Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil alamin.......
Amma ba’du
Alhamdulillah, marilah di hari yang cerah ini
kita tetap bersyukur kepada Allah SWt, karena kita bisa berjumpa dan bertemu
dalam acara
yang mubarak ini. Sholawat dan salam teriring
doa, marilah kita panjatkan puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa umat Manusia dari jaman jahiliyah kepada jaman Islamiah sampai dengan
jaman sekarang ini.
Peghormatan saya terutama sekali kepada Dewan
Juri, Para Hadirin sekalian serta yang saya banggakan teman-teman peserta Lomba
Pidato dalam rangka hari Ulang Tahun Kodam Iskandar muda
Hadirin yang berbahagia,
Seiring
dengan berjalannya waktu,
hari berganti minggu, bulan berganti
tahun. Perkembangan manusia pun
banyak mengalami perubahan yang
didukung dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang
sangat mutakhir. Manusia dengan
mudah dapat memenuhi kebutuhan dan mewujudkan
impiannya dengan memanfaatkan
kemajun ilmu pengetahuan. Dulu untu k
mengirim dan menyampaikan berita membutuhkan waktu yang cukup lama, tetapi
sekarang hanya dengan beberapa detik saja kita dapat memberi dan menerima kabar
dengan cepat dan mudah,
meskipun dari jarak yang jauh. Itu semua
berkat kemajuan ilmu.
Dalam pidato
kali ini saya akan mengambil tema “TAUBAT DAN MUHASABAH”. Orang
muslim sangat menyakini bahwa kebahagian
hidup di dunia dan di akhirat sangat ditentukan pada sejauh mana pembinaan terhadap dirinya. Perbaikan diri dan penyucian
dirinya.
Namun, tidak semua orang
muslim mampu melaksanaan
dan menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang
tercela. Karenanya, orang muslim tidak henti-hentinya membina diri sendiri dan
menyucikannya, diri sendirilah yang layak menyucikannya, Diri kita melawan
siang dan malam, mengevaluaisnya setiap saat, membawanya kepada perbuatan yang
baik. Untuk itu, marilah kita memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan,
memperbaiki diri, dan membinanya dengan jalan: taubat,
Hadirin yang berbahagia,
Taubat merupakan
melepaskan diri dari semua dosa-dosa masa lalu dan bertekad untuk tidak kembali mengulanginya lagi. Hal ini sesuai dengan Firman
Allah SWT dalam Surat An Nur ayat 31:
4
(#þqç/qè?ur n<Î) «!$# $·èÏHsd tmr& cqãZÏB÷sßJø9$# ÷/ä3ª=yès9 cqßsÎ=øÿè? ÇÌÊÈ
Artinya:
“Dan bertaubatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang
yangberiman supaya kalian beruntung”
Apabila kita sudah bertaubat, maka kita tidak
akan mengulanginya lagi dengan kesalahan dan dosa yang sama.
Hadirin yang berbahagia,
Kiita selaku orang Islam
selalu bekerja siang dan malam untuk
kebahagiannya di akherat, kemuliyaan
dari Allah SWt. Karena di dunialah tempat beramal.
Namun, dalam beribadah adakalanya kita
perlu melihat hal-hal yang wajib dan yang sunnah.
Dalam Al-Qur’an
surat Yasin ayat 65 dinyatakan, di
akhirat kelak anggota tubuh kita akan memberikan kesaksian atas apa
yang diperbuatnya selama di dunia. Tangan, kaki dan anggota badan lain
akan berbicara sehingga mulut tidak bisa membantah dan berbohong. Pendeknya,
dalam pengadilan di akhirat
kelak kita tak akan mampu
membohongi diri sendiri dan malaikat, karena anggota tubuh akan
menjadi saksi yang
bisa memberatkan atau
meringankan tergantung pada perbuatan yang
pernah dilakukan di dunia. Hakim yang kita hadapi di akhirat kelak bukanlah
hakim yang dapat
disuap dengan uang
sebagaimana yang terjadi di dunia. Tak akan ada yang mampu menolong diri
kita kecuali rekaman iman dan amal kebajikan kita sendiri.
Apa yang
disampaikan Al-Qur’an di atas secara ilmiah sangat mudah untuk
dibuktikan bahwa tubuh itu merekam apa yang biasa kita lakukan dan pikirkan.
Contoh yang paling sederhana adalah
rekaman pengalaman naik sepeda. Mungkin ada di antara kita sudah puluhan tahun
tidak pernah naik sepeda. Tetapi karena dahulunya pernah dan biasa naik sepeda,
andaikan disodori sepeda pasti bisa mengendarainya. Mengapa? Karena tubuh kita,
terutama kaki dan tangan, memiliki rekaman bagaimana mengendarai sepeda,
sehingga rekaman tadi muncul lagi ketika disuruh naik sepeda. Tetapi mereka
yang dahulunya tidak pernah, yang berarti tidak memiliki rekaman pengalaman,
pasti perlu waktu lama dan mulai dari nol untuk belajar naik sepeda.
Cotnoh di atas
menyimpan pesan yang sangat dalam. Bahwa hendaknya kita membiasakan berpikir,
berbicara dan berbuat yang baik-baik, agar ketika sakit atau menjelang ajal
nanti, rekaman kebaikan itu yang akan menemani dan mengawal kita menempuh
perjalanan lebih lanjut. Coba renungkan, ada kejadian pada orang tua yang
menjelang ajal, namun sangat sangat sulit untuk mengucapkan zikir seperti
tahlil, tahmid dan takbir. Hal ini disebabkan karena di masa hidupnya
bacaan-bacaan zikir itu sangat asing, hati dan lidahnya tidak memiliki rekaman
zikir. Dia tidak mempunyai memori yang dapat membangkitkan kesadarannya untuk
mengucapkan kalimah tayyibah itu menjelang ajalnya.
Di akhir pidato ini, marilah kita bertaubat kepada Allah Swt
seiring dengan mengadakan muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas
amal perbuatannya sepanjang siang harinya.
Jika kita melihat ibadah kita ada yang
kurang, maka kita akan menambahinya. Dan apabila ibadah - ibadah kita sudah baik, maka kita akan
mempertahankannya (istiqamah). Inilah yang disebut dengan muhasabah terhadap
diri sendiri
Hadirin yang dimulyakan Allah,
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, dan tampaknya dua hal
di atas, taubat dan muhasabah bisa mnejadi jalan bagi kita untuk tetap
istiqamah beribadah kepada Allah SWT,
sehingga kita menjadi orang yang benar-benar beriman dan bertakwa Kepada-Nya.
Wallahul muwafiq ilaa
aqwamith thariq.
Wa billahi taufiq wal
hidayah, war ridla wal inayah.
Mohon maaf atas segala
kesalahan
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar