PEUGAH YANG NA,. PEUBUET LAGEI NA,. PEUTROEK ATA NA,. BEKNA HABA PEUSUNA,. BEUNA TAINGAT WATEI NA,.

Minggu, 25 November 2012

SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH




stematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah Lengkap - Akhir-akhir ini banyak kita temui banyak teman-teman guru yang belum mengetahui sistematika penulisan karya tulis ilmiah.Oleh karena itu dalam kesempatan ini, izinkan saya menuliskan sistematika penulisan karya tulis ilmiah.

Semoga bermanfaat untuk teman-teman guru di seluruh Indonesia yang saat ini hendak mengusulkan dirinya untuk naik pangkat ke jenjang yang lebih tinggi.
1. LAPORAN HASIL PENELITIAN :


A. Bagian Pembuka :
  • Halaman judul.
  • Lembar pengesahan.
  • Kata pengantar.
  • Daftar isi.
  • Daftar Lampiran.

B. Bagian Isi :
Bab    I    Pendahuluan
-         Latar belakang masalah.
-         Rumusan masalah.
-         Tujuan penelitian.
-         Manfaat penelitian.
Bab  II    Kajian teori atau tinjauan kepustakaan
-         Pemahasan teori
-         Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
-         Pengajuan hipotesis
Bab III    Metodologi penelitian
-         Waktu dan tempat penelitian.
-         Metode dan rancangan penelitian
-         Populasi dan sampel.
-         Instrumen penelitian.
-         Pengumpulan data dan analisis data.
Bab  IV    Hasil Penelitian
-         Jabaran varibel penelitian.
-         Hasil penelitian.
-         Pengajuan hipotesis.
-         Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.
Bab   V    Kesimpulan dan saran


C. Bagian penunjang

-         Daftar pustaka.
-         Lampiran- lampiran antara lain instrument penelitian.


2. LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS :


A. Bagian Pembuka :
-         Halaman judul.
-         Lembar pengesahan.
-         Kata pengantar.
-         Daftar isi.
-         Daftar Lampiran.
B. Bagian Isi :

Bab    I    Pendahuluan
-         Latar belakang masalah.
-         Identifikasi masalah.
-         Pembatasan dan rumusan masalah.
-         Tujuan penelitian.
-         Manfaat hasil penelitian.
Bab  II    Kajian pustaka
-         Kajian teori.
-         Kajian hasil penelitian.
Bab III    Metodologi / Metode penelitian
-         Objek tindakan.
-         Setting/Lokasi/Subjek penelitia.
-         Metode pengumpulan data.
-         Metode analisis data.
-         Cara pengambilan kesimpulan.
Bab  IV    Hasil Penelitian
-         Gambaran selintas tentang setting.
-         Uraian penelitian secara umum – keseluruhan.
-         Penjelasan per siklus.
-         Proses menganalisa data.
-         Pembahasan dan pengambilan kesimpulan.

Bab   V    Kesimpulan dan saran

-         Kesimpulan.
-         Saran untuk tindakan lebih lanjut.

C. Bagian penunjang/penutup

-         Daftar pustaka.
-         Lampiran- lampiran.


3. TINJAUAN/ULASAN ILMIAH HASIL GAGASAN SENDIRI :


A. Bagian Pendahuluan :
-         Halaman judul.
-         Lembar pengesahan.
-         Kata pengantar.
-         Daftar isi.
-         Abstrak.

B. Bagian Isi :
Bab I : Pendahuluan uraian mengenai hal yang dipermasalahkan.
Bab II: Kajian teori dan fakta mengenai hal yang dipermasalahkan.
BabIII: Tinjauan/ulasan.
Bab IV: Kesimpulan.

C. Bagian penunjang :
-         Daftar pustaka.
-         Lampiran- lampiran.

  1. 4. BUKU
    1. A. Bagian Pendahuluan
-         Kata pengantar
-         Daftar isi
-         Penjelasan tujuan buku pelajaran
-         Petunjuk penggunaan buku
-         Petunjuk pengerjaan soal latihan
  1. B. Bagian isi
-         Judul bab atau topic isi bahasan
-         Uraian singkat isi pokok bahasan
-         Penjelasan tujuan bab
-         Uraian isi pelajaran
-         Penjelasan teori
-         Sajian contoh
-         Ringkasan isi bab
-         Soal latihan
-         Kunci jawaban soal latihan
  1. C. Bagian penunjang
-         Daftar pustaka
-         Lampiran-lampiran
5. MODUL :
  1. Judul
  2. Pengantar
  3. Petunjuk penggunaan modul
  4. Yujuan umum pembelajaran
  5. Kemampuan prasyarat
  6. Pretest
  7. Tujuan khusus pembelajaran
  8. Isi bahasan
  9. Kegiatan belajar
  10. Rangkuman
  11. Tes
  12. Sumber media yang digunakan
  13. Tes akhir dan umpan balik
  14. Rancangan pengajaran
  15. Daftar pustaka



6. DIKTAT PELAJARAN:

A. Bagian Pendahuluan :
-         Halaman judul.
-         Kata pengantar.
-         Daftar isi.
-         Penjelasan tujuan diktat pelajaran.
B. Bagian Isi :
-         Judul bab atau topik isi bahasan.
-         Penjelasan tujuan bab.
-         Uraian isi pelajaran.
-         Penjelasan teori.
-         Sajian contoh.
-         Soal latihan.
C. Bagian penunjang :
-         Daftar pustaka.
-         Lampiran- lampiran.


7. ALAT PERAGA
A.Bagian Pembuka
– Halaman judul
– Lembar pengesahan
– Kata pengantar
– Daftar isi
B. Bagian isi
– Latar belakang pembuatan alat peraga
– Manfaat alat peraga
– Bahan yang digunakan
– Keadaan siswa sebelum dans esudah menggunakan alat peraga
– Prestasi siswa sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga
– Foto / gambar alat peraga
CONTOH MAKALAH UNTUK SELEKSI CALON KEPALA SEKOLAH
PERAN DAN FUNGSI KOMUNIKASI DALAM
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
A.    Latar Belakang Masalah
         Seorang kepala sekolah, di samping harus mampu melaksanakan proses manajemen yang merujuk pada fungsi-fungsi manajemen, juga perlu memahami sekaligus menerapkan seluruh substansi kegiatan pendidikan. Kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan: (1) menjabarkan sumber daya sekolah untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar, (2) kepala administrasi, (3) sebagai manajer perencanaan dan pemimpin pengajaran, dan (4) mempunyai tugas untuk mengatur, mengorganisir dan memimpin keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di sekolah.
Salah satu preposisi tentang kebijakan pendidikan bagi kepala sekolah atau calon kepala sekolah, bahwa “kompetensi minimal seorang kepala sekolah adalah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keadministrasian sekolah; keterampilan hubungan manusiawi dengan staf, siswa dan masyarakat, dan keterampilan teknis instruksional dan non instruksional.”     
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena manusia itu adalah sebagai makluk sosial, di antara satu dengan yang lainnya saling membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbal balik.
Dalam hubungan seseorang dengan orang lain tentulah terjadinya proses komunikasi hal itu tidak terlepas dari tujuan serta topik atau pokok pembahasan,  tercapainya proses penyampaian informasi itu  apabila ditunjang dengan alat atau media sebagai sarana penyaluran informasi atau berita.
Dalam kenyataannya bahwa proses komunikasi itu tidak selamanya lancar, hal ini terjadi dikarenakan kurangnya memperhatikan unsur-unsur yang mestinya ada dalam proses komunikasi.
Dari uraian tersebut, bahwa dalam berkomunikasi itu perlu diperhatikan mengenai unsur-unsur yang berkaitan dengan proses komunikasi, baik itu oleh Komunikator / Kepala Sekolah maupun oleh komunikan (staf/guru, siswa, masyarakat), dan juga bahwa Komunikator / Kepala Sekolah harus memahami apa tujuan komunikasi.
Communication skill merupakan keterampilan manajer yang berkenaan dengan kemampuan untuk berkomunikasi, baik dalam bentuk lisan, tulisan maupun non verbal. Keterampilan komunikasi amat penting bagi seorang kepala sekolah, karena hampir sebagian besar tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan dan berhubungan orang lain. Komunikasi yang efektif akan sangat membantu terhadap keberhasilan organisasi/sekolah secara keseluruhan
B.    Pembatasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi masalahnya sebagai berikut :
a.     Pengertian Komunikasi
b.     Tujuan dan unsur-unsur komunikasi
c.     Fungsi-fungsi komunikasi
d.    Efektivitas proses komunikasi dalam menajemen pengelolaan sekolah.
C.    Tujuan Penulisan Makalah
        Sesuai dengan permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini diarahkan untuk :
a.    Untuk mengetahui arti komunikasi
b.    Untuk mengetahui tujuan dan unsur-unsur komunikasi
c.    Untuk mengetahui fungsi-fungsi komunikasi
d.    Untuk mengetahui efektivitas proses komunikasi dalam pengelolaan sekolah.
D.    Sistematika Penulisan
Sebagai langkah akhir dalam penulisan makalah ini, maka sistematika penulisannya meliputi:
Bab I Pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan,
Bab II dibahas tentang pengertian komunikasi, tujuan dan unsur-unsur komunikasi komunikasi, fungsi-fungsi komunikasi, dan efektivitas proses komunikasi dalam pengelolaan sekolah,
Bab III berisikan tentang kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Komunikasi
               Dalam prose interaksi antara individu yang satu dengan yang lainya terjadi komunikasi dalam rangka penyampaian informasi. Menurut Oteng Sutisna mengemuakakan bahwa ”Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi/sekolah.”
Berdasarkan pengertian tersebut, jelaslah bahwa dalam setiap hubungan antara orang-orang atau kelompok-kelompok akan terjadinya komunikasi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan, baik itu dalam bentuk informasi atau berita maupun yang sifatnya berkaitan dengan pribadi dalam mengutarakan perasaan pribadi, gagasan, dan ide kepada orang lain.
Selanjutnya menurut Aristoteles yang dikutif oleh Marsetio Donosepoetro komunikasi, yang artinya sebagai segala usaha dan kemampuan seseorang untuk persuasi.
Dari uraian tersebut, bahwa komunikasi merupakan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan tidak terlepas dari kemampuan yang dimilikinya untuk berkomunikasi terhadap orang lain di dalam menyampaikan tujuan yang diinginkan. Dengan demikian bahwa komunikasi dalam setiap bentuknya adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang yang menjadi lawan bicara atau lawan untuk berkomunikasi.  
B.    Tujuan dan Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan orang-orang, begitu pula dalam suatu organisasi/sekolah terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Hal sesuai dengan pendapat Maman Ukas mengemukakan tujuan komunikasi sebagai berikut :
1.                   Menetapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2.                   Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3.                   Mengorganisasi/sekolahkan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
4.                   Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi/sekolah.
5.                   Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.
Selanjutnya Oteng Sutisna mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi tentunya memerlukan unsur-unsur komunikasi, yaitu :
1.                  Harus ada suatu sumber, yaitu seorang Komunikator / Kepala Sekolah yang mempunyai sejumlah kebutuhan, ide atau infromasi untuk diberikan.
2.                  Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai, yang umumnya bisa dinyatakan dalam kata-kata, perbuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai.
3.                  Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, atau ide yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang kepada siapa berita itu idtujukan.
4.                  Harus ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita.
5.                  Harus ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon dipihak penerima berita.Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk mengetahui apakah berita itu telah diterima dan dinterprestasikan dengan betul atau tidak.
Berdasarkan dari unsur-unsur tersebut, jelaslah bahwa dalam kegiatan komunikasi itu di dalamnya terdapat unsur-unsur yang ada dalam komunikasi, baik itu unsur sumber yang merupakan sebagai Komunikator / Kepala Sekolah yang memiliki informasi atau berita yang akan disapaikan terhadap penerima informasi dengan melalui atau menggunakan saluran atau media komunikasi, antar unsur yang satu dengan yang lainnya jelas sekali adanya suatu keterkaitan, dan apabila salah satu unsur itu tidak ada kemungkinan proses komunikasi akan mengalami hambatan.
C.    Fungsi-Fungsi Komunikasi
Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi/sekolah komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Maman Ukas bahwa fungsi komunikasi adalah :
1.                  Fungsi informasi
2.                  Fungsi komando akan perintah
3.                  Fungsi mempengaruhi dan penyaluran
4.                  Fungsi integrasi
        Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi informasi, dengan melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui lisan manajer atau pemimpin dengan bawahan dapat berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan ide.
        Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan, di mana kekuasaan orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di mana para bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Suatu perintah akan berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan dimengerti serta yang dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah terjadi hubungan atasan dan bawhaan sebagai yang diberikan tugas.
Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsur-unsur yang meyakinkan dari pada atasan baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga bawahan merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakannya. Dan dalam mepengaruhi bahwa Komunikator / Kepala Sekolah harus luwes untuk melihat situasi dan kondisi di mana bawahan akan diberikan tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya itu merupakan beban, ia akan merasakan tugas dan tanggung jawab.
Pada fungsi integrasi bahwa organisasi/sekolah sebagai suatu sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada dalam suatu organisasi/sekolah atau kelompok merupakan suatu kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan dan saling memberikan pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
D.    Efektivitas Proses Komunikasi dalam pengelolaan sekolah  
Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses sosial untuk mentranmisikan atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa ide-ide atau gagasan-gagasan dalam rangka mempengaruhi orang lian. Agar komunikasi berjalan efektif, Komunikator / Kepala Sekolah hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah, ke atas, ke samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi/sekolah hendaknya mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain, dan untuk menenrima respon sikap, itu diminta oleh komuniktor.
Menurut Marsetio Donosepoetro mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain :
1.          Karena komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus selalu ditujukan kepada sekumpulan orang tertentu. Ini disebut penerima yang terntetu.
2.          Komunikator / Kepala Sekolah berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada penerima yang sesuai dengan maksud yang dibawakan oleh messege atau stimulus tertentu.
3.          Suatu komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul pada penerima, sesuai dengan maksud komunikasi.
Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas menyebarkan, menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi/sekolah sangat penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis.
Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas dari pada secara tertulis.Demikian pula komunikasi secara informal dan secara formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan kejelasannya.
Terjadinya proses komunikasi dalam organisasi/sekolah atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal, sebagai mana menurut Oteng Sutisna mengemukan bahwa ”Komunikasi formal terjadi, dalam memilih informasi untuk keperluan pelaporan, penyimpangan bias dengan mudah menyelinap. Selanjutnya biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang menyenangkan.Akibatnya ialah sering pemindahan informasi yang diperindah atau dibiaskan.”
Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dann ke samping. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu.Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota.Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin.Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.
Selanjutnya menurut Maman Ukas bahwa ”Komunikasi informal adalah komunikasi yang tidak resmi dan terjadinya pada saat organisasi/sekolah saling bertukar pikiran, saran ide, atau informasi secara pribadi.” Komunikasi informal ini tentunya dengan cara melakukan pendekatan secara kekeluargaan atau hubungan sosial tidak secara formal.
Menurut Oteng Sutisna bahwa ”Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik.”
Jika Komunikator / Kepala Sekolah menaruh perhatian kepada saluran-saluran komunikasi informal, ia akan mengetahui kepentingan dan perhatian personil serta sikap mereka terhadap organisasi/sekolah dan masalah-masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu membawa kepada putusan-putusan yang dibuat di antara orang-orang pada tahap organisasi/sekolah yang sama.
Dalam kegitan suatu organisasi/sekolah atau lembaga khusunya dalam hal pengelolaan pendidikan tentunya tidak terlepas dengan komunikasi. Oleh sebab itu suatu manajemen pendidikan akan berhasil apabilla terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara Komunikator / Kepala Sekolah dengan komunikan (staf/guru, siswa, masyarakat), sehingga terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada  kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat.
Berdasarkan hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu organisasi/sekolah atau instansi tentunya dapat tercapai secara optimal apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada hambatan, maka Komunikator / Kepala Sekolah dan komunikan (staf/guru, siswa, masyarakat) harus dengan cermat segera mengatasi permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat berlangsung.
Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi, yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasit. Komunikasi aktif merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara Komunikator / Kepala Sekolah dengan komunikan (staf/guru, siswa, masyarakat), di mana antara keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antara keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana Komunikator / Kepala Sekolah menyampaikan informasi atau ide terhadap halayaknya atau komunikan (staf/guru, siswa, masyarakat) sebagai penerima informasi, akan tetapi komunikan (staf/guru, siswa, masyarakat) tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal balik dari proses komunikasi.


Tidak ada komentar:

Read more: http://www.bloggerafif.com/2011/03/membuat-recent-comment-pada-blog.html#ixzz1M3tmAphZ