PEUGAH YANG NA,. PEUBUET LAGEI NA,. PEUTROEK ATA NA,. BEKNA HABA PEUSUNA,. BEUNA TAINGAT WATEI NA,.

Rabu, 05 Oktober 2011

ARTIKEL

 
APAKAH ANDA GURU DISENANGI ???
Oleh: Muhammad Yani, S.Pd.I, M. Ag*

“... kehadiran guru adalah perantara yang menyangkut roh manusia dari alam fana ke alam yang serba baqa, sebab dengan perantara guru memberikan ilmu, manusia dapat mengetahui atau mengenal Tuhannya, sehingga dapat sempurna dalam mengarungi kehidupan yang penuh pengabdian, berbahagialah mereka baik di dunia maupun di alam baqa”.
(A. Munjab dan Umu Mujawazah Mahali)

Kutipan di atas, menjelaskan terhadap peran guru dalam menempuh hidup dan kehidupan untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak, pemberi nasihat secara nyata kepada siswa-siswi dan masyarakat pada umumnya, serta memberi petunjuk kepada mereka secara menyeluruh.
Sikap dan perilaku yang ditampilkan oleh guru dalam dunia pendidikan sebagai sosok manusia yang patut digugu dan ditiru, sikap arogansi dan perangai buruk bukan tipe seorang guru, terlepas dari alasan apapun sikap-sikap seperti itu tidak sepantasnya ditampilkan oleh guru dihadapan anak didiknya maupun dalam masyarakat, karena hal ini akan memberikan kesan dan penilaian negatif terhadap dunia pendidikan.
Perilaku arogansi dan kekerasan terhadap anak didik sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama dan moral dalam masyarakat kita serta bangsa manapun. Guru menjadi panutan dalam segala hal, karena guru adalah pewarisnya para Nabi yang patut dicontohi. Tugas seorang guru adalah menyampaikan berbagai ilmu pengetahuan kepada para siswa-siswanya, baik ilmu itu yang ada kaitannya dengan masalah dunia maupun yang ada kaitannya dengan masalah akhirat (umum dan agama).
Karena jasa guru yang begitu besar dalam kehidupan anak didiknya, maka sudah seharusnya dan sepantasnyalah para siswa untuk selalu patuh dan menghormatinya. Namun demikian peran guru dalam melaksanakan tugasnya dalam pendidikan dan pembelajaran menjadi penilaian tersendiri bagi setiap pribadi anak didik, sehingga ada guru yang diharapkan dan disenangi, karena dapat melaksanakan profesinya sebagai guru dan ada juga sebaliknya.

Guru yang tidak disenangi
Tipe guru “bogem” atau ringan tangan “suka memukul” dalam menyelesaikan setiap permasalahan dengan mengandalkan kekerasan pada prinsipnya bukanlah karakteristik dari seorang guru sebagaimana diharapkan, karena model seperti itu wajar saja jika terjadi pada turnamen “ring tinju dan lapangan olah raga bela diri” sehingga tidak layak terjadi pada lembaga pendidikan apalagi dilakukan oleh guru.
Bagi setiap pribadi yang telah bertekat menjalani hidupnya dengan profesi guru kiranya perlu menghindari  diri dari sifat-sifat yang tidak disukai oleh anak didik, antara lain, seperti: guru sering marah-marah, suka merepet, suka menghina dan lekas mengamuk; guru yang tidak suka membantu dalam pekerjaan sekolah, tidak menerangkan pelajaran dan tugas-tugas dengan jelas; guru tidak adil, mempunyai anak kesayangan dan membenci anak-anak tertentu; guru yang tinggi hati, menganggap dirinya lebih dari orang lain; tidak mengacuhkan perasaan anak didik, membentak anak didik di depan anak didik lainnya; guru yang tidak menaruh minat terhadap anak-anak dan tidak memahami mereka.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa yang di kehendaki dan diharapkan oleh anak didik bukan hanya kecakapan guru mengajar di kelas, melainkan yang lebih penting adalah kepribadian guru itu sendiri dan kemampuan positif yang dapat ditampilkannya.

Guru yang diharapkan
Dan kepribadian atau kompetensi personal bagi guru adalah masalah yang sangat abstrak serta hanya dapat di lihat melalui penampilan, tindakan, ucapan dan dengan cara berpakaian  dan dalam menghadapi setiap persoalan. Selain itu, seorang guru haruslah memiliki kepribadian yang dapat di jadikan sebagai teladan oleh anak didik. Selain itu, harga diri dan kesungguhan seorang guru dijelmakan dalam rutinitas siswa dan masyarakat. Tradisi keilmuan harus menonjol dalam kehidupannya. Sikap toleran, murah hati dan pemaaf harus menyatu dalam kehidupannya sebagai seorang pendidik yang berprofesi mulia. Dan karena kemuliaannya itulah sehingga Allah Swt dan seluruh makhluk-Nya memohon rahmat bagi seseorang yang mengajarkan kebaikan yang banyak, sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Turmuzi, yang artinya:
Sesungguhnya Allah Swt, juga para Malaikat dan seluruh penghuni langit dan bumi, sampai-sampai semut dalam lobang, ikan di lautan semuanya memohon keselamatan bagi orang-orang yang mengajarkannya manusia akan kebaikan (H.R Imam Turmuzi).

Dengan demikian profesi guru adalah mulia di karena pekerjaannya mendidik dan mengajar seseorang, selain itu kemuliaan guru karena keahlian dan atau kepandaiannya. Guru bertanggungjawab mendidik siswa-siswinya mendewasakan dan menjadikannya jujur dan berbudi pekerti luhur, membuat mereka terampil demi mempersiapkan masa depan mereka. Guru diharapkan memiliki sikap keikhlasan dalam beramal. Guru menjalankan berbagai fungsi tauhid, pembuka mata manusia, dan sebagai pemacu cita-cita. Dalam Masyarakat Islam kedudukan guru sangat dihormati karena keilmuannya dalam mengajar dan mengabdi kepada agama, nusa dan umat.
 Mungkin ini sebagai tugas yang amat berat yang dibebankan kepada guru, bukan hanya dalam hal mencerdaskan bangsa akan tetapi bagaimana usahanya dalam mewujudkan keteladanan diri baik bagi peserta didik dan lingkungannya, sehingga dapat menghasilkan generasi yang bermoral dan bertakwa kepada Allah Swt, bermanfaat untuk dirinya, orang tua, lingkungan dan masyarakat secara luas. Untuk itu guru kondisi nyata mengaharapkan pada saat ini adanya kreatifitas dan ionovatif pada setiap guru, disamping memposisikan diri sebagai teladan bagi anak didik, orang tua dan masyarakat secara luas,.. .

* Penulis adalah Guru PAI SMAN 1 Model PBKL Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar



Tidak ada komentar:

Read more: http://www.bloggerafif.com/2011/03/membuat-recent-comment-pada-blog.html#ixzz1M3tmAphZ