1. Pengambil
Alihan kekuasaan
Terjadinya perang Shiffin terhadap Ali bin Abi
Thalib dan Mu’awiyah menimbulkan polemik terhadap pergulatan dunia Islam.
Padahal mereka mempunyai garis keturunan yang sama. Adapun pengikut yang
mengingkari Ali bin Abi Thalib atau disebut golongan Khawarij mereka menyatakan
keluar dari golongan Ali. Golongan ini merencanakan pembunuhan terhadap Ali bin
Abi Thalib, Mu’awiyah bin Abu Sufyan, dan ‘Amr ibn ‘Ash.
Diantara tiga tokoh yang direncanakan, Ali bin Abi Thalib
berhasil dibunuh oleh Abd. Ar-Rahman bin Muljam. Sedangkan Mu’awiyah hanya
tertikam. Demi menghindari pertumpahan darah yang lebih besar dikalangan umat
Islam, maka Hasan Ibn Ali bersedia mengundurkan diri dengan beberapa syarat
kepada Mu’awiyah, diantaranya :
- Agar Mu’awiyah tidak menaruh dendam sedikitpun terhadap penduduk Irak.
- Agar pajak tanah negeri Ahwaz diberikan kepada Hasan setiap tahun.
- Mu’awiyah membayar kepada saudaranya Husain sebanyak 2 juta dirham.
Dengan demikian, Mu’awiyah menjadi penguasa yang sah
diseluruh
wilayah kedaulatan pemerintahan Islam.
2. Sejarah kekuasaan Dinasti Bani Umayyah
Dengan berakhirnya kekuasaan khalifah Ali bin Abi
Thalib, maka lahirlah kekuasaan Dinasti Bani Umayyah. Pada periode Ali dan
khalifah sebelumnya, pola kepemimpinan masih mengikuti keteladanan Nabi yaitu
melalui musyawarah.
Sedangkan pada dinasti-dinasti yang berkembang
pemerintahannya adalah berbentuk kerajaan, kekuasaan bersifat feodal atau turun
temurun. Mu’awiyyah berkuasa ± 91 tahun. Ibukotanya dari Madinah pindah ke
Damaskus.
Khalifah-khalifah besar dinasti Bani Umayyah adalah :
- Mu’awiyah bin Abi Sufyan ( 661 – 680 M )
- Abd Malik Ibn Marwan ( 680 – 705 M )
- Al Walid Ibn Abdul Malik ( 705 – 715 M )
- Umar Ibn Abd Azis ( 717 – 720 M )
- Hasyim Ibn Abd Malik ( 724 – 723 M )
3. Kemajuan Yang Dicapai
Masa pemerintahan dinasti Umayyah berbagai kemajuan
telah dicapai adalah dibidang administrasi. Lembaga ini yang mendukung tampuk
pimpinan dinasti Umayyah. Diantara Ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa
Umayyah adalah :
- Ilmu Agama
- Ilmu sejarah dan geografi
- Ilmu di bidang bahasa
- Ilmu di bidang filsafat
Dengan demikian berbagai perkembangan ilmu pengetahuan
terjadi pada masa pemerintahan dinasti bani Umayyah.
4. Pola Pendidikan dan Pusat Pendidikan
Periode dinasti Umayyah merupakan masa inkubasi. Pada
masa ini peletakan dasar dari kemajuan pendidikan dimunculkan. Kajian keilmuan
yang ada pada periode ini berpusat di Damaskus, Kuffah, Mekkah, Madinah, Mesir,
Cordova dan beberapa kota lain.
Adapun bentuk pendidikan pada masa dinasti Umayyah
diantaranya :
- Pendidikan Istana
- Nasehat Pembesar
- Perpustakaan
- Bamaristan ( rumah sakit )
Pola pendidikan pada periode dinasti Umayyah telah
berkembang. Pada masa ini peradaban Islam sudah bersifat Internasional meliputi
tiga benua yaitu sebagian Eropa, Sebagian Afrika, dan Sebagian besar Asia yang
kesemuanya dipersatukan dengan bahasa Arab sebagai bahasa resmi Negara.
5. Faktor-Faktor kehancuran Dinasti Umayyah
Faktor-faktor tersebut adalah :
- Sistem pergantian Khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas.
- Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali.
- Pada kekuasaan Banu Umayyah pertentangan etnis antar suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam meruncing.
DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Badri. 2004. Sejarah Peradaban Islam dirasah
Islamiyah II. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Nizar, samsul. 2007. Sejarah Pendidikan Islam.
Jakarta : Kencana Prenada media group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar