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Selanjutnya Mc.
Connel dalam Arif Sardiman (1996) menyatakan bahwa “bila media itu sesuai
pakailah”, (If the Medium Fits, Use It).
Pemilihan media
seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwasanya media merupakan komponen
dari sistem instruksional secara keseluruhan. Karena itu meskipun tujuan dan
isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa,
strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan
sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan.
Setidaknya masih
ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu :
1. Faktor
ketersediaan sumber setempat,
artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang
ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
2. Apakahuntuk
membeli atau memproduksi
sendiri tersebut ada
dana, tenaga dan fasilitasnya.
3.
Faktor yang mengakut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang
bersangkutan untuk waktu yang lama, artinya bisa digunakan dimanapun dengan
peralatan yang ada di sekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan
dipindahkan.
4. Faktor efektivitas biayanya dalam jangka
waktu yang panjang. Sebab ada jenis media yang biaya produksinya mahal namun
bila dilihat kestabilan materinya dan penggunaannya yang berulang-ulang untuk
jangka waktu yang panjang mungkin lebih murah dari media yang biaya produksinya
murah tetapi setiap wakltu materinya berganti.
Selanjutnya
Arief Sardiman (1996) menyebutkan beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan media :
§ Tujuan
instruksional yang ingin dicapai
§ Karakteristik
siswa atau sasaran
§ Jenis rangsangan
belajar yang diinginkan
§ Keadaan latar
atau lingkungan
§ Kondisi setempat
§ Luasnya jangkauan
yang ingin dilayani.
Ahmad Rohani HM (1997)
menyebutkan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media
yaitu :
- Relevansi pengadaan media
- Kelayakan pengadaan media
- Kemudahan pengadaan media.
Berdasarkan
ketiga faktor tersebut di atas, maka dibutuhkan pengetahuan tentang keunggulan
dan keterbatasan setiap jenis media sehingga dapat diperkecil kelemahan atas
media yang dipilih sekaligus dapat memilih berdasarkan kriteria yang
dikehendaki. Selanjutnya dijelaskan bahwa pemilihan media haruslah
memperhatikan kriteria sebagai berikut :
- Tujuan
Media hendaknya
menunjang tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
- Ketepatgunaan (validitas)
Tepat dan berguna
bagi pemahaman bahan yang dipelajari
- Keadaan peserta didik
Kemampuan daya
pikir dan daya tangkap peserta didik, dan besar kecilnya kelemahan peserta
didik perlu pertimbangan.
- Ketersediaan
Pemilihan perlu
memperlihatkan ada/tidaknya media tersedia.
- Media teknis
Media harus
memiliki kejelasan dan kualitas yang baik
- Biaya
Biaya yang
dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai.
Hartono Kasmadi
sebagaimana dikutip oleh Ahmad Rohani (1997) menyatakan bahwa dalam memilih media perlu dipertimbangkan
empat hal yaitu : (1) produksi, (2) peserta didik, (3) isi, dan (4) guru.
1. Pertimbangan produksi
- Availability (tersedianya bahan), Media akan efektif dalam mencapai tujuan, bila tersedia bahan dan berada pada sistem yang tepat.
- Cost (harga), harga yang tinggi tidak menjamin penyusunan menjadi tepat, sebaliknya tanpa biaya juga tidak akan berhasil artinya tujuan belum tentu dapat dicapai.
- Physical Condition (kondisi fisik), misalnya dengan warna yang buram, akan mengganggu kelancaran belajar mengajar.
- Accessibilty to student (mudah dicapai), pembelian bahan hendaklah yang dwifungsi yaitu pengajar/guru dapat menggunakannya, peserta didik juga akan semakin mudah mencerna pelajaran.
- Emotional Impact, mempunyai nilai estetika sehingga akan lebih menarik dan dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2. Pertimbangan peserta didik
- Student Characteristics.
- Student Relevance
- Student Involvement
3. Pertimbangan Isi
- Curiculair Relevance, penggunaan media harus sesuai dengan isi kurikulum, tujuannya harus jelas, perlu direncanakan dengan baik.
- Content Soundness, banyak bahan media yang sudah diprogram siap pakai, tapi kemungkinan bahan jadi tersebut belum tentu cocok dan mungkin sudah tidak up to date atau sudah out of print hingga tidak sesuai lagi.
- Content Presentation, jika isi sudah tepat dan sesuai dengan kebutuhan, perlu juga cara menyajikan yang harus benar.
4. Pertimbangan Guru
- Teacher Utilization, pengajar harus mempertimbangkan dari segi kemanfaatan media yang digunakan.
- Teacher Peace of Mind, media yang digunakan mampu memecahkan problem, jangan malah menimbulkan masalah, maka perlu observasi dan review bahan-bahan tersebut sebelum disajikan.
Sedangkan
kriteria dalam rangka memilih dan membeli media jadi adalah :
- Apakah media yang bersangkutan relean dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai ?
- Apakah ada sumber informasi, katalaog dan sebagainya mengenai media yang bersangkutan ?
- Apakah perlu dibentuk suatu tim untuk mereviu yang terdiri dari para calon pemakai ?
- Apakah ada media dipasaran yang telah divalidasikan ?
- Apakah media yang bersangkutan boleh direviu terlebih dahulu ?
- Apakah sudah tersedia format reviu yang sudah dibakukan ?
Selanjutnya dalam
melakukan pemilihan media dikenal 3 model/prosedur pemilihan media yaitu :
- Model flowchart, model ini menggunakan sistem penguguran (eliminasi) dalam mengambil keputusan pemilihan.
- Model matrik, model ini berupa penangguhan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi.
- Model checklist, model ini menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan.
Pengembangan
media pembelajaran adalah suatu usaha penyusunan program media pembelajaran
yang lebih tertuju pada perencanaan media. Media yang akan ditampilkan atau
digunakan dalam proses pembelajaran terlebih dahulu direncanakan dan dirancang
sesuai dengan kebutuhan lapangan atau siswanya.
Bila
dirinci secara sistematis mengenai urutan pengembangan media maka ditempuh
langkah-langkah sebagai berikut :
- Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
- Merumuskan tujuan instruksional
- Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan
- Mengembangkan alat ukur pengukur keberhasilan
- Menulis naskah media
- Mengadakan tes dan revisi
Banyak ahli menyusun taksonomi
media berdasarkan pendekatan yang diyakini sebagi satu dasar penggolongan
media, namun yang pasti media pembelajaran penggolongannya semestinya harus
didasarkan pada efektifitas pencapain tujuan pembelajaran secara baik.
1. Media visual
a. Media visual yang tidak diproyeksikan, yaitu media yan tidak dapat dipantulkan pada layar karena bahannya tidak transparan seperti gambar mati, ilustrasi, karikatur, poster, bagan, diagram, grafik, peta, realia, model, berbagai jenis papan serta sketsa.
b. Media visual yang dapat diproyeksikan, yaitu media yang dapat dipantulkan pada dinding atau layar karena bahannya transparan seperti OHP, slide proyektor, film strip projektor serta opaque projector.
2. Media audio
Adalah jenis media yang hanya dapat didengar seperti program wicara, wawancara, diskusi, buletin, warta berita, program dokumener, program feature danmajalah udara serta drama audio.
3. Media audiovisual
Adalah jenis media yang dapat didengar dan dipandang atau diamati seperti slide suara dan televisi.
Sementara itu bentuk lain yang telah menyusun taksonomi media ini diantaranya dalah sebagai berikut:
1. Taksonomi media menurut kemampuan pengembangan
a. Media grafis
Adalah media yang dapat mengkomunikasikan fakta fakta dan gagasan gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara pengungkapan kata kata dan gambar.
Jenis media grafis meliputi; bagan, diagram, grafik, poster, kartun dan komik.
b. Media fotografis
Adalah media yang dapat mengungkapkan satu kejadian dalam bentuk dua dimensi dengan memperhatikan; jarak, diafragma, dan kecepatan.
Karakteristik fotografis adalah; dua dimensi, bersifat diam, rekaman fakta, still-life (berkesan hidup).
c. Media tiga dimensi
Adalah media yang dapat membantu dalam mengkomunikasikan hakikat dari berbagai benda, baik yang terlalu besar, terlalu kecil, terlalu jauh maupun dekat sehingga dapat dipahami oleh siswa.
d. Media proyeksi
Adalah media yang dapat menayangkan, mentransmisikan atau mentransparansikan satu bentuk kedalam bentuk lain.
Jenis jenis dari media proyeksi adalah; Overhead Proyektor, slide dan filmstrip.
e. Media audio
Adalah media untuk menyampaikan bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik, sehingga terjadi proses pemebelajaran secara efektif.
Beberapa kegiatan yang tepat untuk media ini:
· pengajaran bahasa asing
· pidato
· musik
· pendidikan fisik
· pendidikan seni
· perekaman kegiatan diskusi
· perekaman untuk suatu interview
· perekaman untuk siaran radio pendidikan
· perekaman simualsi siaran radio
· penyebaran rekaman pita suara
f. Lingkungan sebagai media
Adalah media yang dapat mengungkapkan fakta, gagasan, kejadian, peistiwa yang sebnarnya terjadi di lingkungan peserta didik untuk dipelajari, diamati dalam hubungannya dengan proses pembelajraan.
Terdapat enam cara untuk melakukannya;
· survey
· camping (berkemah)
· field trip (karyawisata)
· praktek lapangan
· pelayanan atau pengabdian pada masyarakat
· mengundang nara sumber keruangan.
2. Taksonomi menurut Kontrol Pemakai
Media |
Kontrol Pemakai |
|||||
Portable |
Di rumah |
Setiap saat |
Terkendali |
Mandiri |
Umpan balik |
|
Audio kaset |
ya |
ya |
ya |
ya |
ya |
tidak |
Bingkai |
ya |
ya |
ya |
ya |
ya |
tidak |
Buku |
ya |
ya |
ya |
ya |
ya |
tidak |
Film |
ya |
ya |
ya |
sulit |
ya |
tidak |
Komputer |
tidak |
ya |
ya |
ya |
ya |
ya |
Permainan |
ya |
ya |
ya |
ya |
ya |
ya |
Piring hitam |
ya |
ya |
ya |
ya |
ya |
tidak |
Radio |
ya |
ya |
ya |
sulit |
ya |
tidak |
Teksberprogram |
ya |
ya |
ya |
ya |
ya |
ya |
Televisi |
ya |
ya |
tidak |
tidak |
ya |
tidak |
Vidio kaset |
ya |
ya |
ya |
ya |
ya |
tidak |
3. Taksonomi Media menurut ukuran audiens
Audiens Besar |
Audiens Kecil |
Individu |
|
TelevisiRadioFaximilyKoranmajalahInternet |
Film suaraFilm bisuVidiotapeFilmstripsuaraSlide |
RadioAudiotapeAudiodiscFoto/PosterPapan tulis |
Media cetakTeleponCAI |
Perkembangan taksonomi ini akan terus terjadi, sesuai dengan kemajuan pengetahuan, semakin ragamnya bentuk media, dan juga semakin kompleksnya kegiatan pendidikan. Pada intinya taksonomi dibentuk adalah sesuai dengan keperluan analisis, begitu juga untuk memudahkan pengguna dalam memilih, mengembangkan media dalam kegiatan pembelajaran.
F. Pengelolaan Sumber Belajar
Dalam struktur Kurikulum Berbasis Kompetensi, kegiatan
pembelajaran termasuk salah satu komponen yang harus ada, selain kurikulum dan
hasil belajar, penilaian berbasis kelas, dan pengelolaan kurikulum berbasis
madrasah. Kegiatan pembelajaran memuat gagasan-gagasan pokok tentang proses
pembelajar an yang dijadikan sebagai pegangan untuk mencapai kompetensi yang
ditetapkan serta gagasan-gagasan pedagogis dan andragogis untuk mengelola
pembelajaran agar tidak berjalan secara mekanistik. Dengan demikian, setiap
proses pembelajaran dalam KBK harus mengacu atau mempertimbangkan
gagasan-gagasan yang ada dalam kegiatan pembelajaran ini.
Mengelola Sumber Belajar
Sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh
siswa, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan siswa lain, untuk
memudahkan belajar. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan lebih optimal jika
guru memanfaatkan sumber belajar yang tersedia di sekitar madrasah, baik sumber
belajar yang dirancang khusus untuk kegiatan pembelajaran (by-design learning
resources) maupun sumber belajar yang tersedia secara alami dan tinggal
memanfaatkan (by-utilization learning resources).
Pengadaan Sumber Belajar
Pengelola madrasah (kepala madrasah dan guru) perlu memetakan
tentang sumber-sumber belajar yang dibutuhkan untuk menunjang proses
pembelajaran agar berjalan efektif. Bentuk sumber belajar pada dasarnya
tergantung pada kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru. Sangat
mungkin terjadi, bahwa sumber belajar pada mata pelajaran tertentu berbeda
dengan mata pelajaran yang lain. Untuk itu, pengadaan sumber belajar perlu
mempertimbangkan tujuan pembelajaran dari setiap mata pelajaran termasuk dalam
hal ini mata pelajaran.Untuk
menentukan sumber belajar, paling tidak ada tiga langkah yang perlu
diperhatikan. Pertama, membuat daftar kebutuhan melalui identifikasi sumber dan
sarana pembelajaran yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar di kelas
atau sekolah. Pengelola madrasah perlu membuat daftar inventarisasi sumber dan
sarana belajar yang tersedia di sekitar madrasah, baik yang ada di madrasah
seperti media pembelajaran, laboratorium, dan fasilitas yang ada di dalamnya,
masjid/mushala, maupun yang ada di luar madrasah, seperti fasilitas di
masyarakat yang tersedia di sekitar madrasah. Fasilitas ini tidak sekedar yang
berupa benda mati (non-human) namun juga bisa yang berupa manusia seperti Tokoh
agama (kiai/ustadz), lembaga pengelola zakat dan shadaqah (ZIS), praktisi atau
ahli tertentu di sekitar madrasah yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang
proses pembelajaran. Kedua, setelah proses identifikasi dan inventarisasi
tentang sumber belajar selesai, perlu dilakukan penggolongan ketersediaan alat,
bahan atau sumber belajar tersebut. Tujuan dari penggolongan ini adalah untuk
mengetahui ketersediaan sumber belajar di sekitar madrasah. Dari proses ini
akan diketahui sumber belajar yang sebenarnya sangat diperlukan untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar namun belum tersedia sehingga ada upaya konkrit dari
pengelola untuk mengadakannya, baik melalui pembelian, pembuatan sendiri,
maupun peminjaman. Ketiga, bila sumber belajar tersebut tersedia, maka para
guru tinggal memanfaatkannya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Apabila ditemukan sumber belajar yang sudah tersedia, namun belum
sepenuhnya dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran, maka guru perlu
memodifikasi atau menyesuaikan sumber belajar tersebut. Berikut ini skema
tentang alur pengadaan sumber belajar di madrasah.
1. Pemanfaatan Sumber Belajar
Hal berikutnya yang perlu dipikirkan
oleh guru fiqih setelah sumber belajar sudah tersedia adalah memanfaatkannya
untuk kegiatan pembelajaran. Berikut ini disampaikan langkah-langkah yang dapat
dilakukan untuk memanfaatkan sumber belajar yang sudah tersedia.
a. Identifikasi
kebutuhan sumber daya
Guru
perlu melakukan identifikasi tentang sumber daya, terutama manusia, yang
tersedia untuk dapat memanfaatkan atau mengelola sumber-sumber belajar demi
pencapaian tujuan pendidikan. Sebab, ketersediaan sumber belajar yang ada di
sekitar madrasah tidak akan banyak berarti tanpa ada dukungan sumber daya
manusia yang mampu menggunakannya.
b. Mengidentifikasi
potensi sumber belajar yang ada dan dimanfaatkan untuk pembelajaran
Selain
persoalan ketersediaan sumber daya di madrasah, guru juga perlu
mengklasifikasikan sumber-sumber belajar tersebut agar mudah dalam
pemanfaatannya.
c. Pengelompokan
sumber belajar dalam kelompok
Sebagaimana
disebutkan sebelumnya bahwa sumber belajar tidak hanya dipahami sebagai
sejumlah benda mati, namun juga berupa makhluk hidup, termasuk manusia. Karena
itu, upaya pengelompokan sumber belajar oleh guru akan sangat membantu dalam
pemanfaatannya agar sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Pengelompokan
sumber belajar antara lain dapat dilihat berikut ini.
1) Lingkungan
alam
Sumber
belajar ini berupa benda-benda alami yang ada di sekitar madrasah, seperti
batu, tumbuhan, sawah, sungai, dan sebaginya. Jenis sumber belajar ini dapat
dimanfaatkan untuk mengasah semua jenis kecerdasan siswa, misalnya linguistik,
logis-matematis, spasial, musikal, kinestetis-jasmani, interpersonal,
intrapersonal, dan natural.
2) Perpustakaan
Sumber
belajar jenis ini berupa barang cetakan yang tersedia di perpustakaan, seperti
buku, majalah, jurnal, dan laporan-laporan penelitian.
3) Media
cetak
Media
cetak yang dimaksud di sini tidak dalam pengertian yang sudah tersedia di
perpustakaan, namun media cetak yang ada di luar, misalnya koran, majalah, dan
buku.
4) Nara
sumber
Sumber
belajar dapat berupa orang yang ahli atau praktisi di berbagai bidang yang
dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang dicapai. Jenis sumber belajar ini antara lain: ahli agama
(kiai/ustadz, muballigh), bankir, dokter, petani, pedagang, polisi, militer,
dan seterusnya. Mereka sesekali dapat dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran,
baik dengan cara berkunjung ke tempat mereka bekerja maupun mendatangkannya ke
madrasah.
5) Karya
siswa
Sumber
belajar jenis ini adalah sejumlah media yang diciptakan oleh siswa, misalnya
lukisan, kaligrafi, kliping, peta, dan alat peraga lain.
6) Media
elektronik
Sumber
belajar jenis ini berupa alat elektronik, baik dibuat sendiri maupun yang sudah
tersedia, misalnya radio, televisi, komputer, internet, dan antena parabola.
d. Mencari
dan menganalisis relevansi antara kelompok sumber belajar dengan mata
pelajaran.
Langkah
berikutnya setelah mengelompokkan sumber-sumber belajar yang tersedia di
sekitar madrasah adalah mengaitkan kelompok sumber belajar tersebut dengan mata
pelajaran yang diampu oleh guru. Dalam hal ini sangat mungkin terjadi bahwa
satu mata belajaran menggunakan lebih dari satu kelompok sumber belajar. Mata
pelajaran dapat menggunakan media elektronik, narasumber, media cetak, perpustakaan,
dan alam sekitar.
e. Menentukan
materi dan kompetensi untuk pembelajaran
Langkah
berikutnya yang perlu dicermati adalah menentukan materi dan kompetensi dasar
dari setiap mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Penggunaan sumber
belajar pada dasarnya untuk mendukung pencapaian kompetensi ini. Kompetensi
yang dimaksud disini mencakup penguasaan pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding),
keterampilan (skill), nilai (value), sikap (attitude), dan minat (interest).
f. Pemanfaatan
sumber-sumber belajar dalam pembelajaran
Setelah
penentuan materi dan kompetensi dari setiap mata pelajaran dilakukan, maka
langkah berikutnya adalah memanfaatkan sumber belajar yang tersedia untuk dapat
mencapai kompetensi yang diinginkan.
G.
Multimedia
Teknologi baru khususnya multimedia memiliki peranan semakin
penting dalam pembelajaran. Teknologi pembelajaran melihat prospek yang bagus
bagi pendidikan masa depan dimana “online-teaching” “e-learning” “virtual
classrooms” dan “laptop universities” memegang pernaanyang semakin penting.
Diyakini bahwa multimedia akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana
“learning with effort” akan dapat digantikan dengan “learning with fun” Jika
situasi belajar semacam ini tidak terjadi, maka multimedia sekurang kurangnya dapat
membuat belajar menjadi lebih efektif.
Multimedia yang dimaksudkan disini adalah gabungan beberapa
alat alat tkenik (misalnya, komputer, memori elektronik, jaringan informasi,
dan alat alat display) yang dapat menyajikan informasi melalui berbagai format
(seperti teks, gambar nyatata atau grafik) dan melalui multi saluran sensorik.
Multimedia dimasa depan, bahkan masa kini telah menjadi
bagian dari upaya peningkatan kemampuan seseorang dalam menerima materi
pembelajaran secara efektif. Untuk itu multimedia adalah informasi terkahir
yang satu saat nanti telah menjadi sejarah maka harus diikuti perkembangannya.
H. Penutup
I.
Daftar
Bacaan
Dave Meier, The
Accelerated Learning Handbook, USA: McGraw-Hill, 2000.
Departemen Pendidikan Nasional, Kegiatan Belajar Mengajar, Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang
Depdiknas, 2002.
Gagne Robert, The Conditioningg of
Learning, New York, Holt Rinehart and Winston, 1985
Harvey A. Averch, et al.,
How Effective is Schooling?, New
Jersey: Englewood Cliffs, 1974.
Heinich R, et all, 1996, Instructional Media and Technologies for
Learning, 5th edition, New York: Mac Millan.
James P. Shaver (ed.), Handbook
of Research on Social Studies Teaching and Learning, New York: Macmillan
Publishing Company, 1991.
Jonnasen, D.H, et al, 1996, Hand book of Research for Educational
Communication and Technology,
Mel Silberman, Active
Learning: 101 Strategies to Teach Any Subjects, Boston: Allyn & Bacon,
1996.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media, Pengajaran, Bandung:
Sinar Baru, 1997.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru, 1997.
Oemar Hamalik, Media
Pendidikan, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1994.
Paul Suparno, Filsafat
Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius, 1997
Yager E.Robert, Science Technology
Society as Reform in Science Education, New York, 1996
Tidak ada komentar:
Posting Komentar