PEUGAH YANG NA,. PEUBUET LAGEI NA,. PEUTROEK ATA NA,. BEKNA HABA PEUSUNA,. BEUNA TAINGAT WATEI NA,.

Jumat, 16 November 2012

TEKS PIDATO


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil alamin.......
Amma ba’du
Alhamdulillah, marilah di hari yang cerah ini kita tetap bersyukur kepada Allah SWt, karena kita bisa berjumpa dan bertemu dalam acara yang mubarak ini. Sholawat dan salam  teriring doa, marilah kita panjatkan puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat Manusia   dari  jaman  jahiliyah kepada  jaman  Islamiah  sampai  dengan jaman sekarang ini.
Peghormatan saya terutama sekali kepada Dewan Juri, Para Hadirin sekalian serta yang saya banggakan teman-teman peserta Lomba Pidato dalam rangka hari Ulang Tahun Kodam Iskandar muda
Hadirin yang berbahagia,
Seiring  dengan berjalannya  waktu, hari  berganti minggu, bulan berganti tahun. Perkembangan  manusia  pun  banyak  mengalami perubahan yang didukung dengan kemajuan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  yang  sangat mutakhir.  Manusia dengan mudah dapat memenuhi kebutuhan dan mewujudkan  impiannya dengan  memanfaatkan kemajun ilmu  pengetahuan. Dulu untu k mengirim dan menyampaikan berita membutuhkan waktu yang cukup lama, tetapi sekarang hanya dengan beberapa detik saja kita dapat memberi dan menerima kabar dengan  cepat  dan  mudah, meskipun dari jarak yang  jauh. Itu semua berkat kemajuan  ilmu.
Dalam  pidato kali ini saya akan mengambil tema “TAUBAT DAN MUHASABAH”. Orang muslim sangat menyakini bahwa kebahagian hidup di dunia dan di akhirat sangat ditentukan  pada sejauh mana  pembinaan  terhadap dirinya. Perbaikan diri dan penyucian dirinya.
Namun, tidak  semua  orang  muslim  mampu  melaksanaan  dan  menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang tercela. Karenanya, orang muslim tidak henti-hentinya membina diri sendiri dan menyucikannya, diri sendirilah yang layak menyucikannya, Diri kita melawan siang dan malam, mengevaluaisnya setiap saat, membawanya kepada perbuatan yang baik. Untuk itu, marilah kita memperbaiki  kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan, memperbaiki diri, dan membinanya dengan jalan: taubat,
Hadirin yang berbahagia,
Taubat  merupakan  melepaskan  diri dari semua dosa-dosa masa lalu dan  bertekad untuk tidak  kembali  mengulanginya  lagi.  Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT dalam Surat An Nur ayat 31:
4 (#þqç/qè?ur n<Î) «!$# $·èŠÏHsd tmƒr& šcqãZÏB÷sßJø9$# ÷/ä3ª=yès9 šcqßsÎ=øÿè? ÇÌÊÈ  
Artinya: “Dan bertaubatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang yangberiman                       supaya kalian beruntung”
Apabila kita sudah bertaubat, maka kita tidak akan mengulanginya lagi dengan kesalahan dan dosa yang sama.

Hadirin yang berbahagia,
Kiita selaku  orang  Islam  selalu bekerja  siang dan  malam  untuk  kebahagiannya di akherat, kemuliyaan dari Allah SWt. Karena di dunialah tempat beramal. Namun, dalam beribadah adakalanya  kita perlu melihat hal-hal yang wajib dan yang sunnah.  
Dalam Al-Qur’an surat Yasin ayat  65 dinyatakan, di akhirat kelak anggota tubuh kita akan memberikan kesaksian atas  apa  yang diperbuatnya selama di dunia. Tangan, kaki dan anggota badan lain akan berbicara sehingga mulut tidak bisa membantah dan berbohong. Pendeknya, dalam  pengadilan  di akhirat  kelak kita tak akan  mampu membohongi diri sendiri  dan  malaikat, karena anggota tubuh  akan  menjadi  saksi  yang  bisa memberatkan atau  meringankan  tergantung  pada perbuatan  yang  pernah dilakukan di dunia. Hakim yang kita  hadapi di akhirat kelak  bukanlah  hakim  yang  dapat  disuap  dengan  uang  sebagaimana yang terjadi di dunia. Tak akan ada yang mampu menolong diri kita kecuali rekaman iman dan amal kebajikan kita sendiri.
Apa  yang  disampaikan Al-Qur’an di atas secara ilmiah sangat mudah untuk dibuktikan bahwa tubuh itu merekam apa yang biasa kita lakukan dan pikirkan. Contoh yang paling sederhana  adalah rekaman pengalaman naik sepeda. Mungkin ada di antara kita sudah puluhan tahun tidak pernah naik sepeda. Tetapi karena dahulunya pernah dan biasa naik sepeda, andaikan disodori sepeda pasti bisa mengendarainya. Mengapa? Karena tubuh kita, terutama kaki dan tangan, memiliki rekaman bagaimana mengendarai sepeda, sehingga rekaman tadi muncul lagi ketika disuruh naik sepeda. Tetapi mereka yang dahulunya tidak pernah, yang berarti tidak memiliki rekaman pengalaman, pasti perlu waktu lama dan mulai dari nol untuk belajar naik sepeda.
Cotnoh di atas menyimpan pesan yang sangat dalam. Bahwa hendaknya kita membiasakan berpikir, berbicara dan berbuat yang baik-baik, agar ketika sakit atau menjelang ajal nanti, rekaman kebaikan itu yang akan menemani dan mengawal kita menempuh perjalanan lebih lanjut. Coba renungkan, ada kejadian pada orang tua yang menjelang ajal, namun sangat sangat sulit untuk mengucapkan zikir seperti tahlil, tahmid dan takbir. Hal ini disebabkan karena di masa hidupnya bacaan-bacaan zikir itu sangat asing, hati dan lidahnya tidak memiliki rekaman zikir. Dia tidak mempunyai memori yang dapat membangkitkan kesadarannya untuk mengucapkan kalimah tayyibah itu menjelang ajalnya.
Di akhir pidato ini,  marilah kita bertaubat kepada Allah Swt seiring dengan   mengadakan  muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas amal  perbuatannya  sepanjang  siang  harinya. Jika kita melihat ibadah kita ada yang kurang, maka kita akan menambahinya. Dan apabila ibadah  - ibadah  kita sudah baik, maka kita akan mempertahankannya (istiqamah). Inilah yang disebut dengan muhasabah terhadap diri sendiri
Hadirin yang dimulyakan Allah,
Demikianlah  yang dapat saya sampaikan, dan tampaknya dua hal di atas, taubat dan muhasabah bisa mnejadi jalan bagi kita untuk tetap istiqamah beribadah kepada Allah SWT, sehingga kita menjadi orang yang benar-benar beriman dan bertakwa Kepada-Nya.
Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thariq.
Wa billahi taufiq wal hidayah, war ridla wal inayah.
Mohon maaf atas segala kesalahan
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Read more: http://www.bloggerafif.com/2011/03/membuat-recent-comment-pada-blog.html#ixzz1M3tmAphZ