PEUGAH YANG NA,. PEUBUET LAGEI NA,. PEUTROEK ATA NA,. BEKNA HABA PEUSUNA,. BEUNA TAINGAT WATEI NA,.

Minggu, 30 Agustus 2015

KPI Kiranya Tinjau Kembali Iklan PERINDO, Siapakah Indonesia…!?


Iklan yang disampaikan oleh beberapa media elektronik (TV) Swasta tentang Siapakah Indonesia? Apakah mereka yang terlahir sebagai suku Jawa, Dayak, Papua atau lebih dari 300 suku lainnya, atau mereka yang beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghuchu dan Aliran kepercayaan lainnya. Selanjutnya lanjutan iklan tersebut dikatakan bukan mereka Indonesia akan tetapi Indonesia mereka yang cinta dan peduli dengan kesejahteraan dan kemakmuran Indonesia yang di ikuti dengan penampilan Ketua Partai PERINDO di antara kerumunan orang-orang disekitarnya. Menurut saya redaksi iklan tersebut telah terjadi pengkaburan terhadap siapa sebenarnya Indonesia. Berdasarkan UU RI Nomor 12 Tahun 2006 perubahan dari beberapa UU RI tetnag kewarganegaraan tahun sebelumnya jelas bahwa masyarakat Indonesia adalah mereka yang terlahir sebagai warga Negara Indonesia tentunya dari berbagai suku di Indonesia baik Jawa, Dayak, Papua, termasuk Aceh, dan beragam suku lainnya dan mereka yang memiliki agama sesuai dengan agama yang di akui Negara sesuai dengan amanat UUD Tahun 1945 pasal 29 ayat 1. Adapun kepedulian dan cinta terhadap Indonesia adalah kewajiban sebagai warga Negara karena yang namanya Indonesia adalah wilayah yang tergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sedangkan Bangsa Indonesia mereka dari beragam suku dan agama yang terikat dengan hukum yang berlaku dan diakui oleh negara. Oleh karena itu kiranya kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) baik di tingkat pusat maupun daerah agar mengevaluasi serta menindaklanjuti iklan sebagaimana dimaksud, karena kurang tepat untuk menjadi pembelajaran bagi publik tentang siapa yang dikatakan sebagai Indonesia. Redaksi yang tepat menurut saya Siapakah Indonesia? Jawabannya bahwa Indonesia adalah mereka lahir dari berbagai suku dalam NKRI dan menganut agama sebagaimana agama dan kepercayaan yang diakui Negara, wujudkan nasionalisme dengan cinta tanah air, peduli sesama untuk kesejahteraan dan ayo kerja untuk kemakmuran bangsa. Sekali lagi kiranya iklan yang sudah lama menjadi tontonan masyarakat se Indonesia itu dan tidak menjadi tuntunan untuk generasi bangsa, perlu dikaji dan dipahami lebih lanjut, serta kedepannya terhadap berbagai iklan untuk kepentingan politik selain sebagai tontonan perlu dibarengi menjadi tuntunan untuk Negara dan Bangsa Indonesia yang lebih baik. Amin…
Muhammad Yani, M. Ag

Guru PAI SMAN 1 Peukan Bada Aceh Besar
Read more: http://www.bloggerafif.com/2011/03/membuat-recent-comment-pada-blog.html#ixzz1M3tmAphZ