Prof. Dr. Dawam Rahardjo: “Jangan Sampai PTAI termasuk Pendusta Agama.”
Tanggal : 10/4/2012 8:03:00 PM Sumber : Kelembagaan Diktis
Kuningan, 23/09/2012.
Begitulah kesimpulan Prof. Dawam Rahardjo pada saat meenyampaikan
pemikiran tentang Islam Transformatif pada acara “Simposium Nasional
Islam Transformatif di PTAI.” Kata-kata “mendustakan agama” mengingatkan kita pada Firman Allah Swt dala QS Al-Maun: 1-3, “Tahukah
Kamu orang-orang yang termasuk mendustakan Agama?. Mereka itulah orang
yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan bagi
orang-orang miskin.“ Kata anak yatim sering didefinisikan dengan
anak yang sudah tidak mempunyai orang tua. Jika kemudian makna ini
diluaskan, maka masyarakat yang lemah dan juga tidak mendapatkan
perlindungan ataupun kondisinya yang (di)lemah(kan) adalah semakna
dengan kata “anak yatim”. Maka, jika kemudian PTAI mengabaikan
masyarakat yang demikian itu yang berada di sekitarnya, maka bisa saja
PTAI dikelompokkan ke dalam pendusta agama. Paradigma sosial kritis yang
melatarbelakangi metode Participatory Action Research (PAR)
adalah paradigm yang lebih mendekatkan penelitian pada PTAI kepada
realitas sosial. Hal ini didasarkan pada realitas bahwa
penelitian-penelitian yang telah menghabiskan dana cukup besar, namun ia
hanya sekedar sebagai dokumen peneliti dan baru dimanfaatkan saat
kenaikan pangkat an sich. Padahal
penelitian adalah sebuah tindakan untuk menyelesaikan problem sosial.
Dengan pendekatan ini, maka masyarakat diharapkan terbangun
kesadarannya.
Simposium
ini diselenggarakan di sela-sela acara “Workshop Participatory Action
Research (PAR)” yang diselenggarakan atas kerjasama ISIF Cirebon dan
Kementerian Agama RI, selama tiga bulan yakni Oktober s.d Desember 2012.
Simposium ini menghadirkan para praktisi Peneliti PAR di seluruh PTAI
yang ditujukan untuk merefleksikan 9 tahun pelaksanaan PAR di PTAI.
Keberadaan PAR di PTAI diharapkan bisa makin mendekatkan PTAI kepada
masyarakat. Masyarakat juga makin membutuhkan keberadaan PTAI. Sebagai
contoh pelaksanaan PAR pada PTAI ini adalah STAIN Pekalongan yang
menjalankan peran membangkitkan kesadaran masyarakat dalam
memperjuangkan hak untuk mendapatkan air bersih. Program ini telah mampu
menciptakan citra positif kelembagaan PTAI di tengah masyarakat.
Dari forum Simposium ini telah terbentuk sebuah konsorsium yang disebut dengan Masyarakat Peneliti Transformatif
yang diharapkan akan membawa penelitian pada PTAI makin berkualitas dan
berdaya guna bagi masyarakat. Anggota Masyarakat Peneliti Transformatif
ini adalah seluruh dosen PTAI yang concern dalam penelitian
transformative. Paradigma kritis yang dimulai dari penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat diharapkan akan menjangkau aspek
institusional/kelembagaan. Dengan demikian, PTAI bisa memaksimalkan
perannya.***[Disarikan dari Laporan Monev Anis Masykhur]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar