PEUGAH YANG NA,. PEUBUET LAGEI NA,. PEUTROEK ATA NA,. BEKNA HABA PEUSUNA,. BEUNA TAINGAT WATEI NA,.

Minggu, 08 Mei 2011

ARTIKEL ICT

Pengembangan Pembelajaran Berbasis ICT di Sekolah

Layanan Pelatihan ICT untuk sekolah khususnya SSN dan SBI rasional. Kebutuhan akan multimedia interaktif semakin dirasakan, mengingat kondisi perkembangan tekhnologi Informasi (IT) semakin berkembang pesat. Dalam dunia pendidikan misalnya siswa mulai dari pra sekolah, SD, SMP dan SMU/SMK dituntut untuk mengenal IT sejak dini. Kebutuhan ini tidak hanya sebagai wacana tetapi didelegasi melalui terbitnya kurikulum 2004 yang memasukan mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di sekolah, lebih khusus lagi SMK IT secara spesifik mempelajari IT sebagai suatu keahlian produktif. Untuk menunjang masuknya IT di sekolah, pemerintah secara bertahap membantu sekolah-sekolah dengan memberikan perangkat hardware komputer sebagai alat praktek dan ditunjang dengan diberikannya BOM (bantuan operasional manajemen) yang salah satunya harus dibelanjakan untuk membeli software komputer untuk menunjang pembelajaran IT dan penguasaan materi pelajaran umum dengan bantuan IT. 

Dengan demikian jelas bahwa kebutuhan bahan pembelajaran berbasis ICT sebagai alat untuk membantu siswa menguasai IT dan materi pelajaran umum lainnya dengan lebih cepat, menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar, menjadi kebutuhan yang mendesak untuk tercapainya kualitas pembelajaran yang diharapkan. Atas dasar pentingnya bahan pembelajaran berbasis ICT yang dirancang oleh guru bagi peningkatan kualitas pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi dan untuk kepentingan publikasi komunikasi dan informasi lembaga, maka sudah menjadi kebutuhan yang mendesak adanya peningkatan kemampuan para pelaku pendidikan/pelatihan terutama guru untuk memiliki kemampuan dalam merancang multimedia interaktif untuk mengemas berbagai materi-materi pelajaran. Dengan demikian diperlukan adanya kegiatan pelatihan pembuatan multimedia interaktif berbasis komputer.

JENIS KEGIATAN PENGEMBANGAN
Terdapat eberapa jenis kegiatan pengembangan kompetensi guru SD/MI,SMP/MTS,SMA/MA dan SMK dalam penguasaan ICT untuk diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran, yakni: pelatihan pembuatan desain presentasi multimedia yang meliputi desain pesan dan penguasaan tool multimedia projector, pelatihan pembuatan CD interaktif berbagai mata pelajaran, pelatihan internet dasar dan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar efektif, pelatihan pembuatan web blog dan pelatihan pembuatan desain web untuk E-learning dan learning management system (LMS).

TUJUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN
Para guru memiliki kompetensi dalam pembuatan desain presentasi multimedia yang meliputi desain pesan dan penguasaan tool multimedia projector, para guru memiliki kompetensi dalam pembuatan CD interaktif berbagai mata pelajaran yang dikuasainya untuk digunakan dalam PBM, para guru memiliki kompetensi dalam penguasaan internet dasar dan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar efektif, para guru memiliki kompetensi dalam pembuatan web blog dan para guru memiliki kompetensi dalam pembuatan desain web untuk E-Learning dan learning management System (LMS).

MATERI PELATIHAN
Pelatihan pembuatan desain presentasi multimedia yang meliputi desain pesan dan penguasaan tool multimedia projector meliputi power point 2003/2007 basic dan enrichment, power point to flash, articulate presenter, teknik penggunaan (use) dan pemeliharaan (maintenance) multimedia projector (all brand all type), dan prinsip-prinsip desain presentasi sesuai dengan kaidah komunikasi visual teknologi pembelajaran.

PELATIHAN PEMBUATAN CD INTERAKTIF BERBAGAI MATA PELAJARAN
Meliputi konsep dasar multimedia interaktif, teknik pembuatan flowchart dan storyboard, desain grafis untuk multimedia interaktif, programming dengan macromedia flash dan macromedia director, dan animasi dengan Swish Max dan 3D cool.

PELATIHAN INTERNET DASAR DAN PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR EFEKTIF
Meliputi sejarah internet, trik browsing untuk pencarian bahan pembelajaran yang efektif, mendaftar dan memelihara email,Chatting, milling list dan news group dan teknik download text, animasi dan video.

PELATIHAN PEMBUATAN WEB BLOG
Meliputi konsep, fungsi dan manfaat web blog, trik customis dan desain template web blog, dan management web blog sebagai bahan pembelajaran yang efektif.

PELATIHAN PEMBUATAN DESAIN WEB UNTUK E-LEARNING DAN LMS
Meliputi Konsep, prinsip dan prosedur e-learning, perancangan naskah untuk e-learning, desain web dengan Adobe dreamweaver atau microsoft front page, data base management system denagn MySQL dan pemanfaatan e-learning menggunakan software open source.

PELATIHAN PEMBUATAN BAHAN AJAR CETAK BERBASIS KOMPUTER
Meliputi konsep, prinsip dan prosedur pembuatan bahan ajar cetak berbasis ICT, teknik pembuatan brosur, liflet, banner, poster, komik, dll. Pengolahan objek gambar dengan adobe photoshop CS dan pembuatan bahan ajar berbasis vektor dengan corel draw untuk: mengatur layout, membuat logo.

OUTPUT
Dihasilkannya produk media presentasi hasil rancangan guru yang membuat berbagai mata pelajaran yang dikuasainya mulai IPA,IPS,Matematika,Bahsa,Agama dan lain-lain, dihasilkannya naskah-naskah CD interaktif hasil buatan guru yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi produk CD interaktif, dihasilkannya produk CD interaktif yang inovatif, kreatif, edukatif dan menyenangkan hasil rancangan guru yang membuat berbagai mata pelajaran yang dikuasainya mulai IPA,IPS,atematika,Bahasa,Agama dan lain-lain. Dihasilkannya produk media dan sumber belajar yang diambil dari internet hasil pencarian guru yang membuat berbagai mata pelajaran yang dikuasainya. Bahan-bahan tersebut berupa :
  1. Jurnal dan artikel pendidikan,
  2. Hasil penelitian khususnya PTK,
  3. Video pembelajaran,
  4. Buku-buku bermanfaat dalam bentuk e-book,
  5. Foto-foto sebagai bahan pembelajaran, serta
  6. Animasi bahan pembelajaran dalam bentuk SWF. Dihasilkannya web blog guru unutk profil pribadi, sekolah maupun bahan pembelajaran.

SUMBER:Jambi Independent, 28 JULI 2009.

Sabtu, 07 Mei 2011

PIJAY

BANDA ACEH - Ikatan Pembina Olahraga (Ipora) Pidie Jaya akan menggelar pertandingan olahraga tradisional hadang tingkat SD/MI se-Kecamatan Ulim, Pidie Jaya, Sabtu (7/5). Pertandingan ini untuk memperkenalkan olahraga tradisional kepada para murid. Ketua Ipora Pidie Jaya, Saifuddin SPd mengatakan, pertandingan olahraga tradisonal hadang ini akan diikuti oleh 10 sekolah, yaitu tujuh SD dan tiga MI. Melalui kegiatan ini diharapkan bisa menumbuhkan kecintaan generasi muda Aceh kepada olahraga tradional hadang. Sebelumnya Ipora Pijay dan Ipora Aceh telah melaksanakan penataran pelatih dan wasit olahraga tradisional hadang Februari lalu di Meureudu. “Pelatihan itu diikuti oleh puluhan guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK di Pidie Jaya. Maka pertandingan ini merupakan tindaklanjut dari kegiatan tersebut,” ujar Saifuddin. Di sisi lain, Saifuddin membeberkan tentang perlombaan atletik antarpelajar se-kabupaten Pijay yang dijadwalkan 9 Mei. Perlombaan tingkat SMP/MTs dan SMA/MA ini akan diikuti 39 sekolah dengan rincian 28 SMP/MTs dan 11 SMA/MA. Sedangkan nomor yang diperlombakan adalah tolak peluru putra/putri, lempar lembing putra/putri, lompat tinggi putra/putri dan lari 100 meter putra/putri. “Kegiatan ini dilakukan untuk menjaring calon-calon atlet atletik Popda Pidie Jaya,” ujar Saifuddin.

Jumat, 06 Mei 2011

PERTUMBUHAN FISIK & KESEHATAN REMAJA


1. Definisi Remaja
Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang ditandai dengan perubahan fisik karena pubertas serta perubahan kognitif dan sosial. Menurut Seifert dan Hoffnung (1987), periode ini umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun.

2. Pandangan Teoritis tentang Remaja
Ada dua pandangan teoritis tentang remaja. Menurut pandangan teoritis pertama – yang dicetuskan oleh psikolog G. Stanley Hall – : adolescence is a time of “storm and stress “. Artinya, remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa di mana terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional pada seseorang yang menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang bersangkutan, serta menimbulkan konflik dengan lingkungannya (Seifert & Hoffnung, 1987). Dalam hal ini, Sigmund Freud dan Erik Erikson meyakini bahwa perkembangan di masa remaja penuh dengan konflik. Keyakinan ini tercermin dari teori mereka tentang perkembangan manusia.
Menurut pandangan teoritis kedua, masa remaja bukanlah masa yang penuh dengan konflik seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama. Banyak remaja yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya, serta mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan dan harapan dari orang tua dan masyarakatnya.
Bila dikaji, kedua pandangan tersebut ada benarnya, namun sangat sedikit remaja yang mengalami kondisi yang benar-benar ekstrim seperti kedua pandangan tersebut (selalu penuh konflik atau selalu dapat beradaptasi dengan baik). Kebanyakan remaja mengalami kedua situasi tersebut (penuh konflik atau dapat beradaptasi dengan mulus) secara bergantian (fluktuatif).

3. Pertumbuhan Fisik Remaja
Seseorang akan mengalami pertumbuhan fisik (tinggi dan berat badan) yang sangat pesat pada usia remaja yang dikenal dengan istilah growth spurt. Growth spurt merupakan tahap pertama dari serangkaian perubahan yang membawa seseorang kepada kematangan fisik dan seksual. Pada usia 12 tahun, tinggi badan rata-rata remaja putra USA sekitar 150, sementara remaja putri sekitar 154 cm. Pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja putra USA sekitar 177 cm, sedangkan remaja putri hanya 163 cm. Kekepatan pertumbuhan tertinggi pada remaja putri terjadi sekitar usia 11 – 12 tahun, sementara pada remaja putra, dua tahun lebih lambat. Pada masa pertumbuhan maksimum ini, remaja putri bertambah tinggi badannya sekitar 3 inci, sementara remaja putra bertambah lebih dari 4 inci per tahunnya (Marshall, dalam Seifert & Hoffnung, 1987).
Seperti halnya tinggi badan, pertumbuhan berat badan juga meningkat pada usia remaja. Pertumbuhan berat badan ini lebih sulit diprediksi daripada tinggi badan, dan lebih mudah dipengaruhi oleh diet, latihan fisik, dan pola hidup. Pada usia remaja, tubuh remaja putri lebih berlemak daripada remaja putra. Selama masa pubertas, lemak tubuh remaja putra menurun dari sekitar 18 – 19 % menjadi 11 % dari bobot tubuh. Sementara pada remaja putri, justru meningkat dari sekitar 21 % menjadi sekitar 26 – 27 % (Sinclair, dalam Seifert & Hoffnung, 1987). Saat ini, remaja mengalami perubahan fisik (dalam tinggi dan berat badan) lebih awal dan cepat berakhir daripada orang tuanya. Kecenderungan ini disebut trend secular. Sebagai contoh, seratus tahun yang lalu, remaja USA dan Eropa Barat mulai menstruasi sekitar usia 15 – 17 tahun, sekarang sekitar 12 – 14 tahun. Di tahun 1880, laki-laki mencapai tinggi badan sepenuhnya pada usia 23 – 24 tahun dan perempuan pada usia 19 – 20 tahun, sekarang laki-laki mencapai tinggi maksimum pada usia 18 – 20 dan perempuan pada usia 13 – 14 tahun.
Trend secular terjadi sebagai akibat dari meningkatnya faktor kesehatan dan gizi, serta kondisi hidup yang lebih baik. Sebagai contoh, meningkatnya tingkat kecukupan gizi dan perawatan kesehatan, serta menurunnya angka kesakitan (morbiditas) di usia bayi dan kanak-kanak.

4. Pubertas
Pubertas adalah periode pada masa remaja awal yang dicirikan dengan perkembangan kematangan fisik dan seksual sepenuhnya (Seifert & Hoffnung, 1987). Pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer dan sekunder.
Ciri-ciri seks primer memungkinkan terjadinyanya reproduksi. Pada wanita, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada vagina, uterus, tube fallopi, dan ovari. Perubahan ini ditandai dengan munculnya menstruasi pertama. Pada pria, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada penis, scrotum, testes, prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan ini menyebabkan produksi sperma yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi, dan perubahan ini ditandai dengan keluarnya sperma untuk pertama kali (biasanya melalui wet dream).
Ciri-ciri seks sekunder meliputi perubahan pada buah dada, pertumbuhan bulu-bulu pada bagian tertentu tubuh, serta makin dalamnya suara. Perubahan ini erat kaitannya dengan perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin, kemudian dilepaskan melalui aliran darah menuju berbagai organ tubuh. Kelenjar seks wanita (ovaries) dan pria (testes) mengandung sedikit hormon. Hormon ini berperan penting dalam pematangan seksual. Kelenjar pituitary (yang berada di dalam otak) merangsang testes dan ovaries untuk memproduksi hormon yang dibutuhkan. Proses ini diatur oleh hypothalamus yang berada di atas batang otak.

5. Dampak Pertumbuhan Fisik terhadap Kondisi Psikologis Remaja
Pertumbuhan fisik yang sangat pesat pada masa remaja awal ternyata berdampak pada kondisi psikologis remaja, baik putri maupun putra. Canggung, malu, kecewa, dll. adalah perasaan yang umumnya muncul pada saat itu. Hampir semua remaja memperhatikan perubahan pada tubuh serta penampilannya. Perubahan fisik dan perhatian remaja berpengaruh pada citra jasmani (body image) dan kepercayaan dirinya (self-esteem).
Ada tiga jenis bangun tubuh yang menggambarkan tentang citra jasmani, yaitu endomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak lemak sedikit otot (padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot (slender). Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular).
6. Masalah Kesehatan pada Remaja
Remaja merupakan usia paling sehat dibanding kanak-kanak dan dewasa karena sedikitnya penyakit yang dialami kelompok usia ini. Akan tetapi, remaja memiliki resiko kesehatan paling tinggi karena faktor kecelakaan, alkohol, narkoba, hamil diluar nikah, kebiasaan makan (diet) dan perilaku hidup sehat yang buruk

Penulis adalah salah seorang pengurus PIK KRR Bungoeng Kupula Peukan Bada Aceh Besar dan salah seorang peserta pelatihan totor sebaya tentang KESPRO, 2-4 November 2010 di Aula BPKP Lubok, Aceh Besar

KESEHATAN,.


Yogyakarta - Pengembangan sistem pendidikan dan pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja bermanfaat untuk melindungi mereka dari risiko pernikahan usia dini, kehamilan yang tidak dikehendaki, aborsi, infeksi menular seksual, HIV/AIDS, dan kekerasan seksual.

"Pemberian akses pendidikan dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja diharapkan dapat meningkatkan kemandirian remaja dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya termasuk kehidupan seksualitasnya," kata Ketua Program Lentera Sahaja Widiastuti, di Yogyakarta, Senin.

Dengan demikian, menurut dia pada diskusi "Jogja Update: Pemenuhan Hak Kesehatan Reproduksi", hak-hak kesehatan reproduksi remaja dapat terpenuhi dalam meningkatkan kualitas hidup dan keturunannya baik fisik, mental maupun sosial dan terbebas dari rasa takut, tindakan kekerasan, dan diskriminasi.

"Pendidikan kesehatan reproduksi justru akan membuat remaja lebih dewasa dalam menyikapi masalah seksualitas, dan dapat membangun perilaku seksual yang lebih bertanggung jawab. Hal itu akan lebih efektif jika orang tua dan sekolah ikut berperan menyampaikan pesan mengenai seksualitas remaja," katanya.

Ia mengatakan sebagian besar orang tua memang tidak termotivasi untuk memberikan informasi mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi kepada remaja karena mereka takut hal itu justru akan meningkatkan terjadinya hubungan seks pranikah.

Padahal, menurut dia, anak yang mendapatkan pendidikan seks dari orang tua atau sekolah cenderung menghindari berperilaku seks karena beban moral dan tanggung jawab dengan agama daripada anak yang mendapatkannya dari orang lain.

"Keengganan orang tua untuk memberikan informasi kesehatan reproduksi dan seksualitas juga disebabkan oleh rasa rendah diri karena rendahnya pengetahuan mereka mengenai kesehatan reproduksi," katanya.

Ia mengatakan tantangan utama dalam pendidikan kesehatan reproduksi adalah bagaimana mengatasi pandangan bahwa segala sesuatu yang berbau seks adalah tabu untuk dibicarakan oleh orang yang belum menikah, karena remaja sering merasa tidak nyaman atau tabu untuk membicarakan masalah seksualitas dan kesehatan reproduksinya.

"Namun, faktor keingintahuan membuat mereka berusaha untuk mendapatkan informasi mengenai hal itu. Remaja sering merasa bahwa orang tuanya menolak membicarakan masalah seksual, sehingga mereka kemudian mencari alternatif sumber informasi lain seperti teman atau media massa," katanya.

KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR'AN


Mengenai keutamaan atau kelebihan membaca al-Qur‟an Rasulullah SAW. menyatakan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, berbunyi:
bahwa seorang muslim yang membaca al-Qur‟an digambarkan seperti buah jeruk yang memiliki bau yang harum dan rasanya lezat, kemudian bagi seorang muslim yang tidak membaca al-Qur‟an diibaratkan tamar/kurma yang tidak berbau sedangkan rasanya manis, sedangkan orang munafik membaca al-Qur‟an dikatakan seperti bunga kemangi dengan aroma enak namun rasanya pahit, begitu pula orang munafik yang tidak membaca al-Qur‟an dimisalkan dengan buah labu pahit, yang tidak berbau sedangkan rasanyapun pahit.
Read more: http://www.bloggerafif.com/2011/03/membuat-recent-comment-pada-blog.html#ixzz1M3tmAphZ