Psikologi Pendidikan yang dalam campurannya mencoba mengedepankan pendidikan, ternyata dicurigai malah semakin mendongkel pendidikan dalam dunia mandeg
penelitian psikologi. Setidaknya, sejak pendekatan survei lebih
dipercaya di dunia kampus oleh masing-masing fakultas psikologi. Hai ini
menjadikan ilmu psikologi yang luar biasa lapang, menjadi sempit dengan metode analitik yang saklek.
Makalah psikologi pendidikan yang dilahirkan para ahli psikologi,
misalnya mengekor tren yang tengah digulirkan melalui variabel ‘bebas’
seperti buku psikopop yang laris. Misalkan gejala efek Mozart pada
pendidikan, gejala ESQ, gejala EQ, dan banyak gejala lainnya dalam batas
gejala demi gejala.
Pendekatan
sejati yang dilakukan oleh para ahli, yakni pendekatan heuristik
semakin tidak dikenal di kampus-kampus. Terpinggirkan dalam wacana makalah dunia psikologi, terlebih wilayah pendidikan, yang tengah ‘banjir uang’ akhir-akhir ini.
Namun para konseli lebih menyoroti peranan kognisi belaka dalam memahami dunia pendidikan. Ratusan penelitian tindakan kelas
guru, banyak yang menyebut dua kondisi psikologis murid-muridnya secara
kognisi, pintar dan bodoh. Padahal ada penilaian lain, secara afeksi
atau emosional, yaitu rajin dan malas.
Bagi Anda para sarjana yang sedang menekuni makalah
psikologi pendidikan, akan memahami terjadinya benturan logistik para
persebaran ilmu psikologi. Dengan kata lain, para ahli dalam tingkatan
ahli, hanya mekanik atau manequin yang akan memperagakan dan menjelaskan teori-teori sulit dengan jitu.
Ooleh karena itu, tidak jarang ahli psikologi komunikasi seperti Jalaludin Rakhmat meledek ilmu psikologi saat ini bagaikan ilmu psiko tanpa psiko.
Ambil
contoh, Wolfgang Kohler, salah seorang pendiri disiplin Gestalt, yang
juga seorang fenomenolog progesif. Contoh garis putus diagram yang
dibayangkan utuh pada kepala manusia bukan sekedar menjelaskan kemampuan
otak
manusia yang hebat, tetapi juga menerangkan keinginan si manusia untuk
menggambarkan utuh garis putus-putus dalam disiplin pencarian heuristik.
Metode yang coba dibawa oleh Kohler adalah Problem Solver. Begitu pula seharusnya karya makalah Anda.
Akar
pendidikan dalam sudut pandang psikologi selalu menyangkut masalah
perubahan. Baik yang difungsikan oleh agen, ataupun sebagai sebab akibat
revolusi yang tengah terjadi di masyarakat.
Psikologi Pendidikan Mampukah Menjawab?
Di
Ponorogo, 80 % pelajar pernah melakukan seks bebas. Pergi ke manakah
para konseli di tengah situasi itu? Pernahkah terbaca tulisan
keprihatinan dari sudut pandang ilmu psikologi pendidikan di dalamnya, lebih-lebih yang dibicarakan adalah dunia pendidikan sendiri?
Ironisnya,
yang melakukan survei adalah data kepolisian. Hal semacam itu adalah
bahan renungan bagi para konselor pendidikan. Hal ini juga menjadi bahan
penelitian bagi para sarjana psikologi, untuk memberikan pencerahan dan
obat bagi masyarakat yang butuh kejelasan di balik definisi psikologi
pendidikan yang ‘memudahkan kehidupan bermasyarakat’. Artinya makalah
dari para psikolog pendidikan sangat dinantikan.
Tentu
saja ada harapan heuristik di dalamnya. Harapan heuristik adalah
harapan untuk memberikan pedoman kepada penelitian lanjutan, bahwa
pencarian pada disiplin psikologi tidak akan final. Kulitnya boleh
dibuat final, namun akar filsafat pencariannya jangan sampai diputus.
Pembacaan
para dosen psikologi di Indonesia terhadap teori-teori psikologi yang
sulit sedikit terlambat. Tetapi Anda sebagai peneliti dapat mengaksesnya
di internet. Termasuk bahan studi buku-buku online yang berserakan. Tajamkan naluri heuristik Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar