PEUGAH YANG NA,. PEUBUET LAGEI NA,. PEUTROEK ATA NA,. BEKNA HABA PEUSUNA,. BEUNA TAINGAT WATEI NA,.

Kamis, 12 Mei 2011

ICT

PERANCANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (STUDI KASUS MATA KULIAH PENGANTAR TEORI GRAPH)
Abstrak
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat pesat, Menurut statistik yang dikeluarkan oleh www.internetworldstats.com per 30 Juni 2008, dari sekitar 6.5 milyar populasi dunia hampir 1.5 milyar merupakan pengguna internet, yang berarti sekitar 20% penduduk dunia telah memiliki akses ke internet, dengan porsi pengguna terbanyak di Asia berkisar 40 % dari seluruh pengguna internet dunia. TIK mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Pada blue print TIK Depdiknas, stidak-tidaknya disebutkan ada tujuh fungsi TIK dalam pendidikan, yakni sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas pembelajaran, standard kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan, sebagai infrastruktur. Penelitian pengembangan ini mencoba melihat efektifitas dan efisiensi pembelajaran dengan mengngunakan media video berbasis web untuk mata kuliah pengantar teori grah. Situs dengan alamat http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/ telah diimplementasikan terhadap kurang lebih 50 mahasiswa. Sembilan puluh enam persen menyatakan program ini sangat menarik dan sangat membantu dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu 90 % menyatakan program ini dapat mengatasi kebosanan terhadap perkuliahan di kelas dalam bentuk metode ceramah Kata kunci : perancangan media video 1. Pendahuluan “ suka atau tidak suka , mau atau tidak mau, siap atau tidak siap, kita tetap harus menghadapi globalisasi “. Itulah sepenggal pernyataan yang sering kita dengar terkait dengan isu globalisasi. Pernyataan tersebut menggugah kita bersama bahwa globalisasi sudah menjadi keniscayaan saat ini. Keniscayaan yang di dorong dan difasilitasi oleh perkembangan teknoilogi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat cepat. TIk merupakan rangkain kegiatan yang difasilitasi peraltan elektronik yang mencakup pengolahan , transmisi, dan penyajian informasi . TIK merupakan konvergensi dari tiga wilayaj yaitu teknologi informasi, data dan informasi, serta masalah – masalah sosialekonominya. Bagaimana tingkat penetrasi atau adopsi TIK di Indonesia untuk tahun 2006, dapat dilihat pada tabel berikut ini. Indikator Indonesia Rata – rata Asia Rata – rata dunia Total Telpon per 100 penduduk 34,87 44,92 60,04 Cellular Mobile per 100 penduduk 28,30 29,28 40,91 Main Telepon per 100 penduduk 6,57 15,81 19,39 Internet User per 100 penduduk 7,81 11,57 17,39 Broadband Subscriber per 100 penduduk 0,05 2,71 4,30 Sumber : Ineternational Communiacation Union (2007) Statistic tersebut di atas menunjukan bahwa untuk semua indicator TIK di atas, Indonesia masih di bawah rata – rata Asia dan Dunia. Secara rata – rata , PC per 100 penduduk dan pengguna internet per 10000 penduduk Indonesia lebih tinggi dibandingkan India, namu lebih rebndah dari china, rata – rata Asia, dan rata – rata Dunia. Jika dibandingkan dengan dua Negara ASEAN yaitu Malaysia dan Singapura, Indonesia relative tertinggal cukup jauh dilihat dari penguna internet per 100 penduduk. Pada tahun 2006, berturut – turut data untuk Malaysia, Singapura dan Indonesia adalah 43,77; 39,21 dan 7,18 (ITU,2006). Tinsiri member perumpamaan yang sangat baik dalam menghadapi perkembangan TIK. Ia mengatakan , apabila TIK tersebut di ibaratkan arus badai, maka setidak – tidaknya ada tiga kemungkinan sikap kita menghadapinya, yaitu mencoba bertahan melawan arus, hanyut terbawa arus atau memamfaatkan arus. Dalam perumpamaan ini, sikap yang tepat adalah yang terakhir, memamfaatkan arus sebagai sumber energy. Demikan pula dalam dunia pendidikan. Arus TIK telah masuk ke dalam dunia pendidikan . Hadirnya TIK disekolah , di ruang kelas, di rumah, bahkan dikamar tidur siswa, tidak lagi dapat di bending. Hadirnya TIK bukan lagi sebuah pilihan, kita memilih ataupun tidak , era TIK telah hadir. TIK mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimamfaatkan dalam dunia pendidikan. Pada blue print TIK Depdiknas, setidak – tidaknya disebutkan ada tujuh fungsi TIK dalam pendidikan , yakni sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas pembelajaran, standard kompetensi, system administrasi , pendukung keputusan, sebagai infrastruktur. 2. Tinjauan Pustaka Pembelajaran dewasa ini menghadapi 2 tantangan. Tantangan yang pertama datang dari adanya perubahan persepsi tentang belajr itu sendiri dan tantangan kedua datangnya dari adanya teknologi informasi dan telekomunikasi yang memperlihatkan perkembangan yang luar biasa. Kontruksivisme pada dasarnya telah menjawab tantangan yang pertama dengan meredefinisi belajr sebagai proses kontruktif dimana informasi diubah menjadi pengetahuan melalui proses interpretasi, korespondensi, representasi, dan elaborasi. Sementara itu, kamajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat yang menawarkan berbagai kemudahan – kemudahan baru dalam pembelajaran memungkinkan terjadinya pergeseran orientasi belajar dari outside-guided menjadi selfguided dan dari knowledge-as-possesion menjadi knowledge-as-construction. Lebih dari itu, teknologi ini ternyata turut juga memainkan peran penting dalam pemperbaharui konsepsi pembelajaran yang semula focus pada pembelajaran sebagai semata – mata suatu penyajian berbagai pengetahuan menjadi pembelajaran sebagai suatu bimbingan agar mampu melakukan eksplorasi social budaya yang kaya akan pengetahuan. Pemamfaatan teknologi informasi dan kominakasi (TIK/ICT) dalam pembelajaran saat ini terus berkembang. Bahan belajar merupakan elemen penting dalam pememfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran. Untuk itu, maka kemampuan seorang guru dalam mengembangkan bahan belajar berbasis web menjadi sanagt penting. Bahan ajar adalah segala bentuk conten baik teks, audio, foto, video, animasi, dll yang dapat digunakan untuk belajar. Ditinjau dari subjeknya , bahyan ajar dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yakni bahan ajar yang sengaja di rancang untuk belajar dan bahan yang tidak di rancang namun dapat dimamfaatkan untuk belajar. Banyak bahan yang tidak dirancang untuk belajar, namun dapat digunakan untuk belajar, misalnya kliping Koran, film, sinetron, iklan, berita, dll. Karena sifatnya yang tidak di rancang , maka pemamfaatan bahan ajar seperti ini perlu diseleksi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Bahan belajar yang di rancang adalah bahan yang denga senagaja di siapkan untuk keperluan belajar. Ditinjau dari sisi fungsinya , bsahan ajar yang di rancang dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok, yakni bahan prentasi, bahan referensi, dan bahan belajar mandiri. Sedangkan ditinjau dari media , bahan ajar dapat kelompokkan menjadi bahan ajar cetak, audio, televisi, multimedia, dan web. Media Video Pembelajaran Media videodisk atau VCD adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan bersamaan dengan monitor televisi. Menurut Salomon kekuatan penyajian materi melalui televisi dapat dilihat dari segi "filmis", yaitu bagaimana gambar-gambar disajikan sehingga memiliki pesan yang utuh. Ia mengatakan ada tiga macam bentuk penyajian, yaitu: (1). Secara harfiah, (2). Menggunakan sistem lambang, dan (3). Menggunakan perlambang kompleks. Berikut ini penjelasan masing-masing bentuk penyajian: (a). Penyajian secara harfia, yaitu penyajian gambar secara realistis. Atau dengan kata lain gambar yang diliput kamera disajikan secara utuh tanpa adanya proses manipulasi di dalamnya sehingga pesan yang disampaikan mewakili kejadian yang sesungguhnya. (b). Penyajian menggunakan sistem lambang, yaitu penyajian yang bersifat representative yang menembus keterbatasan ruang dan waktu, memperbesar dan memperkecil objek, penguluran waktu (slow motion), penyingkatan waktu (cutting) dan sebagainya serta adanya contoh-contoh yang bersifat representatif. (c). Penyajian menggunakan perlambang kompleks, adalah kombinasi dari kedua penyajian di atas dengan sangat memperhatikan permainan warna, musik, bunyi-bunyian, ekspresi wajah, "acting" dan sebagainya. Penyajian bentuk ketiga ini disebut juga penyajian secara “filmis”, yaitu suatu bentuk penyajian yang memperhatikan unsur-unsur film dan pemainnya. Penyajian program-program pembelajaran Graf yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bentuk penyajian ketiga. Melalui bentuk penyajian tersebut, peristiwa-peristiwa Graf dapat dihadirkan ke dalam kelas, konsep-konsep Graf yang bersifat abstrak dapat diaktualisasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menimbulkan motivasi yang lebih besar bagi siswa untuk mempelajari Graf. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukanan Bates tentang beberapa pertimbangan penggunaan media televisi dalam pembelajaran, yaitu: kemampuannya menembus ruang dan waktu, kemampuannya menghadirkan contoh-contoh konkrit ke dalam kelas, kemampuannya mengatasi keterbatasan pengamatan, dan kemampuan memotivasi penonton. (a). Kemampuan menembus ruang, yaitu kemampuan media televisi hadir ke tempat-tempat tertentu yang sulit atau tidak mungkin dijangkau siswa. Sedangkan kemampuan menembus waktu adalah kemampuan media televisi untuk menghadirkan peristiwa-peristiwa masa lalu dan peristiwa masa kini. (b). Kemampuan menghadirkan contoh-contoh konkrit, merupakan kemampuan media televisi memberikan gambaran nyata tentang peristiwa atau kejadian tertentu. Melalui kemampuan kedua ini siswa dapat melihat bagaimana Graf diterapkan dalam berbagai keperluan manusia. (c). Kemampuan mengatasi keterbatasan pengamatan, merupakan kemampuan media televisi untuk menampilkan hal-hal yang tidak terlihat oleh mata telanjang, seperti benda-benda yang terlalu kecil, gerak yang terlalu cepat, proses pertumbuhan yang sangat lambat dan sebagainya. (d). Kemampuan memotivasi penontonnya, merupakan suatu kemampuan media televisi untuk menarik perhatian penonton yang mungkin jarang ditemui pada media lain. Kekuatan warna, gambar, suara dan gerak adalah sesuatu yang tak dapat diingkari sebagai unsur yang dapat mempengaruhi emosi penonton. Sekurang – kurangnya ada empat ciri bahan ajar yang sengaja dirancang, yakni adanya tujuan yang jelas, ada sajian materi , ada petunjuk belajar, dan ada evaluasi keberhasilan belajar. Tahapan Perancangan media video berbasis web adalah sebagai berikut Perancangan media video berbasis web Tahap pemrograman Tahap Perancangan 3. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Universitas Gunadarma. Penulis dalam melakukan penelitian ini memfokuskan pada pemanfaatan media video berbasis web. Alat utama untuk pengukuran pemanfaatan pengembangan media pembelajaran berbasis web dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang telah diisi oleh mahasiswa kemudian ditetapkan melalui sebuah nilai (skor). Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) model pembelajaran, khususnya berupa produk pembelajaran melalui media pembelajaran berbasis web untuk mata kuliah graf, Dimensi kajian pengembangan dalam penelitian ini mengacu pada model Gephart, seperti dikutip Miarso (2003) berikut ini : 1. Tujuan pengkajian : mengejakan, menciptakan dan mencari solusi baru berkaitan dengan media video berbasis eweb bagi mahasiswa Universitas Gunadarma, 2. Hasil pengkajian merupakan sesuatu yang dapat diterapkan, tidak hanya berupa model konseptual dan prosedural, tetapi juga dalam bentuk model fiskal, 3. Nilai yang ingin dicapai adalah sesuai dengan kemajuan teknologi pembelajaran dewasa ini, yakni berupa media pembelajaran berbasis web, 4. Dorongan melakukan pengkajian adalah upaya inovasi, 5. Kriteria keberhasilan menggunakan standar kinerja mencakup : efektifitas, efisiensi, dan daya tarik 6. Landasan konseptual adalah operasional media pembelajaran mata kuliah graf 7. Paradigma yang menjadi acuan adalah pendekatan efektifitas dan relevansi, 8. Proses pelaksanaan pengkajian sebagai berikut : a. identifikasi situasi, b. deskripsi alternatif, c. rumusan pemecahan, dan disain pengujian Penelitian & pengembangan (Research and Development) ini terdiri dari tiga tahap, di mana langkah-langkah penelitian mengacu pada R&D Cycle Borg dan Gall (1983), dengan uraian penjelasan yang telah dimodifikasi dan diselaraskan dengan tujuan dan kondisi penelitian yang sebenarnya, seperti yang digambarkan secara ringkas pada tabel 1 Tabel .1 Tahapan Pengembangan Model Tahap Langkah Aktivitas Pra Pengembangan Model 1 Penelitian dan pengumpulan data awal Penelitian pendahuluan Penyusunan hasil penelitian pendahuluan - Analisa kebutuhan Pengembangan Model 2 3 Pembuatan Web-Based Evaluasi Formatif, mengacu pada : Hannafin & Peck (1988) Uji Coba Awal Kajian ahli dengan ahli materi, ahli media, dan ahli teknologi informasi dan komunikasi Perbaikan Penerapan Model 5 6 Uji Coba Lapangan Uji coba pada 50 responden mahasiswa Universitas Gunadarma. Perbaikan Operasional Penyempurnaan video berbasis web 4. Hasil Penelitian Peserta uji coba terdiri dari 50 mahasiswa dengan responden mahasiswa yang pernah mengikuti perkuliahan Penganatar teori graf. Proses pelaksanaan ujicoba di lakukan di sekitar kampus gunadarma dengan pertimbangan di sekitar kampus memiliki lebar jalur data yang besar sehigga ketika membuka url http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/ dapat berjalan dengan lancar Instrumen lembar kuesioner yang digunakan untuk mengukur efektivitas, efisiensi dan daya tarik produk mengacu pada indikator-indikator yang dikembangkan oleh Hannafin dan Peck dan kusnandar yang dimodifikasi sedemikian rupa, disesuaikan dengan tujuan penelitian Katagori dimensi penelitian ini meliputi kualitas situs wweb, kualitas tampilan dam kualitas penyajian materi Histogram Penilaian Kualitas Situs Web Tabel 5.1 Skor penilaian mahasiswa terhadap kualitas situs Web NO. pertanyaan rata-rata skor skor median 1 Penamaan website mudah diingat 2.90 2.00 2 Pengaksesan website mudah 2.78 2.00 3 Penggunaan logo pada website 2.88 2.00 4 Penyajian teks dapat dibaca dan mudah dipahami 3.04 2.00 5 Penggunaan jenis dan ukuran huruf 2.72 2.00 6 Warna teks dengan latar belakang kontras 2.76 2.00 7 Fitur website ini dapat berfungsi dengan baik menggunakan browser Internet Explorer 3.08 2.00 8 Fitur website ini dapat berfungsi dengan baik menggunakan browser open source / Mozilla Firefox? 3.18 2.00 9 Kejelasan link dalam website ini 3.00 2.00 10 Pennyajian informasi pada website 2.94 2.00 2.93 2.00 Hasil evaluasi dari dimensi kualitas web mencerminkan penilaian kualitas situs web. Tabel diatas memperlihatkan bahwa hasil rata-rata skor aspek kualitas situs web 2,93 diatas atau disebelah kanan nilai media skala likert. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil evaluasi terhadap kualitas situs web menarik Uji coba terhadap program ini dilakukan terhadap 50 mahasiswa Universitas Gunadarma. Berdasarkan respon yang diberikan mereka, diperoleh rata – rata skor aspek kualitas tampilan sebesar 2.8 (tabel 1). Nilai ini berada diatas atau disebelah kanan nilai median skala linkert. Secara umum dapat dikatakan bahwa aspek kualitas tampilan ini bagus. Kejelasan petunjuk program dan kejelasan suara atau narasi dinilai paling baik diantara aspek lain. Tabel 1. Skor penilaian Mahasiswa terhadap Kualitas Tampilan No. PERNYATAAN Skor rata – rata Skor median skala likert 1. Kejelasan petunjuk penggunaan program 3.0 2.5 2. Keterbatasan teks atau tulisan 2.9 2.5 3. Kualitas tampilan gambar 2.7 2.5 4. Sajian animasi 2.6 2.5 5. Komposisi warna 2.8 2.5 6. Kejelasan suara atau narasi 3.1 2.5 7. Daya dukung music 2.5 2.5 Rata – rata skor 2.8 2.5 5. Pembahasan Di Universitas Gunadarma, sebagian besar metode pengajaran yang dilakukan oleh dosen hanya berupa kuliah mimbar yaitu dosen hanya menjelaskan materi-materi diajarkan melalui ceramah didepan kelas. Hal ini menyebabkan metode belajar mahasiswa menjadi terbatas yaitu mahasiswa hanya duduk, diam, baca dan mendengar. Selain itu, media pembelajaran yang digunakan oleh dosen hanya berupa media transparansi yang ditampilkan dengan menggunakan Proyektor Transparansi (OHP) dan media cetak seperti buku dan fotocopy materi. Untuk sebagian mata kuliah terdapat materi-materi yang seharusnya dijelaskan dengan menggunakan gambar bergerak atau animasi. Dengan terbatasnya media pembelajaran, mahasiswa hanya bisa membayangkan bagaimana bentuk atau visualisasi dari materi tersebut secara abstrak. graf merupakan mata kuliah yang sebagian besar materi-materinya bersifat abstrak sehingga memerlukan penjelasan yang konkrit agar dapat dimengerti oleh mahasiswa. berisi . jika teks-teks tersebut ditampilkan dalam bentuk visual, animasi, atau video. Mahasiswa dapat dengan mudah memahami maksud dari materi tersebut karena proses penyampaiannya lebih menarik dan tidak membosankan. Video berbasis web merupakan salah satu media pembelajaran yang menggunakan media komputer sebagai alat penyaji informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya dan dapat diakses oleh setiap orang dimanapun dan kapanpun dengan menggunakan saluran internet. Dalam media pembelajaran berbasis web, format penyajian pesan dan informasi dapat berupa tayangan statis maupun dinamis yang disertai animasi, audio, atau video. 6. Simpulan Media pembelajaran berbasis web atau biasa disebut Web based Learning merupakan sesuatu media pembelajaran yang memanfaatkan komputer yang terkoneksi dengan internet sebagai alat bantu/perangkat yang menyajikan informasi, isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya berupa tutorial, drill and practice (latihan), simulasi, atau permainan instruksional yang disajikan dalam sebuah website. Dengan kata lain media pembelajaran berbasis web merupakan pengembangan dari pembelajaran dengan berbantuan komputer atau CAI yang disajikan dalam bentuk situs internet (website). Mengacu pada penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, maka selanjutnya diputuskan untuk mengembangkan model pembelajaran mata kuliah bahasa Indonesia berbasis web yang mengahasilkan media pembelajaran bebentuk on line yang dapat dibuka melalui jaringan internet dengan alamat url http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/ Hasil ujicoba efektivitas, efisiensi dan daya tarik produk pada 50 responden memperlihatkan bahwa . Hasil evaluasi dari dimensi kualitas web mencerminkan penilaian kualitas situs wweb. Hasil rata-rata skor aspek kualitas situs web 2,93 diatas atau disebelah kanan nilai media skala likert. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil evaluasi terhadap kualitas situs web menarik Hasil ujicoba dari dimensi kualitas tampilan mencerminkan penilaian daya tarik model pembelajaran bahasa Indonesia berbasis WEB dari para responden. hasil skor rata-rata aspek kualitas tampilan sebesar 2,82 7. Daftar Pustaka : ( 1) Depdiknas, Blue Print ICT untuk Pendidikan, Jakarta, 2004 (2) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Pembuatan Multimedia Pembelajaran Interaktif, Jakarta, 2007 (3) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Pedoman Penyusunan Bahan Ajar, Jakarta, 2006 (4) Moore, peter, environment of e-learning, UNESCO, 2003 (5) Siribodhi, Tinsiri, ICT Tools For Learning Materials Development, UNESCO, Bangkok, 2000 (6) Salomon. Interaction Of Media, Cognition, and Learning. San Fransisco, CA : Jossey-bass. 1977.Simonson Dan Thomson. Education Computing Foundation Columbus : Merril, 1994

Rabu, 11 Mei 2011

ICT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN ETIKA DAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Oleh : Ikhsan Dwi Setyono

A. Pendahuluan.
Dunia Pendidikan diharapkan dapat membentuk manusia yang berpikir kritis, kreatif, inovatif, produktif, bertanggung jawab,dan berkepribadian yang baik. Pada dasarnya pendidikan adalah suatu lembaga atau instansi pemerintahan yang berusaha untuk mengajar dan mendidik anak-anak bangsa untuk menjadi orang dewasa yang cerdas dan berkepribadian luhur. Sebagaimana cita-cita bangsa kita yang tertuang dalam alinea ke empat UUD 1945. Pendidikan sangat dibutuhkan masyarakat kita, baik dari kalangan ekonomi tinggi maupun rendah. Dengan pendidikan, masyarakat akan mendapatkan ilmu dan pengalaman sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia.
Namun demikian, kenyataan menunjukkan mutu pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih rendah. Menurut Jusuf Kalla seperti yang dilansir Apakabar.ws tanggal 24 April 2009, dilihat dari peringkat Negara, kualitas pendidikan Indonesia berada pada urutan ke-160 dunia dan urutan ke-16 di Asia. Bahkan secara rata-rata, Indonesia masih berada di bawah Vietnam.(Sumber: www.topix.com/forum/world/malaysia/)
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit untuk dipelajari. Hal ini tejadi karena matematika memiliki banyak symbol, variabel-variabel, dan istilah-istilah yang ada dalam model matematika. Sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) merupakan salah satu pokok bahasan matematika di SMP yang dianggap sulit bagi siswa untuk dipelajari. Pada umumnya siswa mengalami kesulitan dalam menentukan nilai dari variabel-variabel yang ada dalam persamaan SPLDV. Selain itu siswa juga kesulitan dalam menyelsaikan soal cerita dalam SPLDV, karena siswa harus mengkontruksi soal ke dalam model matematika yaitu persamaan linear dua variabel.
Pembelajaran konvensional saat ini dirasa kurang efektif untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya mata pelajaran matematika. Oleh karena itu, guru hendaknya membawa siswa ke dalam pembelajaran yang aktif, menyenangkan, dan memanfaatkan media pembelajaran agar siswa dapat belajar secara maksimal. Sehingga siswa akan lebih menghormati guru dan termotivasi untuk belajar matematika. Pembelajaran dengan media berbasis ICT dirasa dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar matematika
B. Pembahasan.
Pembelajaran matematika sering dianggap sebagai “momok” untuk para siswa sehingga tidak jarang siswa menganggap matematika itu susah dan berakibat malas dalam belajar. Menurut Adika dwi septi aji siswa SMP Muh 4 Surakarta ketika diberi pertanyaan tentang matematika, menyatakan bahwa “mendengar kata matematika sudah pusing, apalagi mengerjakan soal yang berhubungan matematika”.
Sejalan perkembangan jaman yang semakin bebas membuat sikap siswa semakin tidak mempunyai etika, siswa semakin tidak menggargai guru, siswa semakin tidak menghargai sesama siswa. Hal ini terlihat dalam sikap, perilaku dan cara siswa dalam pergaulan baik dalam lingkungan sekolah, ataupun lingkungan masyarakat.
Untuk menyikapi masalah tersebut, pembelajaran matematika harus disusun supaya dapat meningkatkan etika dan motivasi dalam pembelajaran matematika. Dalam menyusun pembelajaran harus memperhatikan kondisi siswa dan kondisi sekolahan. Misalnya pembelajaran matematika dengan menggunakan media pembelajaran yang berbasis ICT yang dibuat sedemikian sehingga dapat meningkatkan aspek etika dan motivasi dalam pembelajaran matematika.
Pembelajaran berbasis ICT berbeda dengan pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini guru menyajikan materi dengan memanfaatkan media komputer/ laptop dan LCD. Pokok bahasan SPLDV juga dapat disampaikan dengan pembelajaran ICT. Guru dapat menggunakan Microsoft Power point untuk menyajikan materi SPLDV kepada siswa, guru dapat memanfaatkan animasi-animasi yang ada dalam program Microsoft Power Point untuk menarik perhatian siswa.
Pemilihan progam Microsoft Power Point dalam pembelajaran materi SPLDV ini diharapkan siswa merasa termotivasi untuk mempelajari matematika. Dalam materi SPLDV guru dapat memanfaatkan animasi-animasi yang ada dalam program Microsoft Power Point untuk menampilkan variabel-variabel yang ada dalam persamaan linear. Dengan demikian siswa lebih paham mengenai penentuan variabel x dan y serta menentukan himpunan penyelesaiannya. Dalam menerapkan program Microsoft Power Point ini guru juga dapat menyisipkan video atau foto untuk memperjelas konsep dari materi yang dipelajari, sehingga siswa tidak cepat bosan.
Dengan Media Power point guru dapat menyampaikan materi pelajaran menjadi lebih menarik, sehingga siswa lebih paham dan menguasai materi. Selain itu, siswa cenderung tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran yang ada dikelas.
Menurut Yuk dalam penelitian Budi Murtiyasa (2008:4) mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika menyebutkan kekuatan TIK (power of ICT) telah mendorong para insan pendidikan untuk memanfaatkannya dalam bidang pendidikan. Kekuatan TIK telah mendorong terjadinya perubahan dalam kurikulum, yang meliputi perubahan tujuan dan isi, aktivitas belajar, latihan dan penilaian, hasil akhir belajar, serta nilai tambah yang positif. Sedangkan menurut Budi Murtiyasa (2008:15) salah satu daya matematika, yaitu pembentukan sifat positif terhadap matematika akan dapat dicapai dalam belajar matematika yang difasilitasi TIK.
Menurut Tia fitriani dalam makalahnya, Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.
Disisi lain orang yang memahami dan berprilaku sesuai dengan ajaran moral berarti orang itu beretika tinggi. Orang yang beretika tinggi dapat dikatakan orang itu bermoral tinggi begitu pula sebaliknya. Sumber: www.smanichibangli.sch.id/component/option,com...5/.../view,category
Media power point yang menyajikan suatu gambar, animasi, atau video yang menampilkan sikap belajar siswa yang baik dalam proses belajar secara tidak langsung akan merangsang perasaan siswa untuk lebih paham bagaimana proses belajar yang baik, baik dalam dalam sikap, tindakan ,dan interaksi dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran baik berupa gambar, tulisan, video, email merupakan suatu perantara yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat, dan dapat membawa perubahan yang signifikan dalam hasil akhir belajar, serta nilai tambah yang positif. Dengan kata lain, media pembelajaran berbasis ICT secara tidak langsung dapat meningkatkan etika belajar siswa.
Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa antara lain sikap belajar siswa, motivasi belajar, media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Menurut Reza dalam blognya (2007) menyatakan bahwa dengan menggunakan komputer dalam proses belajar dapat meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil. Sehingga dapat digambarkan sebagai berikut :


C. Upaya Peningkatan Etika, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa
Dalam mengatasi permasalahan yang diperoleh di sekolahan, pemakalah membuat perencanaan pembelajaran dengan media ICT yang diharapkan dapat meningkatan motivasi dan etika belajar siswa. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain :
1) Pembelajaran terpusat pada siswa, sehingga siswa tidak pasif.
2) Pembelajaran disampaikan dengan memanfaatkan media pembelajaran dalam hal ini memanfaatkan media pembelajaran berbasis ICT.
3) Tindakan pembelajaran untuk meningkatkan etika adalah a). Membangun hubungan baik, b). Mendesain kegiatan pembelajaran dengan tanya jawab, c). Membimbing siswa untuk menyampaikan ide di depan kelas, d). Merespon setiap pendapat atau perilaku siswa dan lain-lain.
4) Tindakan pembelajaran untuk meningkatkan motivasi adalah a). Membimbing siswa untuk mengemukakan pendapat, b). Mendesain proses pembelajaran yang efektif, menarik, dan menyenangkan , c). Memberikan tugas dengan petunjuk yang jelas dan bimbingan.

Upaya peningkatan etika dan motivasi siswa, untuk proses awal dilakukan sebanyak tiga putaran. Antara putaran diberi selang 1 minggu supaya ada variasi dalam pembelajaran sehingga siswa tidak merasa bosan. Adapun rinciannya sebagai berikut:
1. Putaran I
Dalam pembelajaran ini guru akan menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT,yaitu dengan memanfaatkan Microsoft power point sebagai media presentasi. Guru mengawali proses pembelajaran dengan menampilkan video etika belajar dalam durasi pendek dan memberi sedikit wawasan tentang etika dan perilaku yang luhur, setelah itu guru mengadakan diskusi kelas untuk mengetahui respon siswa terhadap video tersebut. Setelah itu, guru menerangkan materi dengan menggunakan Microsoft power point. Guru berusaha untuk meningkatkan motivasi siswa dengan memanfaatkan video peningkatan etika dan animasi-animasi yang ada dalam Microsoft power point untuk memperjelas masukan yang diberikan guru mengenai masalah etika dan agama.
Diakhir kegiatan guru memberikan latihan soal untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Guru memberikan tugas individu untuk memotivasi siswa agar mau untuk mempelajari kembali materi yang telah dipelajari.

2. Putaran II
Berdasarkan hasil kolaborasi, disusun untuk putaran II ini adalah sebagai berikut :
a) Siswa akan diberi pekerjaan rumah supaya siswa belajar dirumah pada malam hari untuk mempelajari kembali materi yang sudah diajarkan dan menyiapkan buku pelajaran pada saat pelajaran akan dimulai.
b) Diawal pembelajaran guru akan memeriksa tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya.
c) Guru akan membuat suasana kelas lebih menyenangkan dan menggunakan animasi-animasi yang lebih menarik agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar, selain itu guru akan memberikan penghargaan atas keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran agar siswa termotivasi untuk belajar.
d) Guru akan memberi pengarahan dan sedikit ceramah tentang agama dan sikap baik kepada siswa agar selalu menjaga etika mereka baik di dalam maupun di luar sekolah, selain itu guru juga akan menjaga etikanya baik disaat mengajar maupun diluar sekolah.
e) Guru harus mampu mengendalikan kelas dan lebih meningkatkan bimbingan, perhatian serta lebih memotivasi siswa agar mau belajar mandiri di rumah atau membentuk kelompok belajar bersama teman-teman lainnya.
f) Guru tidak akan memainkan Handphone disaat mengajar.
3. Putaran III
Berdasarkan hasil kolaborasi, disusun untuk putaran III ini adalah sebagai berikut :
a) Pembelajaran harus lebih berpusat pada siswa, sehingga guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa.
b) Guru akan membuat suasana kelas lebih menyenangkan dan menggunakan animasi-animasi yang lebih menarik agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar, selain itu guru akan memberikan penghargaan atas keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran agar siswa termotivasi untuk belajar.
c) Guru akan memberi pengarahan dan sedikit ceramah tentang agama dan sikap baik kepada siswa agar selalu menjaga etika mereka baik di dalam maupun di luar sekolah, selain itu guru juga akan menjaga etikanya baik disaat mengajar maupun diluar sekolah.
d) Guru harus mampu mengendalikan kelas dan lebih meningkatkan bimbingan, perhatian serta lebih memotivasi siswa agar mau belajar mandiri di rumah atau membentuk kelompok belajar bersama teman-teman lainnya.
e) Guru akan membuat suasana pembelajaran menjadi lebih nyaman dan lebih sering memotivasi siswa agar mempelajari kembali materi yang sudah diajarkan dikelas.
f) Guru akan memvariasikan soal-soal latihan agar siswa termotivasi untuk belajar matematika.
g) Guru akan memperlakukan siswa dengan penuh kasih sayang seperti anaknya sendiri, dan selalu menasehati siswa untuk menjauhi perbuatan tercela.

D. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang utama adalah peneliti yang melakukan tindakan dan siswa menerima tindakan, serta sumber data berupa dokumentasi. Pengambilan data yang dilakukan dengan tes, observasi, angket, dokumentasi, dan catatan lapangan.
1. Metode Pokok
Metode pokok adalah metode utama yang digunakan dalam pengumpulan data yang kemudian diolah dan dianalisis. Metode pokok dalam penelitian ini adalah tes dan observasi.
a. Metode Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Suharsimi Arikunto, 2007: 53).
Metode tes digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar setelah dikenai tindakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes hasil belajar jenis tes formatif bentuk essay. Tes formatif mengukur tingkat penguasaan siswa dan posisinya baik antar teman sekelas maupun dalam penguasan materi. Hasil tes formatif digunakan untuk perbaikan program atau proses pembelajaran.

b. Metode Angket
Iskandar (2008:77) mengemukakan bahawa ”Angket adalah seperangkat pertanyaan yang disusun secara logis, sistematis tentang konsep yang menerangkan variabel-variabel yang diteliti”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2007:28) mengemukakan bahwa “Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden)”. Angket berupa pilihan ganda yang berjumlah 20 soal untuk angket motivasi belajar siswa.

c. Metode Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif.
Adapun manfaat dari observasi adalah sebagai berikut :
a) Peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial.
b) Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung.
c) Peneliti akan memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.
d) Peneliti akan mendapatkan data-data baru.
2. Metode Bantu
Metode bantu dalam penelitian ini adalah catatan lapangan dan dokumentasi.
a. Catatan lapangan
Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen dalam Lexy.J.Moleong ( 2006:209 ) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.
Model catatan lapangan yang dipakai oleh peneliti adalah pengamatan yang berupa pernyataan tentang semua penelitian. Setiap catatan pengamatan memuat catatan pengalaman terhadap peristiwa-peristiwa penting dalam proses pembelajaran yang tidak terungkap dalam observasi. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dan guru matematika.

b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah ( Nana Syaodih Sukmadinata, 2009:221-222). Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data berupa data sekolah, nama siswa , dan foto proses tindakan penelitian.
Setelah siswa diberikan tindakan pada putaran I, II, dan III, Hasil siswa tersebut dapat digambarkan dalam sebuah tabel sebagai berikut:

Etika Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta Sebelum Dan Setelah diberi perlakuan


Dari tabel diatas dapat kita lihat, peningkatan yang disebabkan adanya pembelajaran menggunakan media powerpoint yang menarik dan memuat animasi-animasi serta video-video yang dapat meningkatkan etika belajar siswa. Media pembelajaran dapat bermanfaat untuk memperjelas konsep penyelesaian masalah SPLDV secara real/nyata. sehingga siswa lebih mudah dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan SPLDV dan siswa tersebut lebih termotivasi untuk mencoba masalah-masalah yang berbeda. Akibatnya siswa yang mempunyai motivasi belajar tersebut akan lebih serius dalam PBM serta akan berperilaku yang baik. Dengan adanya motivasi belajar dan perilaku yang baik dalam PBM akan membawa siswa ke dalam prestasi yang lebih baik. Adapun peningkatannya :
1. Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada materi system persamaan linear dua variabel dapat dilihat dari beberapa indikator
Proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT yang memanfaatkan media Microsoft power point sebagai media presentasi, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya pada materi system persamaan linear dua variabel. Maka hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi ajar perlu digunakan bagi guru agar siswa lebih mudah untuk memahami konsep dari materi ajar terutama untuk materi yang bersifat abstrak. Dalam Microsoft power point ini guru dapat memanfaatkan berbagai animasi-animasi yang dapat dimanfaatkan untuk memperjelas suatu konsep, kreatifitas guru sangat dibutuhkan untuk menarik perhatian siswa sehingga siswa termotivasi untuk belajar matematika.

2. Peningkatan etika siswa dalam pembelajaran matematika pada materi system persamaan linear dua variabel dapat dilihat dari beberapa indikator
Dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT yang memanfaatkan media Microsoft power point dalam pembelajaran dapat meningkatkan etika siswa. Dengan memanfaatkan media Microsoft power point ini guru dapat menampilkan video, foto, atau musik yang dapat membantu usaha peningkatan etika siswa. Dalam hal ini guru menampilkan beberapa video etika belajar dan mengajak siswa untuk berdiskusi mengenai hal tersebut. Dengan menampilkan video etika belajar, siswa dapat mengetahui manakah sikap belajar yang seharusnya siswa contoh dan mana yang seharusnya dihindari. Adanya kegiatan diskusi mengenai etika dan penayangan video etika ini, dengan sendirinya akan tertanam sikap-sikap positif dalam diri siswa. Kemampuan beretorika guru dalam menasehati siswa dengan penuh perhatian dan kasih sayang untuk menanamkan etika yang baik didalam diri siswa juga mendukung peningkatan etika belajar siswa.

3. Peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada materi system persamaan linear dua variabel dapat dilihat dari beberapa indikator
Penggunaan media pembelajaran bebasis ICT yang memanfaatkan Microsoft power point sebagai media presentasi dalam menyampaikan materi ajar sangat membantu dalam usaha peningkatan prestasi belajar matematika siswa. Dengan memanfaatkan media Microsoft power point guru dapat menggunakan animasi-animasi yang menarik sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Suasana pembelajaran yang komunikatif juga mendukung usaha peningkatan prestasi belajar. Guru juga memberikan penghargaan kepada siswa yang mau mengerjakan latihan soal di depan kelas, hal ini membuat siswa termotivasi untuk mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru.

E. Penutup
Proses pembelajaran matematika yang dilakukan guru melalui pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT. Adapun prosesnya yaitu guru memulai pembelajaran dengan mengucap salam, yang dilajutkan dengan membahas PR dan menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi yang akan dipelajari. Pada awal kegiatan inti guru menampilkan video etika belajar dalam durasi pendek lalu dilanjutkan dengan diskusi kelas untuk menanggapi tanyangan video tersebut. Penyampaian materi ajar dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT yang memanfaatkan media Microsoft power point.
Media pembelajaran dapat bermanfaat untuk memperjelas konsep penyelesaian masalah SPLDV secara real/nyata. sehingga siswa lebih mudah dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan SPLDV dan siswa tersebut lebih termotivasi untuk mencoba masalah-masalah yang berbeda. Akibatnya siswa yang mempunyai motivasi belajar tersebut akan lebih serius dalam PBM serta akan berperilaku yang baik. Dengan adanya motivasi belajar dan perilaku yang baik dalam PBM akan membawa siswa ke dalam prestasi yang lebih baik.

F. Daftar Pustaka
Budi, Murtiyasa. 2008. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika. http://search.lib.ums.ac.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?biblionumber= 42583. Diakses tanggal 4 OKtober 2010 Pukul 18:45 WIB
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial ( Kualitatif dan Kuantitatif). Jakarta : Gaung Persada Press.
Moloeng,Lexy.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suharsimi, Arikunto. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Tia,Fitriani .2010 . Etika dan Moral . http://bhupalaka.files.wordpress.com/2010/05/tugas-makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026.doc Diakses pada tanggal 13 Oktober 2010 pukul 19:35 WIB.

MEDIA PEMBELAJARAN

PEMANFAATAN MEDIA BERBASIS ICT TERHADAP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

1. Pengertian Media

Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan alat Bantu yang dapat memudahkan pekerjaan. Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dibuatnya dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan.

Kata media itu sendiri berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “ medium “ yang berarti “ pengantar atau perantara “, dengna demikian dapat diartikan bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.

Kit Lay Bourne ( 1985 : 82 ) menyatakan bahwa “ penggunaan media tidak harus membawa bungkusan berita-berita semua, siswa cukup dapat mengawasi suatu berita.” Dari pendapat tersebut dapat dihubungkan bahwa penyampaian materi pelajaran dengan cara komunikasi masih dirasakan adanya penyimpangan pemahaman oleh siswa. Masalahnya adalah bahwa siswa terlalu banyak menerima sesuatu ilmu dengan verbalisme. Apalagi dalam proses belajar mengajar yang tidak menggunakan media dimana kondisi siswa tidak siap, akan memperbesar pekuang terjadinya verbalisme.

Media yang difungsikan sebagai sumber belajar bila dilihat dari pengertian harfiahnya juga terdapat manusia didalamnya, benda, ataupun segala sesuatu yang memungkinkan untuk anak didik memperoleh informasi dan pengetahuan yang berguna bagi anak didik dalam pembelajaran, dan bagaimana dengan adanya media berbasis TIK tersebut, khususnya menggunakan presntasi power point dimana anak didik mempunyai keinginan untuk maju, dan juga mempunyai kreatifitas yang tinggi dan memuaskan dalam perkembangan mereka di kehidupan kelak.

Sasaran penggunaan media adalah agar anak didik mampu mencipatakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam kehidupannya,. Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan mamahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada mereka.

Arief S. Sadiman ( 1984:6 ) mengatakan bahwa media “ adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti film, buku dan kaset “. RE Clark ( 1996 : 62 ) mengungkapkan bahwa “ the of of media to encourage student to invest more afford in hearing has along history “.

Dari pandangan yang ada di atas dapat dikatakan bahwa media merupakan alat yang memungkinakn anak muda untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat untuk mengingatnya dalam waktu yang lama dibangdingkan dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantuan.

Menurut Soeparno ( 1987:8 ) menyebutkan ada beberapa alasan memilih media dalam proses belajar mengajar, yakni :

a. ada berbagai macam media yang mempunyai kemungkinan dapat kita pakai di dalam proses belajar mengajar,

b. ada media yang mempunyai kecocokan untuk menyampaikan informasi tertentu

c. ada perbedaan karakteristik setiap media

d. ada perbedaan pemakai media tersebut

e. ada perbedaan situasi dan kondisi tempat media dipergunakan



Bertitik tolak dari pendapat tersebut, jelaslah bahwa memilih media tidak mudah. Media yang akan digunakan harus memperhatikan beberapa ketentuan dengan pertimbangan bahwa penggunaan media harus benar-benar berhasil guna dan berdaya guna untuk meningkatkan dan memperjelas pemahaman siswa.

2. Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Penggunaannya

Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan media tersebut, dalam hal ini media yang digunakan adalah Komputer dan LCD Proyektor. Arief S. Sadiman ( 1996 : 83 ) mengatakan bahwa :



Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi karena merupakan komoditi perdagangan yang terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai ( media by utilization ) dan media rancangan yang perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan pembelajaran tertentu.



Dari pernyataan tersebut di atas dapat dikategorikan bahwa media Komputer dan LCD Proyektor meupakan media rancangan yang mana didalam penggunaannya sangat diperlukan perancangan khusus dan didesain sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan. Perangkat keras ( hard ware ) yang difungsikan dalam menginspirasikan media tersebut adalah menggunakan satu unit computer lengkap yang sauah terkoneksikan dengan LCD Proyektor. Dengan demikian media ini hendaknya menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran khususnya PKn.

a. Komputer sebagai Media Pembelajaran

Aplikasi komputer dalam bidang pembelajaran memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara individual (individual learning). Pemakai komputer atau user dapat melakukan interaksi langsung dengan sumber informasi. Perkembangan teknologi komputer jaringan (computer network/Internert) saat ini telah memungkinkan pemakainya melakukan interaksi dalam memperoleh pengetahuan dan informasi yang diinginkan. Berbagai bentuk interaksi pembelajaran dapat berlangsung dengan tersedianya medium komputer. Beberapa lembaga pendidikan jarak jauh di sejumlah negara yang telah maju memanfaatkan medium ini sebagai sarana interaksi. Pemanfaatan ini didasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh komputer dalam memberikan umpan balik (feedback) yang segera kepada pemakainya. Contoh penggunaan internet ini adalah digunakan oleh Universitas terbuka dalam penyelenggaraan Universitas Terbuka Jarak Jauh disamping mahasiswa mendapat modul untuk proses belajar mengajar dia juga dapat mengakses informasi melalui internet. Kuliah lewat Internet oleh IBUteledukasi.com. Universitas virtual IBUteledukasi ini didirikan oleh Adi sasono, Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) bekerjasama dengan Universitas Tun Abdul Razak (Unitar) Malaysia yang sudah lebih dulu menyelenggarakan perkuliahan online.

Pada pendidikan jarak jauh Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Interaksi pembelajaran pada program Magister Manajemen Rumah Sakit dan Magister Manajemen Pelayanan Kesehatan dilakukan melalui surat elektronik (e-mail) mahasiswa harus menjawab 75% pertanyaan melalui e-mail. Contoh lain pemanfaatan jaringan komputer dilakukan di Universitas Indonesia (UI). Sejak tahun 1994 UI telah mengembangkan infrastruktur informasi yang dikenal dengan nama Jaringan Universitas Indonesia Terpadu (JUITA). JUITA menghubungkan sebelas fakultas dan lembaga-lembaga penting yang ada di UI dengan menggunakan jaringan serat optik ( Sri Hartati, dkk 1997 dalam Benny A. Pribadi dan Rosita, Tita, 2000).

1. Kelebihan Komputer

Heinich dkk. (1986) mengemukakan sejumlah kelebihan dan juga kelemahan yang ada pada medium komputer. Aplikasi komputer sebagai alat bantu proses belajar memberikan beberapa keuntungan. Komputer memungkinkan mahasiswa belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang ditayangkan. Penggunaan komputer dalam proses belajar membuat mahasiswa dapat melakukan kontrol terhadap aktivitas belajarnya. Penggunaan komputer dalam lembaga pendidikan jarak jauh memberikan keleluasaan terhadap mahasiswa untuk menentukan kecepatan belajar dan memilih urutan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh pemakainya, yang diistilahkan dengan "kesabaran komputer", dapat membantu mahasiswa yang memiliki kecepatan belajar lambat. Dengan kata lain, komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi mahasiswa yang lambat (slow learner), tetapi juga dapat memacu efektivitas belajar bagi mahasiswa yang lebih cepat (fast learner).Disamping itu, komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dan memberikan pengukuhan (reinforcement) terhadap prestasi belajar mahasiswa. Dengan kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar pemakainya (record keeping), komputer dapat diprogram untuk memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis. Komputer juga dapat dirancang agar dapat memberikan preskripsi atau saran bagi mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar tertentu. Kemampuan ini mengakibatkan komputer dapat dijadikan sebagai sarana untuk pembelajaran yang bersifat individual (individual learning). Kelebihan komputer yang lain adalah kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik dan animasi grafik (graphic animation). Hal ini menyebabkan komputer mampu menyampaikan informasi dan pengetahu-an dengan tingkat realisme yang tinggi. Hal ini me-nyebabkan program komputer sering dijadikan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan belajar yang bersifat simulasi. Lebih jauh, kapasitas memori yang dimiliki oleh komputer memungkinkan penggunanya menayangkan kembali hasil belajar yang telah dicapai sebelumnya. Hasil belajar sebelumnya ini dapat digunakan oleh siswa sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan kegiatan belajar selanjutnya.

Keuntungan lain dari penggunaan komputer dalam proses belajar dapat meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil. Contoh yang tepat untuk ini adalah program komputer simulasi untuk melakukan percobaan pada mata kuliah sains dan teknologi. Penggunaan program simulasi dapat mengurangi biaya bahan dan peralatan untuk melakukan percobaan. (Benny A. Pribadi dan Tita Rosita, 2002:11-12)

2. Kekurangan Komputer

Selanjutnya Benny dan Tita (2000) memberi penjelasan. Disamping memiliki sejumlah kelebihan, komputer sebagai sarana komunikasi interaktif juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pertama adalah tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program komputer, terutama yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran. Disamping itu, pengadaan, pemeliharaan, dan perawatan komputer yang meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memerlukan biaya yang relatif tinggi. Oleh karena itu pertimbangan biaya dan manfaat (cost benefit analysis) perlu dilakukan sebelum memutuskan untuk menggunakan komputer untuk keperluan pendidikan. Masalah lain adalah compatability dan incompability antara hardware dan software. Penggunaan sebuah program komputer biasanya memerlukan perangkat keras dengan spesifikasi yang sesuai. Perangkat lunak sebuah komputer seringkali tidak dapat digunakan pada komputer yang spesifikasinya tidak sama. Disamping kedua hal di atas, merancang dan memproduksi program pembelajaran yang berbasis komputer (computer based instruction) merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Memproduksi program komputer merupakan kegiatan intensif yang memerlukan waktu banyak dan juga keahlian khusus.



b. Penggunaan Jaringan Komputer untuk Pembelajaran

Teknologi jaringan komputer/internet memberi manfaat bagi pemakainya untuk melakukan komunikasi secara langsung dengan pemakai lainnya. Hal ini dimungkinkan dengan diciptakannya sebuah alat bernama modem. Jaringan komputer/internet memberi kemungkinan bagi pesertanya untuk melakukan komunikasi tertulis dan saling bertukar pikiran tentang kegiatan belajar yang mereka lakukan. Jaringan komputer dapat dirancang sedemikian rupa agar dosen dapat berkomunikasi dengan mahasiswa dan mahasiswa dapat melakukan interaksi belajar dengan mahasiswa yang lain. Interaksi pembelajaran dengan menggunakan jaringan komputer tidak saja dapat dilakukan secara individual, tetapi juga untuk menunjang kegiatan belajar kelompok. Pemanfaatan jaringan komputer dalam sistem pendidikan jarak jauh dikenal juga dengan istilah Computer Conferencing System (CCF). Biasanya sistem ini dilakukan melalui surat elektronik atau E-mail. Beberapa kelebihan pemanfaatan jaringan komputer dalam sistem pendidikan jarak jauh yaitu: dapat memperkaya model-model tutorial, dapat memecahkan masalah belajar yang dihadapi mahasiswa dalam waktu yang lebih singkat dan dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu dalam memperoleh informasi. CCF memberi kemungkinan bagi mahasiswa dan dosen untuk melakukan interaksi pembelajaran langsung antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok (Mason, 1994 dalam Benny A. Pribadi dan Tita Rosita, 2002:13-14)



B. Kreativitas Siswa

1. Pengertian

Kreativitas yang didmiliki oleh manusia sejak dilahirkan ke dunia suatu yang wajar. Demikian juga dengan guru, karena kreatvitasnya itu maka seseorang dapat mengaktualkan dirinya. Di sini terutama dalam penggunaan media pembelajaran PKn, mengingat peranan guru yang sangat besar dalam pembentukan sikap dan mental serta pengembangan intelektualitas anak yang dimilikinya.

Nanda Sudjana ( 1987 : 20 ) mengatakan bahwa kreativitas ”merupakan cara atau usaha mempertinggi atau mengoptimalkan kegiatan belajar siswa dalam proses pembelajaran ”. Pengaruh yang diberikan oleh guru dalam pendekatannya dengan siswa bisa saja lebih besar dibandingkan dengan yang dimiliki oleh orang tuanya. Hal ini disebabkan oleh kesempatan untuk merangsang siswa dan kalau ingin menghambatnya lebih banyak dari orang tua siswa.

Penggunaan media oleh guru dalam proses pembelajaran, tentumya tidak terlepas dari bagaimana guru tersebut mengajar. Guru Pkn perlu memperhatikan pedoman datau falsafah dalam mengajar. Ini akan bermanfaat guna pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan sebelumnya. Samion AR ( 2001 : 4 ) menyatakan bahwa :

Falsafah mengajar yang harus diperhatikan oleh guru dalam menumbuhkan kreativitas siswa adalah :

a. mengajar adalah sangat penting dan sangat menyenangkan

b. siswa patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang unik

c. siswa hendaknya menjadi pelajar yang aktif



Dengan memperhatikan pendapat di atas dan melaksanakan secara optimal, maka guru dalam penggunaan media juga harus memperhatikan hal-hal tersebut. Media yang dipergunakan sebagai alat bantu dapat saja menjadi pendorong bagi anak didik. Mempermudah untuk memahami materi yang disajikan. Pendorong agar para guru mempunyai daya kreativitas tinggi tentunya berpengaruh dengan cita-cita. Cita-cita disini merupakan pusat dari bermacam-macam kebutuhan, artinya kebutuhan-kebutuhan biasanya dipusat di sekitar cita-cita itu.

Guru perlu mempunya cita-cita dalam perencanaan dan penggunaan media, karena cita-cita di sini mampu memposisikan energi psikis untuk belajar memanfaatkan media dan juga dalam penggunaan pendidikan. Dalam pencapaian cita-cita tersebut guru perlu melakukan langkah-langkah agar kreativitas siswa dan pembelajaran dapat berhasil guna. Upaya-upaya yang dilakukan guru dalam menciptakan kreativitas anak adalah :

a. Menetapkan bahan pembelajaran dan menyediakan media yang dipergunakan dalam proses pembelajaran

Bahan pembelajaran merupakan isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Bahan yang disajikan inilah mengantarkan siswa pada tujuan pengajaran. Salah satu cara untuk mempermudah dalam pencapaian tujuan pengajaran tentunya menggunakan media yang mana media mempunyai keterkaitan dengan bahan yang disampaikan ( relevansi )

b. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

Kegiatan belajar mengajar, tentunya mempunyai hubungan yang erat dengan materi pelajaran. Guru mempunyai keinginan supaya anak didiknya berkembang perlu dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. Dimana kegiatan itu dilakukan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai penerima materi di dalam interaksinya dalam belajar mengajar.

Kegiatan belajar mengajar itu dihubungkan dengan cara guru menyampaikan materi pelajaran agar dapat dipahami oleh anak didik, dan anak atau siswa menerima materi yang disampaikan oleh guru tersebut. Perlu untuk diketahui bahwa kegiatan belajar siswa banyak dipengaruhi oleh kegiatan guru.

2. Kemampuan Siswa Dalam Mengekpresikan Gagasan Sebagai Wujud Kreativitas

Dalam kaitannya dengan kreativitas Supriadi ( 1989 : 303 ) mengatakan ciri kehidupan sekolah yang kondusif untuk tumbuhnya kreativitas keilmuan adalah :

a. memberikan peluang kepada siswa untuk mengekspresikan gagasan secara aman. Mengeluarkan pendapat merupakan suatu keinginan yang harus dihargai oleh guru, agar dalam membuat media pengajaran PKn tidak dimonopoli oleh guru bidang studi PKn. Siswa dilibatkan karena tujuan pembelajaran semuanya adalah untuk keberhasilan siswa

b. menghargai prestasi siswa

c. menghargai imajinasi siswa

d. menghormati keunikan individu siswa

e. menyediakan sumber-sumber informasi yang memadai untuk kebutuhan siswa

f. mampu mengakomodasikan minat siswa yang beragam

g. melatih kepekaan siswa



Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapatnya harus dihargai dan bagaimana caranya agar siswa tersebut tidak merasa mempunyai kekurangan dalam menumbuhkan kreativitasnya, dengan menggunakan media pembelajaran berbasis TIK tentu saja diharapkan siswa mampu menumbuhkan kreativitasnya dengan maksimal yang terdapat di dalam diri mereka. Seorang anak yang mempunyai kretaivitas tinggi tentunya berbeda dengan siswa yang mempunyai krativitas rendah.

Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi tentunya akan mampu menyelesaikan permasalahan dengan cepat dan tanggap terhadap permasalahan yang muncul. Sedangkan siswa yang berkreativitas rendah terlihat kurang menanggapi permasalahan dalam pembelajaran. Siswa yang kurang kreativitas tidak akan bisa dengan cepat menyelesaikan tugas, dan apabila kesulitan dalam membuat tugas siswa tersebut terlambat reaksinya untuk bertanya kepada orang lain.

C. Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis TIK Dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa

Media pembelajaran berbasis TIK sangat erat kaitannya dengan kreativitas anak, dan anak yang mempunyai kreativitas tentunya anak yang perkembangannya baik dan mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik pula dan mereka tidak ingin mempermasalahkan berlarut-larut dan secepatnya diselesaikan.

Kreativitas yang merupakan kemampuan seseorang untuk mengaktualkan dirinya dalam pergaulan dan juga dalam pembelajaran di sekolah. Hal in yag diharapkan agar dengan adanya media pembelajaran atau dengan menggunakan media pembelajaran berbasis TIK anak dapat kreatif dan berkembang sesuai yang diinginkan. Adapun ciri-ciri anak yang mempunyai kreativitas tinggi menurut Asep H. Hermawan ( 1997 : 50 ) :

1. selalu ingin mengetahui sesuatu yang benar
2. selalu ingin mengubah sesuatu yang telah ada
3. mencoba hal-hal yang baru

GURU PAI ACEH BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN TAHUN 2011
NO
PROVINSI
PENDIDIKAN TERAKHIR
SMA
D1
D2
D3
D4/S1
S2
S3
1
ACEH
1,082
10
4,912
253
4,378
29
-

DATA GURU PAI ACEH 2011


GURU PAI ACEH BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN TAHUN 2011
NO
PROVINSI
PENDIDIKAN TERAKHIR
SMA
D1
D2
D3
D4/S1
S2
S3
1
ACEH
1,082
10
4,912
253
4,378
29
-

Read more: http://www.bloggerafif.com/2011/03/membuat-recent-comment-pada-blog.html#ixzz1M3tmAphZ