PEUGAH YANG NA,. PEUBUET LAGEI NA,. PEUTROEK ATA NA,. BEKNA HABA PEUSUNA,. BEUNA TAINGAT WATEI NA,.

Minggu, 11 Maret 2012

CONTOH SILABUS DAN RPP


Lampiran 4 : Contoh Silabus yang Memuat Nilai-Nilai  Karakter

Contoh 1 :

SILABUS
Nama Sekolah          :  SMA  ...
Mata Pelajaan          :  BIOLOGI
Standar Kompetensi  :  2. Memahami keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan, serta penerapannya dalam konteks Salingtemas.
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Nilai-NIlai Karanter
2.1 Mengiden-tifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengait-kanya dengan fungsinya, menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan.
·   Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan berdasarkan bentuk dan lokasinya
Struktur Jaringan Tumbuhan

Tatap Muka :
·  Mengamati struktur jaringan tumbuhan, membuat ciri-ciri, dan mendiskusikannya dalam kelompok
Teknik:
·     Observasi
·     Tes praktik
·     Tugas Individu
·     Tugas Kelompok
·     Tes
·     Ulangan Harian
Bentuk:
·  Lembar pengamatan
·  Kinerja
·  Tertulis
·  Laporan
·  Kuis
·  Pilihan Ganda
60 menit
·   Akhyar, Moh Salman,dkk. BIOLOGI. Grafindo. ( 1997 : 15 )
·   Sostrodiharjo, Singgih. BIOLOGI. Regina. ( 2002 : 24 )
·   Aryulina Diah, dkk. BIOLOGI 2.Erlangga. ( 2007 : 34 )
Religius
Peduli Lingkungan

Kerja keras
Rasa ingin tahu
Gemar membaca
Kerjasama
Tanggung jawab
Kreatif

·   Mengaitkan struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Fungsi Jaringan Tumbuhan

·  Mengkaji literatur tentang struktur dan fungsi jaringan tumbuhan, dan membuat rangkuman serta membahas di depan kelas;
30 menit
·   Mengidentifikasi jaringan sebagai dasar kultur jaringan
Kultur Jaringan
30 menit
·   Menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan
Sifat Totipotensi

·  Mengkaji literatur, membuat rangkuman dan diskusi tentang totipotensi
30 menit
·   Menentukan prasyarat, manfaat dan metode kultur jaringan.
Prasyarat, manfaat dan metode Totipotensi
·  Membuat presentasi prasyarat, manfaat dan metode totipotensi kemudian mempresentasikannya.
30 menit




Penugasan Terstruktur :
·  Mencari gambar-gambar struktur jaringan tumbuhan
·  Mengerjakan latihan-latihan soal yang berhubungan dengan jaringan tumbuhan
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur :
·  Melakukan observasi ke tempat wisata bunga anggrek tentang totipotensi





a.    Penjelasan pengidentifikasian nilai karakter dan internalisasi dalam kegiatan pembelajaran:
1.    Nilai karakter yang   diidentifikasi  dari  SK, KD yakni  2.1 Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengait-kanya dengan fungsinya, menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan antara lain kerja keras, rasa ingin tahu dan gemar membaca
2.    Nilai karakter yang   diidentifikasi  dari  materi pokok yakni (1) struktur jaringan tumbuhan, (2) fungsi jaringan tumbuhan, (3) kultur jaringan, (4) sifat totipotensi dan (5) prasyarat, manfaat dan metode Totipotensi antara lain religius dan peduli lingkungan.
3.    Nilai karakter yang   diidentifikasi  dari  kegiatan pembelajaran yakni melalui mendiskusikan dalam kelompok,mengamati,  mengkaji literatur dan membuat presentasi adalah gemar membaca, kerjasama, tanggung jawab dan kreatif
b.    Internalisasi nilai-nilai karakter kerja keras , rasa ingin tahu dan gemar membaca dalam kegiatan pembelajaran melalui metode  pengamatan.
c.    Guru/MGMP  sekolah dapat mengembangkan nilai-nilai  karakter lain yang menjadi prioritas selain nilai-nilai karakter di atas.









SILABUS
Nama Sekolah         :  SMA . . .
Mata Pelajaran        :  Matematika
Kelas/Semester       :  XI/1
Standar Kompetensi :  1. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Nilai Karakter

1.5.    Menentukan ruang sampel suatu percobaan



1.    Pengertian ruang sampel dan titik sampel



2.    Pengertian kejadian




3.    Penentuan ruang sampel dan banyaknya ruang sampel

TATAP MUKA
1.    Mengemukakan beberapa peristiwa sehari-hari untuk menemukan pengertian ruang sampel dari suatu percobaan

2.    Mengidentifikasikan hasil percobaan dan mengambil kesimpulan dengan tanya jawab

PENUGASAN TERSTUKTUR
Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan penentuan ruang sampel dan banyaknya ruang sampel

1. Menjelaskan pengertian ruang sampel dan titik sampel suatu percobaan


2. Menjelaskan pengertian kejadian suatu percobaan


  1. 3.          Menentukan ruang sampel dan banyaknya ruang sampel dari suatu kejadian.

Jenis/teknik:
Penugasan
Tes tertulis

Bentuk:
1.    Uraian
2.    Pilihan Ganda




30 menit





15 menit



45 menit


Buku Matematika SMA/MA Penerbit Bumi Aksara

Bahan Ajar berbasis TIK

Rasa ingin tahu
Jujur
Bersahabat/ komunikatif
Kreatif
Kerja keras
Mandiri



a.    Penjelasan pengidentifikasian nilai karakter dan internalisasi dalam kegiatan pembelajaran:
  1. Nilai karakter yang   diidentifikasi  dari  SK, KD yakni  1.5. Menentukan ruang sampel suatu percobaan antara lain rasa ingin tahu.
  2. Nilai karakter yang   diidentifikasi  dari  materi pokok yakni (1) Pengertian ruang sampel dan titik sampel, (2) pengertian kejadian, (3) Penentuan ruang sampel dan banyaknya ruang sampel antara lain rasa ingin tahu.
3.    Nilai karakter yang   diidentifikasi  dari  kegiatan pembelajaran yakni mengemukakan, menemukan pengertian ruang sampel dari suatu percobaan, mengidentifikasikan hasil percobaan dan mengambil kesimpulan antara lain jujur, bersahabat/komunikatif, kreatif, kerja keras,  dan mandiri
b.    Internalisasi nilai-nilai karakter jujur, bersahabat/komunikatif, kreatif, kerja keras,  dan mandiri dalam kegiatan pembelajaran melalui penemuan, Tanya jawab dan penyelesaian soal
c.    Guru/MGMP  sekolah dapat mengembangkan nilai-nilai  karakter lain yang menjadi prioritas selain nilai-nilai karakter di atas.

Lampiran 5 : Contoh RPP yang Memuat Nilai Karakter
Contoh 1 :

RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan              : SMA ……….
Mata Pelajaran                  : Biologi
Kelas                               : XI IPA
Semester                          : 1 (Satu)
Waktu                              : 4 x 45 menit


I.   Standar Kompetensi
2.  Memahami keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan, serta penerapannya dalam konteks Salingtemas.

II.    Kompetensi Dasar
2.1 Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengaitkanya dengan fungsinya, menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan.

III.  Indikator Pencapaian
  • Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan berdasarkan bentuk dan lokasinya
  • Membedakan struktur jaringan tumbuhan
  • Mengaitkan struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
  • Mengidentifikasi jaringan sebagai dasar kultur jaringan
  • Menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan
  • Menentukan prasarat, manfaat dan metode kultur jaringan.

IV.  Tujuan Pembelajaran
  • Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan berdasarkan bentuk dan lokasinya melalui pengamatan
  • Membedakan struktur jaringan tumbuhan melalui kajian pustaka dan diskusi
  • Mengaitkan struktur dan fungsi jaringan tumbuhan melalui diskusi
  • Menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan melalui tanya jawab
  • Menentukan prasarat, manfaat dan metode kultur jaringan melalui diskusi
V. Materi Ajar
1.  Jaringan
Merupakan sekelompok sel dengan ciri yang serupa dalam hal bentuk, fungsi, maupun sifat- sifatnya.
2.  Jaringan tumbuhan
Merupakan sel-sel tumbuhan dewasa tidak tersusun secara acak, melainkan menyesuaikan diri melalui berbagai cara dan membentuk sekelompok sel.
3.  Jaringan tumbuhan terdiri dari :
a.  jaringan meristem, yaitu, Promeristem, meristem primer, meristem sekunder, meristem apical, interkalar dan lateral.
b.  Jaringan permanen, yaitu, jaringan epidermis, parenkim, sklerenkim, kolenkim, xilem dan floem
4.  Fungsi jaringan berbeda-beda sesuai letak, posisi, usia, dan faktor luar
5.  Sifat Totipotensi
Sifat totipotensi pada jaringan tumbuhan dimanfaatkan untuk memperoleh anakan seragam dalam jumlah besar dan cepat melalui kultur jaringan

VI.    Metode Pembelajaran
1.  Pengamatan
2.  Kajian pustaka
3.  Diskusi
4.  Tanya Jawab
5.  Ceramah

VII.         Kegiatan Pembelajaran
     
Pertemuan Pertama:
Tatap Muka:

Pendahuluan, 10 menit
Orientasi: Mempersiapkan belajar siswa melalui memberikan salam, berdo’a  dan mengabsen siswa.
Apersepsi: Guru memberikan pertanyaan “Apakah yang anda ketahui tentang bagan kultur jaringan?“
Motivasi: Menyampaikan tujuan pembelajaran
Pemberian acuan: Menyampaikan metode dan strategi yang akan dilakukan untuk mencapai indikator pembelajaran.
Implementasi pendikar
Dengan memberikan salam dan berdoa, dapat menumbuhkan nilai-nilai religius pada peserta didik.
Kegiatan Inti, 65 menit
1.     Membagi kelompok menjadi 8 kelompok
2.     Mempersiapkan alat yang diperlukan untuk pengamatan
3.     Mengamati berbagai macam struktur jaringan tumbuhan  dengan menggunakan mikroskop
4.     Mengkaji literatur untuk mencari gambar-gambar struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
5.     Kelompok membandingkan hasil pengamatan dengan hasil kajian dari pustaka.
6.     Siswa menggambar jaringan tumbuhan sesuai lembar kerja siswa
7.     Kelompok mendiskusikan keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan
8.     Kelompok menyusun laporan pengamatan
9.     Kelompok mempersiapkan bahan presentasi
10.   Kelompok melaporkan hasil kerja
Implementasi pendikar
·         Dengan melakukan  pengamatan pada tumbuhan, peserta didik sadar akan ciptaan Tuhan dan berkomitmen untuk  menjaga lingkungan.
·         Bersikap cermat dan teliti dalam melakukan pengamatan secara bersama-sama dan tidak tergesa-gesa mangambil kesimpulan, menimbulkan rasa ingin tahu, gemar membaca dan kerja keras.
·         Setiap kelompok bertanggungjawab  membuat laporan dan dapat berkreasi mempersiapkan  bahan presentasi.

Penutup, 15 menit
1.     Dengan dibimbing guru siswa diajak untuk menarik kesimpulan dan membuat rangkuman.
2.     Guru memberikan soal untuk mengevaluasi proses belajar siswa dalam pemahaman materi dan penilaian diri.
3.     Melaksanakan refleksi
4.     Merencanakan pembelajaran pertemuan berikutnya

Penugasan Tersruktur:
·            Mencari gambar-gambar struktur jaringan tumbuhan
·            Mengerjakan latihan-latihan soal yang berhubungan dengan jaringan tumbuhan

Pertemuan Kedua:
Tatap Muka:

Pendahuluan, 10 menit
Orientasi: Mempersiapkan belajar siswa melalui memberikan salam dan mengabsen siswa.
Apersepsi: Guru memberikan pertanyaan “Apakah yang anda ketahui tentang sifat totipotensi?“
Motivasi: Menyampaikan tujuan pembelajaran
Pemberian acuan: Menyampaikan metode dan strategi yang akan dilakukan untuk mencapai indikator pembelajaran.
Implementasi pendikar
Dengan memberikan salam dan berdoa, dapat menumbuhkan nilai-nilai religius pada peserta didik.

Kegiatan Inti, 65 menit
1.      Membagi kelompok menjadi 8 kelompok
2.      Mengkaji literatur
3.      Membuat rangkuman sebagai bahan presentasi dan
4.      Mendiskusikan bahan presentasi dalam kelompok
5.      Membuat presentasi prasarat, manfaat dan metode totipotensi
6.      Salah satu kelompok mempresentasikan.
7.      Melakukan tanya jawab.
Implementasi pendikar
·         Dengan melakukan  pengamatan pada tumbuhan, peserta didik sadar akan ciptaan Tuhan dan berkomitmen untuk  menjaga lingkungan.
·         Bersikap cermat dan teliti dalam melakukan pengamatan secara bersama-sama dan tidak tergesa-gesa mangambil kesimpulan, menimbulkan rasa ingin tahu, gemar membaca dan kerja keras.
·         Setiap kelompok bertanggungjawab  membuat laporan dan dapat berkreasi mempersiapkan  bahan presentasi.

Penutup, 15 menit
a.     Dengan dibimbing guru siswa diajak untuk menarik kesimpulan dan membuat rangkuman.
b.     Guru memberikan soal untuk mengevaluasi proses belajar siswa dalam pemahaman materi.
c.      Melaksanakan refleksi
d.     Merencanakan pembelajaran pertemuan berikutnya

Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur:
Melakukan observasi ke tempat wisata bunga anggrek tentang totipotensi

VII.  Penilaian

1. Teknik :
Observasi
Tes Praktik
Tugas individu
Tugas Kelompok
Tes
Ulangan

  1. Bentuk :
Lembar pengamatan
Kinerja
Tertulis
Laporan
Kuis
Pilihan Ganda

3.  Instrumen:
Tes, Kuis
Menjodohkan.
Tabel berikut memuat nama jaringan beserta ciri, macam dan fungsinya. Tentukanlah ciri, macam dan fungsi jaringan yang benar dengan memasangkan  angka pada nama jaringan dengan huruf pada  ciri, macam dan fungsinya jaringan!

NO
NAMA
JARINGAN
NO
CIRI, MACAM, FUNGSI
1
Floem
A
sel pengiring
2
Felem
B
mengangkut zat hara dari akar menuju
ke daun
3
Xilem
C
trakea, trakeid
4
Lentisel
D
tersusun atas sel gabus dan sel-sel mati
5
Feloderm
E
parenkim yang mengandung klorofil
6
Klorenkim
F
berasal dari felogen, sel-sel penyusunnya
hidup, dinding dari selulosa
7
unsur floem

G
terdapat pada organ yang sudah tidak
mengalami pertumbuhan
8
unsur xylem
H
mengedarkan hasil fotosintesis ke
seluruh bagian tubuh
9
Sklerenkim
    I
celah-celah pada lapisan gabus

Kunci jawaban:
1 – h, 2 – d, 3 – b, 4 – i, 5 – f, 6 – e, 7 – a, 8 – c, 9 – g


Performan Tes, Observasi Praktik:

Penilaian Kinerja

Mata Pelajaran    : Biologi    
Kelas/Semester   : XI/1        
Kompetensi Dasar      : 2.1 Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengaitkannya dengan fungsinya, menjelaskan sifat totipotensi  sebagai dasar kultur jaringan.
Tujuan Pembelajaran  : Mampu mengidentifikasi dan membedakan struktur jaringan tumbuhan melalui pemberian gambar-gambar dan pengamatan dengan mikroskop

Contoh Tabel Penilaian Praktik
No
Nama Siswa
Indikator Penampilan
Jumlah
Nilai
1
2
3
4
5
6

























































































































Keterangan Indikator Penampilan:                                                                           
1.  Mengatur cahaya pada mikroskop dengan benar.
2.  Mengatur lensa okuler dan objektif dengan pembesaran tertentu dengan benar.
3.  Mengatur makrometer dan mikrometer mikroskop dengan benar.
4.  Memilih dan menemukan objek pengamatan dengan baik dan benar.
5.  Menggambar objek pengamatan dengan baik dan benar.
6.  Membersihkan dan menyimpan mikroskop dan alat praktikum lain dengan rapih dan bersih.

Keterangan Penilaian:
Kurang                             : 1
Cukup                     : 2
Baik                       : 3
Skor Maksimum: 18
Skor Minimum:6
Nilai:
                   Skor Perolehan
                ------------------------- x 100
                   Skor Maksimum


   1). Format pengamatan nilai-nilai karakter


No

Indikator nilai karakter
No. daftar hadir peserta didik *)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
..
32
1
Mengikuti prosedur praktek












2
Jujur dalam menyajikan data hasil praktek












3
Menghargai/tidak mencela hasil praktek kelompok lain yang berbeda












4
Memberi kesempatan semua teman untuk mengajukan pendapat/tidak memonopoli  diskusi kelas












5
Tidak membedakan antara pendapat teman pria dan wanita












6
Santun dalam berargumentasi/ mempertahankan hasil praktek yang berbeda












7
Tidak memaksakan kehendak/memaksa teman untuk menerima pendapatnya












8
Mau mengakui kesalahannya












9
Menunjukkan sikap menerima hasil diskusi kelas












Jumlah BT












Jumlah MT












Jumlah MB












Jumlah MK






























*) Diisi dengan:
·          BT (Belum Terlihat) – jika peserta didik belum memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
·          MT (Mulai Terlihat) – jika peserta didik mulai memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator, tetapi belum konsisten
·          MB (Mulai Berkembang) – jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator)
·          MK (Menjadi Kebiasaan/Membudaya – jika peserta didik terus tenerus/konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator

VIII.         Alat/Bahan/Sumber
Alat:
Mikroskop
Preparat awetan dan segar jaringan tumbuhan

Bahan:
Gambar-gambar tentang berbagai macam jaringan tumbuhan

Sumber:
Akhyar, Moh Salman,dkk. BIOLOGI.Grafindo. ( 1997 : 15 )
Sostrodiharjo, Singgih. BIOLOGI.Regina. ( 2002 : 24 )
Aryulina Diah, dkk. BIOLOGI 2.Erlangga. ( 2007 : 34 )



                                                            Jakarta , Juli 2011
                                                                 Penyusun,


                                                            Guru Mata Pelajaran
                                                 




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah       : SMA ....................
Mata Pelajaran :    Matematika
Kelas / Program    :    XI (Sebelas) / IPA
Semester         :    Ganjil

I.        Standar Kompetensi:    1. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah
II.        Kompetensi Dasar        :        1.5. Menentukan ruang sampel suatu percobaan.
III.        Indikator                     :       
                                                            1.    Menjelaskan pengertian ruang sampel dan titik sampel suatu percobaan
                                                            2.    Menjelaskan pengertian kejadian suatu percobaan
                                                            3.    Menentukan ruang sampel dan banyaknya ruang sampel dari suatu kejadian

IV.        Tujuan Pembelajaran
       Setelah pembelajaran berlangsung peserta didik dapat :
1.    Menjelaskan pengertian ruang sampel dan titik sampel serta kejadian suatu percobaan melalui ekspositori dan Tanya jawab
2.    Menentukan ruang sampel dan banyaknya ruang sampel dari suatu kejadian melalui ekspositori dan Tanya jawab
V.        Materi Ajar
       Ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan.
       Titik sampel adalah unsur-unsur yang terdapat dalam ruang sampel
       Banyaknya ruang sampel adalah jumlah anggota atau banyaknya titik sampel dalam dilambangkan dengan n atau n(S).
       Kejadian adalah himpunan dari beberapa atau seluruh titik sampel sehingga kejadian adalah bagian dari ruang sampel.
       Ada 3 cara menentukan ruang sampel dari suatu percobaan :
1.    Dengan mendaftar langsung
2.    Dengan diagram pohon
3.    Dengan table

VI.        Alokasi Waktu    :  2 jam pelajaran (2 x 45 menit).
VII.        Metode Pembelajaran
       Ekspositori dan tanya jawab.
VIII.        Kegiatan Pembelajaran
       Pendahuluan
Orientasi         : Mempersiapkan belajar siswa melalui memberikan salam, berdo’a  dan mengabsen siswa.

     Apersepsi         : Mengemukakan beberrapa kejadian sehari-hari yang berkaitan dengan ruang sampel
     Motivasi          : Memaparkan sejarah ditemukannya Peluang.
Implementasi pendikar
Berdoa,  menumbuhkan nilai-nilai religius pada peserta didik.

     Kegiatan Inti
a.    Peserta didik diberikan stimulus berupa beberapa peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan ruang sampel dan kejadian misalnya pelemparan mata uang logam, pelemparan dadu, dll yang telah disiapkan dalam bahan ajar berbasis TIK.
b.    Peserta didik mengemukakan pengertian ruang sampel, titik sampel, banyaknya ruang sampel dan kejadian dari tanya jawab yang dilakukan oleh guru.
c.    Siswa mengerjakan beberapa contoh soal yang terkait dengan penentuan ruang sampel dan banyaknya ruang sampel dengan bimbingan terbatas oleh guru, dan dituntun untuk mengidentifikasi kejadian-kejadian yang dari suatu percobaan yang telah disiapkan dalam bahan ajar berbasis TIK.
       d.  Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai penentuan ruang sampel suatu percobaan dari contoh yang telah disiapkan dalam bahan ajar berbasis TIK.
Implementasi pendikar
·         Melakukan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu, serta mengungkapkannya dengan jujur, komunikatif dan bersahabat.
·         Menyelesaikan soal-soal dengan pantang menyerah, kerja keras dan mandiri

Penutup
       a. Peserta didik membuat rangkuman tentang cara menentukan ruang sampel suatu percobaan.
       b.  Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
       c.  Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan materi mengenai penentuan ruang sampel

  IX.    Penilaian   
Essay untuk Penugasan (PR)
-           Diketahui 3 buah mata uang logam mempunyai sisi angka ( A) dan sisi gambar (G),dilempar sekali. Jika P adalah kejadian muncul dua gambar dan Q adalah kejadian muncul tiga angka, nyatakan P dan Q dalam bentuk himpunan.








Penilaian Sikap
(Dilakukan melalui Pengamatan Berkelanjutan)
Contoh  pengamatan nilai-nilai karakter


No

Indikator nilai karakter
No. daftar hadir peserta didik *)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
..
32
1
Kehadiran dalam Proses belajar mengajar












2
Kemauan mencari sumber materi yang dipelajari












3
Partisipasi aktif dalam proses belajar mengajar












4
Memberi kesempatan semua teman untuk mengajukan pendapat/tidak memonopoli  dalam penyampaian pendapat












5
Tidak membedakan antara pendapat teman pria dan wanita












6
Santun dalam berargumentasi/ mempertahankan hasil praktek yang berbeda












7
Tidak memaksakan kehendak/memaksa teman untuk menerima pendapatnya












8
Tidak gampang menyerah dalam megerjkan soal dan tugas












9
Mau mengakui kesalahannya












10
Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan












Jumlah BT












Jumlah MT












Jumlah MB












Jumlah MK






























*) Diisi dengan:
·          BT (Belum Terlihat) – jika peserta didik belum memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
·          MT (Mulai Terlihat) – jika peserta didik mulai memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator, tetapi belum konsisten
·          MB (Mulai Berkembang) – jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator)
·          MK (Menjadi Kebiasaan/Membudaya – jika peserta didik terus tenerus/konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator

   X.    Alat dan Sumber Belajar
Sumber :   
-           Buku Paket Matematika SMA
            Bahan Ajar Berbasis TIK : Ruang Sampel     
            BSE, Buku referensi lain.
            Alat :
     Laptop dan LCD
Lampiran : Penyelesaian Soal penugasan (PR)
Jika 3 buah mata uang logam mempunyai sisi angka ( A) dan sisi gambar (G) dilempar secara bersamaan, maka :

S = { AAA, AAG, AGA, AGG, GAA, GAG, GGA, GGG}

Dari ruang sampel di atas diperoleh:
a.  P adalah kejadian muncul dua gambar
     P = {AGG, GAG, GGA}   

b.  Q adalah kejadian muncul tiga angka
     Q = {AAA}

                                                            Jakarta , Juli 2011
                                                                 Penyusun,


                                                            Guru Mata Pelajaran




Sabtu, 10 Maret 2012

MAKALAH


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Harus kita akui bahwa dunia Barat sekarang ini telah mencapai kemajuan yang pesat. Berbagai belahan dunia merasa tertarik menjadikan Barat sebagai referensi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Barat di anggap mampu menyajikan berbagai temuan baru secara dinamis, sehingga memberikan sumbangan yang besar terhadap sains dan teknologi. Kunci rahasia penting diungkapkan adalah bahwa kemajuan Barat itu disebabkan oleh pendekatan sainsnya pada epistimologi.
Di kalangan ilmuan Barat, keraguan menjadi salah satu ciri epistimologinya. Mereka berangkat dari keraguan ketika menghadapi sesuatu persoalan pengetahuan yang belum terpecahkan secara meyakinkan. Masa pemikiran Barat-Modern, diawali dengan munculnya Renaissance (kebangkitan kembali).[1] Problem besar masa Renaissance adalah sebagaimana masa skolastik, yakni sintesa antara agama dan filsafat dengan arah yang berbeda.
            Puncak masa Renaissance dimulai dengan munculnya pemikiran Rene Descartes (1596-1650). Descartes sangat penting karena ia dinobatkan sebagai “Bapak Filsafat Barat-Modern”.[5] Sesuatu yang melekat dan identik dengan Descartes adalah apa yang dikenal dengan Cogito Ergo Sum (aku berpikir, maka aku ada).[6] Pernyataan ini menjadi sangat masyhur dalam sejarah pemikiran Barat-Modern, karena memiliki pengaruh yang dominan bagi pembentukan dan corak ke modernan masyarakat Barat.

            Dengan demikian, penulisan terhadap Descartes menjadi penting karena tidak hanya sebagai kunci untuk memahami karakteristik masyarakat Barat dewasa ini, tetapi juga sebagai kunci untuk melacak jejak transformasi nilai-nilai dan karakteristik (kemodernan) masyarakat Barat-Modern terhadap masyarakat lainnya di bebagai penjuru dunia. Dalam rangka penulisan miniskripsi ini, tesis Rene Descartes Cogito Ergo Sum (aku berpikir, maka aku ada) menjadi inti bahasannya. Cogito Ergo Sum tersebut memiliki konsekuensi lahirnya Rasionalisme. Paham ini dengan jelas sangat mengunggulkan dan mementingkan rasio daripada realitas yang dipikirkannya. Akhirnya, rasiolah yang menjadi indikasi keberadaan (eksistensi) si subyek (aku) yang mengetahui sesuatu.
            Bagi Descartes, rasio adalah instansi tertinggi untuk mengetahuai sesuatu. Pengetahuan merupakan jalan, bukti keberadaan  (eksistensi) manusia, dan bahkan menjadi ukuran ke-bernilai-an manusia.[7]  Berdasarkan konsep tersebut, ukuran atau norma suatu kebenaran adalah suatu pemikiran yang jelas, definitif, analitik, dan “terpilah-pilah”. Di luar kriteria tersebut harus ditolak atau diragukan sebagai ilmu pengetahuan yang absah (benar). Oleh karena itu, bagaimana persisnya proses keraguan (skeptis) dan apa buktinya keraguan (skeptis) merupakan titik tolak yang netral menuju keyakinan dan pengetahuan yang benar? Miniskripsi ini mencoba menguraikannya.
           
B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Pembahasan


BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Rene Descartes
Rene Descartes, lahir di La Haye Touraine-Prancis pada tanggal 31 maret 1596 dari sebuah keluarga borjuis. Ayahnya adalah seorang pengacara yang aktif berpolitik sementara ibunya telah meninggal pada saat usia Descartes masih 1 tahun.
Descartes adalah seorang filosof, ilmuwan, matematikus Perancis yang tersohor. Descartes dimasukkan ke sekolah La Fleche pada usia 8 tahun, disana dia belajar ilmu-ilmu alam dan filsafat skolastik lalu kemudian pada tahun 1613 melanjutkan study nya di Poitier, bukan memperdalam filsafat melainkan belajar ilmu hukum.
Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1615 Descartes pergi ke Paris untuk belajar Matematika.
Dari tahun 1616 hingga 1628, Descartes betul-betul melompat ke sana kemari, dari satu negeri ke negeri lain. Dia masuk tiga dinas ketentaraan yang berbeda-beda (Belanda, Bavaria dan Honggaria), walaupun tampaknya dia tidak pernah ikut bertempur samasekali. Dikunjungi pula Italia, Polandia, Denmark dan negeri-negeri lainnya. Dalam tahun-tahun ini, dia menghimpun apa saja yang dianggapnya merupakan metode umum untuk menemukan kebenaran. Ketika umurnya tiga puluh dua tahun, Descartes memutuskan menggunakan metodenya dalam suatu percobaan membangun gambaran dunia yang sesungguhnya. Dia lantas menetap di Negeri Belanda dan tinggal di sana selama tidak kurang dari dua puluh satu tahun.
            Sekitar tahun 1629 ditulisnya Rules for the Direction of the Mind buku yang memberikan garis-garis besar metodenya. Tetapi, buku ini tidak komplit dan tampaknya ia tidak berniat menerbitkannya. Diterbitkan untuk pertama kalinya lebih dari lima puluh tahun sesudah Descartes tiada. Dari tahun 1630 sampai 1634, Descartes menggunakan metodenya dalam penelitian ilmiah. Untuk mempelajari lebih mendalam tentang anatomi dan fisiologi, dia melakukan penjajagan secara terpisah-pisah. Dia bergumul dalam bidang-bidang yang berdiri sendiri seperti optik, meteorologi, matematik dan pelbagai cabang ilmu lainnya.
Pada tahun 1637 dia menerbitkan bukunya yang masyhur Discourse on the Method for Properly Guiding the Reason and Finding Truth in the Sciences (biasanya diringkas saja Discourse on Method).

B. Filsafat Rene Descartes
            Mungkin, bagian paling menarik dari filosofi Descartes adalah caranya dia memulai sesuatu. Meneliti sejumlah besar pendapat-pendapat yang keliru yang umumnya sudah disepakati orang, Descartes berkesimpulan untuk mencari kebenaran sejati dia mesti mulai melakukan langkah yang polos dan jernih. Untuk itu, dia mulai dengan cara meragukan apa saja, apa saja yang dikatakan gurunya. Meragukan kepercayaan meragukan pendapat yang sudah berlaku, meragukan eksistensi alam di luar dunia, bahkan meragukan eksistensinya sendiri. Pokoknya, meragukan segala-galanya.
            Ini keruan saja membuat dia menghadapi masalah yang menghadang: apakah mungkin mengatasi pemecahan atas keraguan yang begitu universal, dan apakah mungkin menemukan pengetahuan yang bisa dipercaya mengenai segala-galanya? Tetapi, lewat alasan-alasan metafisika yang cerdik, dia mampu memuaskan dirinya sendiri bahwa dia sebenarnya "ada" ("Saya berpikir, karena itu saya ada"), dan Tuhan itu ada serta alam di luar dunia pun ada. Ini merupakan langkah pertama dari teori Descartes.
            Makna penting teori Descartes punya nilai ganda. Pertama, dia meletakkan pusat sistem filosofinya persoalan epistomologis yang fundamental, "Apakah asal-muasalnya pengetahuan manusia itu?" para filosof terdahulu sudah mencoba melukiskan gambaran dunia. Descartes mengajar kita bahwa pertanyaan macam itu tidak bisa memberi jawab yang memuaskan kecuali bila dikaitkan dengan pertanyaan "Bagaimana saya tahu?"
Kedua, Descartes menganjurkan kita harus berangkat bukan dengan kepercayaan, melainkan dengan keraguan. Memang benar Descartes kemudian meneruskan dan sampai pada kesimpulan teologis yang ortodoks, tetapi para pembacanya lebih tertarik dan menaruh perhatian lebih besar kepada metode yang dikembangkannya ketimbang kongklusi yang ditariknya. (Ketakutan gereja bahwa tulisan-tulisan Descartes akhirnya akan menjadi bahaya, jelas sekali).
            Pengaruh besar lain dari konsepsi Descartes adalah tentang fisik alam semesta. Dia yakin, seluruh alam kecuali Tuhan dan jiwa manusia bekerja secara mekanis, dan karena itu semua peristiwa alami dapat dijelaskan secara dan dari sebab-musabab mekanis. Atas dasar ini dia menolak anggapan-anggapan astrologi, magis dan lain-lain ketahayulan. Berarti, dia pun menolak semua penjelasan kejadian secara teleologis. (Yakni, dia mencari sebab-sebab mekanis secara langsung dan menolak anggapan bahwa kejadian itu terjadi untuk sesuatu tujuan final yang jauh). Dari pandangan Descartes semua makhluk pada hakekatnya merupakan mesin yang ruwet, dan tubuh manusia pun tunduk pada hukum mekanis yang biasa. Pendapat ini sejak saat itu menjadi salah satu ide fundamental fisiologi modern.
Descartes menggandrungi penyelidikan ilmiah dan dia percaya bahwa penggunaan praktisnya dapat bermanfaat bagi masyarakat. Dia pikir, para ilmuwan harus menjauhi pendapat-pendapat yang semu dan harus berusaha menjabarkan dunia secara matematis. Semua ini kedengarannya modern. Tetapi, Descartes, melalui pengamatannya sendiri tak pernah bersungguh-sungguh menekankan arti penting ruwetnya percobaan-percobaan metode ilmiah.
Filosof Inggris yang masyhur, Francis Bacon, telah menyatakan perlunya penyelidikan ilmiah dan keuntungan yang bisa diharapkan dari sana beberapa tahun sebelum Descartes. Dan argumen yang terkenal Descartes yang berbunyi "saya berfikir, karena itu saya ada," bukanlah pendapatnya yang orisinal. Itu sudah pernah dikemukakan lebih dari 1200 tahun sebelumnya (walau dalam kalimat yang berbeda tentu saja) oleh St. Augustine. Hal serupa juga mengenai "pembuktian" Descartes tentang adanya Tuhan hanyalah variasi dari pendapat ontologis yang pertama kali diucapkan oleh St. Anselm (1033-1109).
Di tahun 1641 Descartes menerbitkan bukunya yang masyhur Meditations. Dan bukunya Principles of philosophy muncul tahun 1644. Ke dua buku itu aslinya ditulis dalam bahasa Latin dan terjemahan Perancisnya terbit tahun 1647.
Meskipun Descartes seorang penulis yang lincah dengan gaya prosanya yang manis, nada tulisannya terasa kuno. Betul-betul dia tampak (mungkin akibat pendekatannya yang rasional, dia seperti cendikiawan abad tengah. Sebaliknya Francis Bacon, walau dilahirkan tiga puluh lima tahun sebelum Descartes, nada tulisannya modern).
Tergambar jelas dalam tulisan-tulisannya, Descartes seorang yang teguh kepercayaannya tentang adanya Tuhan. Dia menganggap dirinya seorang Katolik yang patuh, tetapi gereja Katolik tidak menyukai pandangan-pandangannya, dan hasil karyanya digolongkan ke dalam "index" buku-buku yang terlarang dibaca. Bahkan di kalangan Protestan Negeri Belanda (waktu itu mungkin negeri yang paling toleran di Eropa), Descartes dituduh seorang atheist dan menghadapi kesulitan dengan penguasa.
            Tahun 1649 Descartes menerima tawaran bantuan keuangan yang lumayan dari Ratu Christina, Swedia, agar datang ke negerinya dan menjadi guru pribadinya. Descartes amat kecewa ketika dia tahu sang Ratu ingin diajar pada jam lima pagi. Dia khawatir udara pagi yang dingin bisa membikinnya mati. Dan ternyata betul, dia kena pneumonia, meninggal bulan Februari 1650, cuma empat bulan sesudah sampai di Swedia.
Filosofi Descartes dikritik pedas oleh banyak filosof sejamannya, sebagian karena mereka anggap filosofi itu menggunakan alasan yang berputar-putar. Sebagian lagi menunjukkan kekurangan-kekurangan dalam sistemnya. Dan sedikit sekali orang saat ini yang membelanya dengan sepenuh hati. Tetapi, arti penting seorang filosof tidaklah terletak pada kebenaran sistemnya, melainkan pada apakah penting tidaknya ide-idenya, atau apakah ide-idenya ditiru orang dan berpengaruh luas. Dari ukuran ini, sedikitlah keraguan bahwa Descartes memang seorang tokoh yang penting.
Sedikitnya ada lima ide Descartes yang punya pengaruh penting terhadap jalan pikiran Eropa: (a) pandangan mekanisnya mengenai alam semesta; (b) sikapnya yang positif terhadap penjajagan ilmiah; (c) tekanan yang, diletakkannya pada penggunaan matematika dalam ilmu pengetahuan; (d) pembelaannya terhadap dasar awal sikap skeptis; dan (e) penitikpusatan perhatian terhadap epistemologi.

B. CO GITO ERGO SUM
"Saya berpikir maka saya ada" (Cogito ergo sum)
dari Discourse on Method
Rene Descartes adalah seorang ahli matematika, ilmuwan, dan filsuf terkenal dari Perancis. Dia dikenal sebagai filsuf pertama dan terkemuka di era moderen yang dengan serius melawan skeptism (keragu-raguan). Pandangannya tentang pengetahuan dan kepastian, dan pandangannya tentang hubungan antara pikiran dan tubuh telah memberi pengaruh yang besar selama tiga abad terakhir.
Satu hal yang membuat Descartes sangat terkenal adalah bagaimana dia menciptakan satu metode yang betul-betul baru di dalam berfilsafat yang kemudian dia beri nama metode keraguan. Berdasarkan metode ini, berfilsafat menurut Descartes adalah membuat pertanyaan metafisis untuk kemudian menemukan jawabannya dengan sebuah fundamen yang pasti, sebagaimana pastinya jawaban didalam matematika. Untuk menentukan titik kepastian tersebut Descartes memulainya dengan meragukan semua persoalan yang telah diketahuinya. Misalnya, dia mulai meragukan apakah asas-asas metafisik dan matematika yang diketahuinya selama ini bukan hanya sekedar ilusi belaka. Jangan-jangan apa yang diketahuinya selama ini hanyalah tipuan dari khayalan belaka, jika demikian adanya maka apakah yang bisa menjadi pegangan untuk menentukan titik kepastian?
Menurut Descartes, setidak-tidaknya “aku yang meragukan” semua persoalan tersebut bukanlah hasil tipuan melainkan sebuah kepastian. Semakin kita dapat meragukan segala sesuatu maka semakin pastilah bahwa kita yang meragukan itu adalah ada dan bahkan semakin mengada. Dengan demikian tidak bisa dipungkiri lagi bahwa keraguan justru akan membuktikan keberadaan kita semakin nyata dan pasti. Semakin kita ragu maka kita akan semakin merasa pasti bahwa keraguan itu adalah ada, karena keraguan itu adanya pada diri kita maka sudah tentu kita sebagai tempat rasa ragu itu pasti sudah ada terlebih dahulu.
             Meragukan sesuatu adalah berpikir tentang sesuatu, dengan demikian bisa dikatakan bahwa kepastian akan eksistensi kita bisa dicapai dengan berpikir. Descartes kemudian mengatakan cogito ergo sum yang artinya adalah aku berpikir maka aku ada. Dengan metode keraguan ini, Descartes ingin mengokohkan kepastian akan kebenaran, yaitu “cogito” atau kesadaran diri. Cogito adalah sebuah kebenaran dan kepastian yang sudah tidak tergoyahkan lagi karena dipahami sebagai hal yang sudah jelas dan terpilah-pilah ( claire et distincte).
Cogito tidak ditemukan didalam metode deduksi ataupun intuisi, melainkan ditemukan didalam pikiran itu sendiri, yaitu sesuatu yang dikenali melalui dirinya sendiri, tidak melalui Kitab Suci, pendapat orang lain, prasangka ataupun dongeng dan lain-lain yang sejenisnya. Karena ini sifatnya hanyalah sebuah metode maka tidak berarti Descartes menjadi seorang skeptis, melainkan sebaliknya Descartes ingin menunjukkan kepastian akan kebenaran yang kokoh jelas dan terpilah melalui metode yang diperkenalkannya ini.

Ide-ide bawaan dan substansi :
Metode keraguan yang diperkenalkan Descartes telah menemukan cogito , yaitu kesadaran, pikiran atau subjektivas. Descartes menyebut pikiran tersebut sebagai ide bawaan yang sudah melekat sejak kita lahir kedunia ini. Descartes melanjutkan, bahwa dalam kenyataannya aku ini bukan hanya pikiran saja, melainkan bisa juga dilihat dan diraba, kejasmanianku ini bisa saja merupakan tipuan atau kesan yang telah menipu saya sejak lahir, namun demikian bukankah sudah sejak lahir itu pula kesan itu ada yang mana berarti kejasmanianku ini juga merupakan ide bawaan karena sudah terbawa sejak lahir. Untuk menjelaskan maksudnya ini Descartes kemudian menyebutnya dengan istilah “res extensa” atau keluasan. Merangkai cerita kejasmanian tersebut lalu kemudian Descartes menunjuk kepada dirinya sendiri dan mengatakan bahwa aku juga mempunyai ide tentang yang sempurna dan ide itu sudah ada didalam diriku dan sudah menjadi bawaanku. Kemudian tentang Tuhan, Tuhan juga merupakan ide bawaan.
Dalam masalah ide bawaan ini, Descartes secara ringkas mengatakan bahwa terdapat 3 buah ide bawaan, yaitu :
1.Ide tentang pikiran
2.Ide tentang keluasan (res extensa)
3.Ide tentang Tuhan
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah apakah ketiga ide itu hanya ada didalam pikiran kita saja atau adanya berada diluar pikiran? Mengenai yang pertama, tentang ide pikiran Descartes mengatakan bahwa cogito ergo sum atau aku berpikir maka aku ada, yang artinya berpikir adalah merupakan suatu substansi atau suatu kenyataan yang berdiri sendiri atau dengan kata lain berpikir itu adalah jiwa itu sendiri. Mengenai yang kedua, tentang keluasaan Descartes mengatakan, tidak mungkin Tuhan yang maha sempurna itu menipu kita tentang adanya kejasmanian, karenanya bisa dikatakan bahwa kematerian adalah juga merupakan sebuah substansi.
Mengenai yang ketiga, tentang Tuhan Descartes mengatakan ketika kita memiliki ide tentang Tuhan, maka Tuhan itu ada dan karena Tuhan ada maka adanya itu sendiri haruslah merupakan substansi ontologis.

Berangkat Dari Keraguan
Diceritakan bahwa ditengah-tengah kesibukannya sebagai seorang filsuf besar, Descartes tiba kepada suatu permasalahan epistemologi yang sangat penting yaitu, apakah sesuatu yang telah didapat selama ini adalah merupakan suatu hal yang sudah pasti ataukah semuanya tidak mempunyai suatu kepastian. Ia mencoba untuk memeriksa keyakinan terhadap agama yang dia anut selama ini. Ia mulai meneliti keyakinan agamanya dengan modal pengetahuan yang dia miliki, meneliti dengan filsafat dan berbagai ilmu lainnya, mungkinkah apa-apa yang telah dia ketahui selama ini adalah betul-betul sudah dia ketahui atau semua itu sebenarnya masih dalam tahap pengembangan yang tidak ada akhir dan kepastiannya?
Descartes kemudian mengatakan, ” Dengan dasar apa saya mengatakan bahwa alam ini ada, manusia ada, masyarakat ada dan Tuhan juga ada. Dengan dalil seperti apa saya akan mengatakan bahwa kota ini ada, alam semesta ini adalah demikian, agama yang dibawa oleh Yesus adalah begini dan begitu?” Sebagaimana Pyrho, Descartes juga kemudian menelusuri apa yang bisa diperbuat oleh pancaindra dan rasio. Descartes melihat bahwa apa saja yang bisa didapat, dilihat dan didengarnya dengan mengunakan pancaindra dan rasio semuanya masih sangat lemah dan masih bisa diperdebatkan lagi.
Menurut Descartes, indra adalah alat yang terlemah yang dimiliki oleh manusia, dan karenanya dia mencoba bersandar kepada kemampuan rasio. Namun demikian sebagaimana Pyrho, Descartespun menemukan bahwa tidak sedikit kesalahan yang telah pernah diperbuatnya selama didalam penelitian dengan menggunakan rasio. Melihat kenyataan ini, Descartes sang filsuf ternama itupun kemudian hampir-hampir kehilangan kepercayaan dan keyakinan, ia mulai meragukan segalanya dan sampai tak tersisa sedikitpun lagi keyakinan di dalam dirinya.
Di
dalam keraguan dan kebimbangan yang dalam tersebut tiba-tiba dia tersentak dan berkata, ” Sekalipun saya ragu terhadap semua yang telah saya dapat selama ini, sekalipun saya ragu terhadap segala sesuatu yang ada didepan mata saya, namun satuhal yang TIDAK SAYA RAGUKAN adalah, bahwa saya TIDAK RAGU kalau saya sedang ragu”

Nampaknya Descartes telah mendapatkan satu kepastian tentang kemungkinan untuk mengetahui secara pasti. Ia sekarang tahu bahwa dia PASTI sedang ragu.
Dikhabarkan, Descartes kemudian berdiri diatas batu besar dialam terbuka dan mengatakan, ” Saya telah menemukan sesuatu ; dikala saya meragukan segala
esuatu, dikala saya meragukan panca indra saya, dikala saya meragukan rasio saya, meragukan apakah dunia ini ada, kota paris itu ada, manusia itu ada, Tuhan itu ada dan apakah saya sendiri ada? semua keraguan saya itu adalah betul adanya. Namun satu hal yang tidak mungkin bisa saya ragukan, yaitu bahwa saya sekarang tengah merasa ragu. Bahkan sekalipun saya meragu kan tentang keraguan saya ini, apakah saya ini ragu atau tidak, tetapi saya tetap merasa yakin dan tahu secara pasti bahwa saya sekarang sedang ragu. Dan saya yang sedang ragu ini adalah betul-betul ada.
            Begitulah, akhirnya Descartes berjalan di tengah hamparan bumi yang luas dan telah menemukan sebuah kepastian tentang pengetahuan, sambil berjalan dia bergumam, ” Saya sekarang sedang ragu, dan karena saya yang sedang merasakan keraguan ini adalah ada, maka saya adalah ada”, Dia terus berjalan sambil mengulang-ulang kata tersebut dan kemudian meyakini bahwa kepastian akan pengetahuan itu adalah ada. Setidak-tidaknya dia tahu pasti tentang keraguan yang dia miliki.






[1] Surajiyo, Ilmu Filsafat: Suatu Pengantar,  (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal : 157.

PENDIDIKAN

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN TENTANG BELAJAR DAN PEMBELAJARAN METODE BASED LEARNING


makalah ilmu pendidikan yang berjudul "belajar dan pembelajaran metode based learning" ini dikirim oleh Sukma Windyasari dkk Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga copyright 2010. untuk mendownload makalah belajar dan pembelajaran metode base learning versi microsoft word lihat link di akhir posting Jika ada kekurangan silahkan tambahkan jika ada kelebihan silahkan kurangi, semoga membantu dan terima kasih buat Windy

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah kegiatan pendidikan pada umumnya, yang menjadikan siswa menuju keadaan yang lebih baik. Pendidikan dalam hal ini sekolah tidak dapat lepas dari peran guru sebagai fasilitator dalam penyampaian materi. Profesionalisme seorang guru sangatlah dibutuhkan guna terciptanya suasana proses belajar mengajar yang efisien dan efektif dalam pengembangan siswa yang memiliki kemampuan beragam. Pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilakau kearah yang lebih baik.
Pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran yang artinya sebelum siswa belajar harus melalui sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari yang masalahnya bersifat tertutup dan terbuka.Oleh karena itu pada proses pembelajaran guru perlu meningkatkan kemampuan menjadi guru professional dan kreatif dalam mengembangkan kemampuan mengajar sehingga siswa dapat maksimal walaupun dalam kenyataannya guru-guru di Indonesia sebagian besar masih mempertahankan metode-metode pembelajaran lama. Kemampuan guru sebagai salah satu usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dimana guru merupakan elemen di sekolah yang secara langsung dan aktif bersinggungan dengan siswa, kemampuan yang dimaksudkan adalah kemampuan mengajar dengan menerapkan model pembelajarn yan tepat, efisien dan efektif.
Menurut UNESCO: “learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live together “ siswa bukan hanya duduk diam dan mendengarkan. Siswa harus diberdayakan agar siswa mau serta mampu berbuat untuk memperkaya pengelaman belajar (learning to do ). Interaksi siswa dengan lingkungannya menuntut mereka untuk memahami pengetahuan yang berkaitan dengan dunia sekitarnya (learning to know). Interaksi tersebut diharapkan siswa dapat membangun jati diri (learning to be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi akan membentuk kepribadian untuk memahami kebersamaan, bersikap toleransi terhadap teman (learning to live together). Untuk mencapai tujuan yang diatas dibutuhkan metode pengajaran yang sesuai, salah satunya adalah metode pembelajaran Based Learning. Based Learning adalah suatu metode pembelajaran kooperatif berdasarkan pada prinsip penggunaan permasalahan sebagai titik awal untuk penggadaan pengetahuan baru. Pendekatan pemecahan masalah ini menempatkan guru sebagai fasilitator dimana kegiatan belajar mengajar akan dititik beratkan pada keaktifan siswa, kegiatan belajar ini dapat mengasah kemampuan siswa dalam memahami konsep, menggunakan penalaran, memecahkan masalah, mengemukakan gagasan atau ide dan mampu bekerjasama. Proses pembelajaran yang mengikut sertakan siswa secara aktif secara individu maupun kelompok, akan lebih bermakna karena dalam proses pembelajaran siswa mempunyai lebih banyak pengalaman. Dengan pembelajaran dengan metode pembelajaran Based Learning siswa akan lebih kreatif.

B. Tujuan
Dengan strategi pembelajaran baru ini, diharapkan adanya perubahan dari:
1. Mengingat atau menghafal ke arah berpikir dan pemahaman
2. Model ceramah ke pendekatan: discovery learning
3. Belajar secara individu ke belajar bersama-sama
4. Behavioristik ke konstruktivisme, yang ditandai dengan perubahan paradigma pembelajaran, dari paradigma pengetahuan dipindahkan dari otak guru ke otak siswa
5. Terkonstruksinya pengetahuan siswa Karena itulah pendekatan dan strategi pembelajaran yang dapat disarankan adalah suatu pendekatan yang didasarkan pada suatu pendapat bahwa pemahaman suatu konsep atau pengetahuan haruslah dibangun sendiri oleh siswa.

C. Permasalahan
Dari metode pembelajaran Based Learning timbulah berbagai permasalahan antara lain adalah:
➔ Apakah metode Based Learning?
➔ Apa sajakah ciri dari Based Learning?
➔ Apa tujuan dari Based Learning?
➔ Apa sajakah kelemahan dan kelebihan dari Based Learning?





BAB II

PEMBAHASAN

A. METODE BASED LEARNING
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita mendengar percakapan seperti: “Kalau ada masalah, mari kita diskusikan bersama” atau “ Segala sesuatu akan dapat kita selesaikan dengan baik apabila kita diskusikan permasalahannya”. Dari percakapan tersebut, kita mendapat gambaran bahwa diskusi merupakan pembicaraan antara dua orang atau lebih untuk membicarakan suatu masalah dan menyelesaikannya.
Based learning adalah strategi pengajaran di mana satu kelas dibagi beberapa kelompok, kemudian diberi masalah dan siswa bersama-sama memecahkan masalah tersebut. Satu kelas dibagi beberapa kelompok yang mesing-masing kelompok terdiri dari 3-6 orang untuk mendiskusikan suatu topik atau memecahkan suatu masalah, bisa dilakukan di dalam kelas atau di luar kelas. Dalam satu kelompok ini, mereka mempunyai tugas diantaranya:
o Membantu memecahkan masalah yang dihadapi
o Menampilkan saran-saran untuk mendiskusikan atau memecahkan masalah
o Mendengarkan baik-baik dan menghargai sumbangan pikiran anggota-anggota lainnya
o Mengembangkan pendapat atas dasar pendapat anggota lainnya
Memecahkan masalah merupakan metode belajar yang mengharuskan pelajar untuk menemukan jawabannya. Metode ini dapat didasarkan pada penelitian, pengajaran proyek, pengajaran unit yang terintegrasi, pendekatan interdisipliner, pelajaran individual dan pengajaran yang aktif. Yang penting ialah, bahwa setiap metode yang digunakan mempunyai tujuan untuk mendidik anak agar sanggup memecahakn masalah. Langkah-langkah yang diikuti dalam pemecahan masalah, pada umumnya seperti yang dikemukakan oleh John Dewey, yaitu:
o Pelajar dihadapkan pada masalah
o Pelajar merumusakan masalah itu
o Pelajar merumuskan hipotesis
o Pelajar menguji hipotesis tersebut
Pada umumnya, yang hadir di ruang kelas adalah terjadinya pembelajaran tradisional yang di mana proses pembelajaran yang terjadi bersifat memusatkan pada guru,dengan menjadikan siswa sebagai objek pembelajaran dengan aktivitas utamanya untuk menghafal materi pelajaran, mengerjakan tugas dari guru, menerima hukuman jika melakukan kesalahan, dan kurang mendapatkan penghargaan terhadap hasil kerjanya. Situasi pembelajaran seperti ini jika terus dipertahankan akan membawa dampak yang buruk bagi siswa, di mana kondisi ini akan memunculkan sikap kegagalan dan mempertahankan diri. Siswa akan merasa apa yang mereka kerjakan bukan merupakan apa yang mereka inginkan. Jika terjadi sesuatu di luar keinginan siswa, maka dia akan berusaha untuk berbohong atau menutupi apa yang mereka rasakan dan alami dalam kegiatan pembelajaran.
Mengapa menggunakan based learning? Karena Based learning menawarkan sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak siswa. Tiga strategi utama yang dapat dikembangkan dalam based learning adalah:
1. Menciptakan lingkungan belajar yang menantang kemampuan berpikir siswa.Dalam setiap kegiatan pembelajaran, sering-seringlah guru memberikan soal-soal materi pelajaran yang memfasilitasi kemampuan berpikir siswa dari mulai tahap pengetahuan sampai tahap evaluasi. Soal-soal pelajaran dikemas semenarik mungkin, misalnya melalui teka-teki, simulasi games, agar siswa dapat terbiasa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam konteks pemberdayaan potensi otak siswa.
2. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan. Hindarilah situasi pembelajaran yang membuat siswa merasa tidak nyaman dan tidak senang terlibat di dalamnya. Lakukan kegiatan pembelajaran dengan diskusi kelompok yang diselingi dengan permainan-permainan menarik, dan upaya-upaya lainnya yang mengeliminasi rasa tidak nyaman pada diri siswa. seseorang akan belajar dengan segenap kemampuan apabila dia menyukai apa yang dia pelajari dan dia akan merasa senang terlibat di dalamnya.
3. Menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa. Siswa sebagai pembelajar dirangsang melalui kegiatan pembelajaran untuk dapat membangun pengetahuan mereka melalui proses belajar aktif yang mereka lakukan sendiri. Bangun situasi pembelajaran yang memungkinkan seluruh anggota badan siswa beraktivitas secara optimal, misal mata siswa digunakan untuk membaca dan mengamati, tangan siswa bergerak untuk menulis, kaki siswa bergerak untuk mengikuti permainan dalam pembelajaran, mulut siswa aktif bertanya dan berdiskusi, dan aktivitas produktif anggota badan lainnya.
Selain itu , alasan menggunakan metode based learning ialah:
o Meningkat pendidikan untuk semua siswa
o Mengubah pola mengajar dari memberitahu ke melakukan
o Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan membuat keputusan sendiri
o Memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi tentang bagaimana mereka akan menemukan jawaban pertanyaan atau memecahkan masalah
o Memungkinkan siswa melek teknologi
o Melengkapi siswa dengan keterampilan dan rasa percaya diri untuk sukses pada kompetisi global
o Mengajarkan inti kurikulum dengan cara interdisiplin
Biasanya, based learning digunakan oleh seorang guru ataupun dosen ketika mengajarkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, pertanyaan menarik mionat siswa, bila melatih siswa menjadi pebelajar yang madiri, serta pertanyaan mempunyai kemungkinan jawaban lebih dari satu.
Contoh metode based learning: Guru memberikan suatu studi kasus mengenai kondisi suatu daerah tertentu yang kekurangan gizi sehingga menyebabkan rendahnya produksi daerah tersebut. Maka para siswa diminta untuk menyelesaikan dua masalah yang saling berkaitan itu dengan mempertimbangkan kondisi daerah itu secara keseluruhan termasuk soal keuangan, kelembagaan dan sumber-sumber lainnya yang tersedia bagi pembangunan.





B. CIRI- CIRI METODE BASED LEARNING
o Mengorientasikan siswa kepada masalah autentik
o Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, keterampilan intelektual, dan belajar berbagai peran orang dewasa dengan terlibat dalam pengalaman nyata/simulasi
o Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
o Penyelidikan autentik
o Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya
o Menghindari pembelajaran terisolasi dan berpusat pada guru
o Menciptakan pembelajaran interdisiplin, berpusat pada siswa dalam jangka waktu lama
o Terintegrasi dengan dunia nyata dan pengalaman praktis
o Mengajarkan kepada siswa untuk mampu menerapkan apa yang mereka pelajari di sekolah dalam kehidupannya yang panjang
o Pembelajaran berpusat pada siswa.
o Pembelajaran terjadi pada kelompok kecil.
o Guru berperan sebagai tutor dan pembimbing.
o Masalah diformulasikan untuk memfokuskan dan merangsang pembelajaran
o Masalah adalah kenderaan untuk pengembangan keterampilan pemecahan masalah.
o Informasi baru diperoleh lewat belajar mandiri.



C. TUJUAN METODE BASED LEARNING
o Mengembangkan pengetahuan, tentang apakah yang dilakukan dan bagaimana melakukan hal tersebut
o Mengembangkan sikap, tentang keinginan atau kemauan untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari
o Mengembangkan keterampilan, tentang abilitas untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh melalui proses latihan pada pekerjaan tertentu.
o Melatih siswa berpikir tingkat tinggi dan pemecahan masalah,
o Melatih siswa menjadi pebelajar yang mandiri (self regulated learning)
o Memperluas pandangan
o Siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah
o Siswa mamapu menyatakan pendapatnya secara lisan. Hal itu melatih kehidupan yang demokratis.
o Memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berparisipasi dalam pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah bersama
o Mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan, dan menyimpulkan pada diri siswa.
o Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri yang lebih positif
o Membantu mengembangkan kepemimpinan
o Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat
o Mengembangkan rasa sosial, karena bisa saling membantu dalam memecahkan soal
Sementara itu, guru mempunyai peran sebagai berikut:
o Mengajukan masalah otentik/mengorientasikan siswa/mahasiswa kepada masalah
o Memfasilitasi/membimbing penyelidikan pada saat pengamatan atau eksperimen
o Memfasilitasi dialog antara siswa
o Mendukung belajar siswa
o Memberikan instruksi verbal kepada siswa untuk membantu siswa memecahkan masalah. Instruksi verbal maksudnya ialah membimbing atau menjuruskan pemikiran pelajar itu ke arah tertentu

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE BASED LEARNING
a. Kelebihan
o Metode ini memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapat
o Menguntungkan para siswa yang lemah dalam pemecahan masalah. Karena pemecahan masalah dilakukan oleh kelompok biasanya lebih tepat daripada memecahkan masalah secara perseorangan
o Meningkatkan kemungkinan siswa berpikir kritis
o Dapat mengembangkan rasa kepemimpinan
o Siswa dapat belajar memehami siswa lain karena pendapat setiap siswa selalu berbeda
o Dapat saling membantu dalam memecahkan masalah
o Meningkatkan keakraban antar siswa
o Membuat siswa lebih aktif
o Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
o Menimbulkan ide-ide baru
b. Kelemahan
o Metode ini tidak menjamin penyelesaian, sekalipun kelompok setuju atau membuat kesepakatan . Sebab keputusan yang dicapai belum tentu dilaksanakan
o Seringkali didominasi oleh seorang atau beberapa orang anggota diskusi dan menyebabkan orang yang tidak berminat hanya sebagai penonton
o Kadangkala, terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
o Seingkali anggota kelompok mencoba mendominasi pembicaraan, sedangkan anggota lainnya mungkin segan untuk ikut berpartisipasi.
o Model pembelajaran Based Learning biasa dilakukan secara berkelompok membuat siswa yang malas semakin malas
o Siswa merasa guru tidak pernah menjelaskan karena model pembelajaran ini menuntut siswa yang lebih aktif

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas bahwa pembelajaran Based learning adalah strategi pengajaran di mana satu kelas dibagi beberapa kelompok, kemudian diberi masalah dan siswa bersama-sama memecahkan masalah tersebut.namun dalam setiap pembelajaran memiliki kelemahan dan kekurangan.namun dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk aktif.Selain itu Based Learning adalah suatu metode pembelajaran kooperatif berdasarkan pada prinsip penggunaan permasalahan sebagai titik awal untuk penggadaan pengetahuan baru.

B. SARAN
Dari pembelajaran Based learning dapat disarankan bahwa dari kelemahan dan kelebihanya siswa diharapkan mampu untuk :
➢ Belajar mengemukakan pendapat atau berbicara
➢ Mengasah siswa untuk mencari ide ide
➢ Belajar untuk memahami pendapat dan diharapkan lebih mengerti dengan penjelasan teman atau kelompok.






DAFTAR PUSTAKA


Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rinneka Cipta
Internet
Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
N.K, Roestiyah dan Yumiati Suharto. 1985.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
Pasaribu I.L dan B. Simandjutak. 1982. Proses Belajar-Mengajar. Bandung: Penerbit Tarsito
Staton, Thomas F. 1978. Cara Mengajar dengan Hasil yang Baik: Metode-metode Mengajar Modern dalam Pendidikan Orang Dewasa. Bandung: Penerbit cv. Diponegoro
Surakhmad, Winarno.1980. Pengantar Interaksi Mengajar- Belajar: Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Penerbit Tarsito
Surjadi, A. 1989. Membuat Siswa Aktif Belajar: 65 Cara Belajar Mengajar dalam Kelompok. Bandung: Mandar Maju
http://www.anakciremai.com

AYU TING-TING

JAKARTA - 6 Tahun menghilang dari layar kaca, Nassar KDI mengaku ingin berkiprah lagi di musik dangdut karena melihat fenomena Ayu Ting Ting.

Nassar beberapa tahun lalu namanya mulai terkenal melalui Kontes Dangdut Indonesia (KDI). Hilangnya Nassar pun bukan karena tidak laku, melainkan selama enam tahun ini, dia lebih sering tampil off air daripada mengisi acara televisi.

"Enam tahun itu main-main, hanya nyanyi off air aja dan enggak kepikiran untuk melanjutkan karir dan membuat karya. Tapi Iyeth ini selalu memberi motivasi agar aku membuat karya lagu," ujar Nassar saat berbincang di FX Mall, Senayan, Jakarta, Kamis (16/2/2012).

Keinginan untuk memiliki single baru semakin kuat ketika Nassar melihat Ayu Ting Ting yang namanya kini melambung berkat lagu Alamat Palsu. Nassar pun langsung merasa tertantang, apalagi dia dulu sudah punya nama.

"Begitu lihat Ayu, dia bisa ya. Aku juga punya kendaraan di KDI juga, kenapa dulu enggak dilanjutkan. Dulu sering ketemu sama Ayu malah jauh-jauh hari sebelum dia populer. Justru lebih dulu populer aku daripada Ayu, lewat KDI," terangnya.

Kini dengan mantap Nassar mengeluarkan sebuah single yang bertajuk Gejolak Asmara. Menurut Nassar lagu tersebut iramanya tidak terlalu dangdut namun lebih kearah belly dance dan musik latin. Dengan kemunculan single terbarunya ini, Nassar pun ingin merubah imej-nya yang dikenal sebagai Nassar KDI menjadi Nassar.

"Single Gejolak Asmara ini enggak dangdut sebenarnya. Lebih ke musik berirama belly dance dan ada latinnya. Sekarang juga lebih nyaman pakai Nassar. Kalau KDI kan masih pakai brand, kalau pakai Nassar aja, bisa eksis enggak ya. Winda juga udah mulai meninggalkan nama Idol," jelas Nassar.

Hasil Seleksi Mandiri Periode 2 Tahun 2012

Beasiswa Unggulan

Beasiswa Unggulan

Beasiswa Unggulan

Beasiswa Unggulan

Beasiswa Unggulan
Read more: http://www.bloggerafif.com/2011/03/membuat-recent-comment-pada-blog.html#ixzz1M3tmAphZ