HUBUNGAN
BAKAT, KECEPATAN DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA
SEKOLAH SEPAKBOLA PUTRA BANNA (PSPB) PEUSANGAN
KABUPATEN
BIREUEN
ABSTRAK
(SYAMSUL
BAHRI)
Kemampuan
bermain sepakbola dipengaruhi oleh faktor psikologis dan fisiologis. Faktor
fisiologis yaitu kondisi fisik yang dalam hal ini adalah kecepatan dan
kelincahan sedangkan psikologis didalamnya terdapat bakat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui konstribusi bakat, kecepatan dan kelincahan dengan
keterampilan bermain sepakbola SSB Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireun.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SSB Putra Banna Peusangan
Kabupaten Bireun yang berjumlah 31 orang. Berdasarkan acuan pengambilan sampel
dengan metode total sampel maka seluruh siswa SSB Putra Banna Peusangan
Kabupaten Bireun dijadikan sampel. Dari hasil analisis data yang dapat
diperoleh hasil penelitian, Hasil analisis data korelasi ganda di atas
diketahui bahwa hubungan antara nilai Bakat (X1), Kecepatan (X2),
Kelincahan (X3) dengan keterampilan bermain sepakbola (Y) adalah 0.89. Dari perhitungan hubungan keempat variabel nilai fh (f-hitung)
= 32.68 sedangkan nilai ft (f-tabel) pada taraf
signifikansi 95% dengan db (n-k-1) sebagai
penyebut dan k sebagai pembilang
adalah sebesar 4.60. Artinya nilai fh
= 53.51 ≥ dari nilai ft = 4.72 (f-hitung lebih besar dari
f-tabel). Uraian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang penulis
rumuskan di terima kebenarannya. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara bakat, kecepatan, kelincahan dengan
keterampilan bermain sepakbola pada siswa Sekolah sepakbola Putra Banna
Peusangan Kabupaten Bireuen.
Kata
Kunci: Bakat, Kecepatan, Kelincahan dan Keterampilan Bermain Sepakbola.
PENDAHULUAN
Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah
memasyarakat, baik sebagai hiburan,
mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk
membela desa, daerah dan negara. Keberhasilan akan diraih apabila latihan yang
dilakukan sesuai dan berdasarkan prinsip latihan yang terencana, terprogram
yang mempunyai tujuan tertentu. Kondisi fisik pemain sepakbola menjadi sumber
bahan untuk dibina oleh pakar sepakbola selain teknik, taktik, mental dan
kematangan bertanding.
Kondisi fisik yang baik dan prima serta siap untuk
menghadapi lawan bertanding merupakan unsur yang penting dalam permainan
sepakbola..Dalam proses latihan unsur-unsur kondisi fisik menempati posisi
terdepan untuk dilatih, yang berlanjut ke latihan teknik, taktik, mental dan
kematangan bertanding dalam pencapaian prestasi.
Lebih lanjut Suharno (1985:24), menyatakan bahwa
pembinaan fisik, teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding merupakan
sasaran latihan secara keseluruhan, dimana aspek yang satu tidak dapat
ditinggalkan dalam program latihan yang berkesinambungan sepanjang tahun.
Sardjono (1981:1), Aspek penentu dan pendukung dalam
pencampaian hasil Olahraga oleh Anwar dan Sajoto (1995:2-5) diuraikan beberapa
macam meliputi: (1) Aspek biologis, terdiri dari (a) potensi kemampuan dasar
tubuh, (b) fungsi organ tubuh, (c) postur dan sruktur tubuh. (2) Aspek
sikologis terdiri dari: (a) Intelektual dan Emotional, (b) Motivasi, (c)
kepribadian (d) koordinasi saraf dan otot. (3) aspek lingkungan terdiri dari:
(a) sosial, (b) sarana dan prasarana olahraga, (c) cuaca, (d) orang tua,
keluarga dan masyarakat. (4) aspek penunjang terdiri atas: (a) pelatih
berkualitas tinggi, (b) program yang sistematis, (c) penghargaan dari
masyarakat dan Pemerintah.
Perubahan teknik dasar bermain
sepakbola, merupakan salah satu perubahan yang dihasilkan dari proses latihan.
Pengertian latihan menurut Rothig (Imanudin 2008:13) adalah “semua upaya yang
mengakibatkan terjadinya peningkatan kemampuan dalam pertandingan olahraga”. Sedangkan
menurut Herre (Imanudin 2008:13) “latihan adalah keseluruhan proses persiapan
yang sistematik bagi siswa untuk mencapai prestasi tinggi”. Lebih luas lagi
pengertian dari latihan “proses yang sistematis dalam berlatih atau bekerja
secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan”,
menurut Bompa (Imanudin, 2008:13).
Lebih
lanjut Suharno (1985:24), menyatakan bahwa pembinaan fisik, teknik, taktik,
mental dan kematangan bertanding merupakan sasaran latihan secara keseluruhan,
dimana aspek yang satu tidak dapat ditinggalkan dalam program latihan yang
berkesinambungan sepanjang tahun. Hal ini ditambahkan oleh Sardjono (1981:1),
bahwa peranan latihan untuk mengembangkan unsur-unsur kondisi fisik permainan
sepakbola guna meningkatkan kecakapan bermain sangat menentukan tradisi,
kelentukan seta kelincahan dibutuhkan oleh seseorang pemain sepakbola dalam
menghadapi situasi tertentu dan kondisi pertandingan. Selain itu penampilan atlet dalam permainan atau
pertandingan, tidak dapat dilepaskan dari tingkah laku dan aspek psikis yang
mendasarinya kondisi fisik yang meliputi kekuatan dan kelentukan otot-otot,
struktur anatomis-fisiologis, keterampilan adalah faktor yang mempengaruhi
penampilan atlet dalam permainan sepakbola menuju prestasi.
Menurut Saifuddin (2010:3) Kondisi
fisik saja tidak cukup, karena harus ada yang mengemudikan, mengarahkan,
sehingga penampilannya merupakan perpaduan antara dua faktor, di mana psikis
acap kali berperan besar. Selain itu Saifuddin (2010:7) Setiap cabang olahraga
memiliki karakteristik yang berbeda dan hal tersebut sangat dipengaruhi oleh
struktur morfologis anatomis atletnya, para pemain bola basket, bolavoli,
olahraga berkuda, bulu tangkis, sepak bola dan senam.
Kabupaten Bireuen pembinaan prestasi cabang olahraga sepakbola melalui sekolah-sekolah sepakbola, salah satunya SSB Putra Banna (SSPB). SSPB merupakan salah satu perkumpulan sepakbola yang para pemainnya terdiri dari anak-anak barutumbuh, yang melibatkan
pemerintah
daerah
dan
swasta.
Para pemain
direkrut
dari
sekolah
dasar
dan
sekolah
menengah
tingkat
pertama, yang dianggap
memiliki
potensi
atau
bakat
dalam
cabang
olahraga
sepakbola, untuk
dibina, dikembangkan
dan
ditingkatkan
keterampilan dasar bermain secara maksimal.
Pembinaan prestasi cabang olahraga sepakbola di Bireuen, sangat
tepat
melalui
sekolah-sekolah
sepakbola, hal
ini
terbukti
dengan
prestasi
pemain-pemain
muda di kompetisi
ditingkat
daerah
maupun
nasional.
SSB Putra Banna didirikan pada tahun dua ribu, dan menerima pemain atau siswanya, dengan melakukan seleksi ketat, sehingga diperoleh calon-calon pemain yang berbakat.
Berorientasi pada aspek penentu dan pendukung
pencampaian prestasi olahraga sepak bola, aspek biologis seperti potensi atau
kemampuan dasar tubuh dan fungsi organ-organ tubuh memberi kontribusi
pencampaian prestasi. Potensi kemampuan dasar tubuh menyangkut sepuluh komponen
kondisi yang saling berkaitan satu sama lain yang tidak bisa dipisah-pisahkan.
Sepuluh komponen kondisi fisik meliputi: kekuatan, daya tahan, daya tahan otot,
kecepatan, kelenturan, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, kecepatan dan
reaksi Sajoto, (1995:11).
Prestasi demi prestasi yang dapat dicapai oleh pemain
sepakbola bukanlah datang dengan sendirinya tetapi perlu kerja keras dan bakat
yang ada pada dirinya. Pencampaian yang tinggi dalam sepakbola harus memiliki
beberapa komponen seperti bakat, kecepatan dan kelincahan. Komponen tersebut
merupakan faktor utama dalam penguasaan teknik dasar dalam permainan sepakbola
bakat, kecepatan dan kelincahan dibutuhkan olah pemain sepakbola pada sekolah
putra banna dalam menghadapi situasi tertentu dan kondisi pertandingan yang
menurut unsur bakat, kecepatan dan kelincahan dalam bergerak untuk menguasai
bola maupun dalam bertahan untuk menghindari benturan dengan lawan.
Berdasarkan
uraian diatas maka penulis ingin mengadakan penelitian yang berjudul: Hubungan Bakat, Kecepatan dan Kelincahan Dengan
Keterampilan bermain sepakbola pada Siswa Sekolah Sepakbola Putra Banna
Peusangan Kabupaten Bireuen.
A.
Tujuan
Penelitian
Dalam
penelitian ini penelitian ini mempunyai tujuan yaitu:
1.
Untuk Mengetahui hubungan bakat dengan ketrampilan bermain sepakbola siswa sekolah sepakbola Putra Banna
Peusangan Kabupaten Bireuen.
2.
Untuk Mengetahui hubungan
kecepatan dengan keterampilan bermain sepakbola siswa
sekolah sepakbola Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireuen.
3. Untuk
Mengetahui hubungan kelincahan dengan keterampilan bermain sepakbola siswa
sekolah sepakbola Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireuen.
4.
Untuk Mengetahui hubungan bakat, kecepatan dan kelincahan
dengan keterampilan bermain sepakbola siswa Sekolah
Sepakbola Putra Banna Peusangan
Kabupaten Bireuen.
METODE
1.
Rancangan
Penelitian
Rancangan
penelitian yang peneliti gunakan adalah teknik pengukuran dan tes lapangan.
Adapun yang menjadi rancangan peneliti ini adalah menghubungkan masalah
kompenen Bakat, kecepatan dan kelincahan terhadap Bermain Sepak bola.
![]() |


Gambar3.1
Hubungan antara X1, X2, X3 dengan Y
Keterangan
XI = Bakat
X2 = Kecepatan
X3 = Kelincahan
Y = Keterampilan bermain sepak bola
2.
Populasi
dan Sampel Penelitian
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Sekolah Sepakbola Putra Banna, yang
berjumlah 31 orang. Menurut Hadi (1990:102) “Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian yang akan diteliti“.
Menurut
Arikunto (1986:10) Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
seluruhnya atau total sampel. Berhubung jumlah siswa yang berumur empat belas
sampai enam belas tahun berjumlah tiga puluh satu orang, maka semuanya
dijadikan sampel dalam penelitian ini.
3.
Instrumen
Penelitian
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian
diperlukan alat yang disebut instrument. Instrument penelitian adalah alat-alat
yang digunakan dalam penelitian terutama berkaitan dengan proses pengumpulan
data. Nurhasan (2000 : 1) menjelaskan mengenai tes dan pengukuran yaitu: “Suatu
alat yang digunakan dalam
memperoleh data dari
suatu objek yang
akan diukur, sedangkan pengukuran merupakan suatu proses
untuk memperoleh data.
1. Instrumen Bakat
Adapun
Instrumen bakat yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen Bakat
berdasarkan tiori Bingham (1996:62), dan
Artkinson, (2005:60) dan dikembangkan oleh penulis dan tes bakat dengan angket
atau kuesioner. Sebelum penulis mengedarkan angket untuk tes bakat maka penulis
terlebih dahulu memvalidasi butir-biutir angket terlebih dahulu dengan Ahli dan
Dosen pembimbing.
2. Pengukuran Tes Kecepatan
Prosedur pelaksanaan tes kecepatan lari 30 meter adalah sebagai berikut
a.
Peserta tes siap berdiri di belakang garis start
b. Dengan aba-aba” Siap” atlit siap berlari dengan start berdiri
c. Dengan aba-aba “ya” altit berlari secepat-cepatnya dengan menempuh jarak
30 meter
d. Kecepatan lari dihitung dari saat
aba-aba “ya”
e. Pencacatan waktu di lakukan sampai dengan persepuluh detik (0,1 detik)
f. Tes dilakukan
2 kali
g. Peserta tes dinyatakan gagal apabila melewati atau mengeberang lintasan lainnya.
Tabel Norma Kecepatanlari 30 meter laki-laki
|
No
|
Norma
|
Prestasi
(Detik)
|
|
1
2
3
4
5
|
BaikSekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
|
3.85-3.91
3.92-4.34
4.35-4.72
4.73-5.11
5.12-5.50
|
3. Tes
Kelincahan
Prosedur pelaksanaan tes kelincahan
Zig-zag run
sebagai berikut:
![]() |
a. Pelaksanaan:
1. Teste
berdiri dibelakang garis star, bila ada aba-aba “ya” ia berlari dengan secepat
mungkinmengikuti arah yang telah disusun secara zig-zag sesuai dengan diagram
sampai batas finis
2. Teste
diberi kesempatan melakukan tes tiga kali kesempatan
3. Gagal
bila menggeserkan tongkat atau cone tidak
sesuai dengan tes tersebut
b. Penilaian
Pencatatan
waktu tempuh yang terbaik dari tiga kali percobaan atau test dan dicatat sampai
sepersepuluh detik.http://djiastuti.blogspot.com
Table Norma Penilaian
Zig-zag Run
|
Skor
|
Putra
|
Kriteria
|
Zigzag
Run Putri
|
|
5
|
<5,5
|
Sempurna
|
<6,7
|
|
4
|
6 -
5,6
|
Baik
sekali
|
7,4
-6,8
|
|
3
|
6,6 –
6,1
|
Baik
|
8,2 –
7,5
|
|
2
|
7,1 –
7,6
|
Cukup
|
8,9 –
8,3
|
|
1
|
7,7 –
8,2
|
Kurang
|
9,6 –
9,0
|
Sumber: http//djiastuti. Blogspot. Com
4.
Test Keterampilan
bermain sepakbola
Adapun
tes keterampilan sepak bola sesuai dengan pendapat Saifuddin, (2001:169)
Instrumen penelitian keterampilan dasar bermain sepak bola adalah:
1. tujuan
untuk mengukur keterampilan dasar bermain sepak bola
2. sasaran
tes ini berlaku untuk anak-anak umur 15 sampai 16 Tahun
3. Jenis
kelamin tes ini digunakan untuk anak laki-laki
4. Alat tes
keterampilan dasar sepak bola
5. Validitas
dengan construct validitye
6. Realibilitas:
Realibilitas tes didasarkan atas data hasil tes inter-rater, dan diperoleh
hasil Fhitung 0,043<Ftabel 3.16, sehingga instrumen ini reliable untuk
digunakan
7. Petunjuk
pelaksanaan
a. peralatan:
(1) lapangan sepak bola yang rata, (2) blangko catatan, (3) pulpen (4) dua buah
bola kaki, (5) bendera kecil, (6) dua buah tiang setinggi1,75 meter (7) 4 buah stop what, (8) Dua set papan pantul ukuran 2 meter X 0,75
b. Petugas
yang diperlukan adalah:(1) pemandu tes, (2) pencatat skor
c. Pelaksanaan
tes:
1. Testee
berdiri dibelakang garis star menghadapi bola
2. Setelah
ada ab-aba “YA” testee menggiring bola dengan kaki kanan secepat-cepat melewati
5 rintangan (tiang).
3. Testee
menendang bola ke papan pantul seperti halnya memberi umpan kepada lawan.
4. Testee
menahan bola yang mental dari papan pantul lalu menggiring bola sampai ke papan
pantul ke dua
5. Dilanjutkan
menendang bola ke papan pantul kedua
6. Diteruskan
menendang bola kegawang.
Stop what dihidupkan
pada saat testee melakukan menggiring bola dan dimatikan pada saat bola sudah
melewati garis gawang. Pelaksanaanya dilakukan dua kali. Pertama dilakukan
dengan kaki kanan, kedua dengan kaki kiri. mengadakan percobaan dua kali
ulangan masing-masing kaki. Kriteria penilaian skor yang dicatat adalah waktu
yang ditempuh mulai star, menggiring, mengoper, menahan, dan menembak bola
kegawang setelah bola melewati garis gawang
d. Tes
dinyatakan gagal:
1. Menggiring
tidak dilakukan melewati rintangan
2. Mengoper
bola tidak tepat pada papan pantul
3. Menembak
bola kegawang dilakukan diluar daerah batas









e. Ukuran
lapangan
-
Jarak keseluruhan lapangan tes : 34,5 meter
-
Panjang garis start : 2 meter
-
Jumlah Rintangan : 5 buah
-
Tinggi tiang rintangan : 1,5 Meter
-
Jarak antara rintangan :
2 meter
-
Jarak rintangan dengan papan
pantul : 3,5 meter
-
Panjang papan pantul : 2 meter
-
Lebar gawang :
5,46 meter
-
Tinggi tiang gawang : 1,75
meter
-
Jarak tendangan kegawang : 9.5 meter
HASIL DAN
PEMBAHASAN PENELITIAN
1. Hasil
1.
Terdapat
hubungan yang signifikan antara bakat (X1)
dengan keterampilan bermain sepakbola siswa sekolah sepakbola putra
banna Peusangan Kabupaten Bireuen (Y), hal tersebut ditunjukan koefesien
korelasi sebesar 0,541. hubungan bakat terhadap keterampilan bermain sepakbola
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bakat secara nyata dapat meningkatkan
keterampilan bermain sepakbola, sehingga bakat memegang peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan prestasi pemain dalam sepakbola.
2.
Terdapat
hubungan yang signifikan antara kecepatan (X2)
dengan keterampialn bermain sepakbola siswa sekolah sepakbola putra banna peusangan
Kabupaten Bireuen (Y), hal tersebut ditunjukan koefesien korelasi sebesar
0,358. Kecepatan lari sangat mempengaruhi seorang pemain dalam menggiring bola
dan menendang bola kegawang.
3.
Terdapat
hubungan yang signifikan antara kelincahan (X3)
dengan keterampilan bermain sepakbola siswa sekolah sepakbola putra
banna peusangan kabupaten bireuen (X3)
sebesar 0,379. dapat disimpulkan bahwa kelincahan secara nyata dapat
meningkatkan keterampilan bermain sepakbola, sehingga kelincahan memegang
peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi pemain dalam sepakbola.
4.
Bakat
(X1), kecepatan (X2), dan kelincahan (X3)
secara bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan dengan keterampilan
bermain sepakbola(Y), hal tersebut ditunjukan oleh koefesien korelasi ganda R
sebesar 0,718. Dari perhitungan hubungan keempat variable nilai fh
(f-hitung) = 9,588 sedangkan nilai ft (f-tabel)
pada taraf signifikansi 95% sebesar 2,960. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa semakin bagus bakat yang dimiliki oleh pemain semakin
baguspula teknik dasar yang dikuasainya, semakin baik kecepatan yang
dimilikinya maka semakin baguspula keterampilan menggiring bola dan tendangan
yang dilakukan, dan semakin baik kelincahan yang dimiliki maka semakin baikpula
menggiring bola saat melewati lawan, sehingga dapat disimpulkan ketiga variabel
tersebut sangat menentukan keterampilan bermain sepakbola.
2.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis rx1y
antara nilai Bakat (X1) dengan keterampilan bermain sepakbola
(Y) pada siswa Sekolah sepakbola Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireuen adalah 0.541. Hasil analisis rx2y antara
nilai Kecepatan (X2) dengan keterampilan bermain sepakbola (Y) pada
siswa Sekolah sepakbola Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireuen adalah 0.358. Hasil analisis rx3y antara
nilai Kelincahan (X3) dengan keterampilan bermain sepakbola (Y) pada
siswa Sekolah sepakbola Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireuen adalah 0.379. Hasil analisis data korelasi
ganda di atas diketahui bahwa hubungan antara nilai Bakat (X1),
Kecepatan (X2), Kelincahan (X3) dengan keterampilan
bermain sepakbola (Y) adalah 0.718. Dari perhitungan hubungan keempat variable
nilai fh (f-hitung) = 9,588 sedangkan nilai ft
(f-tabel) pada taraf signifikansi 95% sebesar 2,960. Uraian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang
penulis rumuskan di terima kebenarannya. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Bakat, Kecepatan, kelincahan
dengan keterampilan bermain sepakbola pada siswa Sekolah sepakbola Putra Banna
Peusangan Kabupaten Bireuen.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuktikan bahwa
terdapat hubungan antara bakat, kecepatan dan kelincahan terhadap keterampilan
bermain sepakbola. Bakat diperlukan seorang pelari untuk mengetahui daya
ataupun kesanggupan seorang pelari dalam melakukan lari pada saat start sampai
finish. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bingham (1996:62) Bakat adalah Acondition organitasion set of
characteristics regerded as symptomatic of an individual’s ability to acquire
with training some knowledge (usually speciefied)bskill organitation set of
responses, such as the ability to specak to produce music,ets’. Bakat adalah suatu kondisi
pada seseorang dengan suatu latiahan khusus memungkinkannya mencapai suatu
kecekapan. Dalam proses interaksi antara faktor keturunan dan faktor lingkungan
dikembangkan melalui olahan lingkungan, misalnya latihan (Artkinson; 2005:60).
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian
dan pembahasan maka perihal dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Terdapat hubungan yang signifikan antara bakat
(X1) dengan keterampilan bermain sepakbola siswa sekolah sepakbola putra banna Peusangan Kabupaten Bireuen (Y), hal
tersebut ditunjukan koefesien korelasi sebesar 0,541. hubungan bakat terhadap
keterampilan bermain sepakbola dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bakat
secara nyata dapat meningkatkan keterampilan bermain sepakbola, sehingga bakat
memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi pemain dalam
sepakbola.
2.
Terdapat hubungan yang signifikan antara
kecepatan (X2) dengan keterampialn bermain sepakbola siswa sekolah sepakbola putra banna peusangan
Kabupaten Bireuen (Y), hal tersebut ditunjukan koefesien korelasi sebesar
0,358. Kecepatan lari sangat mempengaruhi seorang pemain dalam menggiring bola
dan menendang bola kegawang.
3.
Terdapat hubungan yang signifikan antara kelincahan
(X3) dengan keterampilan bermain sepakbola siswa sekolah sepakbola putra banna
peusangan kabupaten bireuen (X3) sebesar 0,379. dapat disimpulkan bahwa
kelincahan secara nyata dapat meningkatkan keterampilan bermain sepakbola,
sehingga kelincahan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan
prestasi pemain dalam sepakbola.
4.
Bakat (X1), kecepatan (X2),
dan kelincahan (X3) secara bersama-sama memiliki hubungan yang
signifikan dengan keterampilan bermain sepakbola(Y), hal tersebut ditunjukan
oleh koefesien korelasi ganda R sebesar 0,718. Dari perhitungan hubungan
keempat variable nilai fh (f-hitung) = 9,588 sedangkan
nilai ft (f-tabel) pada taraf signifikansi 95% sebesar 2,960. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
semakin bagus bakat yang dimiliki oleh pemain semakin baguspula teknik dasar
yang dikuasainya, semakin baik kecepatan yang dimilikinya maka semakin
baguspula keterampilan menggiring bola dan tendangan yang dilakukan, dan
semakin baik kelincahan yang dimiliki maka semakin baikpula menggiring bola
saat melewati lawan, sehingga dapat disimpulkan ketiga variabel tersebut sangat
menentukan keterampilan bermain sepakbola.
A.
Implikasi
Penelitian ini memiliki
beberapa implikasi sebagai berikut:
1.
Bakat seseorang sangat menentukan Keterampilan
bermain sepakbola semakin baik bakat yang dimiliki maka semakin baikpula
keterampilan bermain sepakbola. Pemain yang tidak memiliki bakat tidak dapat
mencapai hasil maksimal dalam sepakbola.
Menurut Muchtar (1992:21):
Syarat bibit berbakat dapat ditinjau dari dua segi, yakni segi fisik dan non
fisik. Dari segi fisik meliputi kesehatan, kebugaran, kelincahan, postur tubuh
dan keterampilan. Sedangkan dari segi non fisik meliputi motivasi, daya juang
dan kerjasama. Karakteristik atlet yang berbakat yang akan dijadikan bibit
unggul, diantaranya: kualitas bawaan sejak lahir, seperti kemauan keras,
pemberani, tahan uji, tabah dan lain-lain. Bentuk tubuh yang lebih baik sesuai
dengan cabang olahraga yang diminati. Fisik dan mental yang baik dan sehat.
Fungsi organ tubuh yang baik dan sehat seperti jantung, paru-paru, otak, syaraf
dan lain-lain. ditentukan oleh berbagai faktor antara lain faktor
fisik, teknik, taktik, mental dan bakat merupakan komponen penting yang menunjang
keterampilan dasar bermain sepakbola. Kedua komponen fisik tersebut perlu
dikembangkan secara optimal dan komponen bakat harus dilihat pada pemain untuk
mencapai keterampilan bermain sepakbola.
2.
Kecepatan merupakan salah satu unsur kondisi
fisik yang dibutuhkan setiap individu dalam melaksanakan segala pekerjaan atau
aktifitas yang dijalankan termasuk didalamnya bermain sepakbola, dalam
sepakbola kecepatan merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini bearti bahwa
upaya untuk meningkatkan kecepatan dapat dilakukan dengan latihan lari mendaki
gunung, lari dengan beban dan lari di air.
Treadwell
(1991) yang dikutip oleh Saifudin (1999:1-11), kecepatan bukan hanya
melibatkan seluruh kecepatan tubuh, tetapi melibatkan waktu reaksi yang
dilakukan oleh seseorang pemain terhadap suatu stimulus. Kecepatan tergantung
dari beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu strength, waktu reaksi, dan
fleksibilitas Harsono, (1988:216), Untuk
melakukan gerakan kecepatan adalah merupakan hasildari jarak per satuan waktu
(m/dt), misalnya 100 km per jam atau 120 meter per detik .Sedangkan menurut
fisiologis kecepatan didefinisikan sebagai kemampuan berdasarkan kemudahan
gerak dalam suatu waktu tertentu Haag dan Krembel, (1984:19).
3.
Kelincahan sangat menentukan keterampilan menggiring
bola dalam melewati pertahanan lawan, semakin baik kelincahan yang dimilki
semakin baikpula teknik menggiring bola, dalam melewati rintangan hal ini
bearti bahwa upaya untuk peningkatan kelincahan dapat dilakukan dengan
melakukan latihan secara kontinyu untuk menggiring bola dengan melewati
rintangan, dan latihan ini dilakukan lima kali seminggu dengan durasi waktu
selama satu jam latihan.
Menurut Muhyi
(2009:15) para pemain dalam permainan sepakbola membutuhkan tingkat kelincahan
sangat tinggi, beberapa bentuk aktivitas di lapangan yang membutuhkan
kelincahan pada saat menggiring bola sampai dribbling dengan cepat menuju
gawang melewati beberapa lawan yang menjaga daerah dengan formasi tertentu. Kelincahan sangat
menentukan agar bisa menerobos menghindari hadangan dari lawan agar bisa
memasukkan bola ke gawang lawan.
4.
Peningkatan keterampilan sepakbola dapat
dilakukan melalui dengan menyeleksi pemain berbakat, kecepatan, dan kelincahan,
berdasarkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan meningkatkan
keterampilan bermain sepakbola dapat dilakukan dengan mencari pemain yang
mempunyai bakat, Beberapa keuntungan yang diperoleh sebagai akibat dari
peningkatan bakat dan kondisi fisik
antara lain: (1) setelah latihan dan pertandingan, pemulihan akan dapat
dilakukan secara cepat, (2) respon tubuh akan dapat dilakukan secara cepat
ketika sewaktu-waktu terjadi stimulus tertentu karena lebih terlatih, (3)
gerakan yang dilakukan pada waktu latihan maupun pertandingan akan lebih
efesien dan ekonomis karena terampil. psikologi
Agar mencapai prestasi dalam olahraga hanya dapat dicapai melalui proses
latihan.
Latihan yang dilakukan
secara teratur sistematis dan kontinyu akan mampu meningkatkan kondisi fisik
seseorang. Untuk meningkatkan kondisi fisik pemain sepakbola, maka penyusunan
program latihan harus dilakukan secara benar sesuai dengan karakteristik pemain
dan karakteristik keterampilan yang akan dipelajari. Dengan memperhatikan dua
kondisi tersebut, diharapkan keterampilan bermain sepakbola akan meningkat.
Para pelatih sepakbola,
diharapkan mengetahui dan memahami beberapa persyaratan penyusunan program
latihan kondisi fisik agar latihan yang dilakukan dapat memperoleh hasil
maksimal. Persyaratan tersebut antara lain adalah: Harus dipahami, bahwa bakat
harus menjadi perioritas dalam memilih pemain sepakbola, dan penyusunan program
latihan sepakbola menganut prinsip-prinsip latihan, antara lain: (1) pemberian
beban lebih, (2) perkembangan menyeluruh, (3) spesialisasi, (4)
individualisasi, (5) intensitas latiahn, (6) kualitas latihan, (7) variasi
latihan, (8) volume latihan, (9) pengulangan dan istirahat setelah latihan,
(10) setiap kali latihan harus memiliki zona latihan. (dalam Saifuddin,
1999:142).
Menurut Harsono
mengatakan bahwa “ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih
secara seksama oleh atlet atau siswa yaitu: latihan fisik, latihan teknik,
latihan taktik, dan latihan mental” (dalam Imanudin 2008:64). Begitu juga Bompa
dalam Imanudin (2008:64) mengatakan bahwa faktor-faktor dasar latihan yaitu
meliputi persiapan fisik, teknik, taktik, dan kejiwaan (psikologi).
Aspek yang tak kalah
penting disamping aspek-aspek yangdiuraikan diatas, djide dalam Imanudi (2008:
64) mengatakan bahwa parateoritikus membagi tugas pelatihan menjadi 5 aspek
yaitu:” mencakup aspekkepribadiaan, kondisi fisik, teknik, koordinasi dan
taktik, dan mental.Proses pentahapan latihan, ini berlaku bagi proses latihan
yang apabila kondisi fisik belum memenuhi tuntunan cabang olahraganya atau awal
tahap latihan, sehingga kondisi fisik sebagai faktor penggerak manusia
diutamakan, karena akan mendukung pada proses latihan teknik dan taktik.
Sedangkan mental berperan pada saat tahap pertandingan, atlet atau siswa yang
memiliki mental bagus akan mampu menghadapi pertandingan, dan akan mampu
menampilkan secara total kemampuannya sehingga porsi yang diberikan pun tidak
sebanyak latihan fisik, teknik, dan taktik. Tapi apabila atlet atau siswa sudah
memiliki fisik yang baik maka pentahapan latihan seperti diatas bisa di abaikan.
Dari uraian dapat
penulis simpulkan bahwa penyusunan dan pelaksanaan program latihan fisik yang
didalamnya kecepatan, kelincahan, dan bakat, dilakukan secara cermat, sabar,
dan hati-hati. Keterampilan akan diperoleh dengan latihan dan dilakukan secara
berulang-ulang, dengan intensitas dan beban latihan yang makin meningkat secara
progresif sesuai dengan kemampuan atlet. Kompleksitas keterampilan yang
diberikan kepada atlet harus dipilih dari gerakan paling sederhana dengan
kompleksitas rendah menuju pada gerakan yang memiliki kompleksitas tinggi.
Dengan melakukan latihan secara teratur sesuai dengan prinsip-prinsip latihan,
diharapkan seorang atlet akan mampu meningkatkan keterampilan bermain sepakbola
secara optimal.
Pelaksanaan program
latihan tersebut harus dievaluasi secara kontinyu, untuk mengetahui apakah
pelaksanaan program latihan kondisi fisik yang didalamnya kecepatan dan
kelincahan memiliki kemajuan atau tidak. Tes-tes kondisi fisik tertentu perlu
dilakukan sedemikian rupa, sesuai dengan program latihan yang telah disusun,
dengan tujuan dengan memantau perkembangan kondisi fisik seseorang pemain,
apakah program latihan fisik tersebut mampu meningkatkan keterampilan bermain
sepakbola atau tidak.
B.
Saran-Saran
1.
Diharapkan kepada pelatih siswa sekolah
sepakbola putra banna peusangan Kabupaten Bireun agar dalam perekrutan calon
atlet senantiasa mengutamakan bakat, kecepatan, kelincahan dan keterampilan
bermain sepakbola.
2.
Diharapkan kepada pengurus sekolah sepakbola
putra banna peusangan Kabupaten Bireun agar selalu mengevaluasi program latihan
yang diberikan kepada siswa sekolah sepakbola putra banna peusangan Kabupaten
Bireun yang diberikan oleh pelatih.
3.
Diharapkan kepada guru pendidikan jasmani dalam
perekrutan calon pemain sepakbola harus mengutamakan bakat, kecepatan,
kelincahan dan keterampilan bermain sepakbola, sehingga perlu diperioritaskan
program latihan yang mencakup, bakat kecepatan, kelincahan dan keterampilan
bermain sepakbola.
4.
Diharapkan kepada atlet sepakbola harus
sungguh-sungguh dalam mengikuti latihan yang diberikan oleh pelatih, untuk
latihan kondisi fisik yang meliputi kecepatan, kelincahan dan keterampilan
bermain sepakbola.
5.
Diharapkan kepada siswa dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani dengan indikator permainan sepakbola harus
sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh guru, agar
menjadi calon atlet sepakbola yang handal.
6.
Diharapkan kepada peneliti lainnya agar
melakukan penelitian lanjutan dengan menambah sampel penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Arma (1985). Olahraga Untuk Pelatih, Pembinaan dan Penggemar, PT. Bina Aksara,
Jakarta.
Amir, 2010, Psikologi
Olahraga (Suatu Tinjauan Kepribadian Dalam Olahraga). Aceh. Penerbit CV.
Marzalia Press.
Arikunto, (1986). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, PT. Bina Aksara, Jakarta.
A. Kamiso. 1998. Ilmu
Kepelatihan Dasar. FPOK IKIP Semarang.
Dangsina, Moeloek. 1984. Kesehatan Olahraga.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Depdikbud. 1998. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka Sudjana. Metode Statistik, Bandung: Tarsilo
Dumadi.
1990. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang.
Hadi,S (1990). Metode
Research. Yogyakarta Fakultas Psycologi Universitas Gajah Mada.
Jones,Ken (1984). Sepak
Bola Panduan Tehnik Berlatih. PT. Dian Rakyat Jakarta, Jakarta.
Johnson, Barry L and Nelson, Jack K. (1969). Practical
Measeurements For Evoluation in Physical Educatio. Menneapollis: Burgess
Publishing Company.
Karmanuddin. 2010. Pedoman Penyusunan Skripsi.
FKIP-Universitas Majalengka
Koger, Robert L. (2005). Latihan Dasar Andal Sepak
Bola Remaja. New York: The McGraw-Hill Companies.
Mielke, Dani. (2007). Dasar-dasar Sepakbola. USA:
Eastern Oregon University.
Narbuko-Achmadi, C. (2009). Metodologi Penelitian.
Jakarta: PT Bumi Askara.
Saifuddin,(2001). Studi
Korelasi Antara Kekuatan Otot Tungkai, Kecepatan Lari, dan Kelentukan Togok,
dengan Keterampilan Dasar Bermain Sepak Bola pada Club Ban Timoh Banda Aceh.
Universitas Negeri Jakarta
Saifuddin,2010. Psikologi
Kepelatihan (kebutuhan untuk Pelatih). Marzalia Pres Sigli.
Saifuddin, (1999). Keterampilan
Bermain Sepakbola. Jurnal IPTEK Olahraga. Volume 3 no 1 Januari 2001. Hal
1-11
Sajoto, (1988). Pembinaan
Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Debdikbud, Jakarta
Sarjono (1985). Pedoman
Mengajar Permainan Sepak Bola, IKIP, Yogyakarta.
Sutrisno Hadi. (1996) Metodelogi Research Jilid 1.
Yogyakarta: Yayasan Fakultas UGM.
Winarno, Surahmad.
(1980). Metodelogi Penelitian. Bandung:
Badan Penerbit IKIP Bandung.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar