Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 54 gadis Kolombia tercatat mengalami pelecehan seksual dari tentara dan kontraktor militer Amerika Serikat pada periode tahun 2003 hingga 2007. Hal ini terungkap dari laporan terbaru yang dirilis komisi independen yang didirikan oleh pemerintah Kolombia dan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC).
Tujuan pembentukan komisi ini adalah untuk mendokumentasikan konsekuensi dari perang saudara yang telah melanda negara itu selama 50 tahun, mengakibatkan lebih dari tujuh juta jiwa melayang.
Dilaporkan RT News pada Rabu (25/3), dalam laporan setebal 800 halaman tersebut, disebutkan bahwa tak satu pun pelaku pelecehan yang pernah dituntut karena pasukan AS memiliki kekebalan.
"Ada ada informasi yang panjang tentang kekerasan seksual yang dilakukan dengan impunitas tinggi berkat perjanjian bilateral dan kekebalan diplomatik dari pejabat Amerika Serikat," kata Renan Vega dari Universitas Nasional Kolombia di Bogota, yang menjadi salah satu penulis laporan tersebut.
Dalam laporan tersebut, Vega menulis bagian laporan yang mendokumentasikan pelecehan seksual yang dilakukan oleh personel dan kontraktor militer AS, yang dikerahkan di negara tersebut di bawah operasi 'Colombia Plan' untuk mendukung pemerintah melawan kelompok pemberontak FARC dan kartel kokain.
Sebagian besar tindak pelecehan seksual diduga terjadi di Melgar, sebuah kota di provinsi Tolima, yang berjarak 98 km sebelah barat daya dari Bogota.
Dalam kasus lain yang terjadi pada 2007, salah satu sersan dan kontraktor keamanan AS dituduh melakukan penyerangan seksual terhadap seorang gadis berusia 12 tahun.
Penyelidikan yang diluncurkan oleh jaksa Kolombia menetapkan bahwa gadis tersebut dibius dan diperkosa di dalam pangkalan militer oleh Sersan Michael J. Coen dan kontraktor Cesar Ruiz. Keduanya kemudian diterbangkan ke luar negeri, karena perjanjian militer antara AS-Kolombia (SOFA) memberikan kekebalan personil AS dari hukum lokal.
Gadis yang menjadi korban, beserta dengan keluarganya kemudian meninggalkan Melgar dan pindah ke Medellin. Sang gadis yang tak diungkapkan namanya ini mengklaim bahwa dia dan keluarganya menerima pelecehan dan ancaman dari pasukan pemerintah AS.
Harian Kolombia, El Tiempo melaporkan bahwa di wilayah Melgar teradapat banyak "masalah sosial yang berkembang", termasuk eksploitasi seksual gadis di bawah umur.
"Masalah ini bertambah dengan kehadiran orang asing, terutama yang berasal dari Amerika Serikat, yang terkait dengan perjanjian minyak dan militer," bunyi laporan dari El Tiempo.
Harian tersebut melaporkan bahwa terdapat sekitar 23 pelecehan seksual pada tahun 2006 dan 13 kasus pada tahun 2007. Situs berita berhaluan kiri, El Turbion mengkonfrimasi angka tersebut.
Menurut pemerintah, sebanyak 7.234 perempuan Kolombia tercatat sebagai korban kejahatan seksual selama konflik berlangsung di negara ini. (ama/stu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar