PEUGAH YANG NA,. PEUBUET LAGEI NA,. PEUTROEK ATA NA,. BEKNA HABA PEUSUNA,. BEUNA TAINGAT WATEI NA,.

Kamis, 12 Maret 2015

HUBUNGAN BAKAT, KECEPATAN DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA PUTRA BANNA (PSPB) PEUSANGAN
KABUPATEN BIREUEN

ABSTRAK
(SYAMSUL BAHRI)

Kemampuan bermain sepakbola dipengaruhi oleh faktor psikologis dan fisiologis. Faktor fisiologis yaitu kondisi fisik yang dalam hal ini adalah kecepatan dan kelincahan sedangkan psikologis didalamnya terdapat bakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstribusi bakat, kecepatan dan kelincahan dengan keterampilan bermain sepakbola SSB Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireun. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SSB Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireun yang berjumlah 31 orang. Berdasarkan acuan pengambilan sampel dengan metode total sampel maka seluruh siswa SSB Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireun dijadikan sampel. Dari hasil analisis data yang dapat diperoleh hasil penelitian, Hasil analisis data korelasi ganda di atas diketahui bahwa hubungan antara nilai Bakat (X1), Kecepatan (X2), Kelincahan (X3) dengan keterampilan bermain sepakbola (Y) adalah 0.89. Dari perhitungan hubungan keempat variabel nilai fh (f-hitung) = 32.68 sedangkan nilai ft (f-tabel) pada taraf signifikansi 95% dengan db (n-k-1) sebagai penyebut dan k sebagai pembilang adalah sebesar 4.60. Artinya nilai fh = 53.51 ≥ dari nilai ft = 4.72 (f-hitung lebih besar dari f-tabel). Uraian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang penulis rumuskan di terima kebenarannya. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara bakat, kecepatan, kelincahan dengan keterampilan bermain sepakbola pada siswa Sekolah sepakbola Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireuen.

Kata Kunci: Bakat, Kecepatan, Kelincahan dan Keterampilan Bermain Sepakbola.


PENDAHULUAN
Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat,  baik sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk membela desa, daerah dan negara. Keberhasilan akan diraih apabila latihan yang dilakukan sesuai dan berdasarkan prinsip latihan yang terencana, terprogram yang mempunyai tujuan tertentu. Kondisi fisik pemain sepakbola menjadi sumber bahan untuk dibina oleh pakar sepakbola selain teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding.
Kondisi fisik yang baik dan prima serta siap untuk menghadapi lawan bertanding merupakan unsur yang penting dalam permainan sepakbola..Dalam proses latihan unsur-unsur kondisi fisik menempati posisi terdepan untuk dilatih, yang berlanjut ke latihan teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding dalam pencapaian prestasi.
Lebih lanjut Suharno (1985:24), menyatakan bahwa pembinaan fisik, teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding merupakan sasaran latihan secara keseluruhan, dimana aspek yang satu tidak dapat ditinggalkan dalam program latihan yang berkesinambungan sepanjang tahun.
Sardjono (1981:1), Aspek penentu dan pendukung dalam pencampaian hasil Olahraga oleh Anwar dan Sajoto (1995:2-5) diuraikan beberapa macam meliputi: (1) Aspek biologis, terdiri dari (a) potensi kemampuan dasar tubuh, (b) fungsi organ tubuh, (c) postur dan sruktur tubuh. (2) Aspek sikologis terdiri dari: (a) Intelektual dan Emotional, (b) Motivasi, (c) kepribadian (d) koordinasi saraf dan otot. (3) aspek lingkungan terdiri dari: (a) sosial, (b) sarana dan prasarana olahraga, (c) cuaca, (d) orang tua, keluarga dan masyarakat. (4) aspek penunjang terdiri atas: (a) pelatih berkualitas tinggi, (b) program yang sistematis, (c) penghargaan dari masyarakat dan Pemerintah.
Perubahan teknik dasar bermain sepakbola, merupakan salah satu perubahan yang dihasilkan dari proses latihan. Pengertian latihan menurut Rothig (Imanudin 2008:13) adalah “semua upaya yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kemampuan dalam pertandingan olahraga”. Sedangkan menurut Herre (Imanudin 2008:13) “latihan adalah keseluruhan proses persiapan yang sistematik bagi siswa untuk mencapai prestasi tinggi”. Lebih luas lagi pengertian dari latihan “proses yang sistematis dalam berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan”, menurut Bompa (Imanudin, 2008:13).
Lebih lanjut Suharno (1985:24), menyatakan bahwa pembinaan fisik, teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding merupakan sasaran latihan secara keseluruhan, dimana aspek yang satu tidak dapat ditinggalkan dalam program latihan yang berkesinambungan sepanjang tahun. Hal ini ditambahkan oleh Sardjono (1981:1), bahwa peranan latihan untuk mengembangkan unsur-unsur kondisi fisik permainan sepakbola guna meningkatkan kecakapan bermain sangat menentukan tradisi, kelentukan seta kelincahan dibutuhkan oleh seseorang pemain sepakbola dalam menghadapi situasi tertentu dan kondisi pertandingan. Selain itu  penampilan atlet dalam permainan atau pertandingan, tidak dapat dilepaskan dari tingkah laku dan aspek psikis yang mendasarinya kondisi fisik yang meliputi kekuatan dan kelentukan otot-otot, struktur anatomis-fisiologis, keterampilan adalah faktor yang mempengaruhi penampilan atlet dalam permainan sepakbola menuju prestasi.
Menurut Saifuddin (2010:3) Kondisi fisik saja tidak cukup, karena harus ada yang mengemudikan, mengarahkan, sehingga penampilannya merupakan perpaduan antara dua faktor, di mana psikis acap kali berperan besar. Selain itu Saifuddin (2010:7) Setiap cabang olahraga memiliki karakteristik yang berbeda dan hal tersebut sangat dipengaruhi oleh struktur morfologis anatomis atletnya, para pemain bola basket, bolavoli, olahraga berkuda, bulu tangkis, sepak bola dan senam.
Kabupaten Bireuen pembinaan prestasi cabang olahraga sepakbola melalui sekolah-sekolah sepakbola, salah satunya SSB Putra Banna (SSPB). SSPB merupakan salah satu perkumpulan sepakbola yang para pemainnya terdiri dari anak-anak barutumbuh, yang melibatkan pemerintah daerah dan swasta. Para pemain direkrut dari sekolah dasar dan sekolah menengah tingkat pertama, yang dianggap memiliki potensi atau bakat dalam cabang olahraga sepakbola, untuk dibina, dikembangkan dan ditingkatkan keterampilan dasar bermain secara maksimal.
Pembinaan prestasi cabang olahraga sepakbola di Bireuen, sangat tepat melalui sekolah-sekolah sepakbola, hal ini terbukti dengan prestasi pemain-pemain muda di kompetisi ditingkat daerah maupun nasional. SSB Putra Banna didirikan pada tahun dua ribu, dan menerima pemain atau siswanya, dengan melakukan seleksi ketat, sehingga diperoleh calon-calon pemain yang berbakat.
Berorientasi pada aspek penentu dan pendukung pencampaian prestasi olahraga sepak bola, aspek biologis seperti potensi atau kemampuan dasar tubuh dan fungsi organ-organ tubuh memberi kontribusi pencampaian prestasi. Potensi kemampuan dasar tubuh menyangkut sepuluh komponen kondisi yang saling berkaitan satu sama lain yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Sepuluh komponen kondisi fisik meliputi: kekuatan, daya tahan, daya tahan otot, kecepatan, kelenturan, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, kecepatan dan reaksi Sajoto, (1995:11).
Prestasi demi prestasi yang dapat dicapai oleh pemain sepakbola bukanlah datang dengan sendirinya tetapi perlu kerja keras dan bakat yang ada pada dirinya. Pencampaian yang tinggi dalam sepakbola harus memiliki beberapa komponen seperti bakat, kecepatan dan kelincahan. Komponen tersebut merupakan faktor utama dalam penguasaan teknik dasar dalam permainan sepakbola bakat, kecepatan dan kelincahan dibutuhkan olah pemain sepakbola pada sekolah putra banna dalam menghadapi situasi tertentu dan kondisi pertandingan yang menurut unsur bakat, kecepatan dan kelincahan dalam bergerak untuk menguasai bola maupun dalam bertahan untuk menghindari benturan dengan lawan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengadakan penelitian yang berjudul: Hubungan Bakat, Kecepatan dan Kelincahan Dengan Keterampilan bermain sepakbola pada Siswa Sekolah Sepakbola Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireuen.
                                                                                                                  
A.    Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penelitian ini mempunyai tujuan yaitu:
1.     Untuk Mengetahui hubungan bakat dengan ketrampilan bermain sepakbola siswa sekolah sepakbola Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireuen.
2.     Untuk Mengetahui hubungan kecepatan dengan keterampilan bermain sepakbola siswa sekolah sepakbola Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireuen.
3.     Untuk Mengetahui hubungan kelincahan dengan keterampilan bermain sepakbola  siswa sekolah sepakbola Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireuen.
4.     Untuk Mengetahui hubungan bakat, kecepatan dan kelincahan dengan keterampilan bermain sepakbola  siswa Sekolah Sepakbola Putra Banna  Peusangan Kabupaten Bireuen.

METODE
1.     Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang peneliti gunakan adalah teknik pengukuran dan tes lapangan. Adapun yang menjadi rancangan peneliti ini adalah menghubungkan masalah kompenen Bakat, kecepatan dan kelincahan terhadap Bermain Sepak bola.
 


X1                              

 


X2                                                       Y

                                   
X3                              
 



Gambar3.1 Hubungan antara X1, X2, X3 dengan Y
Keterangan
XI           = Bakat
X2           = Kecepatan
X3           = Kelincahan
Y             = Keterampilan bermain sepak bola

2.     Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Sekolah Sepakbola Putra Banna, yang berjumlah 31 orang. Menurut Hadi (1990:102) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti“.
Menurut Arikunto (1986:10) Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil seluruhnya atau total sampel. Berhubung jumlah siswa yang berumur empat belas sampai enam belas tahun berjumlah tiga puluh satu orang, maka semuanya dijadikan sampel dalam penelitian ini.
3.     Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrument. Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan dalam penelitian terutama berkaitan dengan proses pengumpulan data. Nurhasan (2000 : 1) menjelaskan mengenai tes dan pengukuran yaitu: “Suatu alat yang digunakan dalam   memperoleh  data   dari   suatu   objek   yang   akan   diukur,  sedangkan pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data.
1. Instrumen Bakat
Adapun Instrumen bakat yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen Bakat berdasarkan tiori Bingham (1996:62), dan Artkinson, (2005:60) dan dikembangkan oleh penulis dan tes bakat dengan angket atau kuesioner. Sebelum penulis mengedarkan angket untuk tes bakat maka penulis terlebih dahulu memvalidasi butir-biutir angket terlebih dahulu dengan Ahli dan Dosen pembimbing.

2. Pengukuran Tes Kecepatan
Prosedur pelaksanaan tes kecepatan lari 30 meter adalah sebagai berikut
a.     Peserta tes siap berdiri di belakang garis start
b.     Dengan aba-aba” Siap” atlit siap berlari dengan start berdiri
c.     Dengan aba-aba “ya” altit berlari secepat-cepatnya dengan menempuh jarak 30 meter
d.     Kecepatan lari dihitung dari saat aba-aba “ya”
e.     Pencacatan waktu di lakukan sampai dengan persepuluh detik (0,1 detik)
f.      Tes dilakukan 2 kali
g.     Peserta tes dinyatakan gagal apabila melewati atau mengeberang lintasan lainnya.
Tabel Norma Kecepatanlari 30 meter laki-laki
No
Norma
Prestasi (Detik)
1
2
3
4
5
BaikSekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
3.85-3.91
3.92-4.34
4.35-4.72
4.73-5.11
5.12-5.50

3. Tes Kelincahan
Prosedur pelaksanaan tes kelincahan Zig-zag run sebagai berikut:
 











a.     Pelaksanaan:
1.     Teste berdiri dibelakang garis star, bila ada aba-aba “ya” ia berlari dengan secepat mungkinmengikuti arah yang telah disusun secara zig-zag sesuai dengan diagram sampai batas finis
2.     Teste diberi kesempatan melakukan tes tiga kali kesempatan
3.     Gagal bila menggeserkan tongkat atau cone tidak sesuai dengan tes tersebut
b.     Penilaian
Pencatatan waktu tempuh yang terbaik dari tiga kali percobaan atau test dan dicatat sampai sepersepuluh detik.http://djiastuti.blogspot.com
Table Norma Penilaian Zig-zag Run

Skor
Putra
Kriteria
Zigzag Run Putri
5
<5,5
Sempurna
<6,7
4
6 - 5,6
Baik sekali
7,4 -6,8
3
6,6 – 6,1
Baik
8,2 – 7,5
2
7,1 – 7,6
Cukup
8,9 – 8,3
1
7,7 – 8,2
Kurang
9,6 – 9,0
Sumber: http//djiastuti. Blogspot. Com

4.     Test Keterampilan bermain sepakbola
Adapun tes keterampilan sepak bola sesuai dengan pendapat Saifuddin, (2001:169) Instrumen penelitian keterampilan dasar bermain sepak bola adalah:
1.     tujuan untuk mengukur keterampilan dasar bermain sepak bola
2.     sasaran tes ini berlaku untuk anak-anak umur 15 sampai 16 Tahun
3.     Jenis kelamin tes ini digunakan untuk anak laki-laki
4.     Alat tes keterampilan dasar sepak bola
5.     Validitas dengan construct validitye
6.     Realibilitas: Realibilitas tes didasarkan atas data hasil tes inter-rater, dan diperoleh hasil Fhitung 0,043<Ftabel 3.16, sehingga instrumen ini reliable untuk digunakan
7.     Petunjuk pelaksanaan
a.     peralatan: (1) lapangan sepak bola yang rata, (2) blangko catatan, (3) pulpen (4) dua buah bola kaki, (5) bendera kecil, (6) dua buah tiang setinggi1,75 meter (7) 4 buah stop what, (8) Dua set papan pantul ukuran 2 meter X 0,75
b.     Petugas yang diperlukan adalah:(1) pemandu tes, (2) pencatat skor
c.     Pelaksanaan tes:
1.     Testee berdiri dibelakang garis star menghadapi bola
2.     Setelah ada ab-aba “YA” testee menggiring bola dengan kaki kanan secepat-cepat melewati 5 rintangan (tiang).
3.     Testee menendang bola ke papan pantul seperti halnya memberi umpan kepada lawan.
4.     Testee menahan bola yang mental dari papan pantul lalu menggiring bola sampai ke papan pantul ke dua
5.     Dilanjutkan menendang bola ke papan pantul kedua
6.     Diteruskan menendang bola kegawang.
Stop what dihidupkan pada saat testee melakukan menggiring bola dan dimatikan pada saat bola sudah melewati garis gawang. Pelaksanaanya dilakukan dua kali. Pertama dilakukan dengan kaki kanan, kedua dengan kaki kiri. mengadakan percobaan dua kali ulangan masing-masing kaki. Kriteria penilaian skor yang dicatat adalah waktu yang ditempuh mulai star, menggiring, mengoper, menahan, dan menembak bola kegawang setelah bola melewati garis gawang
d.     Tes dinyatakan gagal:
1.     Menggiring tidak dilakukan melewati rintangan
2.     Mengoper bola tidak tepat pada papan pantul
3.     Menembak bola kegawang dilakukan diluar daerah batas 

e.     Ukuran lapangan
-         Jarak keseluruhan lapangan tes                 : 34,5 meter
-        Panjang garis start                                      : 2 meter
-        Jumlah Rintangan                                        : 5 buah
-        Tinggi tiang rintangan                                  : 1,5 Meter
-        Jarak antara rintangan                                                : 2 meter
-        Jarak rintangan dengan papan pantul      : 3,5 meter
-        Panjang papan pantul                                 : 2 meter
-        Lebar gawang                                                                : 5,46 meter
-        Tinggi tiang gawang                                      : 1,75 meter
-        Jarak tendangan kegawang                        : 9.5 meter

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
1. Hasil
1.     Terdapat hubungan yang signifikan antara bakat (X1) dengan keterampilan bermain sepakbola siswa sekolah sepakbola putra banna Peusangan Kabupaten Bireuen (Y), hal tersebut ditunjukan koefesien korelasi sebesar 0,541. hubungan bakat terhadap keterampilan bermain sepakbola dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bakat secara nyata dapat meningkatkan keterampilan bermain sepakbola, sehingga bakat memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi pemain dalam sepakbola.
2.     Terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan (X2) dengan keterampialn bermain sepakbola  siswa  sekolah sepakbola putra banna peusangan Kabupaten Bireuen (Y), hal tersebut ditunjukan koefesien korelasi sebesar 0,358. Kecepatan lari sangat mempengaruhi seorang pemain dalam menggiring bola dan menendang bola kegawang.
3.     Terdapat hubungan yang signifikan antara kelincahan (X3) dengan keterampilan bermain sepakbola siswa sekolah sepakbola putra banna  peusangan kabupaten bireuen (X3) sebesar 0,379. dapat disimpulkan bahwa kelincahan secara nyata dapat meningkatkan keterampilan bermain sepakbola, sehingga kelincahan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi pemain dalam sepakbola.
4.     Bakat (X1), kecepatan (X2), dan kelincahan (X3) secara bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan dengan keterampilan bermain sepakbola(Y), hal tersebut ditunjukan oleh koefesien korelasi ganda R sebesar 0,718. Dari perhitungan hubungan keempat variable nilai fh (f-hitung) = 9,588 sedangkan nilai ft (f-tabel) pada taraf signifikansi 95% sebesar 2,960.  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin bagus bakat yang dimiliki oleh pemain semakin baguspula teknik dasar yang dikuasainya, semakin baik kecepatan yang dimilikinya maka semakin baguspula keterampilan menggiring bola dan tendangan yang dilakukan, dan semakin baik kelincahan yang dimiliki maka semakin baikpula menggiring bola saat melewati lawan, sehingga dapat disimpulkan ketiga variabel tersebut sangat menentukan keterampilan bermain sepakbola.

2. PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis rx1y antara nilai Bakat (X1) dengan keterampilan bermain sepakbola (Y) pada siswa Sekolah sepakbola Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireuen  adalah 0.541. Hasil analisis rx2y antara nilai Kecepatan (X2) dengan keterampilan bermain sepakbola (Y) pada siswa Sekolah sepakbola Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireuen  adalah 0.358. Hasil analisis rx3y antara nilai Kelincahan (X3) dengan keterampilan bermain sepakbola (Y) pada siswa Sekolah sepakbola Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireuen  adalah 0.379. Hasil analisis data korelasi ganda di atas diketahui bahwa hubungan antara nilai Bakat (X1), Kecepatan (X2), Kelincahan (X3) dengan keterampilan bermain sepakbola (Y) adalah 0.718. Dari perhitungan hubungan keempat variable nilai fh (f-hitung) = 9,588 sedangkan nilai ft (f-tabel) pada taraf signifikansi 95% sebesar 2,960. Uraian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang penulis rumuskan di terima kebenarannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Bakat, Kecepatan, kelincahan dengan keterampilan bermain sepakbola pada siswa Sekolah sepakbola Putra Banna Peusangan Kabupaten Bireuen.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuktikan bahwa terdapat hubungan antara bakat, kecepatan dan kelincahan terhadap keterampilan bermain sepakbola. Bakat diperlukan seorang pelari untuk mengetahui daya ataupun kesanggupan seorang pelari dalam melakukan lari pada saat start sampai finish. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bingham (1996:62) Bakat adalah Acondition organitasion set of characteristics regerded as symptomatic of an individual’s ability to acquire with training some knowledge (usually speciefied)bskill organitation set of responses, such as the ability to specak to produce  music,ets’. Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang dengan suatu latiahan khusus memungkinkannya mencapai suatu kecekapan. Dalam proses interaksi antara faktor keturunan dan faktor lingkungan dikembangkan melalui olahan lingkungan, misalnya latihan (Artkinson; 2005:60).

A.    KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka perihal dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.     Terdapat hubungan yang signifikan antara bakat (X1) dengan keterampilan bermain sepakbola siswa sekolah sepakbola putra banna Peusangan Kabupaten Bireuen (Y), hal tersebut ditunjukan koefesien korelasi sebesar 0,541. hubungan bakat terhadap keterampilan bermain sepakbola dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bakat secara nyata dapat meningkatkan keterampilan bermain sepakbola, sehingga bakat memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi pemain dalam sepakbola.
2.     Terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan (X2) dengan keterampialn bermain sepakbola  siswa  sekolah sepakbola putra banna peusangan Kabupaten Bireuen (Y), hal tersebut ditunjukan koefesien korelasi sebesar 0,358. Kecepatan lari sangat mempengaruhi seorang pemain dalam menggiring bola dan menendang bola kegawang.
3.     Terdapat hubungan yang signifikan antara kelincahan (X3) dengan keterampilan bermain sepakbola siswa sekolah sepakbola putra banna  peusangan kabupaten bireuen (X3) sebesar 0,379. dapat disimpulkan bahwa kelincahan secara nyata dapat meningkatkan keterampilan bermain sepakbola, sehingga kelincahan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi pemain dalam sepakbola.
4.     Bakat (X1), kecepatan (X2), dan kelincahan (X3) secara bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan dengan keterampilan bermain sepakbola(Y), hal tersebut ditunjukan oleh koefesien korelasi ganda R sebesar 0,718. Dari perhitungan hubungan keempat variable nilai fh (f-hitung) = 9,588 sedangkan nilai ft (f-tabel) pada taraf signifikansi 95% sebesar 2,960.  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin bagus bakat yang dimiliki oleh pemain semakin baguspula teknik dasar yang dikuasainya, semakin baik kecepatan yang dimilikinya maka semakin baguspula keterampilan menggiring bola dan tendangan yang dilakukan, dan semakin baik kelincahan yang dimiliki maka semakin baikpula menggiring bola saat melewati lawan, sehingga dapat disimpulkan ketiga variabel tersebut sangat menentukan keterampilan bermain sepakbola.

A.    Implikasi
Penelitian ini memiliki beberapa implikasi sebagai berikut:
1.     Bakat seseorang sangat menentukan Keterampilan bermain sepakbola semakin baik bakat yang dimiliki maka semakin baikpula keterampilan bermain sepakbola. Pemain yang tidak memiliki bakat tidak dapat mencapai hasil maksimal dalam sepakbola.
Menurut Muchtar (1992:21): Syarat bibit berbakat dapat ditinjau dari dua segi, yakni segi fisik dan non fisik. Dari segi fisik meliputi kesehatan, kebugaran, kelincahan, postur tubuh dan keterampilan. Sedangkan dari segi non fisik meliputi motivasi, daya juang dan kerjasama. Karakteristik atlet yang berbakat yang akan dijadikan bibit unggul, diantaranya: kualitas bawaan sejak lahir, seperti kemauan keras, pemberani, tahan uji, tabah dan lain-lain. Bentuk tubuh yang lebih baik sesuai dengan cabang olahraga yang diminati. Fisik dan mental yang baik dan sehat. Fungsi organ tubuh yang baik dan sehat seperti jantung, paru-paru, otak, syaraf dan lain-lain. ditentukan oleh berbagai faktor antara lain faktor fisik, teknik, taktik, mental dan bakat merupakan komponen penting yang menunjang keterampilan dasar bermain sepakbola. Kedua komponen fisik tersebut perlu dikembangkan secara optimal dan komponen bakat harus dilihat pada pemain untuk mencapai keterampilan bermain sepakbola.
2.     Kecepatan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang dibutuhkan setiap individu dalam melaksanakan segala pekerjaan atau aktifitas yang dijalankan termasuk didalamnya bermain sepakbola, dalam sepakbola kecepatan merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini bearti bahwa upaya untuk meningkatkan kecepatan dapat dilakukan dengan latihan lari mendaki gunung, lari dengan beban dan lari di air.
Treadwell  (1991) yang dikutip oleh Saifudin (1999:1-11), kecepatan bukan hanya melibatkan seluruh kecepatan tubuh, tetapi melibatkan waktu reaksi yang dilakukan oleh seseorang pemain terhadap suatu stimulus. Kecepatan tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu strength, waktu reaksi, dan fleksibilitas  Harsono, (1988:216), Untuk melakukan gerakan kecepatan adalah merupakan hasildari jarak per satuan waktu (m/dt), misalnya 100 km per jam atau 120 meter per detik .Sedangkan menurut fisiologis kecepatan didefinisikan sebagai kemampuan berdasarkan kemudahan gerak dalam suatu waktu tertentu Haag dan Krembel, (1984:19).
3.     Kelincahan sangat menentukan keterampilan menggiring bola dalam melewati pertahanan lawan, semakin baik kelincahan yang dimilki semakin baikpula teknik menggiring bola, dalam melewati rintangan hal ini bearti bahwa upaya untuk peningkatan kelincahan dapat dilakukan dengan melakukan latihan secara kontinyu untuk menggiring bola dengan melewati rintangan, dan latihan ini dilakukan lima kali seminggu dengan durasi waktu selama satu jam latihan.
Menurut Muhyi (2009:15) para pemain dalam permainan sepakbola membutuhkan tingkat kelincahan sangat tinggi, beberapa bentuk aktivitas di lapangan yang membutuhkan kelincahan pada saat menggiring bola sampai dribbling dengan cepat menuju gawang melewati beberapa lawan yang menjaga daerah  dengan formasi tertentu. Kelincahan sangat menentukan agar bisa menerobos menghindari hadangan dari lawan agar bisa memasukkan bola ke gawang lawan.
4.     Peningkatan keterampilan sepakbola dapat dilakukan melalui dengan menyeleksi pemain berbakat, kecepatan, dan kelincahan, berdasarkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan meningkatkan keterampilan bermain sepakbola dapat dilakukan dengan mencari pemain yang mempunyai bakat, Beberapa keuntungan yang diperoleh sebagai akibat dari peningkatan bakat dan  kondisi fisik antara lain: (1) setelah latihan dan pertandingan, pemulihan akan dapat dilakukan secara cepat, (2) respon tubuh akan dapat dilakukan secara cepat ketika sewaktu-waktu terjadi stimulus tertentu karena lebih terlatih, (3) gerakan yang dilakukan pada waktu latihan maupun pertandingan akan lebih efesien dan ekonomis karena terampil. psikologi  Agar mencapai prestasi dalam olahraga hanya dapat dicapai melalui proses latihan.
Latihan yang dilakukan secara teratur sistematis dan kontinyu akan mampu meningkatkan kondisi fisik seseorang. Untuk meningkatkan kondisi fisik pemain sepakbola, maka penyusunan program latihan harus dilakukan secara benar sesuai dengan karakteristik pemain dan karakteristik keterampilan yang akan dipelajari. Dengan memperhatikan dua kondisi tersebut, diharapkan keterampilan bermain sepakbola akan meningkat.
Para pelatih sepakbola, diharapkan mengetahui dan memahami beberapa persyaratan penyusunan program latihan kondisi fisik agar latihan yang dilakukan dapat memperoleh hasil maksimal. Persyaratan tersebut antara lain adalah: Harus dipahami, bahwa bakat harus menjadi perioritas dalam memilih pemain sepakbola, dan penyusunan program latihan sepakbola menganut prinsip-prinsip latihan, antara lain: (1) pemberian beban lebih, (2) perkembangan menyeluruh, (3) spesialisasi, (4) individualisasi, (5) intensitas latiahn, (6) kualitas latihan, (7) variasi latihan, (8) volume latihan, (9) pengulangan dan istirahat setelah latihan, (10) setiap kali latihan harus memiliki zona latihan. (dalam Saifuddin, 1999:142).
Menurut Harsono mengatakan bahwa “ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet atau siswa yaitu: latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik, dan latihan mental” (dalam Imanudin 2008:64). Begitu juga Bompa dalam Imanudin (2008:64) mengatakan bahwa faktor-faktor dasar latihan yaitu meliputi persiapan fisik, teknik, taktik, dan kejiwaan (psikologi).
Aspek yang tak kalah penting disamping aspek-aspek yangdiuraikan diatas, djide dalam Imanudi (2008: 64) mengatakan bahwa parateoritikus membagi tugas pelatihan menjadi 5 aspek yaitu:” mencakup aspekkepribadiaan, kondisi fisik, teknik, koordinasi dan taktik, dan mental.Proses pentahapan latihan, ini berlaku bagi proses latihan yang apabila kondisi fisik belum memenuhi tuntunan cabang olahraganya atau awal tahap latihan, sehingga kondisi fisik sebagai faktor penggerak manusia diutamakan, karena akan mendukung pada proses latihan teknik dan taktik. Sedangkan mental berperan pada saat tahap pertandingan, atlet atau siswa yang memiliki mental bagus akan mampu menghadapi pertandingan, dan akan mampu menampilkan secara total kemampuannya sehingga porsi yang diberikan pun tidak sebanyak latihan fisik, teknik, dan taktik. Tapi apabila atlet atau siswa sudah memiliki fisik yang baik maka pentahapan latihan seperti diatas bisa di abaikan.
Dari uraian dapat penulis simpulkan bahwa penyusunan dan pelaksanaan program latihan fisik yang didalamnya kecepatan, kelincahan, dan bakat, dilakukan secara cermat, sabar, dan hati-hati. Keterampilan akan diperoleh dengan latihan dan dilakukan secara berulang-ulang, dengan intensitas dan beban latihan yang makin meningkat secara progresif sesuai dengan kemampuan atlet. Kompleksitas keterampilan yang diberikan kepada atlet harus dipilih dari gerakan paling sederhana dengan kompleksitas rendah menuju pada gerakan yang memiliki kompleksitas tinggi. Dengan melakukan latihan secara teratur sesuai dengan prinsip-prinsip latihan, diharapkan seorang atlet akan mampu meningkatkan keterampilan bermain sepakbola secara optimal.
Pelaksanaan program latihan tersebut harus dievaluasi secara kontinyu, untuk mengetahui apakah pelaksanaan program latihan kondisi fisik yang didalamnya kecepatan dan kelincahan memiliki kemajuan atau tidak. Tes-tes kondisi fisik tertentu perlu dilakukan sedemikian rupa, sesuai dengan program latihan yang telah disusun, dengan tujuan dengan memantau perkembangan kondisi fisik seseorang pemain, apakah program latihan fisik tersebut mampu meningkatkan keterampilan bermain sepakbola atau tidak.

B.    Saran-Saran
1.     Diharapkan kepada pelatih siswa sekolah sepakbola putra banna peusangan Kabupaten Bireun agar dalam perekrutan calon atlet senantiasa mengutamakan bakat, kecepatan, kelincahan dan keterampilan bermain sepakbola.
2.     Diharapkan kepada pengurus sekolah sepakbola putra banna peusangan Kabupaten Bireun agar selalu mengevaluasi program latihan yang diberikan kepada siswa sekolah sepakbola putra banna peusangan Kabupaten Bireun yang diberikan oleh pelatih.
3.     Diharapkan kepada guru pendidikan jasmani dalam perekrutan calon pemain sepakbola harus mengutamakan bakat, kecepatan, kelincahan dan keterampilan bermain sepakbola, sehingga perlu diperioritaskan program latihan yang mencakup, bakat kecepatan, kelincahan dan keterampilan bermain sepakbola.
4.     Diharapkan kepada atlet sepakbola harus sungguh-sungguh dalam mengikuti latihan yang diberikan oleh pelatih, untuk latihan kondisi fisik yang meliputi kecepatan, kelincahan dan keterampilan bermain sepakbola.
5.     Diharapkan kepada siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan indikator permainan sepakbola harus sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh guru, agar menjadi calon atlet sepakbola yang handal.
6.     Diharapkan kepada peneliti lainnya agar melakukan penelitian lanjutan dengan menambah sampel penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Arma (1985). Olahraga Untuk Pelatih, Pembinaan dan Penggemar, PT. Bina Aksara, Jakarta.
Amir, 2010, Psikologi Olahraga (Suatu Tinjauan Kepribadian Dalam Olahraga). Aceh. Penerbit CV. Marzalia Press.
Arikunto, (1986). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, PT. Bina Aksara, Jakarta.
A. Kamiso. 1998. Ilmu Kepelatihan Dasar. FPOK IKIP Semarang.
Dangsina, Moeloek. 1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Depdikbud. 1998. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Sudjana. Metode Statistik, Bandung: Tarsilo
Dumadi. 1990. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang.
Hadi,S (1990). Metode Research. Yogyakarta Fakultas Psycologi Universitas Gajah Mada.
Jones,Ken (1984). Sepak Bola Panduan Tehnik Berlatih. PT. Dian Rakyat Jakarta, Jakarta.
Johnson, Barry L and Nelson, Jack K. (1969). Practical Measeurements For Evoluation in Physical Educatio. Menneapollis: Burgess Publishing Company.
Karmanuddin. 2010. Pedoman Penyusunan Skripsi. FKIP-Universitas Majalengka
Koger, Robert L. (2005). Latihan Dasar Andal Sepak Bola Remaja. New York: The McGraw-Hill Companies.
Mielke, Dani. (2007). Dasar-dasar Sepakbola. USA: Eastern Oregon University.
Narbuko-Achmadi, C. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Askara.
Saifuddin,(2001). Studi Korelasi Antara Kekuatan Otot Tungkai, Kecepatan Lari, dan Kelentukan Togok, dengan Keterampilan Dasar Bermain Sepak Bola pada Club Ban Timoh Banda Aceh. Universitas Negeri Jakarta
Saifuddin,2010. Psikologi Kepelatihan (kebutuhan untuk Pelatih). Marzalia Pres Sigli.
Saifuddin, (1999). Keterampilan Bermain Sepakbola. Jurnal IPTEK Olahraga. Volume 3 no 1 Januari 2001. Hal 1-11
Sajoto, (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Debdikbud, Jakarta
Sarjono (1985). Pedoman Mengajar Permainan Sepak Bola, IKIP, Yogyakarta.
Sutrisno Hadi. (1996) Metodelogi Research Jilid 1. Yogyakarta: Yayasan Fakultas UGM.
Winarno, Surahmad. (1980). Metodelogi Penelitian. Bandung: Badan Penerbit IKIP Bandung.


Tidak ada komentar:

Read more: http://www.bloggerafif.com/2011/03/membuat-recent-comment-pada-blog.html#ixzz1M3tmAphZ