PEUGAH YANG NA,. PEUBUET LAGEI NA,. PEUTROEK ATA NA,. BEKNA HABA PEUSUNA,. BEUNA TAINGAT WATEI NA,.

Jumat, 23 November 2012

DITPAI GELAR TEMU PAKAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Foto
JAKARTA, DITPAI - Guru agama Islam adalah kunci dalam membendung laju radkilasme, fundamentalisme. Ia merupakan factor penentu dunia pendidikan. Demikian jelas Prof. Dr. Nur Syam, Direjen Pendidikan Islam Kementerian Agama dalam sambutannya pada acara Temu Pakar Pendidikan Agama yang diadakan Direktorat Pendidikan Agama Islam Kemenag (24/9) di Hotel Santika TMII Jakarta.
Menurutnya, selain memberikan bimbingan terhadap guru agama Islam, persoalan rekruitmen GPAI juga harus menjadi perhatian serius. Rekruitmen guru menjadi factor penting dalam upaya melahirkan guru-guru yang baik. Imbuhnya
Sementara itu, Prof. Dr. Tholhah Hasan salah satu pembicara utama dalam Temu Pakar tersebut mengatakan, kelemahan guru merupakan persoalan utama yang menyebabkan keringnya pendidikan agama Islam. Ia menuturkan, ada beberapa kelemahan guru agama Islam, pertama penguasaan materi yang sangat terbatas, kedua lebih menekankan pada kognitif, ketiga pendekatanya hanya pada a�malul jawarikh, keempat sikap guru agama yang hanya bekerja sebagai guru professional lemah dakwah, kelima lemahnya kompetensi leadership dan spiritual. Terangnya
Prof. Dr. Azyumardi Azra yang juga bertindak sebagai pembicara utama mengatakan, persoalan radikalisme dikalangan anak muda memang sangat kompleks. sehingga memerlukan pendekatan sendiri. Lemahnya guru agama Islam hanya satu problem saja dan sesungguhnya masih banyak problem lain yang perlu diselesaikan. Katanya
Azra menuturkan bahwa pendidikan agama Islam pada sekolah harus mampu menghadirkan agama yang kontekstual tidak hanya berkutat pada keimanan yang sempit. "keimanan juga bisa dikaitkan dengan kebangsaan" .
Dalam membendung laju radicalisme, ketegasan pemerintah merupakan kunci pokok. Kemenag harus bekerjasama dengan kemendiknas termasuk kepada Polri-kejaksaan. Maka perlu meningkatkan peran lembaga dan kepemimpinan yang dapat memainkan peranan kunci dalam masalah ini seperti Kementerian Agama. Sambungnya
Sebelumnya, Dr. Amin Haedari, M.Pd selaku Direktur Pendidikan Agama Islam yang bertindak sebagai pelaksana kegiatan Temu Pakar mengatakan bahwa kegiatan tersebut untuk membahas berbagai persoalan-persoalan yang berkaitan dengan Pendidikan Agama Islam. Selain itu, pertemuan tersebut juga untuk menyamapakan persepsi dan shilaturahim kepada para tokoh dan terlebih beberapa tokoh yang hadir merupakan mantan pejabat dilingkungan Kementerian Agama khususnya Direktorat Pendidikan Islam.
Direktur PAI tersebut menuturkan, diantara persoalan yang ada dalam Pendidikan Agama Islam adalah masih lemahnya ketertarikan siswa untuk mempelajari agama Islam di sekolah. Dari mata pelajaran yang ada PAI berada pada urutan ke-15 yang disukai oleh siswa. Hal ini terungkap oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan, diantaranya oleh Litbang Kementerian Agama.
Acara yang dilaksanakan dari pukul 09 sampai jam 13 tersebut menghadirkan beberapa tokoh, diantaranya Prof. Dr. KH. Tholchah Hasan, MA , Prof . Dr. H. Nur Syam, MA , Prof. Dr. H. Azzyumardi Azra, MA, Prof. Dr. H. Atho Mudzhar, MA, Prof. Dr. H. Amin Abdullah, MA, Dr. H. Amin Haedari, M.Pd, Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA , Dr. H. M. Suparta, MA, Dr. H. Imam Tholkhah, MA, KH. Abdul Halim, LC, Dr. H. Abdul Aziz, MA , Dr. H. Marwan Saridjo, MA, dan beberapa perwakilan dari sekolah seperti SMA Dwi Warna Parung Bogor, SMAK Negeri 30 Jakarta, SMAN 8 Jakarta.

Tidak ada komentar:

Read more: http://www.bloggerafif.com/2011/03/membuat-recent-comment-pada-blog.html#ixzz1M3tmAphZ