PEUGAH YANG NA,. PEUBUET LAGEI NA,. PEUTROEK ATA NA,. BEKNA HABA PEUSUNA,. BEUNA TAINGAT WATEI NA,.

Jumat, 18 Maret 2011

SK dan KD PAI SMA

SK dan KD PAI SMA

A. Latar Belakang

Agama  memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menajdi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membetuk peserta didik agar menajdi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa  dan berakhlak  mulia.  Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan  dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengamalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual  ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya  bertujuan pada  optimalisasi berbagai potensi  yang dimiliki manusia  yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan  yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:

  1. lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secata utuh selain penguasaaan materi;
  2. mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia;
  3. memberiklan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran seauai dengan kebutuhan dan ketersedian sumber daya pendidikan.

Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul  dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.

Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.


B. Tujuan

Pendidikan Agama Islam di SMA/MA bertujuan untuk:

  1. menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang  Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
  2. mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama  dan berakhlak mulia  yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.



C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

  1. Al-Qur’an dan Hadits
  2. Aqidah
  3. Akhlak
  4. Fiqih
  5. Tarikh dan Kebudayaan Islam

Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kelas X, Semester 1

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
1.     Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi.

1.1     Membaca QS Al-Baqarah; 30, Al-Mukminun; 12-14, Az-Zariyat; 56 dan An Nahl : 78
1.2     Menyebutkan arti QS Al-Baqarah; 30, Al-Mukminun; 12-14, Az-Zariyat; 56 dan An Nahl : 78.
1.3     Menampilkan perilaku sebagai khalifah di bumi seperti terkandung dalam QS Al-Baqarah;30, Al-Mukminun; 12-14, Az-Zariyat; 56 dan An Nahl : 78.


2.     Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang keikhlasan dalam beribadah.

2.1       Membaca QS Al An’am; 162-163 dan Al-Bayyinah; 5.
2.2       Menyebutkan arti QS Al An’am;162-163 dan Al-Bayyinah; 5.
2.3       Menampilkan perilaku ikhlas dalam beribadah seperti terkandung dalam QS Al An’am;162-163 dan Al-Bayyinah; 5.

Aqidah
3.         Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui pemahaman sifat-sifatNya dalam Asmaul Husna



3.1       Menyebutkan 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna.
3.2       Menjelaskan arti 10 sifat Allah dalam  Asmaul Husna.
3.3       Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna.




Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Akhlak
4.         Membiasakan perilaku terpuji



4.1       Menyebutkan pengertian perilaku husnuzhan.
4.2       Menyebutkan contoh-contoh perilaku husnuzhan terhadap Allah, diri sendiri dan sesama manusia.
4.3       Membiasakan perilaku husnuzhan dalam kehidupan sehari-hari.

Fiqih
5.         Memahami sumber hokum Islam, hukum taklifi, dan hikmah ibadah.





5.1       Menyebutkan pengertian kedudukan dan fungsi Al-Qur’an, Al-Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam
5.2       Menjelaskan pengertian, kedudukan dan fungsi hukum taklifi dalam hukum Islam
5.3       Menerapkan hukum taklifi dalam kehidupan sehari-hari.

Tarikh dan Kebudayaan Islam
6.         Memahami keteladanan Rasulullah dalam membina umat periode Makkah.




6.1       Menceritakan sejarah dakwah Rasullah SAW periode Makkah.
6.2       Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW periode Makkah


as X, Semester 2

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al Qur’an
7.         Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang Demokrasi


7.1       Membaca QS Ali Imran; 159 dan QS Asy Syura; 38.
7.2       Menyebutkan arti QS Ali Imran 159 dan QS Asy Syura; 38.
7.3       Menampilkan perilaku hidup demokrasi seperti terkandung dalam QS Ali Imran 159, dan QS Asy Syura; 38 dalam kehidupan sehari-hari.

Aqidah
8.         Meningkatkan keimanan kepada Malaikat.



8.1       Menjelaskan tanda-tanda beriman kepada malaikat.
8.2       Menampilkan contoh-contoh perilaku beriman kepada malaikat.
8.3       Menampilkan perilaku sebagai cerminan beriman kepada malaikat dalam kehidupan sehari-hari.

Akhlak
9.         Membiasakan perilaku terpuji.




9.1       Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu, dan atau menerima tamu.
9.2       Menampilkan contoh-contoh adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu atau menerima tamu.
9.3       Mempraktikkan adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan atau menerima tamu dalam kehidupan sehari-hari.


10.     Menghindari Perilaku Tercela





10.1   Menjelaskan pengertian hasad, riya, aniaya dan diskriminasi
10.2   Menyebutkan contoh perilaku hasad, riya, aniaya dan diskriminasi
10.3   Menghindari hasad, riya, aniaya dan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari



Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Fiqih
11. Memahami hukum Islam tentang zakat, haji dan wakaf.




11.1   Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan waqaf.
11.2   Menyebutkan contoh-contoh pengelolaan zakat, haji dan wakaf.
11.3   Menerapkan ketentuan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan wakaf.

Tarikh dan Kebudayaan Islam
12.     Memahami keteladanan Rasulullah dalam membina umat periode Madinah.




12.1   Menceritakan sejarah dakwah Rasullah SAW periode Madinah.
12.2   Mendeskripsikan strategi dakwah Rasullullah SAW periode Madinah.





Kelas XI, Semester 1

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al Qur’an


1.     Memahami ayat-ayat Al- Qur’an tentang kompetisi dalam kebaikan
1.1
Membaca QS. al Baqarah : 148 dan QS. al Fatir : 32
1.2
Menjelaskan arti QS. al Baqarah : 148 dan QS. al Fatir : 32

1.3
Menampilkan perilaku berkompetisi dalam kebaikan seperti terkandung dalam QS. al Baqarah : 148 dan QS. al Fatir : 32

2.     Memahami ayat-ayat al Qur’an tentang perintah menyantuni kaum Dhu’afa
2.1
Membaca Qs. al Isra : 26-27 dan QS. al Baqarah : 177
2.2
Menjelaskan arti QS. al Isra : 26-27 dan QS. al Baqarah : 177
2.3
Menampilkan perilaku menyantuni kaum Dhu’afa seperti terkandung dalam QS. al Isra : 26-27 dan QS. al Baqarah : 177

Aqidah


3.     Meningkatkan keimanan kepada Rasul rasul Allah
3.1
Menjelaskan tanda-tanda beriman kepada Rasulrasul Allah
3.2
Menunjukkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Rasul-rasul Allah
3.3
Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Rasul-rasul Allah dalam kehidupan sehari-hari

Akhlaq


4.     Membiasakan berperilaku terpuji
4.1
Menjelaskan pengertian taubat dan raja
4.2
Menampilkan contoh-contoh perilaku taubat dan raja
4.3
Membiasakan perilaku bertaubat dan raja’ dalam kehidupan sehari-hari




Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar

Fiqih


5.     Memahami hukum Islam tentang Mu’amalah
5.1
Menjelaskan azas-azas transaksi ekonomi dalam Islam
5.2
Memberikan contoh transaksi ekonomi dalam Islam
5.3
Menerapkan transaksi ekonomi Islam dalam kehidupan sehari-hari

Tarikh dan Kebudayaan Islam


6.     Memahami perkembangan Islam pada abad pertengahan (1250 – 1800)
6.1
Menjelaskan perkembangan Islam pada abad pertengahan
6.2
Menyebutkan contoh peristiwa perkembangan Islam pada abad pertengahan











Kelas XI, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al Qur’an


7.     Memahami ayat-ayat al Qur’an tentang perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup
7.1
Membaca QS. al Rum: 41-42, QS Al-A’raf: 56-58, dan QS Ash Shad: 27
7.2
Menjelaskan arti QS. al Rum: 41-42, QS Al-A’raf: 56-58, dan QS Ash Shad: 27



7.3
Membiasakan perilaku menjaga kelestarian lingkungan hidup seperti terkandung dalam QS. al Rum: 41-42, QS Al-A’raf: 56-58, dan Shad: 27

Aqidah


8.     Meningkatkan keimanan kepada Kitab-kitab Allah
8.1
Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap Kitab-kitab Allah
8.2
Menerapkan hikmah beriman kepada Kitab-kitab Allah

Akhlak


9.     Membiasakan perilaku terpuji
9.1
Menjelaskan pengertian dan maksud menghargai karya orang lain
9.2
Menampilkan contoh perilaku menghargai karya orang lain
9.3
Membiasakan perilaku menghargai karya orang lain dalam kehidupan sehari-hari

10.   Menghindari perilaku tercela
10.1
Menjelaskan pengertian dosa besar
10.2
Menyebutkan contoh perbuatan dosa besar
10.3
Menghindari perbuatan dosa besar dalam kehidupan sehari-hari




Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar

Fiqih


11.   Memahami ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah
11.1
Menjelaskan tatacara pengurusan jenazah
11.2
Memperagakan tatacara pengurusan jenazah



12.   Memahami khutbah, tabligh dan dakwah
12.1
Menjelaskan pengertian khutbah, tabligh dan dakwah
12.2
Menjelaskan tatacara khutbah, tabligh dan dakwah
12.3
Memperagakan khutbah, tabliqh dan dakwah

Tarikh dan Kebudayaan Islam


13.   Memahami perkembangan Islam pada masa modern (1800-sekarang)

13.1
Menjelaskan perkembangan Islam pada masa modern
13.2
Menyebutkan contoh peristiwa perkembangan Islam pada masa modern


Kelas XII, Semester 1

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al Qur’an


1.     Memahami ayat-ayat al Qur’an tentang anjuran bertoleransi
1.1
Membaca QS. al Kafirun, QS. Yunus : 40-41, dan QS. al Kahfi : 29
1.2
Menjelaskan arti QS. al Kafirun, QS. Yunus : 40-41, dan QS. al Kahfi : 29



1.3
Membiasakan perilaku bertoleransi seperti terkandung dalam QS al Kafiiruun, QS. Yunus : 40-41, dan QS. al Kahfi : 29

2.     Memahami ayat-ayat al Qur’an tentang etos kerja
2.1
Membaca QS. Al Mujadalah : 11 dan QS. Al Jumuah : 9-10
2.2
Menjelaskan arti QS. Al Mujadalah : 11 dan QS. Al Jumuah : 9-10
2.3
Membiasakan perilaku beretos kerja seperti terkandung dalam Al Mujadalah : 11 dan QS. Al Jumuah : 9-10

Aqidah


3.     Meningkatkan keimanan kepada Hari Akhir
3.1
Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap Hari Akhir
3.2
Menerapkan hikmah beriman kepada Hari Akhir
3.3
Membiasakan perilaku menghargai karya orang lain dalam kehidupan sehari-hari

Akhlaq


4.     Membiasakan perilaku terpuji
4.1
Menjelaskan pengertian adil, ridha dan amal shaleh
4.2
Menampilkan contoh perilaku adil, ridha dan amal shaleh
4.3
Membiasakan perilaku adil, ridha dan amal shaleh dalam kehidupan sehari-hari




Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Fiqih


5.     Memahami Hukum Islam tentang Hukum Keluarga
5.1
Menjelaskan ketentuan hukum perkawinan dalam Islam
5.2
Menjelaskan hikmah perkawinan

5.3
Menjelaskan ketentuan perkawinan menurut perundang-undangan di Indonesia

Tarikh dan Kebudayaan Islam


6.     Memahami perkembangan Islam di Indonesia
6.1
Menjelaskan perkembangan Islam di Indonesia
6.2
Menampilkan contoh perkembangan Islam di Indonesia
6.3
Mengambil hikmah dari perkembangan Islam di Indonesia




Kelas XII, Semester 2

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al Qur’an


7.     Memahami ayat-ayat al Qur’an tentang pengembangan IPTEK
7.1
Membaca QS. Yunus : 101 dan QS. al Baqarah : 164
7.2
Menjelaskan arti QS Yunus : 101 dan QS. al Baqarah : 164



7.3
Melakukan pengembangan IPTEK seperti terkandung dalam QS Yunus : 101 dan QS. al Baqarah : 164
Aqidah


8.     Meningkatkan keimanan kepada Qadha’ dan Qadhar
8.1
Menjelaskan tanda-tanda keimanan kepada Qadha’ dan Qadar
8.2
Menerapkan hikmah beriman kepada Qadha’ dan Qadhar

Akhlaq


9.     Membiasakan perilaku terpuji
9.1
Menjelaskan pengertian dan maksud persatuan dan kerukunan
9.2
Menampilkan contoh perilaku persatuan dan kerukunan
9.3
Membiasakan perilaku persatuan dan kerukunan

10.   Menghindari perilaku tercela
10.1
Menjelaskan pengertian Isyrof, Tabzir, Ghibah dan Fitnah
10.2
Menjelaskan contoh perilaku Isyrof, Tabzir, Ghibah dan Fitnah
10.3
Menghindari perilaku Isyrof, Tabzir, Ghibah dan Fitnah dalam kehidupan sehari-hari

Fiqih


11.   Memahami Hukum Islam tentang Waris
11.1
Menjelaskan ketentuan hukum Waris
11.2
Menjelaskan contoh pelaksanaan hukum Waris




Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar

Tarikh dan Kebudayaan Islam


12.   Memahami perkembangan Islam di dunia
12.1
Menjelaskan perkembangan Islam di dunia
12.2
Menampilkan contoh perkembangan Islam di dunia
12.3
Mengambil hikmah dari perkembangan Islam di dunia


E. Arah Pengembangan

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk madrasah dikembangkan lebih lanjut oleh Departemen Agama.

Kamis, 17 Maret 2011

TEKNIK PEMBUATAN MAKALAH...

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai bagian dari implementasi terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi, Mahasiswa, selain (di)wajib(kan) mengikuti proses pendidikan dan pengabdian terhadap masyarakat, juga dituntut untuk melakukan penelitian.
“Menulis Makalah” merupakan salah satu dari beberapa bentuk ekspresi mahasiswa dalam upaya melestarikan tradisi intelektual akademik. Sayangnya, tidak sedikit dari kita yang mengeluh jika “Menulis Makalah” itu sulit, tidak gampang, ribet, banyak aturan, dan masih banyak alasan lain yang sebenarnya bisa kita carikan solusinya.
Benarkah “Menulis Makalah” itu sulit? Inilah pertanyaan yang harus segera dijawab dalam tulisan sederhana ini.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Makalah?
2. Bagaimana Kriteria dan Teknik Penulisan Makalah?
C. Tujuan Penulisan
1. Supaya Mahasiswa mengetahui pengertian Makalah.
2. Supaya Mahasiswa memahami proses pembuatan Makalah berdasarkan kriteria dan teknik penulisan.
BAB II
PEMBUATAN MAKALAH
A. Pengertian Makalah
Menulis bagi sebagian mahasiswa, lebih-lebih mahasiswa baru, adalah pekerjaan yang berat dibandingkan dengan “berbicara”. Menuangkan ide gagasan dalam bentuk tulisan, memang membutuhkan waktu dan tidak langsung jadi begutu saja. Semuanya membutuhkan proses.
Dalam makalah ini, penulis tidak akan membahas bagaimana cara menumbuhkan motivasi untuk menulis makalah, melainkan lebih fokus kepada teknik penulisan. Berdasarkan refleksi dan perenungan penulis, dan berangkat dari hasil diskusi kecil dengan kawan-kawan mahasiswa lain, ternyata mayoritas mahasiswa sering dipusingkan dengan aturan-aturan atau kaidah penulisan ilmiah yang katanya serba njlimet dan ribet, sehingga menimbulkan keengganan (lebih tepatnya kemalasan) mahasiswa untuk produktif menulis. Menulis Makalah, hanya dilakukan ketika mendapatkan tugas dari dosen tentang materi perkuliahan. Itu pun, masih ada yang mengambil jalan pintas dengan melakukan plagiatisme; membajak karya tulis orang lain baik dari buku, majalah, koran, internet, dan media lain tanpa memperhatikan etika pengutipan.
Apa sebenarnya makalah itu?
Menurut Anwar Hasnun sebagaimana dikutip oleh Didik Komaidi, Makalah merupakan karya ilmiah, tetapi lebih khusus bila dibandingkan dengan karya tulis lainnya. Makalah lebih memfokuskan pada karya tulis yang dibacakan di muka umum seperti dalam bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok, seminar, atau lokakarya. Meskipun sama-sama karya tulis ilmiah, jika ditilik dari tujuan pembuatannya, terdapat perbedaan yang mendasar antara makalah, skripsi, tesis, maupun disertasi. Skripsi merupakan karya tulis yang dibuat sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Strata 1, sebagaimana tesis untuk S2 dan disertasi untuk S3. Sedangkan persamaannya ialah sama-sama hasil pikiran, hasil pengamatan, tinjauan dalam bidang tertentu, yang disusun menurut metode tertentu berdasarkan pengamatan, secara sistematis dan terarah.
Bisanya, setiap Perguruan Tinggi sudah menetapkan aturan baku mengenai sistematika dan teknik penulisan karya tulis ilmiah, baik berupa makalah, skripsi, tesis, maupun disertasi, meskipun secara umum tidak keluar dari kaidah-kaidah kelaziman. Sebagai contoh, di Kampus Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Jepara, setiap tahun menerbitkan Buku Panduan Institut yang berisi gambaran umum INISNU Jepara dan sejumlah aturan dan ketentuan yang berlaku di dalamnya yang dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada pimpinan, dosen, maupun mahasiswa, agar seluruh civitas akademika, dapat memahami, menghayati, dan melaksanakan aturan dan ketentuan yang dimaksud dengan baik, sesuai dengan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya masing-masing. Tak terkecuali mengatur teknis pembuatan karya tulis ilmiah (makalah).
B. Kriteria dan Teknik Penulisan Makalah
Masih menurut Anwar Hasnun, kriteria atau ciri makalah secara umum ialah:
a. Logis, artinya keterangan , uraian, pandangan, dan pendapat dapat dikaji, dibuktikan, dan diterima rasio atau akal sehat.
b. Obyektif, artinya mengemukakan keterangan dan penjelasan apa adanya, tidak memihak, tidak berlebihan, dan sejenisnya.
c. Sistematis, yakni apa yang disampaikan, disusun atau ditulis secara runtut dan berkesinambungan, ada kaitan antara awal hingga akhir.
d. Jelas, maksudnya keterangan, pendapat, dan pandangan yang dikemukakan jelas, dan tidak membingungkan, lugas, tidak bertele-tele.
e. Kebenarannya dapat diuji. Artinya, penyataan, pandangan serta keterangan yang dipaparkan dapat diuji, berdasarkan kenyataan yang sesungguhnya.
Adapun langkah-langkahnya:
1. Menentukan topik makalah.
2. Mencari bahan atau referensi.
3. Penelaahan atau membaca secara mendalam bahan-bahan yang telah terkumpul.
4. Proses penulisan.
5. Koreksi dan editing.
6. Revisi.
7. Presentasi.
Tahapan-tahapan proses pembuatan makalah di atas, hanya sebagai acuan dan tidak bersifat saklek, sehingga bisa saja kita mengambil langkah lain yang menurut hemat kita lebih efektif.
Adapun teknik penulisan, dapat dibaca dalam lampiran makalah ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai penutup, penulis mendapatkan beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Makalah merupakan karya ilmiah, tetapi lebih khusus bila dibandingkan dengan karya tulis lainnya. Makalah lebih memfokuskan pada karya tulis yang dibacakan di muka umum seperti dalam bentuk diskusi kelas, disksusi kelompok, seminar, atau lokakarya.
2. Kriteria atau ciri makalah secara umum ialah:
a. Logis
b. Obyektif
c. Sistematis
d. Jelas
e. Kebenarannya dapat diuji
B. Saran
1. Sebelum menulis makalah, ada baiknya mahasiswa mengetahui terlebih dahulu definisi “makalah” serta perbedaannya dengan karya tulis ilmiah yang lain (skripsi, tesis, dan disertasi).
2. Dalam menulis maklah, seyogyanya mahasiswa mengacu pada kriteria yang telah disepakati secara umum berdasarkan kaidah dan teknik penulisan ilmiah.
C. Kata Penutup
Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terima kasih atas antusiasme dari pembaca yang sudi menelaah dan mengimplementasikan isi makalah ini. Saran kritik konstruktyif tetap kami harapkan sebagai bahan perbaikan. Sekian.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Jepara, tt.p: t.p. t.t.
Komaidi, Didik, Aku Bisa Menulis; Panduan Praktis Menulis Kreatif Lengkap, Yogyakarta: Sabda Media, 2008, Cet. 2.
Lampiran
TEKNIK PENULISAN SKRIPSI
Pasal 7
Tata Cara Penulisan
1. Penulisan skripsi menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan; dan jika di pandang mampu maka dapat menggunakan Bahasa Arab dan atau Bahasa Inggris
2. Informasi disajikan dengan bahasa yang lugas, sederhana, tepat dan langsung pada persoalan yang dibicarakan;
3. Penulisan istilah yang berasal dari bahasa asing dan daerah, dengan huruf miring (italic), seperti kata istinbath al-ahkam (istinbâth al-ahkâm), drop out (drop out), gugur gunung (gugur gunung);
4. Untuk menghindari subyektivitas, penulisan skripsi tidak diperbolehkan menggunakan kata saya, aku, kami atau kita kecuali dalam kata pengantar;
5. Penulisan ayat al-Quran dan teks al-Hadist sesuai dengan aslinya, memperhatikan tanda-tanda baca yang tertera, disertai syakalnya dengan menggunakan mushaf Utsmâni serta menyebutkan nama surat dan nomor ayat untuk teks al-Quran dan nama perawi untuk teks al-Hadist.
Pasal 8
Bentuk dan Format Penulsian
1. Naskah skripsi diketik dengan jenis huruf standard (Times New Roman) dengan ukuran/font 12 , Spasi ganda dan minimal 40 halaman;
2. Skripsi berbahasa Arab menggunakan font Traditional Arabic dengan huruf ukuran 18;
3. Kertas yang dipergunakan untuk penulisan skripsi adalah Kuarto (A4S) ukuran 21,5 x 29,7 cm berat 70 – 80 gram;
4. Batas margin kiri dan atas 4 cm, kanan dan bawah 3 cm, sedangkan untuk skripsi yang ditulis dengan Bahasa Arab maka margin kanan dan atas 4 cm, kiri dan bawah 3 cm;
5. Setiap satu lembar kertas kuarto hanya digunakan satu halaman saja (tidak bolak balik) diketik dengan spasi ganda, sedangkan skripsi berbahasa Arab dengan jarak 1 spasi;
6. Alinea baru dimulai pada ketukan ketujuh dari margin kiri bagi skripsi yang berhuruf latin atau dari margin kanan bagi skripsi yang berhuruf Arab;
7. Judul skripsi ditulis dengan huruf kapital (besar) di tengah, ukuran huruf dengan memperhatikan estetika penulisan.
8. Judul bab ditulis dengan huruf kapital (besar) di tengah, sub judul bab ditulis dari tepi kiri, awal kata menggunakan huruf kapital, demikian juga anak sub judul atau sub anak judul disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika penulisan;
9. Sampul skripsi menggunakan kertas buffalo atau sejenisnya dijilid tebal dan dilapisi plastik (hard cover) dengan huruf timbul warna tinta hitam;
10. Sampul skripsi berwarna, sesuai dengan warna bendera Fakultas
11. Penomoran halaman dimulai dari Bab I sampai akhir laporan skripsi menggunakan angka arab (1, 2, 3, 5, 6 dst.) diletakkan di sebelah kanan atas, kecuali nomor halaman bab baru yang diletakkan di tengah bagian bawah, sub judul ditulis dari tepi kiri, awal kata menggunakan huruf kapital kecuali kata penghubung/sambung, demikian juga anak sub judul atau sub anak judul disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika penulisan, sedangkan pada halaman judul sampai halaman daftar isi menggunakan huruf Romawi kecil (seperti i, ii, iii, iv, v, dst.) yang diletakkan di tengah bagian bawah;
12. Penomoran tabel atau gambar diberi nomor urut dengan angka arab (Tabel 1., Tabel 2., dst.);
13. Nomor kutipan atau catatan kaki pada masing-masing bab ditulis berturut-turut sampai akhir bab dan dimulai kembali dengan nomor satu pada bab berikutnya;
14. Abstrak skripsi diketik 1 spasi maksimal 2 halaman, ditulis dalam Bahasa Indonesia.
BAB V
TEKNIK NOTASI ILMIAH
Pasal 9
Kutipan
Kutipan terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama dengan bentuk asli yang dikutip baik dalam susunan kata maupun tanda bacanya. Kutipan langsung tidak dibenarkan lebih dari satu halaman. Kutipan langsung dipergunakan hanya untuk hal-hal yang penting saja seperti definisi atau pendapat seseorang yang khas. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris, diketik biasa dalam teks skripsi dengan diawali dan diakhiri oleh tanda petik(“) dan diberi nomor kutipan yaitu dengan pola catatan kaki (footnote). Ini dimaksudkan jika diperlukan notasi dapat lebih leluasa dan memudahkan pembaca. Kutipan yang lebih dari empat baris, diketik dengan masuk (menjorok) tujuh ketukan dan tidak dibubuhkan tanda petik, serta ditulis dengan jarak 1 spasi. Kutipan terjemah al-Qur’an dianggap seperti kutipan langsung, diketik 1 spasi meskipun kurang dari empat baris, tidak ditulis miring dan tidak menyebut kata Artinya;
2. Kutipan tak langsung (parafrase) adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, seperti saduran, atau ringkasan. Dalam kutipan semacam ini, penulis tidak perlu memberi tanda petik, ditulis seperti teks biasa dengan menyebut sumber pengambilannya;
3. Sumber kutipan merujuk pada ilmuwan yang ahli dalam bidangnya;
4. Kutipan skripsi diantaranya harus mencakup minimal satu sumber/buku yang berbahasa Arab dan satu sumber/buku berbahasa Inggris yang terkait dengan pokok bahasan, tidak termasuk kamus;
5. Kutipan Tafsir dan Hadist harus bersumber pada kitab asli (sumber primer).
6. Kutipan dapat bersumber dari internet atau CD dengan mencantumkan situs dan menunjukkan print-outnya.
Pasal 10
Catatan Kaki (footnote)
1. Catatan kaki merupakan catatan pada bagian kaki halaman teks yang menyatakan sumber sesuatu kutipan atau pendapat mengenai sesuatu hal yang diuraikan dalam teks;
2. Catatan kaki dapat berfungsi sebagai tambahan yang berisi komentar atau penjelasan yang dianggap tidak dapat dimasukkan di dalam teks;
3. Catatan kaki diketik satu spasi dan dimulai langsung dari margin kiri untuk tulisan latin dan margin kanan untuk tulisan Arab, dimulai pada ketukan kelima di bawah garis catatan kaki;
4. Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai dari angka 1 sampai habis, dan diganti dengan nomor 1 kembali pada bab baru;
5. Cara penulisannya secara berurutan: nama pengarang (nama gelar dan tidak dibalik), koma, judul sumber/buku dengan huruf kapital setiap awal kata kecuali kata tugas, koma, jilid/juz, koma, kurung buka kemudian tempat/kota penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit kemudian kurung tutup, koma, nomor cetakan, koma, dan nomor halaman diakhiri dengan titik;
6. Judul buku dengan huruf miring (italic), kecuali berbahasa Arab maka ditulis dengan huruf tebal (bold) dan halaman (صفحة) bisa disingkat dengan hlm. atau ص. (dalam bahasa Arab), contoh :
1Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam Abad 21, (Yogyakarta: Safiria Insania Press dan UII, 2003), Cet. 1, hlm. 15.
7. Nama pengarang yang jumlahnya terdiri dari dua orang, maka kedua nama itu ditulis. Apabila lebih dari dua orang hanya disebutkan nama pengarang yang pertama dan setelah tanda koma dituliskan singkatan et. al. ditulis dengan huruf miring (italic) atau dkk., atauواخرون (dalam bahasa Arab). Contoh: Djaali, Pudji Mulyono dan Ramly, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, Jakarta: PPS Universitas Negeri Jakarta, 2000. Penulisan dalam footnote sebagai berikut :
2Djaali, et. al., Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: PPS Universitas Negeri Jakarta, 2000), hlm. 10.
8. Kumpulan karangan yang dirangkum oleh editor, yang dianggap pengarangnya atau yang dicantumkan dalam catatan kaki nama editor saja. Caranya dibelakang nama editor itu dicantumkan “(ed.)” dengan italic (ed.). Bila editornya lebih dari satu maka diberi tambahan “s” (eds.), sedangkan untuk bahasa Arab ditulis dengan تحقيق .Contohnya:
3Mastuhu (ed.), Penelitian Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 125.
4Harun Nasution dan Azyumadi Azra (eds.), Perkembangan Modern dalam Islam, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985), hlm. 125.
9. Apabila dari sumber yang sama dikutip lagi pada halaman yang sama maka cukup dengan “Ibid.” (dicetak miring) atau نفس الر جع (dicetak tebal dalam bahasa Arab) tanpa menyebutkan halamannya lagi. Ibid. singkatan dari Ibidem yang berarti pada tempat yang sama. Sedangkan bila dari sumber yang sama dikutip lagi pada halaman yang berbeda, maka dalam catatan kaki ditulis: Ibid., lalu disebutkan halamannya, contoh:
5Sutrisno (eds.), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 20,
6Ibid. (bila mengutip halaman yang sama).
7Ibid., hlm. 30. (bila mengutip pada halaman yang berbeda).
10. Apabila dari sumber tersebut dikutip lagi tetapi telah diselingi oleh kutipan dari sumber lain, maka pada catatan kaki ditulis: Nama pengarang, Judul buku / sumber (jika ada lebih dari satu buku), op.cit., (italic) atau المر جع السابق(dicetak tebal dalam bahasa Arab) diikuti hlm. Adapun op.cit, singkatan daru “opere citato” yang artinya dalam karangan yang telah disebut. Sedangkan apabila dari halaman yang sama dikutip lagi tetapi telah diselingi kutipan dari sumber lain, maka ditulis loc.cit atau نفس المكا(dicetak tebal dalam bahasa Arab). Tanpa menyebutkan halaman. loc.cit. adalah singkatan dari “loco citato” yang artinya pada tempat yang telah dikutip. Contoh :
8Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 21.
9Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas, (Bandung: Pustaka, 1986), hlm. 65.
10Mustaqim, op.cit., hlm. 30.
11Fazlur Rahman, loc.cit.
11. Apabila buku itu berjilid dan yang digunakan lebih dari satu jilid, maka bila ingin menyebutkan lagi sumber yang terdahulu harus dicantumkan nama pengarang dan nomor jilidnya. Contoh :
12Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1, (Jakarta: UI Press, 1973), Cet. 3, hlm. 25.
13 Ibid., Jilid 2, hlm. 40.
14 Harun Nasution, op.cit., Jilid I, hlm.36
15Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1985), hlm. 75.
16Harun Nasution, Loc.cit., Jilid I.
12. Kutipan yang berasal dari buku yang berbentuk bunga rampai (antologi) atau kumpulan tulisan dari beberapa penulis, cara penulisannya sebagai berikut: nama penulis, koma, tanda petik (“), judul tulisan, tanpa petik (“), koma, dalam, nama editor, koma, judul buku, (italic), koma, kurung buka, tempat terbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit, kurung tutup, koma, dan halaman. Contoh:
17Abdurrohma Masud, “Pendidikan Islam Kontemporer: Problem Utama, Tantangan dan Prospek”, dalam Ismail (eds.), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 278.
13. Kutipan yang berasal dari majalah ditulis sebagai berikut : nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“—“), koma, nama majalah ditulis italic, koma, volume, koma, nomor edisi, koma, bulan, koma, tahun terbit, koma dan nomor halaman.
Contoh:
18Novel Ali, “Kejahatan Sebagai Akibat Lumpuhnya Pendidikan Moral”, Panji Masyarakat, XXXV, 789, April, 1994, hlm. 66.
14. Kutipan yang berasal dari surat kabar cara penulisannya sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“—“), koma, nama surat kabar ditulis miring, koma, tempat terbit, koma, tanggal, bulan dan tahun terbit, koma, diakhiri dengan nomor halaman sesuai sumbernya. Contoh:
19Abdurrohman Said, “Pendidikan Agama setengah Hati”, Suara Merdeka, Semarang, 4 Juli 2003, hlm. VI.
15. Kutipan yang berasal dari karya ilimiah yang tidak / belum diterbitkan, cara penulisannya: nama pengarang, koma, judul karangan ilmiah dengan diapit tanda petik (“—“), koma, disebutkan skripsi, tesis atau disertasi, koma, kurung buka, nama kota penyimpanan, titik dua, nama tempat penyimpanan, koma, tahun penulisan, koma, kurung tutup, koma, nomor halaman, dan keterangan tidak diterbitkan yang disingkat dengan “t.d.”sedangkan untuk Bahasa Arab ditulis dengan عخطو ط contoh:
20Nasirudin, “Asketisisme Hasan Al-Bashri (Tinjauan Sosio-Historis)”, Tesis Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, (Yogyakarta: Perpustakaan Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2000), hlm. 23, t.d.
16. Kutipan yang berasal dari buku / kitab yang asli dan terjemahnya, angka kutipan diletakkan di belakang terjemah; sedangkan kutipan yang berasal dari buku / kitab berbahasa asing tanpa terjemah maka angka kutipan diletakkan di belakang kutipan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk membedakan antara terjemahan dari penerjemah dan penulis sendiri.
17. Sumber kutipan yang tidak ada tempat terbitnya maka tempat terbitnya ditulis dengan singkatan tt.p. atau بدون مكان (dalam Bahasa Arab), jika tidak ada penerbitnya maka nama penerbit ditulis dengan singkatan t.p. ( بدون نا شر ) dan jika tidak ada tahun terbitnya maka ditulis t.t atau بدون تاريخ (dalam Bahasa Arab). Sedang untuk singkatan الطبعة menggunakan ط. , dan singkatan الجزء menggunakan huruf ج.
18. Sumber kutipan yang diambil dari internet cara penulisannya adalah sebagai berikut : nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“—“), koma, nama situs koma, nomor halaman. Contoh :
21Ahmad Sapari, “Kurikulum Berbasis Kompentensi”, http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml, hlm. 2.
Pasal 11
Daftar Kepustakaan
1. Daftar pustaka, yang merupakan keterangan mengenai bahan bacaan yang dijadikan rujukan dalam proses pembuatan skripsi, ditempatkan diakhir skripsi dengan jarak satu (1) spasi dan tidak menggunakan nomor urut. Sedangkan jarak antara dua sumber pustaka satu setengah (1,5) spasi;
2. Daftar pustaka ditulis dengan urutan: nama pengarang (nama kedua), koma, nama lengkap (tanpa gelar), koma, judul buku dicetak miring (italic), koma, jilid atau volume, koma, tempat penerbitan, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, koma, nomor cetakan;
3. Penulisan nama pengarang disusun secara alfabetik dengan mendahulukan nama keluarga dan marga (kalau ada) atau nama belakang, dan diketik pada ketukan pertama. Untuk singkatan mengikuti nama terakhir. Bila informasi tentang buku/sumber rujukan itu melebihi satu baris, maka baris kedua dan berikutnya diketik mulai ketukan kelima. Contoh :
Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press, 1973, Cet. 3.
Sapari, Ahmad “Kurikulum Berbaris Kompetensi”, http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml.
4. Apabila penulis terdiri dari dua orang, maka nama kedua-duanya ditulis, dihubungkan dengan kata dan, seperti Nashiruddin dan Karnadi. Apabila lebih dari dua orang, ditulis nama pertama dan diikuti kata dkk. (dan kawan-kawan) atau واخرون (dalam bahasa Arab), seperti Nashiruddin dkk. ( ناصرالدين واخرون).
5. Apabila ada dua karangan atau lebih berasal dari pengarang yang sama, maka nama pengarang dicantumkan satu kali, lainnya cukup diganti dengan garis sepanjang lima ketukan dari garis margin kiri (tulisan latin) dan margin kanan (bahasa Arab) dan diikuti oleh koma, dengan ketentuan mendahulukan sumber pustaka yang lebih dahulu penerbitannya.
Contoh :
Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press, 1973, Cet. 3.
____, Teologi Islam, Jakarta: UI Press, 1986.
6. Apabila berupa buku terjemahan maka ditulis pengarang yang asli, koma, judul buku, koma, kata terj. Atau تر جمة (dalam bahasa Arab), nama penerjemah, koma, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit diakhiri dengan titik. Contoh :
Benda, Harry J., Bulan Sabit dan Matahari Terbit : Islam Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang, terj. Daniel Dhakidae, Jakarta: Pustaka Jaya, 1980.
7. Jika penulis dan tahunnya sama, sedangkan judul bukunya berbeda maka dibelakang keterangan tahun diberi kode a, b, c, dan seterusnya sesuai dengan bulan terbit. Contoh :
Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press, 1986a, Cet. 3.
____, Teologi Islam, Jakarta: UI Press, 1986b.
8. Sumber kutipan yang diambil dari internet cara penulisannya adalah sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“—“), koma, nama situs, titik.
Contoh : Sapari, Ahmad “Kurikulum Berbaris Kompetensi”, http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml.

Kumpulan Makalah dan Artikel: Tesis Psikologi Pendidikan Islam

Kumpulan Makalah dan Artikel: Tesis Psikologi Pendidikan Islam

Rabu, 16 Maret 2011

MOTIVASI DALAM PENDIDIKAN

Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.  Kekuatan yang memberikan energi dan mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan (Baron 1992). Keadaan internal yang mendorong, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Berikut adalah pengertian motivasi dari berbagai perspektif dalam psikologi.
Perspektif Behavioral
Menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat (Emmer, dkk, 2000).
Perspektif Humanistis
Menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka dan peka terhadap orang lain. Berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan tertinggi dan sulit dalam hierarki Maslow diberi perhatian khusus yaitu aktualisasi diri.
Perspektif Kognitif
Pemikiran murid akan memandu motivasi mereka, juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan (Schunk & Ertmer, 2000; Zimmerman & Schunk, 2001). Jadi perspektif behavioris memandang motivasi murid sebagai konsekuensi dari insentif eksternal, sedangkan perspektif kognitif berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak dilebih-lebihkan. Perspektif kognitif mengusulkan konsep menurut White (1959) tentang motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien.

Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Membutuhkan pembentukan, pemeliharaan, dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru. Murid sekolah yang punya hubungan penuh perhatian dan suportif biasanya memiliki sifat akademik yang positif dan lebih  senang bersekolah (Baker, 1999; Stipek, 2002).

20 CIRI-CIRI ORANG INOVATIF

  1. Challenges status quo; tidak merasa cepat puas dengan keadaan yang ada dan selalu mempertanyakan otoritas dan rutinitas serta mengkonfrontasikan asumsi-asumsi yang ada.
  2. Curious; senantiasa mengeksplorasi lingkungannya dan menginvestigasi kemungkinan-kemungkinan baru, memiliki rasa kekaguman (sense of awe)
  3. Self-motivated; tanggap terhadap kebutuhan dari dalam (inner needs) senantiasa secara proaktif memprakarsai proyek-proyek baru, menghargai setiap usaha.
  4. Visionary; memiliki imaginasi yang tinggi dan memiliki pandangan yang jauh ke depan.
  5. Entertains the fantastic; memunculkan ide-ide “gila”, memandang sesuatu yang tidak mungkin menjadi sebuah kemungkinan, memimpikan dan menghayalkan sesuatu yang besar-besar.
  6. Takes risks; melampaui wilayah yang dianggap menyenangkan, berani mencoba dan menanggung kegagalan.
  7. Peripatetic; merubah lingkungan kerja sesuai yang dibutuhkan, senang melakukan perjalanan (travelling) untuk memperoleh inspirasi atau pemikiran segar.
  8. Playful/humorous; memliki ketertarikan terhadap hal-hal yang aneh dan mengagumkan, berani tampil beda, bertindak nekad, serta mudah dan sering tertawa layaknya seorang anak kecil.
  9. Self-accepting; dapat mempertahankan ide-idenya dan menganggap “kesempurnaan sebagai musuh kebaikan”, tidak terikat dengan apa-apa yang diipandang baik menurut orang lain.
  10. Flexible/adaptive –terbuka bagi setiap perubahan, mampu melakukan penyesuaian terhadap rencana-rencana yang telah dibuat, menyajikan berbagai solusi dan gagasan
  11. Makes new connections; mampu melihat hubungan-hubungan diantara unsur-unsur yang terputus, mensintesakan dan mengkombinasikannya.
  12. Reflective, menginkubasi setiap masalah dan tantangan, mencari dan merenungkan berbagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.
  13. Recognizes (and re-cognizes) patterns; perseptif terhadap sesuatu dan dapat membedakannnya, dapat melihat kecenderungan dan prinsip serta mampu mengorganisasikannnya, dapat melihat ”the Big Picture.”
  14. Tolerates ambiguity, merasa nyaman dalam situasi kacau (chaos), dapat menyajikan situasi paradoks, tidak tergesa-gesa membenarkan terhadap suatu ide yang muncul.
  15. Committed to learning; berusaha mencari pengetahuan secara terus menerus, mensintesakan segala in put, menyeimbangkan setiap informasi yang terkumpul dan menyelaraskan setiap tindakan.
  16. Balances intuition and analysis memilih dan memilah diantara pemikiran divergen dan pemikiran konvergen, memiliki intuisi tertentu sebelum melakukan analisis, meyakini apa yang sudah dianalisis dan menggunakannya secara hati-hati dengan menggunakan akal.
  17. Situationally collaborative; berusaha menyeimbangkan pemikiran dari setiap individu, membuka pelatihan dan mencari dukungan organisasi.
  18. Formally articulate; mengkomunikasikan setiap gagasan secara efektif, menterjemahkan konsep abstrak ke dalam bahasa penuh arti, menciptakan prototype atau model yang dianggap paling mudah
  19. Resilient; merefleksi hal-hal dianggap mengecewakan atau yang tidak dinginkan, belajar dengan cepat dari umpan balik, berkemauan untuk mencoba dan terus mencoba lagi
  20. Persevering; bekerja keras dan tekun, memperjuangkan gagasan-gagasan baru dengan gigih, memiliki komitmen terhadap hasil-hasil yang telah digariskan.
Sumber: http://thinksmart.com/articles/qualities.html
Refleksi buat Anda:
Berapa ciri-ciri di atas yang sudah Anda miliki?
Read more: http://www.bloggerafif.com/2011/03/membuat-recent-comment-pada-blog.html#ixzz1M3tmAphZ