APAKAH ANDA GURU DISENANGI ???
Oleh: Muhammad Yani, S.Pd.I, M. Ag*
“...
kehadiran guru adalah perantara yang menyangkut roh manusia dari alam fana ke
alam yang serba baqa, sebab dengan perantara guru memberikan ilmu, manusia
dapat mengetahui atau mengenal Tuhannya, sehingga dapat sempurna dalam
mengarungi kehidupan yang penuh pengabdian, berbahagialah mereka baik di dunia
maupun di alam baqa”.
(A. Munjab dan Umu Mujawazah Mahali)
Kutipan di atas, menjelaskan terhadap peran
guru dalam menempuh hidup dan kehidupan untuk mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat kelak, pemberi nasihat secara nyata kepada siswa-siswi dan
masyarakat pada umumnya, serta memberi petunjuk kepada mereka secara menyeluruh.
Sikap dan perilaku yang ditampilkan
oleh guru dalam dunia pendidikan sebagai sosok manusia yang patut digugu dan
ditiru, sikap arogansi dan perangai buruk bukan tipe seorang guru, terlepas
dari alasan apapun sikap-sikap seperti itu tidak sepantasnya ditampilkan oleh
guru dihadapan anak didiknya maupun dalam masyarakat, karena hal ini akan
memberikan kesan dan penilaian negatif terhadap dunia pendidikan.
Perilaku arogansi dan kekerasan terhadap
anak didik sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama dan moral dalam
masyarakat kita serta bangsa manapun. Guru menjadi panutan dalam segala hal,
karena guru adalah pewarisnya para Nabi yang patut dicontohi. Tugas seorang
guru adalah menyampaikan berbagai ilmu pengetahuan kepada para siswa-siswanya,
baik ilmu itu yang ada kaitannya dengan masalah dunia maupun yang ada kaitannya
dengan masalah akhirat (umum dan agama).
Karena jasa guru yang begitu besar
dalam kehidupan anak didiknya, maka sudah seharusnya dan sepantasnyalah para siswa
untuk selalu patuh dan menghormatinya. Namun demikian peran guru dalam
melaksanakan tugasnya dalam pendidikan dan pembelajaran menjadi penilaian
tersendiri bagi setiap pribadi anak didik, sehingga ada guru yang diharapkan
dan disenangi, karena dapat melaksanakan profesinya sebagai guru dan ada juga
sebaliknya.
Guru
yang tidak disenangi
Tipe guru “bogem” atau ringan tangan
“suka memukul” dalam menyelesaikan setiap permasalahan dengan mengandalkan
kekerasan pada prinsipnya bukanlah karakteristik dari seorang guru sebagaimana
diharapkan, karena model seperti itu wajar saja jika terjadi pada turnamen “ring
tinju dan lapangan olah raga bela diri” sehingga tidak layak terjadi pada
lembaga pendidikan apalagi dilakukan oleh guru.
Bagi setiap pribadi yang telah
bertekat menjalani hidupnya dengan profesi guru kiranya perlu menghindari diri dari sifat-sifat yang tidak disukai oleh
anak didik, antara lain, seperti: guru sering marah-marah, suka merepet, suka
menghina dan lekas mengamuk; guru yang tidak suka membantu dalam pekerjaan
sekolah, tidak menerangkan pelajaran dan tugas-tugas dengan jelas; guru tidak
adil, mempunyai anak kesayangan dan membenci anak-anak tertentu; guru yang
tinggi hati, menganggap dirinya lebih dari orang lain; tidak mengacuhkan
perasaan anak didik, membentak anak didik di depan anak didik lainnya; guru
yang tidak menaruh minat terhadap anak-anak dan tidak memahami mereka.
Dari uraian di atas, dapat dipahami
bahwa yang di kehendaki dan diharapkan oleh anak didik bukan hanya kecakapan
guru mengajar di kelas, melainkan yang lebih penting adalah kepribadian guru
itu sendiri dan kemampuan positif yang dapat ditampilkannya.
Guru
yang diharapkan
Dan kepribadian atau kompetensi
personal bagi guru adalah masalah yang sangat abstrak serta hanya dapat di
lihat melalui penampilan, tindakan, ucapan dan dengan cara berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan. Selain
itu, seorang guru haruslah memiliki kepribadian yang dapat di jadikan sebagai
teladan oleh anak didik. Selain itu, harga diri dan kesungguhan seorang guru
dijelmakan dalam rutinitas siswa dan masyarakat. Tradisi keilmuan harus
menonjol dalam kehidupannya. Sikap toleran, murah hati dan pemaaf harus menyatu
dalam kehidupannya sebagai seorang pendidik yang berprofesi mulia. Dan karena
kemuliaannya itulah sehingga Allah Swt dan seluruh makhluk-Nya memohon rahmat
bagi seseorang yang mengajarkan kebaikan yang banyak, sebagaimana dijelaskan
dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Turmuzi, yang artinya:
Sesungguhnya
Allah Swt, juga para Malaikat dan seluruh penghuni langit dan bumi,
sampai-sampai semut dalam lobang, ikan di lautan semuanya memohon keselamatan
bagi orang-orang yang mengajarkannya manusia akan kebaikan (H.R Imam Turmuzi).
Dengan demikian profesi guru adalah mulia
di karena pekerjaannya mendidik dan mengajar seseorang, selain itu kemuliaan
guru karena keahlian dan atau kepandaiannya. Guru bertanggungjawab mendidik
siswa-siswinya mendewasakan dan menjadikannya jujur dan berbudi pekerti luhur,
membuat mereka terampil demi mempersiapkan masa depan mereka. Guru diharapkan
memiliki sikap keikhlasan dalam beramal. Guru menjalankan berbagai fungsi tauhid, pembuka mata manusia, dan sebagai
pemacu cita-cita. Dalam Masyarakat Islam kedudukan guru sangat dihormati karena
keilmuannya dalam mengajar dan mengabdi kepada agama, nusa dan umat.
Mungkin
ini sebagai tugas yang amat berat yang dibebankan kepada guru, bukan hanya
dalam hal mencerdaskan bangsa akan tetapi bagaimana usahanya dalam mewujudkan
keteladanan diri baik bagi peserta didik dan lingkungannya, sehingga dapat menghasilkan
generasi yang bermoral dan bertakwa kepada Allah Swt, bermanfaat untuk dirinya,
orang tua, lingkungan dan masyarakat secara luas. Untuk itu guru kondisi nyata
mengaharapkan pada saat ini adanya kreatifitas dan ionovatif pada setiap guru,
disamping memposisikan diri sebagai teladan bagi anak didik, orang tua dan
masyarakat secara luas,.. .
* Penulis adalah Guru PAI SMAN 1 Model PBKL Peukan Bada
Kabupaten Aceh Besar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar