PEUGAH YANG NA,. PEUBUET LAGEI NA,. PEUTROEK ATA NA,. BEKNA HABA PEUSUNA,. BEUNA TAINGAT WATEI NA,.

Minggu, 30 Agustus 2015

NOVEL Oleh PUTRI NURHIJJAH

Perasaan sepi yang meluap
 “Tuhan... rangkul aku sejenak, aku lelah dengan semua ini, aku tau Kau menyanyangiku hingga Kau uji aku dengan berbagai masalah yang tak kutemukan ujungnya. Mereka semua tak pernah menyanyangiku. Mereka tak tau kalau aku benci dibentak, disindir, dan menyuruhku seenak nya layaknya pembantu. Mengapa aku hanya dipojokkan seperti orang yang tak layak bersama mereka? aku sudah terlalu jenuh menghadapi semua ini, izinkan aku menyusul ibuku saja ya ?  tak ada yang mengerti perasaanku, disini, ditempat ini aku merasa kesepian. hanya ayahku yang membuat aku bertahan. Kebahagianku adalah mempunyai seorang ayah yang mengajarkanku bertahan hidup dilingkungan yang terus berulang-ulang mencaci makiku. Ya, memang hanya ayahku tak ada yang lain. Namun, ayah tak punya banyak waktu untuk menemaniku mencurahkan semua isi hatiku karena kesibukannya mencari sesuap nasi menghidupi keluarga agar kami dapat bertahan hidup.”

                Tak ada tempatnya untuk melampiaskan cerita ini, ku raih buku kecil berwarna merah jambu bergambar tiga princess seakan-akan tersenyum dan menyuruhku untuk tetap semangat menjalani hidup ini. Ku buka perlahan buku diary kesayanganku. Mata ku terhenti melihat tulisan “Kalau mau buka senyum dulu” ya, tulisan itu yang mengawali lembaran pertama. Lalu, aku lerai lembaran-lembaran yang sudah terisi dengan berbagai problema. ku ambil pena yang bertinta hitam yang berada diatas meja belajarku. Kini, tinta hitam itu menari-nari diatas kertas yang aku nodai dengan kisah kesedihan dan air mata. Mungkin, bagi orang lain bahagia itu adalah satu kata yang selalu ada dalam hidup dan selalu menghiasi hari-harinya. Namun, tidak untuk hidup ku, kebahagian adalah satu hal yang amat langka dalam hidupku. Disini aku kesepian, Sejenak aku memandang sahabat yaitu diaryku, aku berharap suatu hari nanti aku menemukan seseorang  yang benar-benar mau merelakan telinganya untuk ocehanku.   Lalu, Ku tutup diaryku sambil meletakkan pena diatasnya dan ku baringkan tubuhku diatas ranjang tidur dan berusaha menutup kedua mataku. Fikiranku mulai melayang beberapa bulan lalu saat aku frustasi menghadapi masalah-masalah yang menghiasi hidupku dan mengenang apa yang terjadi dahulu dan tak akan ku biarkan kembali dihidupku kedepan nanti.
Read more: http://www.bloggerafif.com/2011/03/membuat-recent-comment-pada-blog.html#ixzz1M3tmAphZ