stematika
Penulisan Karya Tulis Ilmiah Lengkap - Akhir-akhir ini banyak kita temui banyak teman-teman guru
yang belum mengetahui sistematika penulisan karya tulis ilmiah.Oleh
karena itu dalam kesempatan ini, izinkan saya menuliskan sistematika penulisan karya
tulis ilmiah.
Semoga bermanfaat untuk teman-teman
guru di seluruh Indonesia yang saat ini hendak mengusulkan dirinya untuk naik
pangkat ke jenjang yang lebih tinggi.
1. LAPORAN HASIL PENELITIAN :
A. Bagian Pembuka :
A. Bagian Pembuka :
- Halaman judul.
- Lembar pengesahan.
- Kata pengantar.
- Daftar isi.
- Daftar Lampiran.
B. Bagian Isi :
Bab I Pendahuluan
- Latar belakang masalah.
- Rumusan masalah.
- Tujuan penelitian.
- Manfaat penelitian.
Bab II Kajian teori atau tinjauan kepustakaan
- Pemahasan teori
- Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
- Pengajuan hipotesis
Bab III Metodologi penelitian
- Waktu dan tempat penelitian.
- Metode dan rancangan penelitian
- Populasi dan sampel.
- Instrumen penelitian.
- Pengumpulan data dan analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian
- Jabaran varibel penelitian.
- Hasil penelitian.
- Pengajuan hipotesis.
- Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.
Bab V Kesimpulan dan saran
C. Bagian penunjang
- Daftar pustaka.
- Lampiran- lampiran antara lain instrument penelitian.
2. LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS :
A. Bagian Pembuka :
- Halaman judul.
- Lembar pengesahan.
- Kata pengantar.
- Daftar isi.
- Daftar Lampiran.
B. Bagian Isi :
Bab I Pendahuluan
- Latar belakang masalah.
- Identifikasi masalah.
- Pembatasan dan rumusan masalah.
- Tujuan penelitian.
- Manfaat hasil penelitian.
Bab II Kajian pustaka
- Kajian teori.
- Kajian hasil penelitian.
Bab III Metodologi / Metode penelitian
- Objek tindakan.
- Setting/Lokasi/Subjek penelitia.
- Metode pengumpulan data.
- Metode analisis data.
- Cara pengambilan kesimpulan.
Bab IV Hasil Penelitian
- Gambaran selintas tentang setting.
- Uraian penelitian secara umum – keseluruhan.
- Penjelasan per siklus.
- Proses menganalisa data.
- Pembahasan dan pengambilan kesimpulan.
Bab V Kesimpulan dan saran
- Kesimpulan.
- Saran untuk tindakan lebih lanjut.
C. Bagian penunjang/penutup
- Daftar pustaka.
- Lampiran- lampiran.
3. TINJAUAN/ULASAN ILMIAH HASIL GAGASAN SENDIRI :
A. Bagian Pendahuluan :
- Halaman judul.
- Lembar pengesahan.
- Kata pengantar.
- Daftar isi.
- Abstrak.
B. Bagian Isi :
Bab I : Pendahuluan uraian mengenai hal yang dipermasalahkan.
Bab II: Kajian teori dan fakta mengenai hal yang dipermasalahkan.
BabIII: Tinjauan/ulasan.
Bab IV: Kesimpulan.
C. Bagian penunjang :
- Daftar pustaka.
- Lampiran- lampiran.
- 4. BUKU
- A. Bagian Pendahuluan
-
Kata pengantar
- Daftar isi
- Penjelasan tujuan buku pelajaran
- Petunjuk penggunaan buku
- Petunjuk pengerjaan soal latihan
- Daftar isi
- Penjelasan tujuan buku pelajaran
- Petunjuk penggunaan buku
- Petunjuk pengerjaan soal latihan
- B. Bagian isi
-
Judul bab atau topic isi bahasan
- Uraian singkat isi pokok bahasan
- Penjelasan tujuan bab
- Uraian isi pelajaran
- Penjelasan teori
- Sajian contoh
- Ringkasan isi bab
- Soal latihan
- Kunci jawaban soal latihan
- Uraian singkat isi pokok bahasan
- Penjelasan tujuan bab
- Uraian isi pelajaran
- Penjelasan teori
- Sajian contoh
- Ringkasan isi bab
- Soal latihan
- Kunci jawaban soal latihan
- C. Bagian penunjang
-
Daftar pustaka
- Lampiran-lampiran
5. MODUL :
- Lampiran-lampiran
5. MODUL :
- Judul
- Pengantar
- Petunjuk penggunaan modul
- Yujuan umum pembelajaran
- Kemampuan prasyarat
- Pretest
- Tujuan khusus pembelajaran
- Isi bahasan
- Kegiatan belajar
- Rangkuman
- Tes
- Sumber media yang digunakan
- Tes akhir dan umpan balik
- Rancangan pengajaran
- Daftar pustaka
6. DIKTAT PELAJARAN:
A. Bagian Pendahuluan :
- Halaman judul.
- Kata pengantar.
- Daftar isi.
- Penjelasan tujuan diktat pelajaran.
B. Bagian Isi :
- Judul bab atau topik isi bahasan.
- Penjelasan tujuan bab.
- Uraian isi pelajaran.
- Penjelasan teori.
- Sajian contoh.
- Soal latihan.
C. Bagian penunjang :
- Daftar pustaka.
- Lampiran- lampiran.
7. ALAT PERAGA
A.Bagian Pembuka
– Halaman judul
– Lembar pengesahan
– Kata pengantar
– Daftar isi
B. Bagian isi
– Latar belakang pembuatan alat peraga
– Manfaat alat peraga
– Bahan yang digunakan
– Keadaan siswa sebelum dans esudah menggunakan alat peraga
– Prestasi siswa sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga
– Foto / gambar alat peraga
CONTOH MAKALAH UNTUK SELEKSI CALON
KEPALA SEKOLAH
PERAN DAN
FUNGSI KOMUNIKASI DALAM
KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH
A.
Latar Belakang Masalah
Seorang
kepala sekolah, di samping harus mampu melaksanakan proses manajemen yang
merujuk pada fungsi-fungsi manajemen, juga perlu memahami sekaligus menerapkan
seluruh substansi kegiatan pendidikan. Kepala sekolah dituntut untuk memiliki
kemampuan: (1) menjabarkan sumber daya sekolah untuk mendukung pelaksanaan
proses belajar mengajar, (2) kepala administrasi, (3) sebagai manajer
perencanaan dan pemimpin pengajaran, dan (4) mempunyai tugas untuk mengatur,
mengorganisir dan memimpin keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di
sekolah.
Salah
satu preposisi tentang kebijakan pendidikan bagi kepala sekolah atau calon
kepala sekolah, bahwa “kompetensi minimal seorang
kepala sekolah adalah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
keadministrasian sekolah; keterampilan hubungan manusiawi dengan staf, siswa
dan masyarakat, dan keterampilan teknis instruksional dan non instruksional.”
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar
seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan
sosial, karena manusia itu adalah sebagai makluk sosial, di antara satu dengan
yang lainnya saling membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbal
balik.
Dalam hubungan seseorang dengan orang lain tentulah terjadinya
proses komunikasi hal itu tidak terlepas dari tujuan serta topik atau pokok
pembahasan, tercapainya proses penyampaian informasi itu apabila
ditunjang dengan alat atau media sebagai sarana penyaluran informasi atau
berita.
Dalam kenyataannya bahwa proses komunikasi itu tidak selamanya
lancar, hal ini terjadi dikarenakan kurangnya memperhatikan unsur-unsur yang
mestinya ada dalam proses komunikasi.
Dari uraian tersebut, bahwa dalam berkomunikasi itu perlu
diperhatikan mengenai unsur-unsur yang berkaitan dengan proses komunikasi, baik
itu oleh Komunikator / Kepala Sekolah maupun oleh komunikan (staf/guru, siswa,
masyarakat), dan juga bahwa Komunikator / Kepala Sekolah harus memahami apa
tujuan komunikasi.
Communication skill merupakan
keterampilan manajer yang berkenaan dengan kemampuan untuk berkomunikasi,
baik dalam bentuk lisan, tulisan maupun non verbal. Keterampilan
komunikasi amat penting bagi seorang kepala sekolah, karena hampir sebagian
besar tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan dan berhubungan
orang lain. Komunikasi yang efektif akan sangat membantu terhadap keberhasilan
organisasi/sekolah secara keseluruhan
B.
Pembatasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi masalahnya sebagai
berikut :
a. Pengertian Komunikasi
b. Tujuan dan unsur-unsur komunikasi
c. Fungsi-fungsi komunikasi
d. Efektivitas proses komunikasi dalam
menajemen pengelolaan sekolah.
C.
Tujuan Penulisan Makalah
Sesuai dengan permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan
ini diarahkan untuk :
a. Untuk mengetahui arti komunikasi
b. Untuk mengetahui tujuan dan unsur-unsur
komunikasi
c. Untuk mengetahui fungsi-fungsi
komunikasi
d. Untuk mengetahui efektivitas proses
komunikasi dalam pengelolaan sekolah.
D.
Sistematika Penulisan
Sebagai langkah akhir dalam penulisan makalah ini, maka
sistematika penulisannya meliputi:
Bab I Pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah,
pembatasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan,
Bab II dibahas tentang pengertian komunikasi, tujuan dan
unsur-unsur komunikasi komunikasi, fungsi-fungsi komunikasi, dan efektivitas
proses komunikasi dalam pengelolaan sekolah,
Bab III berisikan tentang kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Komunikasi
Dalam prose interaksi antara individu yang satu dengan yang lainya terjadi
komunikasi dalam rangka penyampaian informasi. Menurut Oteng Sutisna
mengemuakakan bahwa ”Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide,
penjelasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke
kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok
yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan
kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi/sekolah.”
Berdasarkan pengertian tersebut, jelaslah bahwa dalam setiap
hubungan antara orang-orang atau kelompok-kelompok akan terjadinya komunikasi
dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan, baik itu dalam bentuk informasi atau
berita maupun yang sifatnya berkaitan dengan pribadi dalam mengutarakan
perasaan pribadi, gagasan, dan ide kepada orang lain.
Selanjutnya menurut Aristoteles yang dikutif oleh Marsetio
Donosepoetro komunikasi, yang artinya sebagai segala usaha dan kemampuan
seseorang untuk persuasi.
Dari uraian tersebut, bahwa komunikasi merupakan sebagai usaha
yang dilakukan oleh seseorang dengan tidak terlepas dari kemampuan yang
dimilikinya untuk berkomunikasi terhadap orang lain di dalam menyampaikan
tujuan yang diinginkan. Dengan demikian bahwa komunikasi dalam setiap bentuknya
adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang
yang menjadi lawan bicara atau lawan untuk berkomunikasi.
B.
Tujuan dan Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan
orang-orang, begitu pula dalam suatu organisasi/sekolah terjadinya komunikasi
tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Hal sesuai dengan pendapat Maman Ukas
mengemukakan tujuan komunikasi sebagai berikut :
1.
Menetapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2.
Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3.
Mengorganisasi/sekolahkan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
seperti efektif dan efisien.
4.
Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi/sekolah.
5.
Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana
setiap orang mau memberikan kontribusi.
Selanjutnya Oteng Sutisna mengemukakan bahwa dalam proses
komunikasi tentunya memerlukan unsur-unsur komunikasi, yaitu :
1.
Harus ada suatu sumber, yaitu seorang Komunikator / Kepala Sekolah yang
mempunyai sejumlah kebutuhan, ide atau infromasi untuk diberikan.
2.
Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai, yang umumnya bisa dinyatakan dalam
kata-kata, perbuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai.
3.
Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan,
atau ide yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang kepada
siapa berita itu idtujukan.
4.
Harus ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima
berita.
5.
Harus ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon dipihak
penerima berita.Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk mengetahui apakah
berita itu telah diterima dan dinterprestasikan dengan betul atau tidak.
Berdasarkan dari unsur-unsur tersebut, jelaslah bahwa dalam
kegiatan komunikasi itu di dalamnya terdapat unsur-unsur yang ada dalam
komunikasi, baik itu unsur sumber yang merupakan sebagai Komunikator / Kepala
Sekolah yang memiliki informasi atau berita yang akan disapaikan terhadap
penerima informasi dengan melalui atau menggunakan saluran atau media
komunikasi, antar unsur yang satu dengan yang lainnya jelas sekali adanya suatu
keterkaitan, dan apabila salah satu unsur itu tidak ada kemungkinan proses komunikasi
akan mengalami hambatan.
C.
Fungsi-Fungsi Komunikasi
Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu
organisasi/sekolah komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana
menurut Maman Ukas bahwa fungsi komunikasi adalah :
1.
Fungsi informasi
2.
Fungsi komando akan perintah
3.
Fungsi mempengaruhi dan penyaluran
4.
Fungsi integrasi
Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi informasi, dengan melalui komunikasi
maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada bawahannya
dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui lisan manajer atau
pemimpin dengan bawahan dapat berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan
ide.
Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan, di mana
kekuasaan orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di mana para
bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan penuh
tanggung jawab. Suatu perintah akan berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja
yang harus dipahami dan dimengerti serta yang dijalankan oleh bawahan. Dengan
perintah terjadi hubungan atasan dan bawhaan sebagai yang diberikan tugas.
Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsur-unsur yang
meyakinkan dari pada atasan baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga
bawahan merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus
dilaksanakannya. Dan dalam mepengaruhi bahwa Komunikator / Kepala Sekolah harus
luwes untuk melihat situasi dan kondisi di mana bawahan akan diberikan tugas
dan tanggung jawab, sehingga tidak merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan
bawahannya itu merupakan beban, ia akan merasakan tugas dan tanggung jawab.
Pada fungsi integrasi bahwa organisasi/sekolah sebagai suatu
sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan
semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang
yang berada dalam suatu organisasi/sekolah atau kelompok merupakan suatu
kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan dan saling
memberikan pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses
komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
D. Efektivitas Proses Komunikasi dalam
pengelolaan sekolah
Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses sosial
untuk mentranmisikan atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa
ide-ide atau gagasan-gagasan dalam rangka mempengaruhi orang lian. Agar
komunikasi berjalan efektif, Komunikator / Kepala Sekolah hendaknya mampu
mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah, ke atas, ke samping
atau mendatar. Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi/sekolah
hendaknya mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain,
dan untuk menenrima respon sikap, itu diminta oleh komuniktor.
Menurut Marsetio Donosepoetro mengemukakan bahwa dalam proses
komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain :
1. Karena
komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus
selalu ditujukan kepada sekumpulan orang tertentu. Ini disebut penerima yang
terntetu.
2.
Komunikator / Kepala Sekolah berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada
penerima yang sesuai dengan maksud yang dibawakan oleh messege atau stimulus
tertentu.
3. Suatu
komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul pada penerima, sesuai
dengan maksud komunikasi.
Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas menyebarkan,
menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur
organisasi/sekolah sangat penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu
tujuan lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan
dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis.
Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan
pengertian yang jelas dari pada secara tertulis.Demikian pula komunikasi secara
informal dan secara formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan
kejelasannya.
Terjadinya proses komunikasi dalam organisasi/sekolah atau lembaga
itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal, sebagai mana menurut
Oteng Sutisna mengemukan bahwa ”Komunikasi formal terjadi, dalam memilih
informasi untuk keperluan pelaporan, penyimpangan bias dengan mudah menyelinap.
Selanjutnya biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang
menyenangkan.Akibatnya ialah sering pemindahan informasi yang diperindah atau
dibiaskan.”
Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan
pikiran-pikiran akan mengalir bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke
bawah, ke atas, dann ke samping. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau
lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu.Saluran-saluran itu
hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota.Garis-garis komunikasi hendaknya
dibuat sependek dan selangsung mungkin.Hendaknya mungkin bagi semua anggota
untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.
Selanjutnya menurut Maman Ukas bahwa ”Komunikasi informal adalah
komunikasi yang tidak resmi dan terjadinya pada saat organisasi/sekolah saling
bertukar pikiran, saran ide, atau informasi secara pribadi.” Komunikasi
informal ini tentunya dengan cara melakukan pendekatan secara kekeluargaan atau
hubungan sosial tidak secara formal.
Menurut Oteng Sutisna bahwa ”Sistem komunikasi informal
menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang
untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi
hubungan-hubungan insani yang baik.”
Jika Komunikator / Kepala Sekolah menaruh perhatian kepada
saluran-saluran komunikasi informal, ia akan mengetahui kepentingan dan
perhatian personil serta sikap mereka terhadap organisasi/sekolah dan
masalah-masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu membawa kepada
putusan-putusan yang dibuat di antara orang-orang pada tahap organisasi/sekolah
yang sama.
Dalam kegitan suatu organisasi/sekolah atau lembaga khusunya dalam
hal pengelolaan pendidikan tentunya tidak terlepas dengan komunikasi. Oleh
sebab itu suatu manajemen pendidikan akan berhasil apabilla terjadinya suatu
proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan
atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara Komunikator / Kepala Sekolah
dengan komunikan (staf/guru, siswa, masyarakat), sehingga terjadi pemahaman
tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk
mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat.
Berdasarkan hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu
organisasi/sekolah atau instansi tentunya dapat tercapai secara optimal apabila
proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada hambatan,
maka Komunikator / Kepala Sekolah dan komunikan (staf/guru, siswa, masyarakat)
harus dengan cermat segera mengatasi permasalahan yang menyebabkan terjadi
suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat berlangsung.
Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi,
yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasit. Komunikasi aktif merupakan suatu
proses komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara Komunikator / Kepala
Sekolah dengan komunikan (staf/guru, siswa, masyarakat), di mana antara
keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antara
keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana Komunikator / Kepala
Sekolah menyampaikan informasi atau ide terhadap halayaknya atau komunikan
(staf/guru, siswa, masyarakat) sebagai penerima informasi, akan tetapi
komunikan (staf/guru, siswa, masyarakat) tidak mempunyai kesempatan untuk
memberikan respon atau timbal balik dari proses komunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar