PEUGAH YANG NA,. PEUBUET LAGEI NA,. PEUTROEK ATA NA,. BEKNA HABA PEUSUNA,. BEUNA TAINGAT WATEI NA,.

Jumat, 06 Mei 2011

LOMBA

Lomba essay narasi Guru Nasional 2011

Sebagai gerbang masa depan Indonesia yang lebih baik, pendidikan sering diabai, sering tak dilakukan dengan dedikasi profesionalisme tinggi. Hanya sebatas mengajar ‘apa adanya’, tak lebih, hanya menggugurkan pelaksanaan kurikulum. Ini bisa disimpulkan melihat prestasi anak negeri yang masih bisa dihitung dengan jari, kondisi politik-ekonomi-sosial-budaya yang tak mencerminkan pelakunya berpendidikan tinggi, tak menjunjung nilai-nilai moralitas-universal. Semua semakin karut marut.
Karut marut pendidikan selama ini bisa kita lihat dari filosofi pendidikan yang membebankan peserta didik layaknya mesin, target kurikulum yang tak berpihak pada kemampuan dan kemajemukan daya peserta didik, pelaksanaan proses pendidikan yang menggunakan kekerasan dan segala anasir subversif, guru tidak kreatif, kaku, tidak menyenangkan. Dan anehnya semua itu seperti sengaja dikekalkan oleh pemerintah. Hal tersebut dikarenakan pemerintah tak serius mengubah arah pendidikan menjadi lebih baik, hanya mengandalkan politik anggaran pendidikan 20 persen saja. Itu tidak cukup.
Lalu, bisakah ini dibebankan pada proses pendidikan yang ternyata telah gagal? Pendidikan adalah ujung tombak perubahan sebuah negeri. Hal ini bisa dilihat dari kejatuhan Jepang setelah dijatuhi bom atom di Hirosima dan Nagasaki, tapi kejatuhan itu segera dibangunnya kembali melalui pendidikan. Dan saatnya kita mempersembahkan semua daya pikir kita untuk negeri.
Untuk itu, dalam menyambut Hari Pendidikan Nasional bertepatan dengan pelaksanaan seminar nasional oleh Forum Nasional Pendidikan Alternatif bertajuk “Pendidikan Humanis Hari Ini”, panitia pelaksana (panpel) memberi kesempatan bagi mahasiswa dan guru untuk berkarya memberi sumbang pemikiran kritis idealis dan solutif dalam rangka ‘memanusiakan manusia’ secara tertulis dalam Lomba Esai-Narasi Nasional 2011.

Waktu pelaksanaan

22 Maret – 22 Mei 2011

Tema

PELAKSANAAN PENDIDIKAN ALTERNATIF
Sub temaPublish
1. Pendidikan dilematis
2. Belajar itu asik
3. Berbenah dari kelas
4. Antara guru, fasilitator, dan orang tua

Alamat pengiriman naskah

Naskah dikirim ke narasi.ep@gmail.com

Peserta

1. Mahasiswa
2. Guru
Penilaian
1. Orisinalitas;
2. Gaya bahasa; dan
3. Ketepatan analisa.
Pengumuman kepesertaan
Pertama 5 April 2011
Kedua 3 Mei 2011
Ketiga 22 Mei 2011 (Hari terakhir pengiriman naskah, pukul 24.00 WIB)
Pengumuman pemenang
24 Mei 2011
Ketentuan-ketentuan
1. Naskah boleh berbentuk narasi atau esai.
2. Naskah tidak pernah dipublikasikan di media cetak maupun elektronik.
3. Naskah ditulis di atas kertas ukuran A4, margin normal, 1 spasi, minimal 5 halaman, disertai fotenote / daftar pustaka bila terdapat rujukan atau kutipan.
4. 1 orang peserta hanya mengirim maksimal 2 naskah.
5. Naskah fokus pada sub tema, tidak bercabang.
6. Halaman akhir naskah dilengkapi dengan data pribadi ( nama, alamat, usia, tempat kuliah, tempat mengajar, no HP / kontak, email, dan no rekening -pribadi atau berwakil).
7. Setiap pengiriman naskah peserta melampirkan attachment file scan KTP yang masih berlaku.
8. Setiap peserta diharuskan menulis isi pengumuman lomba ini di note FB masing-masing dengan men-tag 25 teman termasuk akun FB panitia (sebelumnya add forum.pendidikan@ymail.com).
9. Kepesertaan gugur bila tidak sesuai ketentuan naskah.
10. Naskah yang masuk menjadi milik panitia.
11. Hanya pemenang yang akan dihubungi panitia via email / telepon dan hadiah dikirim ke no rekening pemenang.
12. Keputusan panitia adalah kuat dan tidak dapat diganggu gugat.
Hadiah*
Kategori mahasiswa
Penerima penghargaan pertama Rp. 6.000.000;
Penerima penghargaan kedua Rp. 3.000.000;
Penerima penghargaan ketiga Rp. 1.500.000;
Kategori guru
Penerima penghargaan pertama Rp. 7.000.000;
Penerima penghargaan kedua Rp. 3.500.000;
Penerima penghargaan ketiga Rp. 2.000.000;
Sumber:
[1]http://edukasialternatif.blogspot.com/2011/03/lomba-esai-narasi-pendidikan-kr…
[2] Download silabus RPP

LIBUR NASIONAL


UPDATE Daftar Hari Libur Nasional tahun 2011:
  • 1 Januari 2011 = Tahun Baru Masehi
  • 3 Februari 2011 = Tahun Baru Imlek
  • 16 Februari 2011 = Maulid Nabi Muhammad
  • 15 Februari 2011 = Maulid Nabi Muhammad SAW
  • 5 Maret 2011 = Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1933
  • 22 April 2011 = Wafat Yesus Kristus
  • 17 Mei 2011 = Waisak
  • 2 Juni Kenaikan Yesus Kristus
  • 28 Juni 2011 = Isra’ Mi’raj
  • 29 Juni 2011 = Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
  • 17 Agustus 2011 = Hari Kemerdekaan RI
  • 30-31 Agustus 2011 = Hari Raya Idul Fitri 1432 H
  • 6 November 2011 = Hari Idul Adha
  • 27 November 2011 = Tahun Baru Hijriah 1433 H
  • 25 Desember 2011 = Natal

CERPEN


Cerpen

6 TAHUN SUDAH BERLALU


Dunia dipenuhi dengan hiasan,
semua dan segala yang ada akan kembali kepadaNya.
Bila waktu telah memanggil, teman sejati hanyalah amal
Bila waktu telah terhenti, teman sejati tinggallah sepi. (Opic)

Hari berganti minggu, bulan berganti tahun, tahun berganti angka-angka tanpa terasa telah kita lewati. Mungkin benar kata orang bijak “orang yang hari ini sama dengan hari kemarin merekalah orang yang rugi” dan “orang yang hari ini lebih baik dari pada hari kemarin merekalah orang-orang yang beruntung”, kita menyadari mungkin kita juga termasuk orang yang rugi, namun kesempatan selalu ada untuk menjadi orang-orang beruntung! Ikuti cerita berikut ini...
            Aku anak keempat dari empat bersaudara, ibuku seorang wanita karir yang saban hari selalu pergi ke kantor untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang karyawan. Ayahku seorang pengusaha yang saban hari sibuk dengan proyeknya tapi beliau tidak pernah lupa perhatian kepada anaknya yang bersifat materi. Kedua orang tuaku mereka orang yang berpendidikan meskipun hanya menyandang sarjana.
            Semua saudara-saudariku bisa dikatakan telah berhasil, saudaraku yang pertama telah menjadi seorang polisi, yang kedua seorang dokter dan yang ketiga seorang PNS. Maka perhatian kedua orang tuaku semuanya terlimpah untukku khusunya dari segi meterial. Aku selalu membanggakan kedua orang tuaku dan saudara-saudariku yang telah berhasil, aku selalu terbuai dengan keberhasilan mereka sehingga aku lupa dengan nasibku ke depan.
            Aku dilahirkan dari keluarga yang bisa dikatakan lumayan, sejak aku kecil sampai remaja mungkin aku belum merasakan kekurangan, apapun yang aku butuhkan kedua orang tuaku dan saudaraku selalu memenuhinya. Kalau dibandingkan dengan anak-anak yang lain mungkin aku lebih. Aku selalu dimanjakan dalam keluarga, kedua orang tuaku sangat menyayangiku sampai-sampai aku lupa segalanya.
            Akan tetapi tahun silih berganti, kemewahan, kecukupan, kemanjaan yang dulu aku rasakan sekarang telah berubah, mungkin Allah telah berkehendak lain. Tepatnya tanggal 26 Desember 2004 Allah memberikan cobaan yang Maha dahsyat yaitu gempa dan gelombang tsunami yang sangat luar biasa. Maka pada saat itulah aku merasakan kehilangan, kehilangan semuanya, kehilangan kedua orang tuaku yang selalu memanjakanku dan selalu memenuhi kebutuhanku. Kehilangan rumah yang bagi aku itu merupakan istana yang mewah, kehilangan kenderaan yang bagi aku itu merupakan kaki untuk berjalan, kehilangan semua saudara-saudariku yang dulu mereka pernah jadi teman tawaku, teman curhatku dan teman mainku.
            Mungkin pembaca bisa merasakan bagaimanakah nasibku sekarang, sekarang aku hidup bagaikan dibui, badan hidup terasa mati. Semua yang ku punya telah hilang, hilang diterjang gempa dan badai tsunami. Sekarang aku hidup sendiri semua keluargaku telah pergi tanpa meninggalkan pesan untukku, tapi hanya meninggalkan kesan-kesan yang sulit aku lupakan.
            Sebagaimana masyarakat lainnya, aku juga ikut mengungsi ke salah satu tempat pengungsian. Di sana aku baru sadar, kalau aku sekarang bukanlah anak manja, bukan lagi anak mama dan juga bukan lagi anak papa, tapi aku seorang anak manusia yang seperti mereka yang telah kehilangan kedua orang tuanya. Akan tetapi sangat sulit bagiku untuk menjalankan kehidupan seperti ini, yang dulu aku selalu merasakan kesenangan, selalu makan enak, selalu pakek baju baru, tiap hari naik kendaraan, selalu ada uang disaku, selalu disanjung-sanjung oleh kawan, tapi sekarang aku sudah sama seperti mereka.
            Hari demi hari kulewati kehidupan di barak biarpun penuh dengan kepedihan, penderitaan aku mencoba untuk menjalaninya. Sangat sulit bagi aku untuk melupakan kesenangan masa yang silam, tapi apa hendak dikata semua sudah menjadi kenangan-kenangan yang tak mungkin terulang lagi. Aku yakin Allah selalu memberikan yang terbaik kepada hamba-Nya, mungkin dengan cara inilah aku bisa hidup mandiri dan bisa merasakan arti kehidupan dan sekaligus bisa menjadikan hidup lebih berguna.
            Sebulan kemudian datanglah paman aku (adek bapak) ke tempat yang sekarang aku tinggal, barak yang penuh dengan penderitaan tapi telah mengajarkan arti hidup kebersamaan dan telah membuat aku mengerti akan siapa diriku ini. Paman yang sudah dari dulu mencari kabar tentang keluargaku akhirnya Allah mempertemukan kami. Tanpa banyak bertanya, akhirnya paman membawa aku tinggal bersama keluarganya, paman yang berbeda profesi dengan bapak, bapakku seorang pengusaha yang selalu dihormati oleh orang kerena penghasilannya, kerena tempat tinggalnya dan juga karena mobil yang beliau punya. Akan tetapi berbeda dengan paman, paman dihormati oleh orang karena ilmunya, imannya, dan juga karena kabaikannya. Paman berprofesi sebagai ustad ngaji dan dan juga imam meunasah (tungku imum) di tempat paman menetap.
            Sekarang aku pun tinggal bersama paman yang hidupnya serba sederhana tapi tak pernah kekurangan, tidak seperti bapak aku yang selalu kekurangan uang sehingga lupa kepada sang pencipta. Mungkin susah bagi aku untuk menjalankan tradisi kehidupan paman yang fanatik terhadap agama, tapi aku yakin ini adalah salah satu jalan untuk aku agar bisa menjadikan hidup lebih bermakna. Paman selalu menyuruhku shalat lima waktu yang dulu terasa asing dalam keluargaku, kedua orang tuaku jarang menyuruhku untuk melakukan shalat lima waktu, paman juga selalu menyuruhku ikut pengajian Al-qur’an di balai yang paman pimpin. Terus terang aku kurang bisa membaca Al-qur’an, padahal umurku hampir mencapai dua puluh tahun, mungkin semasa hidup kedua orang tuaku jarang menyuruhku untuk ikut pengajian.
            Sekarang kehidupanku sudah berubah seratus delapan puluh derajat, yang mana aku dulu dikenal anak yang manja, anak yang punya banyak uang, dan anak yang hidup penuh dengan kemewahan dari hasil pendapatan orang tuaku. Tapi sekarang aku dikenal anak yang mandiri, hidup dengan penuh kesederhanaan dan penuh dengan kesabaran. Allah telah membuka pintu hatiku untuk mengenal diri sendiri dan menyadarkanmku bahwa hidup ini adalah perantauan, karena suatu saat kita pasti akan kembali ketempat yang kekal selama-lamanya yaitu hari akhirat.
            Semasa kedua orang tua dan saudara-saudaraku masih hidup mungkin kami keluarga yang lebih dari segi materi, akan tetapi kurang dan sangat-sangat kurang tentang pemahaman agama, sehingga aku betul-betul buta dengan pemahaman agama. Sekarang aku baru menyadarinya, harta, benda tidaklah menjaminkan kebahagian kita, malah bila kita salah kaprah dalam menggunakannya niscaya dia akan membawa celaka, dan apalagi yang mendapatkannya dengan cara yang tidak diridhai oleh Allah maka itu sungguh sangat celaka.
            Sekarang aku sudah terbiasa dengan tradisi kehidupan paman yang sangat sederhana, sabar, pema’af, pemurah, harmonis dan tawadhu. Aku sudah melupakan kehidupanku yang serba mewah tetapi tidak berkah itu. Pernah aku berfikir, andaikata paman seperti ayahku sungguh lengkaplah kehidupanku, namun itu hanyalah angan-angan belaka yang tidak lagi mungkin terjadi.
            Paman pernah  mengajarkan aku sebuah Firman Allah yang sampai sekarang masih bersarang di benakku, “Kullu Nasfin Zaikatul Maut”  tiap-tiap yang bernyawa pasti merasakan mati. Aku sadar bahwa harta tidaklah menjaminkan kita bahagia di akhirat akan tetapi taqwa kepada Allahlah yang menjaminkan kita di hari akhirat.
            Paman juga mengingatkan sebuah sabda Rasululullah Saw, yang artinya “Barang siapa yang memikirkan kepentingan dunia seolah-olah dia akan hidup selamanya, akan tetapi barang siapa yang memikirkan akhiratnya seolah-olah dia akan mati esok pagi”. Pembaca yang budiman coba anda renungkan mungkin hadist ini menjadi rujukan bagi anda untuk menjadikan hidup ini lebih bermakna.
            Kini aku merasakan indahnya hidup kesederhanaan dan perhatian yang berbasis keagamaan, jauh dari segala kemewahan, dan ketenaran yang bersifat kenistaan. Hidup ini memang indah andaikata hidup ini dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah meskipun kita hidup dalam kekurangan, akan tetapi hidup ini terasa susah andaikata hidup ini jauh dari sang pencipta meskipun kita penuh dengan kemewahan. Saya yakin dan percaya kalau kita ingat kepada Allah, Allah pasti akan mengingat kita, Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
            Saudara/i pembaca, penulis berpesan kepada anda, bahwa hidup adalah sementara tidaklah selama-lamanya, hidup ini singkat, gunakanlah waktu singkat itu untuk hal-hal yang berguna, anda pasti akan merasakan hidup lebih bermakna. Ingat saudara/i pembaca penyesalan selalu datang terlambat. Sebelum terlambat gunakanlah waktu hidup menjadi lebih berguna. Moga kisah ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Amin...

Peukan Bada, 26  Desember 2010
Muhammad Yani (muhya)

ADAB MEMBACA AL-QUR'AN


Dalam membaca Al-Qur‟an, sudah tentu harus memperhatikan masalah adab/sopan santun (etika), karena yang dibaca adalah Kalamullah yang harus dijunjung tinggi dan dimuliakan. Oleh karena itu, para ulama ahli Qira‟at telah membagi menjadi beberapa bagian:
  1. Pembaca al-Qur‟an hendaklah bersungguh-sungguh dalam mengagungkan al-Qur‟an.
  2. Sebelum membaca al-Qur‟an diharuskan melakukan wudhu (jika memegang al-Qur‟an).
  3. Membaca do‟a sebelum memulai membaca al-Qur‟an
  4. Disunnahkan membaca Isti’adzah dan Basmalah sebelum memulai membaca ayat-ayat al-Qur‟an.
  5. Disunnahkan bagi pembaca al-Qur‟an memilih tempat-tempat yang bersih untuk membacanya.
  6. Dianjurkan membaguskan suaranya, sebab suara yang bagus dan merdu itu biasanya menambah keindahan uslubnya al-Qur‟an.
  7. Diwajibkan niat dengan ikhlas karena Allah semata-mata agar mendapat keridhaan Allah dan pahala-Nya, dan berusaha menghindari dari maksud-maksud untuk mencari keuntungan dunia, dan kemenangan dalam musabaqah. Oleh karena pahala dan keridhaan-Nya itu sudah cukup dari segala-galanya.
  8. Pembaca al-Qur‟an wajib tawadhu‟ (merendahkan diri dari sifat-sifat yang tidak terpuji).
  9. Disunnahkan membacanya dengan tartil, yaitu dengan bacaan perlahan-lahan, jelas dan tenang.
  10. Disunnahkan membersihkan mulut dengan wangi-wangian, dan paling utamanya adalah memakai siwak.
  11. Pembaca al-Qur‟an disunnahkan untuk memperhatikan arti dan kandungan al-Qur‟an.
  12. Disunnahkan untuk mendengarkan dan memperhatikan bacaan al-Qur‟an dengan khidmat dan khusyu‟ agar mendapat rahmat Allah.
  13. Disunnahkan bersedih hati (menangis) bagi para pembaca dan yang mendengarkan, apabila sampai kepada ayat-ayat adzab.
  14. Disunnahkan membaca shalawat kepada Nabi SAW. bagi pembaca dan yang mendengarkan bacaan al-Qur‟an, ketika sampai kepada ayat-ayat yang menyebutkan nama Nabi Muhammad SAW.
  15. Pembaca al-Qur‟an harus berusaha menghindari jangan sampai memutus ayat hanya karena mau bicara dengan orang lain.
  16. Disunnahkan berpakaian rapi dan bagus serta menutup aurat, begitu juga disunnahkan memakai wangi-wangian.
  17. Disunnahkan membaca do‟a khatmil al-Qur‟an, baik sesudah khatam 30 juz maupun belum.

SKRIPI,.!!!??????


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting. Menurut Undang-undang No. 2 tahun 1989 pasal 1 : pendidikan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya pada masa akan datang.[1] Oleh karena itu pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia menempatkan pendidikan pada salah satu sektor yang mendapatkan perioritas atas. Dilain hal juga pemerintah dalam meningkatkan bidang pendidikan ini menekankan pada peningkatan sumber daya yang tinggi sesuai dengan tujuan pendidikan nasional[2] yang tercantum dalam TAB MPR No.II/MPR/1993 tentang GBHN.
1
 
Pendidikan nasional merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada umumnya ada tiga jenjang pendidikan yang berlaku di Indonesia yaitu pendidikan tingkat dasar, pendidikan tingkat menengah, dan pendidikan tingkat tinggi. Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang menjadi dasar pada berikutnya. Lemahnya pendidikan dasar ini tidak menutup kemungkinan akan membawa dampak pada pendidikan selanjutnya.
Menurut UU No. 2 1989 pasal 13,[3] pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan benar.
MIN adalah salah satu sekolah yang menempati jenjang tingkat dasar dan merupakan pondasi pada jenjang berikutnya. Oleh karena itu, MIN merupakan madrasah yang perlu diperhatikan untuk menunjang pendidikan yang akan dilaksanakan selanjutnya.
Dalam pengertian sistem, pendidikan di MIN terdiri dari beberapa komponen, antara lain ; pesan, tujuan, pendekatan, alat dan lingkungan. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berusaha menyampaikan sesuatu hal yang disebut “pesan”.[4] Sebaliknya, dalam kegiatan belajar mengajar siswa juga berusaha memperoleh sesuatu hal. Pesan atau sesuatu hal tersebut dapat berupa pengetahuan, wawasan, keterampilan, atau isi ajaran lain seperti kesenian, kesusilaan dan agama.
Untuk tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan Qur`an Hadits, maka komponen-komponen tersebut berperan antara satu dengan yang lain. Di dalam UU No. 2 tahun 1989[5] dikemukakan bahwa : pendidikan keagamaan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang  ajaran agama yang bersangkutan.[6]
Menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan pesan pembelajaran merupakan peranan penting guru sebagai pendidik. Peranan guru sebagai pendidik sangat mempengaruhi pencapaian tujuan karena guru merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan secara langsung menuntun peserta didik kearah pencapaian tujuan pendidikan. Dengan demikian, kelancaran dan keberhasilan pengajaran antara lain banyak ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan guru mulai dari membuat perencanaan pengajaran, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM), pelaksanaan evaluasi sampai tercapainya tujuan pengajaran.[7]
Guru berfungsi sebagai pembimbing untuk menumbuhkan aktivitas peserta didik dan sekaligus sebagai pemegang tanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan. Dengan demikian, guru merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dunia pendidikan untuk mengembangkan, membina kepribadian, kemampuan dan keterampilan serta kecerdasan bangsa.
Apabila peranan guru dapat terlaksanakan dengan baik, hal ini akan dapat menciptakan siswa-siswi yang mampu hidup ditengah-tengah masyarakat, sehingga akan terdapat keserasian antara dunia pendidikan dengan keebutuhan masyarakat. Namun apabila peranan guru tersebut kurang dilaksanakan dengan baik, maka kemungkinan dunia pendidikan akan selalu berada dibelakang.
Berdasarkan paparan di atas, maka akan muncul pertanyaan, usaha yang dapat dilakukan agar semua peserta didik yang kita hadapi setiap hari, mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mereka tidak merasa asing terhadap apa yang terjadi di lingkungannya. Jawaban pertanyaan tersebut di atas secara umum adalah, selaku guru harus dapat melaksanakan proses belajar mengajar secara baik. Berbicara tentang keberhasilan proses pendidikan, kepala Madrasah, guru, peserta didik, sarana-prasarana dan lingkungan harus saling mendukung. Namun diantara sumber daya pendidikan tersebut yang lebih dominan berperan dalam menunjang keberhasilan ini adalah guru.
Untuk menjawab permasalahan diatas, dilakukan penelitian untuk mengetahui lebih mendalam tentang perencanaan pendekatan yang disusun guru sebelum proses belajar mengajar dan jenis pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses mengajar Qur’an Hadits.


[1] Undang-undang tentang sistem pendidikan nasional (UU. RI. No. 2 Tahun 1989) dan peraturan pelaksanaannya, Ed. 1995, Cet. 1, Jakarta ; Sinar Grafika, 1995, hal. 2.
[2] Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, trampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriot dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berorientasi masa depan. Lihat, Abdul Razak Husain, Sistem Pendidikan Nasional, Cet. 1, Solo ; Aneka, 1995, hal. 15.
[3] Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional, hal. 7.
[4] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Cet.1, Jakarta ; Rineka Cipta, 1999, hal. 170.
[5] Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Ed.1, Cet.2, Jakarta ; Raja Grafindo Persada, 2001, hal. 180.
[6] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hal. 224.
[7] Ibid, hal. 124.
Read more: http://www.bloggerafif.com/2011/03/membuat-recent-comment-pada-blog.html#ixzz1M3tmAphZ