PEUGAH YANG NA,. PEUBUET LAGEI NA,. PEUTROEK ATA NA,. BEKNA HABA PEUSUNA,. BEUNA TAINGAT WATEI NA,.

Minggu, 24 April 2011

LOMBA GURU 2011

Lomba Guru 2011 Berhadiah 9 Buah Netbook

Posted by Admin on Friday, March 25, 2011
Lomba Guru - NACTI 2011
"National Competition of Technology Integration"
 
Sebagai kegiatan tindak lanjut dari National Workshop and Seminar on Education Technology 2011 (NAWSET 2011), EduPartner Institute bersama Pazia Shop menyelenggarakan kompetisi media pembelajaran multimedia bagi para guru di Indonesia dengan tema: National Competition of Technology Integration 2011 (NACTI 2011):
“Fun and Creative with Computer in Your Classroom”.

Peserta
Kompetisi ini diikuti oleh tenaga pendidik (guru) dari jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA/SMK dari seluruh Indonesia.

Materi
Media pembelajaran PowerPoint yang dilombakan adalah media pembelajaran yang dipergunakan oleh guru di depan kelas dalam menyampaikan materi pelajaran (pada saat apresepsi, penjelasan teori/konsep, penjelasan aktifitas dan evaluasi) menggunakan LCD Proyektor (bukan merupakan media pembelajaran untuk belajar mandiri yang diperuntukkan bagi siswa). Media pembelajaran PowerPoint yang diikutsertakan dalam kompetisi digunakan dalam pembelajaran tatap muka di kelas dengan durasi maksimal 2 (dua) jam pelajaran. PowerPoint yang diikutsertakan dalam kompetisi dapat terdiri dari dua buah file (satu file merupakan slide presentasi dengan banyak media, sedangkan satu file lainnya merupakan slide yang menggunakan Mouse Mischief), serta mengintegrasikan banyak media/multimedia (teks, gambar, suara, animasi interaktif dan video), serta memasukkan unsur interaktifitas (penggunaan action pada tombol, hyperlink, dsb). Media PowerPoint yang dilombakan serta aktifitas yang dipaparkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mendorong para siswa untuk aktif, , bekerjasama, berkreasi, merangsang untuk berfikir tingkat tinggi (high order thinking), bersifat kontekstual dan mempromosikan atmosfer pembelajaran yang menyenangkan.

Jadwal
Kompetisi ini akan berlangsung dari tanggal 27 Februari – 30 April 2011, sedangkan pengumuman pemenang akan diumumkan pada tanggal 17 Mei 2011.. Kegiatan kompetisi ini dilaksanakan secara online, para peserta lomba cukup mengupload materi lomba (Materi presentasi multimedia interaktif dengan PowerPoint beserta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP yang memuat media pembelajaran tersebut).

Kriteria Penilaian
Kriteria Penilaian didasarkan pada:

1. Aspek artistik/keindahan,
2. Aspek teknis dan integrasi multimedia,
3. Aspek tujuan pembelajaran (kesesuaian dan ketercapaian),
4. Aspek strategi pembelajaran,
5. Dan Aspek kompetensi (kognitif, afektif dan psikomotorik) serta
6. Aspek kreativitas, keunikan dan integrasi nilai kebudayaan lokal.


Pengumuman Pemenang
Pengumuman peserta akan dilakukan secara online di website www.nacti.net, www.nawset.org dan www.edupartner.org pada tanggal 30 April 2011 jam 09.00 WIB.

Hadiah, sertifikat, dan Fasilitas bagi pemenang

Kegiatan yang berskala nasional ini akan menyediakan piala dan sertifikat dari dinas pendidikan, serta hadiah yang menarik dari para sponsor berupa:

1. 3 buah Notebook Acer Notebook Aspire 4738z untuk Juara Pertama (tingkat SD, SMP, SMA/SMK)
2. 3 buah Netbook Samsung Netbook N210 untuk Juara Kedua (tingkat SD, SMP, SMA/SMK)
3. 3 buah Netbook Acer Netbook Aspire One untuk Juara Ketiga (tingkat SD, SMP, SMA/SMK)
4. 3 buah Samsung Printer SCX4300 - Multifuction Laser printer (Scan, print, copy) untuk Juara Harapan 1 (tingkat SD, SMP, SMA/SMK)
5. 3 buah Samsung LCD Monitor B1930 (18.5”) untuk Juara Harapan 2 (tingkat SD, SMP, SMA/SMK)
6. 3 buah Samsung Printer ML1660 (Laser printer) untuk Juara Harapan 3 (tingkat SD, SMP, SMA/SMK)

Selain mendapatkan hadiah dan penghargaan, para guru yang menjadi pemenang (juara 1,2,3 dan harapan 1,2,3 masing-masing untuk level SD, SMP dan SMA/SMK) dan peserta lainnya yang mampu menghasilkan karya-karya yang inovatif, kreatif dan berbobot, akan mendapatkan kesempatan karyanya diterbitkan dalam bentuk CD Multimedia Interaktif oleh PT. Kandel dengan bimbingan lebih lanjut oleh EduPartner Institute. Selain itu karya bahan ajar multimedia beserta RPP akan dipublikasikan dalam website pustaka digital “Kubuka.Net”.

Biaya Pendaftaran
Untuk mengikuti kompetisi nasional ini, para peserta dapat mendaftarkan diri secara online di alamat www.nacti.net. Sedangkan biaya pendaftaran kompetisi adalah sebesar Rp.50.000 (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap produk/materi yang dilombakan. Masing-masing peserta dapat mengikutsertakan dan mengirimkan lebih dari satu produk media pembelajaran.

Pendaftaran gratis bagi peserta yang telah mengikuti Seminar dan Workshop NAWSET 2011 pada tanggal 26 dan 27 Februari 2011.

Kamis, 21 April 2011

BEASISWA 2011

Beasiswa Favorit
Australia
       ADS
       Al-Azhar University, Kement. Pendidikan Tinggi
       Ambassade de France (Kedutaan Perancis)
       DAAD
       StuNED
       Bappenas, Habibie Center, Depag, Depdiknas 
       Depkominfo, BPPS
       Monbukagakusho, Panasonic Indonesia

BEASISWA JEPANG 2011

BEASISWA MONBUKAGAKUSHO TAHUN 2011
PROGRAM RESEARCH STUDENT
Kedutaan Besar Jepang melalui suratnya No. 3/2010 tanggal 12 April 2010 menawarkan kepada Biro KTLN Sekretariat Negara Program Research Student untuk tahun 2011, salah satu program beasiswa Pemerintah Jepang (Monbukagakusho) yang dirancang untuk mereka yang berminat dalam program research student di perguruan tinggi di Jepang. Peminat pada waktu menjalani research student diperbolehkan melamar ke program degree (S-2/S-3/professional graduate course) atau meneruskan program S-3 setelah menyelesaikan program S-2/Professional graduate course, apabila lulus seleksi tes ujian yang diberikan oleh universitas yang bersangkutan. Pendaftaran dibuka sampai dengan tanggal 12  Mei 2010.
Keterangan lebih lanjut berikut formulir dapat diambil di Bagian Pendidikan Kedutaan Besar Jepang, Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, dan Medan atau download dari website kedubes Jepang di http://www.id.emb-japan.go.jp
Ajinomoto Scholarship enables students from five ASEAN countries (Thailand, Indonesia, Malaysia, the Philippines, and Vietnam) wishing to enroll in a master’s course (major in one of the sciences) at the University of Tokyo, to secure scholarships before their arrival in Japan. It aims to cultivate individuals capable of leading Asia in the twenty-first century and to contribute to the development of Asia and the world as well as to mutual understanding between these countries and Japan.
Eligibility
1. Applicants must be citizens of Thailand, Indonesia, Malaysia, the Philippines, or Vietnam.
2. Applicants must have graduated or be expected to graduate with an excellent academic record – GPA at least 3.20 (with 16 years of education completed or expected to be completed) and must receive the recommendation of their university president or academic advisor or be otherwise qualified to enroll in the University of Tokyo.
3. Applicants must be under the age of 35 on April 1, 2011.
4. In principle, the applicant must be able to obtain approval of acceptance as a Postgraduate International Research Student (hereinafter ‘Research Student’), from the University of Tokyo and be registered as a Research Student for April 2011 or October 2011. However, the applicant may enroll directly as a master’s course student of some graduate schools in the University of Tokyo.. In that case, the applicant must be able to obtain approval of enrollment from the University of Tokyo and be registered as a master’s course student for Apr 2011 or Oct 2011.
5. Applicants must have adequate Japanese language proficiency to study as a master’s course student of the University of Tokyo (Japanese Language Proficiency Test Level 1 or equivalent). Applicants must be able to pass at least Level 3 of the Japanese Language Proficiency Test (hereinafter ‘JLPT’) in a test administered no later than December 2010 (candidates wishing to enter as a master’s course student) or December 2011 (candidates wishing to enter as a Research Student). However, applicants who wish to enroll in ‘Information, Technology, and Society in Asia course (hereinafter ‘ITASIA’)’ of Graduate School of Interdisciplinary Information Studies does not require above Japanese language proficiency.
6. Applicants must apply from the above 5 countries and be able to attend selection procedures when necessary.
7. Applicants must be in good physical and mental health and have a strong motivation for learning.
8. Applicants must not be receiving other scholarships.
Scholarship Amounts
1. Research Student at graduate school: ¥150,000/month (for max. 1 year)
2. Master’s course at graduate school: ¥180,000/month (for max. 2 years)
3. Examination, Admission and Tuition fees: covered in full
4. Airfare (to and from Japan): covered up approximately to ¥200,000 (equivalent amount for economy class ticket. Actual amount in principle)
Number of students to be accepted 1 student from each of 5 countries (Thailand, Indonesia, Malaysia, Philippines, and Vietnam)
Application Documents
1. Application form(Form 1) and study program (assigned form)
2. Transcript of scholastic record issued by the university or graduate school attended (no photocopies, written in Japanese or English)
3. A letter of recommendation from university president or academic advisor (assigned form. Additional recommendation letter would be accepted)
4. Additional documents (Optional) A copy of documents proving Japanese Proficiency of the applicant, such as JPLT result, certificate of attendance to Japanese higher education facilities and Japanese Training institutions may be considered.
5. The documents submitted shall not be returned under any circumstances.
Contact (for Indonesian)
PT. AJINOMOTO INDONESIA
Jln. Laksda Yos Sudarso 77-78, Sunter
Jakarta 14350
Attn : Mr. Wahyu Darmayani
Phone : 021-65304455 Fax : 021-65308119
Deadline: March 31, 2010 (Indonesia: March 10, 2010)
For Detail, please :  download here

Most people are coming to this page searching for :

beasiswa 2011, beasiswa jepang 2011, beasiswa ke jepang 2011, beasiswa tahun 2011, beasiswa ke jepang tahun 2011, lowongan kerja ke jepang 2011, BEASISWA ASEAN 2011, Beasiswa untuk tahun 2011, beasiswa jepang tahun 2011, beasiswa jepang, Lowongan kerja di jepang 2011

Advertisements :

Belajar dari Kartini

Thu, Apr 21st 2011, 08:1
HAL apakah yang membuat Kartini menjadi begitu dikenang dan diangkat menjadi salah seorang pahlawan perempuan Indonesia? Apakah karena jasanya yang telah mengajarkan segelintir anak-anak perempuan yang dekat dengan dirinya? Ataukah karena Kartini telah menempuh pendidikan tinggi pada zaman perempuan yang masih sangat sulit untuk melepaskan diri dari belenggu adat?

Bukan, semuanya bukan. Bahkan Kartini harus menelan pil pahit budaya yang kemudian memaksanya menikah dalam usia relatif muda sebagai istri ketiga dari seorang adipati. Kendati pernikahan itu sendiri bukan keinginannya, karena sebenarnya saat itu cita-cita Kartini adalah melanjutkan pendidikan sampai ke Eropa. Tapi apalah daya perempuan saat itu selain menyerah pada kekuatan budaya parthiarkhi yang begitu kuat.

Lalu apakah yang membuat kita begitu mengenang Kartini? Menurut hemat penulis, karena pemikiran yang begitu besar dan sungguh-sungguh terhadap kondisi kaumnya sendiri, kaum perempuan dan segala apa yang menjadi hak seorang perempuan. Lalu bagaimanakah pemikiran itu sampai ke zaman kita sekarang ini? Semuanya berawal dari tulisan. Seandainya Kartini tidak menulis pemikirannya dalam surat-surat yang dia kirimkan pada sahabatnya yang berada di negeri kincir angin, mungkin kita tidak pernah tahu adanya Kartini, seorang perempuan yang memiliki pemikirkan tentang keterbelengguan nasib kaumnya. Tapi tulisan Kartini telah menggetarkan zaman sampai jauh sesudah kematianya. Tulisan-tulisan itu telah menjadi sumber semangat perjuangan perempuan-perempuan Indonesia untuk mengangkat harkat martabat mereka. Lihatlah betapa begitu hebatnya kekuatan sebuah tulisan, mampu membelah zaman dengan ketajamannya jauh sampai ke era masa depan melampaui kekuatan senjata apa pun di dunia ini.

 Inspirasi Kartini
Kartini memang tidak memiliki kekuatan maskulin yang dapat mendobrak keterbelengguannya oleh adat. Tapi kartini memiliki kekuatan dalam kelembutannya, Kartini terus bergerak dengan pemikiran dan penanya. Kartini tidak pernah diam, pemikiran Kartini terus menerobos benteng-benteng ketidakadilan sampai ke zaman ini. Lalu mengapa kita masih enggan untuk menuliskan pemikiran kita, bukankah setiap manusia punya pemikiran yang unik? Begitu banyak manfaat yang dapat kita ambil dari kegiatan tulis-menulis itu sendiri. Salah satunya adalah mengabadikan pemikiran. Persis seperti perkataan Pramoedya Ananta Toer yang dikutip di awal tulisan, bahwa tanpa menulis seseorang akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Banyak kita jumpai dalam perjalanan sejarah para ulama dan pejuang Aceh, di sana tidak ditemukan pola pemikiran ulama-pejuang kecuali hanya sepak terjang perjuangan mereka saja. Karena kebanyakan ulama kita tidak mempunyai banyak waktu untuk menulis, mereka lebih mengedepankan budaya lisan. Sehingga ilmunya terputus tidak mampu melampui perjalanan zaman.

Lalu inspirasi apalagi yang bisa kita ambil dari Kartini? Tentu saja banyak, di antaranya yang disebutkan di atas, tradisi menulis. Lebih dari itu, Kartini bukan sekadar menulis melainkan berfikir religius yang kritis. Seperti pertanyaan Kartini pada salah satu suratnya, ia mempertanyakan mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan untuk dipahami. Ia mengungkapkan bahwa dunia akan lebih damai jika agama tidak menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah dan saling menyakiti. “agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu.” Sepertinya kekritisan pemikiran Kartini masih up to date sampai sekarang. Coba kita lihat betapa banyaknya orang yang melakukan kemaksiatan atas nama agama di zaman sekarang. Agama seakan menjadi tameng baru untuk umat manusia agar dapat melakukan apa saja yang menguntungkan diri atau kelompok.

Bangunkan jiwa
Kapankah kita akan mulai belajar dan berpikir untuk jiwa kita? Selama ini kita hanya memikirkan fisik kita saja, sedangkan jiwa kita tidak pernah tersentuh. Lalu mengapa Kartini bisa berpikir jauh ke depan melampaui zaman sesudahnya. Karena Kartini memberikan jiwanya kesempatan untuk tumbuh, sehingga pikirannya tidak lagi memikirkan hal-hal yang sesaat. Tapi Kartini telah memasuki kematangan dalam jiwanya, sehingga dia mampu berpikir jauh ke depan.

Akankah perempuan sekarang mampu melakukannya? Tentu saja bisa jika mereka tidak lagi memikirkan kepentingan jangka pendek dan kepentingan terbatas. Perjuangan emansipasi wanita bukan sebatas untuk memenuhi kepentingan individual yang sifatnya praktis dan musiman semata. Disayangkan, emansipasi perempuan dewasa ini lebih terkesan sekadar untuk memperjuangkan ekonomi dan kesejahteraan individu dan keluarga, seperti lapangan pekerjaan, tempat mencari kesibukan di ranah birokrasi dan lembaga politik saja. Sehingga pemberdayaan kaum perempuan di kawasan yang lebih esensial dan menjangkau waktu yang berjangka panjang terlupakan begitu saja.

Pemberdayaan kaum perempuan melalui jalur pendidikan, dengan membuka akses yang luas dan mudah untuk dapat menjangkau strata pendidikan, merupakan aspek yang belum maksimal terpikirkan. Menurut Kartini, pendidikan adalah pintu gerbang membuka pikiran dan sekaligus jiwa manusia.

Ketika perempuan berhasil keluar dari keegoisan mereka, maka jiwa-jiwa mereka akan tumbuh. Dan dengan sendirinya mereka akan berpikir dan melakukan hal-hal yang luar biasa, yang akan mengangkat derajat kaumnya. Bahwa dalam kelembutan seorang perempuan ada kekuatan yang menggetarkan. Perempuan tidak harus menjadi seperti laki-laki.

Jadilah diri sendiri yang memang identik dengan kelembutan. Miranda Risang Ayu dalam bukunya yang berjudul “Permata Rumah Kita” menuliskan “Bahwa eksistensi seorang perempuan pun tidak ditentukan dari banyaknya anak, perhiasan atau warisan yang dapat dimiliki dari pasangannya. Tetapi dari keluasan kesabarannya untuk merasa cukup dengan dirinya sendiri, sehingga tumbuh fungsi sosial dan spiritual dari semua yang disandarkan kepadanya”.

Kalau dalam momen peringatan milad Kartini kita bisa mencontoh apa yang telah dikonstribusikan oleh Kartini untuk kemajuan bangsa ini, maka pertanyaan sekarang adalah apa yang telah kita berikan untuk pemberdayaan kaum perempuan khususnya dan kemajuan negeri ini? Minimal berilah apa saja yang bermanfaat dari apa yang kita miliki kendati belum begitu berarti bagi dunia.

Masih ingat kisah seekor burung pipit yang kecil yang berniat memadamkan kobaran api yang membumbung tinggi dengan setetes air dari mulutnya? Sekilas perbuatan sia-sia bukan? Tetapi pernahkah kita berpikir, bahwa sekecil apa pun satu ikhtiar, maka hal itu cukup berarti. Mari kita belajar dari Kartini, selamat memperingati Hari Kartini.

* Penulis adalah ibu rumah tangga.

SMA Peukan Bada Berbasis Keunggulan Lokal

Thu, Apr 21st 2011, 10:26

SMA Peukan Bada Berbasis Keunggulan Lokal

BANDA ACEH - SMA Negeri Peukan Bada, Aceh Besar yang saat ini menjadi satu-satunya sekolah berbasis keunggulan lokal di Tanah Rencong terus berusaha mengembangkan kerajinan Aceh.

Karenanya, para siswa tersebut kecuali digenjot pelajaran sesuai kurikulum, mereka juga dilatih berbagai ketrampilan dalam bidang seni dan kerajinan secara khusus.

Hal itu dikemukakan Kepala SMA Negeri Peukan Bada, Dra Delia Rawanita kepada tim pemantau ujian nasional (UN) propinsi Aceh yang dipimpin Asisten III Setda Aceh, Ridwan Hasan SH, Senin (18/4).

Delia mengharapkan ke depan siswa tamatan SMA Peukan Bada agar mampu memproduksi berbagai barang kerajinan, termasuk berbagai jenis kue tradisional Aceh seperti keukarah, boh usen, atau sejenisnya.

Dalam kunjungan yang juga dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Bakhtiar Ishak, Kakanwil Kemenag Aceh A Rahman TB, dan Ketua MPD Aceh Prof Dr Warul Walidin Ak, Asisten III meminta agar usaha yang ditempuh SMA Peukan Bada ini mendapat dukungan positif dari semua pihak.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Bakhtiar Ishak mengatakan pihaknya siap membantu program sekolah berbasis keunggulan lokal tersebut. Namun, diakui sejauh ini pihak belum mendapat laporan adanya sekolah unggul berbasil keunggulan lokal.

“Kalau memang ada program yang jelas. Kita mungkin bisa membahasnya dengan DPRA untuk mendapatkan dana pembinaan yang memadai,” katanya. Menurut Kadis Pendidikan Aceh, Bakhtiar Ishak, kehadiran program keunggulan lokal ini sangat penting sebagai bagian dari penyelamatan warisan budaya Aceh.

Dengan adanya program tersebut, siswa tidak hanya menguasai bidang studi yang diajarkan berdasarkan kurikulum yang ada seperti di sekolah lainnya, tapi mereka juga bisa mengembangkan keahliannya dalam bidang ketrampilan.

Menurut Kepala SMA Peukan Bada, Delia Rawanita, untuk bidang kesenian dilatih berbagai ragam tarian Aceh, dibidang chooking dilatih berbagai jenis kue khas Aceh seperti cara membuat keukarah, boh usen, dan sejenis. Sedangkan kerajinan tangan lainnya yang dilatih di antaranya cara membuat kasab Aceh dan reungkan.(sir)

MINAT BELAJAR..

A. Pengertian Minat dan Pengaruhnya pada Siswa dalam Belajar
1. Pengertian minat
Berbicara tentang minat, penulis tidak lepas dari masalah kejiwaan manusia. Oleh karena minat adalah salah satu aspek psikis yang ada pada setiap manusia. Apabila seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, maka orang tersebut akan berusaha dengan sekuat mungkin untuk memperoleh yang diinginkannya. Usaha yang dilakukan oleh seorang tersebut, dapat terjadi karena adanya dorongan dari minat yang dimilikinya. Dengan demikian minat adalah motor penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Seorang anak misalnya, berkeinginan untuk dapat pintar naik sepeda, maka dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk belajar naik sepeda. Walaupun anak tersebut telah beberapa kali terjatuh dari sepedanya, akan tetapi mereka tetap berusaha dan mencari jalan bagaimana cara untuk dapat naik sepeda dengan lancar.
Begitu juga siswa yang mempunyai minat dalam dirinya untuk belajar, maka siswa tersebut dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran yang dipelajarinya. Sebaliknya, tanpa adanya minat dan perhatian dalam diri seseorang siswa terhadap apa yang dipelajarinya. Mereka tidak akan dapat menguasai materi pelajaran yang dipelajarinya itu dengan baik. Oleh karena itu, minat belajar siswa sangat perlu diperhatikan dan ditingkatkan oleh guru sebagai pendidik di sekolah.
Untuk mengetahui dengan jelas masalah minat tersebut, berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat tentang pengertian minat oleh para ahli sebagai berikut :
Cony Semiawan mengatakan bahwa :
Yang dimaksud minat (interest), adalah keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada sesuatu, situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya (statisfiers). Demikian juga minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi sesuai dengan keadaan tersebut.
Slameto mengemukakan bahwa :
Minat adalah satu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
Dari pendapat tentang minat tersebut, penulis dapat memahami bahwa minat adalah kesediaan jiwa untuk memusatkan perhatian terhadap suatu obyek tertentu tujuannya untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau dengan kata lain bahwa minat itu mengarah kepada pemusatan perhatian secara maksimal untuk memperoleh tujuan yang diinginkan.
2. Pengaruh minat terhadap siswa dalam belajar
Telah dijelaskan di atas bahwa, minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu objek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila di dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan jiwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakannya itu.
Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, tanpa dengan minat, tujuan belajar tidak akan tercapai.
Untuk mengetahui lebih jelas pengaruh minat terhadap siswa dalam belajar, terlebih dahulu penulis mengemukakan pendapat para ahli tentang belajar itu sendiri
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu lingkungannya
Abu Ahmadi mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
Murid belajar dengan seluruh tenaga dan jiwanya, tidak hanya dengan pikirannya saja, setelah guru menyajikan bahan pelajaran dengan segala macam usaha dan upaya maka sekarang menjadi tugas anak untuk mengelola bahan pelajaran, mengingatnya dan mempergunakannya pada waktu ia berpikir di dalam seluruh kehidupannya
Slameto berpendapat bahwa :
Belajar adalah suatu proses usaha dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya dapat pula dikatakan bahwa belajar adalah kegiatan-kegiatan yang melibatkan seluruh komponen badan termasuk fisik dan psikis. Kegiatan tersebut, dilakukan secara aktif dan disengaja dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman yang baru.
Untuk mencapai tujuan belajar yang dimaksud diperlakukan adanya faktor pendorong atau minat dalam diri setiap siswa yang belajar. Dengan demikian, adanya minat dalam diri siswa yang belajar, mereka dapat memusatkan perhatiannya terhadap bidang studi yang dipelajarinya.
Jika minat siswa dapat dibangkitkan, kemudian seluruh perhatiannya dapat dipusatkan kepada bidang studi yang dipelajarinya, keadaan kelas dapat menjadi tenang. Sebab siswa tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan hal-hal yang melanggar ketertiban kelas. Dengan demikian prose belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan siswa pun dapat mencapai tujuan belajar sebagaimana yang diharapkan.
Dari keterangan di atas, penulis memahami bahwa minat termasuk salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan dalam belajar. Oleh karena itu, jika sekiranya siswa tidak memiliki minat atau kurang perhatian untuk menerima pelajaran, guru sedapat mungkin mengusahakan membangkitkan minat siswa melalui berbagai cara atau metode. Karena akibat dari siswa yang tidak memiliki minat belajar, mereka tidak dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
B. Fungsi minat dalam belajar
Fungsi minat dalam belajar, merupakan faktor yang sangat penting untuk dibahas. Mengingat pentingnya hal tersebut, para ahli sepakat bahwa minat tersebut adalah hal yang mutlak dalam setiap aktivitas, termasuk dalam hal belajar. Sehubungan dengan hal ini Westy Soemanto mengatakan bahwa :
Ditinjau dari segi kepentingan pendidikan dan belajar, pemilihan jenis perhatian yang efektif untuk memperoleh pengalaman belajar adalah hal yang penting bagi subjek yang belajar.
Berdasarkan uraian di atas, penulis memahami bahwa memancing minat siswa untuk belajar, merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh guru terhadap siswanya.
Salah satu usaha untuk membimbing perhatian anak didik yaitu melalui pemberian rangsangan yang menarik perhatian dari anak didik.
Dari pendapat tersebut, jelas bahwa membangkitkan perhatian dan minat belajar bagi siswa adalah faktor yang amat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Membangkitkan minat merupakan hal yang penting, maka kegunaannya pun juga merupakan hal yang penting, The Liang Gie mengatakan bahwa :
Minat selalu membangkitkan pemusatan pemikiran, juga menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar keriangan hati akan memperbesar daya kemampuan belajar seseorang, juga membantunya untuk tidak mudah melupakan apa yang dipelajarinya itu. Belajar dengan perasaan yang tidak gembira, akan membuat pelajaran itu tambah berat.
Seorang siswa dalam belajar diusahakan adanya minat dan perhatian yang besar terhadap semua bidang studi yang dipelajarinya. Guru harus mengusahakan agar materi yang dipelajari siswa dapat menjadi milik rohani, yang berguna dalam kehidupan kelak. Akan tetapi kadang-kadang ditemukan hal yang sebaliknya, tidak jarang diantara siswa yang tidak berminat terhadap bidang studi yang dipelajarinya. Sebagai akibat tidak adanya faktor pendorong untuk mendalami bidang studi yang dipelajarinya itu.
Guru kadang-kadang bersifat acuh terhadap masalah yang dihadapi siswanya, sehingga tujuan yang diinginkan dalam belajar tidak tercapai secara maksimal. Biasanya seorang siswa berminat mempelajari sesuatu, karena adanya beberapa sebab seperti:
1. Untuk memperkuat kedudukan ekonomi di kemudian hari
2. Dapat menciptakan kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam masyarakat
3. Dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya sendiri karena bertambah ilmunya.
Dari keterangan yang dikemukakan di atas, nampak bahwa minat adalah kecenderungan yang dapat menimbulkan perhatian terpusat terhadap suatu aktivitas. Oleh karena itu, setiap guru sebagai pendidik sekaligus sebagai pengajar di sekolah hendaknya memahami hal tersebut. Sebab pada umumnya seorang peserta didik menaruh minat terhadap sesuatu, karena belum mengerti akan kegunaan hal tersebut. Oleh karena itu, setiap guru dituntut agar selalu membangkitkan minat anak didiknya terhadap bidang studi yang disajikannya.
Sehubungan dengan hal tersebut, Zakiah Darajat mengatakan :
Titik permulaan dalam mengajar yang berhasil adalah membangkitkan minat belajar anak didik karena rangsangan. Rangsangan tersebut, membawa kepada senangnya anak didik terhadap pelajaran dan membangkitkan semangat belajar mereka. Di samping perasaan mereka mendapat manfaat dari pekerjaan dan kegiatan mereka dengan sungguh-sungguh.
Mengingat bahwa tujuan belajar adalah untuk mengerti dalam arti adanya hubungan yang erat antara pikiran subyek dengan obyek yang sedang diselidiki, berarti minat adalah hal yang amat penting keberadaannya dalam diri setiap individu, tanpa adanya minat, akan sulit untuk mengarahkan perhatian seseorang kepada suatu obyek.
Dari uraian di atas, dapat memberikan pengertian kepada penulis bahwa minat sebagai suatu aktivitas psikologis mempunyai fungsi yang amat penting dalam belajar. Untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, keberadaan minat dalam diri setiap siswa sangat dibutuhkan. Dengan adanya minat tersebut, siswa dapat berhasil dalam belajarnya. Dengan demikian, tujuan yang akan dicapai dalam belajar tercapai secara maksimal.
C. Metode Membangkitkan Minat Belajar Siswa dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
1. Metode membangkitkan minat belajar siswa
Sebelum membicarakan lebih jauh tentang beberapa metode yang dapat membangkitkan minat belajar siswa, terlebih dahulu penulis akan mengemukakan pengertian metodologi itu sendiri sebagai berikut:
Metodologi berasal dari bahasa Greek “metho” yang berarti melalui dan “hodos” yang berarti cara, sedangkan “logos” yang kemudian menjadi “logi” berarti ilmu pengetahuan. Dengan demikian kata “Metodologi” berarti ilmu pengetahuan yang membalas tentang cara atau jalan yang harus dilalui
Dari pengertian tersebut, penulis mengartikan bahwa metode mencakup pengertian tentang proses belajar sehingga ruang lingkup pembahasannya adalah segala sesuatu yang terjadi baik dalam kelas, di luar kelas, maupun dalam lingkungan sekolah.
Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, metode merupakan jalan atau alat yang penerapannya diarahkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, tujuan tersebut sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam program pengajaran. Oleh sebab itu, setiap guru dituntut untuk selalu berusaha membangkitkan minat peserta didiknya terhadap bidang studi yang diajarkannya.
Sehubungan hal tersebut, Zakiah Darajat mengatakan bahwa :
…tidak dibangkitkannya minat terhadap pelajaran akan mengguncangkan suasana dalam kelas, dan timbulnya persoalan tentang peraturan. Adanya rasa malas dan lelah di dalam jiwa anak didik, di samping timbulnya rasa remah terhadap pelajaran dan pekerjaan sekolah. Dengan demikian jelaslah beberapa pentingnya membangkitkan minat anak didik dalam proses mengajar bagi guru. Sebenarnya sebagian besar dari usaha guru yang sukses tertumpah kepada membangkitkan minat anak-anak didik.
Dari uraian tersebut, penulis memandang bahwa sudah menjadi kewajiban setiap guru untuk membangkitkan minat yang telah ada dalam jiwa anak didik. Sebab tanpa minat akan sulit untuk mengajarkan sesuatu kepada seseorang.
Uraian selanjutnya adalah mengenai metode yang dapat membangkitkan minat belajar siswa. Metode itu sangat banyak, akan tetapi penulis hanya mengungkapkan lima macam metode dalam skripsi ini, karena pada dasarnya metode-metode tersebut adalah baik dan tepat dipakai untuk membangkitkan minat siswa untuk belajar.
Adapun metode yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Metode langsung
Metode langsung adalah metode ini dilaksanakan dengan menggunakan alat dalam pelaksanaan metode ini, guru bidang studi mengupayakan suatu cara yang mudah dan gampang dimengerti oleh siswa. Apabila peragaan alat peraga tidak dapat dipraktekkan di hadapan siswa, guru dapat menggunakan gambar untuk menjelaskan isi materi pelajaran. Hal tersebut dimaksudkan upaya siswa dengan mudah dapat memahami dan mengerti akan maksud dari materi yang diajarkan oleh guru. Dengan demikian secara tidak langsung siswa dapat mengembangkan ilmunya.
Metode ini dapat dirasakan kebaikannya karena dapat merangsang minat belajar siswa untuk memperhatikan dengan seksama materi pelajaran yang disajikan oleh guru. Di sisi lain metode ini memiliki kelemahan apabila guru tidak menyediakan alat peraga yang diperlukan
b. Metode ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan atau masalah secara lisan.
Dalam penggunaan metode ceramah ini, siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan memahami suatu proses, yaitu dengan mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan mencatat penalarannya secara sistematis. Metode ini dapat membangkitkan minat belajar bagi siswa karena secara tidak langsung siswa memusatkan perhatiannya terhadap isi materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
c. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu teknik untuk memberi motivasi siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, atau guru mengajukan pertanyaan kemudian siswa menjawab .
Dalam menggunakan metode ini diperlukan usaha untuk merangsang siswa agar perhatiannya terarah kepada masalah yang sedang dibicarakan, mengarahkan proses berpikir siswa agar mereka dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan penuh keterampilan interprestasi dan lain-lain.
Selanjutnya dalam menentukan pemakaian metode ini hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
b) Pertanyaan dapat membangkitkan minat dapat mendorong inisiatif anak dan dapat merangsang murid untuk bekerja sama.
c) Melatih anak mampu mengasosiasikannya dengan masalah-masalah lain
d) Teknis pengajuan pertanyaan hendaknya ditujukan kepada seluruh kelas dan giliran menjawab murid tertentu saja.
d. Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok adalah cara mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan membentuk kelompok kerja dari kumpulan beberapa orang murid untuk mencapai suatu tujuan secara gotong royong.
Berdasarkan pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa metode kerja kelompok adalah cara mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan membagi murid dalam bentuk kelompok yang lebih kecil. Untuk menyelesaikan tugas secara gotong royong.
Dalam pelaksanaan metode ini, semua siswa yang tergabung dalam suatu kelompok diharapkan sumbangsihnya untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada kelompoknya. Adanya kerjasama yang terjadi diantara mereka, membuat masing-masing siswa terpacu minat dan semangat belajarnya. Dengan demikian tugas yang dibebankan oleh guru atas kelompoknya dapat mereka selesaikan dengan baik dan benar.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode kerja kelompok ini, antara lain adalah
a) Hendaknya diusahakan jumlah anggota masing-masing kelompok jangan terlalu besar, cukup empat sampai enam orang anak
b) Pembentukan kelompok kerja hendaknya dibentuk secara demokrasi dalam arti mempertimbangkan minat dan kemampuan anak murid.
c) Jumlah anggota setiap kelompok hendaknya seimbang dan merata, dalam hal perbandingan murid yang pandai dan kurang pandai, perbandingan pria dan wanita dan lain sebagainya.
e. Metode pemberian tugas
Sebelum guru menerapkan metode pemberian tugas ini, terlebih dahulu menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Kemudian guru memberikan tugas kepada siswa untuk dilaksanakan berdasarkan petunjuk yang telah diberikan oleh guru.
Adapun penetapan metode ini melalui tiga tahapan yaitu :
a) Guru memberi tugas kepada siswa sesuai dengan perencanaan yang disepakati bersama kurikulum yang berlaku.
b) Siswa melakukan tugas yang dibebankan kepadanya, artinya ia belajar seraya menyelesaikan tugas-tugas yang bersangkutan
c) Siswa mempertanggungjawabkan kepada guru apa yang telah mereka pelajari dengan bukti hasil kerja (belajar), penyelesaian tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
Metode pemberian tugas ini, pada dasarnya dilaksanakan apabila guru telah melakukan penjelasan tentang tujuan yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar.
Beberapa metode yang telah diuraikan di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa pada dasarnya semua metode mengajar dapat dipergunakan oleh guru untuk memancing minat belajar siswa, namun demikian metode-tersebut juga mempunyai kelemahan apabila alat peraga ataupun guru yang akan mempergunakan metode tersebut tidak menguasainya dengan baik.
2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa
Dalam belajar terlibat berbagai faktor, sehingga kadang-kadang bila faktor itu tidak ada, menyebabkan minat untuk belajar bagi siswa akan berkurang, bahkan akan menjadi hilang sama sekali.
Berbicara mengenai faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, dapat ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi minat siswa itu sendiri. Namun pada dasarnya faktor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam faktor intern (dalam diri) siswa yang belajar. Faktor ekstern (dari luar diri) siswa yang belajar dan faktor teknik atau pendekatan belajar.
Soemadi Soeryabrata mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu :
a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar dan ini masih dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
• Faktor non sosial
• Faktor sosial
b. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar dan ini pun dapat digolongkan dua golongan yaitu :
• faktor fisiologis
• faktor psikologis.
Sedangkan menurut Westy Soemanto bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibagi tiga bagian yaitu :
1) Faktor stimulus belajar
2) Faktor metode belajar
3) Faktor individu
Kedua pendapat di atas , maka pada pokoknya dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yakni :
1) Faktor intern
2) Faktor ekstern
3) Faktor teknik atau pendekatan belajar
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, seluruh faktor itu dapat mempengaruhi minat belajar siswa dalam belajar.
D. Pentingnya Minat dalam Belajar
Minat adalah kecenderungan jiwa ke arah sesuatu karena sesuatu itu mempunyai arti bagi kita. Sesuatu itu, dapat memenuhi kebutuhan dan dapat menyenangkan kita. Oleh karena itu, sesuatu yang tidak mempunyai arti bagi kita atau tidak sesuai dengan kebutuhan, maka minat pun tidak akan timbul atau tertarik, sama halnya dengan pelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan, maka minat pun tidak ada waktu mempelajarinya.
Salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan dalam belajar adalah karena minat tidak ada terhadap pelajaran tersebut. Kegiatan belajar dapat berhasil dengan baik apabila ada pemusatan perhatian terhadap pelajaran dan salah satu faktor yang menyebabkan terpusatnya perhatian adalah minat. Begitupun sebaliknya bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan minat siswa, tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.
Sehubungan dengan hal tersebut, guru harus mampu memelihara motivasi belajar siswa, kebutuhan siswa, minat, dan lain-lain, supaya ia dapat menjamin sikap positif pelajar dan kesukaannya kepada pelajaran. Di samping itu, juga mengembangkan motivasi dan minat siswa yang pada dasarnya adalah membantu siswa memilih bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.
Jika terdapat siswa yang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar, menurut Reojakkers bahwa untuk membangkitkan minat siswa dapat dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa.
Dari uraian di atas, dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa minat sangat penting dalam kegiatan belajar, karena tanpa adanya minat terhadap suatu pelajaran, maka kegiatan proses belajar tidak akan berjalan dengan baik dan pada akhirnya keberhasilan dalam belajar tidak akan tercapai dengan baik pula.

TANDA KIAMAT DALAM HADITS

Huzaifah bin Usaid alGhifari RA berkata: “Telah datang kepada kami Rasulullah SAW dan kami pada waktu itu sedang berbincang-bincang. Lalu Nabi bersabda: “Apa yang kamu perbincangkan?” Kami menjawab: “Kami sedang berbincang tentang hari Qiamat.” Lalu Nabi SAW bersabda: “Tidak akan terjadi hari Qiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya.” Kemudian Baginda menyebutkannya: “Asap, Dajjal, binatang, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam ‘alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab, dan yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia kepada Padang Mahsyar mereka.”    - HR Imam Muslim
Takhriij alHadith:
Dikeluarkan oleh Muslim dlm shahihnya Jld 4, Kitab alFitan, #2901. Juga Ibn Athiir, Jami’ alUsyuul yg dikeluarkan oleh Abu Daud dan atTirmidzi. Hadith shahih dari jalur Hudzaifah alGhifari RA.

Fiqh alHadith:

Tanda2 dalam hadith Hudzaifah ini dinamakan tanda2 besar Qiamat. Tanda2 gesar bermakna Qiamat itu sudah terlalu hampir atau manusia berada di ambang Qiamat.

Tanda #1: Dukhan (jerebu atau kabus tebal)

Kabus atau jerebu tebal yg menjadi bahaya ialah bila ia mencecah indeks bacaan 500 ke atas.
Para salaf berpecah menjadi dua golongan bila mentafsirkan jerebu ini. Kumpulan Ibn Mas’ood RA, Mujahid, dan ibn Jarir atTabari menetapkan Dukhan atau jerebu ini adalah tanda Qiamat yg sudah pun berlalu di zaman RasuluLlah SAW sempena turunnya surah adDukhan. Jerebu yg menimpa kaum Quraisy.
Kumpulan Imam Ali bin Abu Tholib RA, Abu Said alKhudri RA, Ibn Abbas RA, Ibn Umar RA, alHasan bin Ali RA dan Hasan alBasri mengatakan jerebu ini benar2 tanda besar Qiamat dan ia belum lagi terjadi. Hadith Hudzaifah ini adalah dalil mereka.
AlHafiz Ibn Kathir RH mendokong pendapat Ali dan Ibn Abbas. Imam Nawawi ketika mensyarhkan hadith ini menyatakan jerebu itu meliputi bumi selama 40 hari. (Syarah Muslim 18/27)

Tanda #2: Keluarnya alDajjal alMasih

Dikembarkan istilah alMasih kepada Dajjal ialah kerana alMasih bermaksud salah satu matanya terhapus (Ibn Athir), ada pun Dajjal bermaksud pendusta. Maka Dajjal alMasih = Pendusta yg bermata satu.  (Ibn Athir, Jami’ alusyul 9/356)
Fuqaha’ yg menolak munculnya alDajjal alMasih ialah Imam Muhammad Abduh, mantan Mufti Mesir. Beliau menetapkan Dajjal yg dimaksudkan itu adalah aliran kesesatan secara umum (Tafsir alManar, Jld 3).
Manakala faham Muktazilah, Khawarij dan Jahmiyah menolak secara total kerana jika benar Dajjal suatu ancaman kepada manusia, niscaya alQuran ada menyebutnya, tapi tidak ditemui dalam alQuran.
Namun i’tiqad ASWJ menetapkan melalui hadith2 yg mutawatir akan kemunculan Dajjal alMasih di akhir zaman sebagai tanda besar Qiamat. Pendetailan mengenai ciri2, tanda2 mengenal Dajjal tidak dapat dibahaskan di sini kerana ia teramat banyak dalam kitab2 yg beredar di pasaran, cuma perhatikan hadith2 yg menyalurkan maklumat tentang Dajjal itu shahih atau hasan.

Tanda #3: Keluarnya ‘Daabbah’ (binatang melata)

Hadith Hudzaifah ini menguatkan maksud ayat 82 surah anNaml : (Kami mengeluarkan sejenis binatang melata dari bumi).
Tujuan binatang ini keluar ialah sebagai suatu peringatan yg terakhir kepada orang kafir supaya beriman dan kepada orang Islam supaya tetap istiqamah. Daabbah ini bukan monster atau binatang yg memakan manusia!
Komentar Syaikh Ahmad Syakir pada Musnad Imam Ahmad:
Perihal Daabbah (binatang melata) ini maklum pada orang yg berbahasa Arab suatu makna yg luas (tidak terhad) pada istilah binatang. Malah Daabbah adalah kalimah yg membawa maksud yg luas. Maksudnya suatu istilah yg hanya dimengerti oleh orang yg memahami bahasa Arab.

Tanda #4: Terbitnya matahari dari sebelah Barat

Ini bermakna Jepun bukan lagi negara matahari terbit. Morocco atau Maghribi pula akan dinamakan negara matahari terbit.
Hadith ini adalah syarh kepada ayat 158 surah alAn’am. Kata Imam atTabari dan Ibn Kathir ketika mentafsir ayat ini, salah satu tanda itu ialah terbitnya matahari dari Barat.
Kata Imam Ibn Hajar (alFath), bila hal ini berlaku, maka pintu taubat pun ditutup. (Fath alBari 11/352)

Tanda #5: Turunnya Isa putera Maryam AS

Perkhabaran Rasulullah SAW ini menguatkan ayat AQ sebelumnya:
- AQ 4: 157-158
- AQ: azZukhruf (43): 61
- anNisaa’: 51
Maka disimpulkan:
Turunnya Isa AS di akhir zaman adalah aqidah ASWJ. Ingkar bermakna mendustakan Muhammad SAW kerana mutawatirnya alHadith.
Tujuan Isa turun ialah melaksanakan semula syari’at Muhammad dan memerangi semua agama yg lain dan keamanan akan melimpahi bumi selama 40 tahun. (Albani, Silsilah asShahihah/IV/559)

Tanda #6: Keluarnya Ya’juj wal Ma’juj

Menurut Ibn Hajar (alFath 13/107), asal usul Ya’juj dan Ma’juj ialah keturunan Adam jua.
Hadith Hudzaifah di atas menguatkan dalil alQur:an mengenai kemunculan dua kaum yg ganas itu di Akhir zaman.
AQT 18: 94 (Wahai Zulkarnain, sesungguhnya kaum Ya’juj dan Ma’juj sentiasa melakukan kerusakan di muka bumi)
AQT 21: 96 (Sehingga terbuka tembok yg menyekat Ya’juj dan Ma’juj serta mereka meluru turun dari tiap2 tempat yg tinggi. Dan hampirlah datangnya janji hari Qiamat yg benar)
Ada pelbagai tafsiran:
Sebahagian mengatakan Dua kaum pemusnah ini sudah berlalu, iaitu ketika keluarnya kaum Monggol dan Tartar dari Asia tengah. Antara yg berpendapat demikian ialah Almarhum Ustaz Sayyid Qutb dalam Tafsir azZilal. Imam alQurthubi juga berkata kemungkinan kaum Tartar dan Mongol itu adalah Ya’juj dan Ma’juj. Begitu juga pendapat Ibn Athir, alKamil: 13/375
Pendapat yg rajih ialah Ya’juj dan ma’juj itu muncul ketika zaman turunnya Isa putra Maryam AS. jika ada kaum yg sebelum turunnya Isa, ia adalah ciri-ciri Ya’juj wal Ma’juj sahaja. Akhirnya Ya’juj dan Ma’juj ini dibinasakan dengan berkat do’a Isa alMasih (Dr Sulaiman alAsyqar, alYaum alAkhir, Kuwait, 1988, Syaikh Yusof Abdullah, alWabil, ‘Alamaat alQiyamah alKubra)

Tanda #7: Tiga khasaf di sebelah Timur, Barat dan Jaziirah Arab

Berkata alHafiz Ibn Hajar (alFath: 12/ms 84), gempa atau runtuhan besar ini belum berlaku lagi walaupun gempa itu sering terjadi di pelbagai tempat. Tetapi gempa tanda Qiamat ini adalah gempa yg amat besar sekali berlaku di Timur, Barat dan Semenanjung Arab yg membawa kemusnahan yg dahsyat.
Ulasan s2s:
Gempa yg dahsyat selalunya >9.5 di atas skala Richter, spt yg berlaku di Acheh yg mengakibatkan kesan Tsunami yg melanda satu kawasan yg besar di Indonesia, Sri Lanka, India, Thailand dan Malaysia. Rata-rata bila ditanya orang yg menyaksikan Tsunami ini, maka mereka menyangkakan Qiamat.

Tanda #8: Munculnya api yg besar di Yaman (Kota Aden)

Ibn Hajar berkata: Api ini adalah tanda terakhir tanda2 Qiamat yg besar-besar dan petanda pertama bermulanya fasa Qiamat (alFath: 13/82)
Bila api itu muncul, maka manusia akhir zaman akan berduyun-duyun berkumpul di tempat2 perhimpunan masing-masing. Mereka berpusu-pusu melarikan diri beramai-ramai dan sesiapa yg tidak berpindah, akan dimakan oleh api itu. Tempat tumpuan perhimpunan ialah Syria (Ibn Kathir, anNihayah 1/259)
TAMAT syarah hadith Hudzaifah bin Usaid RA.

RINDU....

Pernah dengar lagu Melly yang judulnya ‘Bimbang’? Di dalamnya ada sebuah lirik berbunyi begini : “Kata orang rindu itu indah, namun bagiku ini menyiksa … Sejenak kufikirkan untuk kubenci saja dirimu, namun sulit kumembenci …
Ada apa dengan rasa rindu? Apakah ia begitu menyiksa? Ya! Ya! Dan Ya! Rindu adalah salah satu efek dari hubungan cinta yang akan membuat Sahabat merasakan sesak di dada layaknya sebuah jarum menusuk dalam, tak melukai, hanya akan menimbulkan rasa tak tentu yang mungkin ditanggapi oleh otak sebuah keinginan berjumpa dengan pujaan. *Aiyyah* (Sok Ngerti Mode : ON)
Hanya saja masalahnya adalah perasaan rindu itu kadang terlalu menyiksa, sehingga jika telah sampai pada ambang batasnya, seseorang bisa merasakan rasa cemas akan satu hal : menganggap hanya dirinya ‘sendirian’ merasakan penderitaan cinta tersebut. Bisa jadi andai ini terjadi, akan ada sebuah kecurigaan bahwa pasangan sedang tak merasakan hal yang sama. Itu yang juga akhirnya dituangkan oleh Ari Lasso dalam liriknya : “Apakah di sana rindukan aku … seperti diriku yang selalu merindukanmu”.
Sekarang, andai ditanya : Apakah rasa rindu antara seorang pria dan wanita yang sedang lekat dalam cinta itu sama? Atau ada salah satunya yang lebih dominan?
Hmmm … menjawab pertanyaan ini (Sok Bijak Mode : ON), kita perlu melihat banyak hal psikologis yang mungkin menjadi bawaan dua jenis kelamin tersebut. Pria adalah makhluk yang kadang suka berterus terang, ceplas ceplos, kadang lebih berani berekspresi tentang rasa daripada wanita. Sedangkan wanita, makhluk pemalu yang kadang juga ceplas ceplos, kadang manja, kadang misterius. *Halah … emang dah kenal mereka berdua?* Setelah melihat dua hal itu, kukira pria dan wanita itu sama dalam rindu.
Pria sekuat apa pun akan lemah, luluh tak berdaya, ketika kerinduan itu menyerangnya. Dia bisa saja meneteskan air mata karena tak kuat dengan serangan cinta yang terus-terusan menggerogoti hati sucinya. Nah, ini yang diceritakan di banyak film tentang kepedihan sebuah perpisahan. Pria dan wanita itu sama. Sama-sama tersiksa karena cinta, dengan syarat cinta itu tumbuh secara sadar dalam hati dua makhluk itu tanpa paksaan. Tentu pernyataan ini berbeda jika cinta yang kita bahas adalah cinta dalam hati. :mrgreen: Pernah melihat seorang pria perkasa menangis karena cinta? Saya pernah! Saya menyaksikan itu. Lirik punya lirik, eh, ternyata kangen sama kekasihnya yang ternyata hampir selingkuh. Ahai …
Nah, mesti ingat juga hukum aksi reaksi dalam segala macam cerita kehidupan. Setiap aksi yang diberikan akan dibalas dengan reaksi yang besarnya setara (dalam Fisika, dengan arah yang berlawanan). So, kalo lagi kangen, gak perlu kuatir. Kalau ikatan batin itu kuat, rasa kangen itu akan sampai pada yang bersangkutan meski pun harus menembus hutan belantara dan padang sahara sejauh 500 km. :lol: Lha kalo gak kuat bagaimana? Yo dikuatkan to!
Nikmati kerinduan itu selagi Sahabat bisa. Nanti, Sahabat akan merasa begitu menyayangi justru setelah kehilangan.

APAKAH ANDA ORANG CERDAS..????

  1. Jawablah pertanyaan berikut setelah itu anda akan mengetahui tingkat kecerdasan anda saat ini...
  2. Jika Anda diberi 3 buah pil oleh dokter dan diminta untuk meminumnya setiap setengah jam, berapa waktu yang Anda butuhkan untuk menghabiskan pil tersebut?
  3. Bagilah 30 dengan setengah, kemudian tambahkan dengan 10. Berapakah hasilnya?
  4. Anda hanya mempunyai sebatang korek api ketika masuk ke dalam ruangan yang sangat gelap. Di dalam ruangan tersebut terdapat selembar kertas koran, sebatang lilin, sebuah obor, sebuah lampu minyak, kayu bakar dan tungku perapian, manakah yang akan Anda nyalakan pertama kali?
  5. Ambil 2 apel dari 5 apel yang ada. Berapa apel yang Anda punyai sekarang?
  6. Dalam setahun ada beberapa bulan yang mempunyai umur 31 hari, dan ada juga yang mempunyai 30 hari. Ada berapa bulankah yang mempunyai umur 28 hari?
  7. Di kutub utara ada sebuah bangunan dengan cat merah pada keempat sisinya. Lampu penerangan dalam ruangan itu berwarna merah juga. Suatu ketika masuklah seekor beruang melalui jendela dari sisi depan bangunan. Apakah warna beruang kutub tersebut?
  8. Ada berapakah banyaknya angka 9 dalam hitungan 1 sampai dengan 100?
KIRIMKAN JAWABAN ANDA KE FC..MUHAMMAD YANI,..

PEMINPIN IDEAL...

Menjadi Pemimpin yang Baik (How Be The Best Performance)!

By Abied, 08/04/2009
Tidak seorang pun bisa menjadi pemimpin yang hebat bila segalanya dilakukan seorang diri, atau karena ingin mendapat pujian, demikian yang dikatakan Andrew Carnegie. Pasti sebagian besar dari kita sependapat dengan Carnegie bahwa kita memerlukan orang lain untuk menjalankan tugas-tugas besar.
Dwight Eishenhower mengatakan bahwa pemimpin yang besar mampu memotivasi orang sehingga mereka mau melaksanakan apa yang diinginkan sang pemimpin karena mereka ingin melakukannya. Namun, masalahnya bagaimana kita bisa memotivasi orang lain sehingga mereka bersedia dengan senang hati melakukan apa yang kita arahkan untuk mereka perbuat. Inilah yang akan dibahas lebih lanjut  dalam Tulisan berikut
MULAI DARI MOTIVASI DIRI
Jim Dorman dan John C Maxwell dalam buku mereka Strategi Menuju Sukses mengatakan bahwa sebelum kita memotivasi orang, selain perlu mengetahui tujuan yang ingin kita capai dengan benar, kita perlu juga memiliki motivasi tinggi untuk mewujudkan tujuan tersebut. Tanpa memiliki sendiri motivasi yang tinggi, akan sulit sekali bagi kita untuk memotivasi orang lain
melakukan hal yang sama. Berikut adalah cara untuk memotivasi diri sendiri.
“Cost-Benefit Analysis”. Sebelum kita memulai sesuatu, kenali benar keuntungan yang bisa kita peroleh bersama dengan orang-orang yang kita motivasi karena melakukan kegiatan tersebut, dan kerugian yang diderita jika
tidak melakukan hal ini. Keuntungan yang dianalisis di sini bukan yang menyangkut uang semata, melainkan juga yang menyangkut penghematan waktu, peningkatan reputasi, pembentukan kredibilitas, penciptaan peluang sukses
yang lebih besar, kesehatan,  penghargaan, pengalaman, perbaikan, dan lain-lain. Kerugian juga tidak hanya dari segi materi, tetapi juga bisa dilihat dari segi kerugian waktu, kehilangan peluang untuk maju, pencorengan nama baik, sanksi moral di masyarakat, dan lain lain. Jika setelah keduanya dijumlahkan, ternyata keuntungannya lebih besar secara signifikan dari pada kerugiannya, pasti
kita akan sangat termotivasi untuk meraihnya. Kondisi ini akan membantu kita untuk lebih mudah memotivasi orang lain melakukan suatu tindakan.
Misalnya: Pada waktu Indonesia berada di titik pusar krisis ekonomi, banyak perusahaan terpaksa menerapkan kebijakan  penghematan biaya pada waktu krisis. Jika sang pemimpin perusahaan bisa meyakinkan diri sendiri bahwa kebijakan ini bisa memberikan keuntungan uang, peningkatan daya saing bagi perusahaan dan karyawannya untuk kelanjutan hidup bersama  (perusahaan dan karyawan), maka akan lebih mudah bagi pemimpin tersebut untuk memotivasi diri sendiri (setelah
itu, karyawannya), dibandingkan jika ia hanya mampu melihat cost-benefit ini dari satu sisi saja.
“Sense of urgency”. Ciptakan suatu rasa mendesak untuk melakukan tindakan nyata. Rasa mendesak ini dapat mendorong kita untuk segera melakukan tindakan. Jika kita tidak memiliki rasa mendesak untuk melakukan tindakan tersebut, maka orang lain juga tidak akan termotivasi untuk memulai atau menyelesaikannya dengan segera. Yang bisa kita lakukan untuk menciptakan rasa terdesak adalah dengan menentukan target dan menerapkan kerangka waktu bagi tindakan yang akan kita lakukan. Dengan demikian kita bisa menyusun strategi untuk pelaksanaan tindakan tersebut dengan hasil seoptimal mungkin.
Misalnya: Untuk tindakan penghematan dalam contoh di atas, yang bisa kita lakukan, misalnya adalah menetapkan target  penghematan biaya 30% dalam waktu 3 bulan yang dilakukan secara bertahap dengan rata-rata 10% per bulan. Dari penetapan target dan jangka waktu ini, kita cenderung akan merasa “terdesak” untuk melakukan suatu tindakan nyata segera, guna mewujudkan target tersebut dalam waktu yang sudah ditetapkan.
Keyakinan. Orang lain akan bersedia melakukan tindakan yang kita inginkan jika mereka melihat bahwa kita memiliki keyakinan tinggi bahwa tindakan tersebut memang bisa, pantas, dan menguntungkan untuk dilakukan. Tanpa memiliki keyakinan kuat, akan sulit bagi kita menularkan keyakinan ini kepada orang lain. Ada banyak cara untuk membangun keyakinan dalam diri
sendiri. Cara pertama adalah dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang kuat yang menyangkut  pelaksanaan tindakan ini. Jika kita belum memilikinya, kita perlu melengkapi diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan, misalnya melalui training, konsultasi dengan para ahli di bidangnya, ataupun membaca dan berdiskusi dengan orang-orang yang telah berpengalaman melakukan tindakan tersebut. Cara berikutnya adalah menyusun rencana yang rinci mengenai pelaksanaan tindakan tersebut berikut orang-orang yang terlibat, target, jangka waktu penyelesaian, dan standar prosedur operasional yang jelas.
Misalnya: Untuk kasus penghematan yang sedang kita bahas ini, sang pemimpin perusahaan bisa membaca buku-buku mengenai pemangkasan biaya dan strategi yang bisa diterapkan, berdiskusi dengan pengusaha-pengusaha lain (di dalam maupun di luar negeri) dan menimba pelajaran dari apa yang telah mereka lakukan. Bertanya pada para ahli mengenai strategi mengurangi biaya
produksi. Setelah itu, ia bisa menyusun rencana berdasarkan prioritas, target, prosedur dan jangka waktu pelaksanaan yang jelas.
MODAL DASAR “4 k”
Jika kita telah mampu memotivasi diri sendiri untuk melakukan suatu tindakan, barulah kita siap untuk mulai memotivasi orang lain untuk melakukan tindakan yang kita inginkan.
Kebutuhan. Orang akan terdorong untuk melakukan suatu tindakan karena adanya kebutuhan. Bahkan “kebutuhan” dianggap oleh Abraham Maslow, pakar motivasi, sebagai motivator yang paling kuat. Menurut Maslow, orang-orang memiliki jenis dan tingkat motivasi yang berbeda dalam melakukan suatu tindakan. Beberapa motivasi yang dikemukakan Maslow adalah motivasi untuk memenuhi kebutuhan fisik (makan, minum, sandang, perumahan), kebutuhan akan rasa aman (perlindungan dari bahaya), kebutuhan sosial (sosialisasi, diakui dalam masyarakat), kebutuhan akan pengakuan (penghargaan, status), dan kebutuhan untuk mendapat kesempatan mengaktualisasi diri (pengembangan diri). Yang perlu kita lakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan  tersebut dan mencari persamaan antara kebutuhan kita ataupun perusahaan dengan kebutuhan orang-orang yang akan kita motivasi. Persamaan kebutuhan ini akan menjadi alat pemersatu yang memiliki  daya dorong luar biasa untuk mencapai hasil nyata.
Misalnya: Pimpinan perusahan bisa mengatakan bahwa tindakan penghematan memang diperlukan agar operasional perusahaan bisa dipertahankan. Jika perusahaan bisa tetap beroperasi, maka  karyawanpun bisa tenang bekerja dan mendapat gaji. Jika target penghematan tercapai, perusahaan bisa menjadi gesit untuk bersaing di pasar, sehingga akan lebih mudah meraih peluang-peluang yang ada. Hasilnya, produktivitas meningkat, pemasukan bertambah, dan perusahaan bisa memberikan bonus bagi prestasi yang dapat diraih bersama, dan penghargaan bagi karyawan yang bisa memberikan kontribusi terbesar dalam pelaksanaan tindakan tersebut. Jadi sang pemimpin perusahaan bisa menunjukan bahwa dengan melakukan tindakan penghematan, banyak kebutuhan karyawan yang bisa terpenuhi (kebutuhan akan perkerjaan, keamanan, kelangsungan pekerjaan, kebutuhan bekerja dalam satu tim yang kompak, dan peluang untuk mendapat penghargaan karena berprestasi).
Kompetensi. Para ahli berpendapat bahwa setiap pada dasarnya ingin dihargai. Setiap orang senang mendapat pujian yang tulus. Setiap orang juga rindu diakui orang lain karena kemampuan, prestasi yang diraihnya. Charles Schwab juga mengatakan bahwa orang lain akan melakukan pekerjaannya dengan kualitas lebih baik atas dasar dorongan sebuah pujian dibandingkan dengan ancaman. Dornan dan Maxwell juga menegaskan bahwa setiap orang senang untuk menjadi seorang ahli. Jika seorang pemimpin memotivasi pengikutnya dengan menggunakan pendekatan kompetensi ini, maka pemimpin tersebut mengangkat harga diri para pengikut, sehingga akan lebih mudah bagi si pemimpin untuk memotivasi bawahan untuk bekerja sama meraih sukses.
Misalnya: Untuk memotivasi orang untuk melakukan penghematan di bidang masing- masing, sang pemimpin bisa berkata, misalnya: “Anda memiliki kemampuan dan pengalaman yang di bidang pekerjaan Anda masing-masing. Dengan itulah Anda pertama-tama diterima bekerja di sini. Saya yakin, dengan kedua modal penting ini, Anda akan mampu melihat celah peluang yang bisa diraih untuk melakukan penghematan di bidang kerja Anda masing-masing.”
Keakraban. Jika kita perhatikan, orang-orang dekat dengan kita mempunyai kemampuan yang besar untuk mendorong kita agar rela bersedia melakukan banyak hal untuk mereka, tanpa pamrih dan tanpa diperintah sekalipun. Mengapa hal ini bisa terjadi? Alasannya adalah karena kita akrab dengan mereka, mengasihi mereka, dan menganggap mereka sebagai bagian yang penting dalam hidup kita, sehingga kita senantiasa ingin membuat mereka merasa aman, dan merasa bahagia. Demikian pula dengan orang-orang
yang akan kita motivasi. Dengan mereka kita perlu menjalin “keakraban” sehingga bisa saling menghormati, menghargai, mengasihi dan saling menganggap penting. Keakraban ini perlu dibina dan dipupuk setiap saat agar tidak layu dan mati.
Misalnya: Untuk menjalin keakraban dengan para pengikut, seorang pemimpin perlu mengenal para pengikutnya dengan baik, sering berinteraksi dengan mereka, bersedia mendengar keluhan mereka dan  bersama mereka mencoba mencari jalan keluar dari masalah-masalah yang dihadapi. Pemimpin juga perlu memberikan kesempatan bagi orang lain untuk menyatakan pendapat mereka, ia juga perlu menghargai pendapat mereka, dan membantu mereka menciptakan peluang sukses. Setiap tindakan yang diambil seorang pemimpin harus memperhatikan dampaknya bukan semata-mata pada untuk dirinya sendiri, tetapi juga pada orang-orang yang ingin dimotivasi, sehingga mereka merasa diperhatikan, diperjuangkan, dan dihargai.
Komunikasi. Orang akan bersedia melakukan suatu tindakan, jika mereka juga tahu dengan jelas tindakan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukanya, apa yang harus dilakukan jika menghadapi masalah. Semua ini perlu dikomunikasikan seorang pemimpin pada para pengikutnya.  Tanpa komunikasi yang lancar, tindakan akan sulit dilaksanakan. Kalaupun bisa dilaksanakan, kemungkinan akan terjadi masalah dalam pelaksanaan menjadi besar. Tanpa komunikasi yang lancar, konflik cenderung akan terjadi. Jadi seorang pemimpin perlu mengkomunikasikan dengan jelas, dalam “bahasa” yang dimengerti oleh orang yang akan dimotivasi. Efektifitas komunikasi akan lebih meningkat jika disertai contoh yang jelas.
Misalnya: Dalam memberi motivasi, perlu dijelaskan tujuannya, target yang ditentukan, prioritas kegiatan yang harus diselesaikan, prosedur pelaksanaan, orang-orang yang perlu dihubungi, risiko yang dihadapi, peluang yang menanti. Semua ini perlu dikomunikasi secara bertahap sesuai dengan kapasitas serap para pengikut, agar tidak terjadi “information overload.” Komunikasi yang jelas juga mencakup pemberian kesempatan pada anak buah untuk bertanya. Selain itu, pemimpin juga harus bersedia mendengarkan masalah, kebingungan yang dihadapi anak buah. Mengkomunikasi dengan jelas apa yang ada dibenaknya merupakan keterampilan yang perlu diasah seorang pemimpin.Agar kita bisa menguasai seni memotivasi orang lain, yang perlu kita lakukan terlebih dahulu adalah memotivasi diri sendiri. Setelah itu, barulah kita bisa memotivasi orang lain dengan mengidentifikasikan
kebutuhan mereka, kemampuan mereka, menjalin keakraban dengan mereka, dan membina komunikasi yang jelas dan lancar. Dengan semua inilah kita bisa memotivasi orang lain sehingga mereka tidak merasa terpaksa melainkan dengan senang hati melakukan pekerjaan yang kita berikan.

METODE PEMBELAJARAN PAI YANG BAIK

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Bila kita berbicara tentang ruang lingkup pengajaran agama, maka akan dikemukakan beberapa bidang pembahasan pengajaran agama itu yang sudah menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri di perguruan agama. Tentu saja seharusnya sudah mempunyai metodik khusus untuk masing-masing pelajaran (fiqhi, aqidah, akhlak, dan mata pelajaran agama yang lainnya).
Jumlah dan jenis mata pelajaran dapat saja bertambah/dipecah dan mungkin di gabung. Tetapi prinsip pokok dan sumber tidak akan mengalami perubahan, karena wahyu dan sabda Rasulullah tidak akan bertambah lagi, yang bertambah adalah bidang studi dari segi pengelompokkannya serta pembahasannya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis dapat menemukan permasalahan yaitu :
  1. Metode apa yang cocok dengan mata pelajaran (Aqidah, Akhlak, Fiqhi dan lain-lain)
  2. Bagaimana kriteria pengajaran Pendidikan Agama Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Kriteria Pengajaran PAI
Kriteria pengajaran Pendidikan Agama Islam adalah persyaratan atau macam-macam pengajaran PAI yaitu dari segi penggunaan metode. Berbicara kriteria tentunya dari sekian banyak mata pelajaran PAI kriteria metode yang digunakan seperti apa.
Macam-Macam Pengajaran PAI
Bahan pelajaran agama tidak diragukan lagi mengandung nilai-nilai bagi pembentukan pribadi muslim tetapi kalau diberikan dengan cara yang kurang wajar misalnya anak disuruh menghafal secara mekanis apa  yang disampaikan oleh guru atau yang terdapat di dalam buku-buku pelajaran, tidak mustahil akan timbul pada diri anak, murid merasa tidak senang dengan guru agamanya. Oleh karena itu, diperlukan metode yang tepat untuk setiap jenis bahan memerlukan jenis belajar sendiri. Pada umumnya dikenal jenis bahan dan jenis belajar yang sesuai dengannya.
  1. Bahan yang memerlukan pengamatan. Pengetahuan yang dimiliki oleh anak  pada umumnya diperoleh melalui pengamatan/alat indera. Bahan pelajaran agama di Madrasah Tsanawiyah pada umumnya dapat dipelajari melalui pengamatan melalui indera / pengamatan (Sensory type of learning). Contoh pengetahuan tentang shalat dan pelaksanaannya. Dengan mendengar uraian guru murid dapat mengetahui belai indera pendengar, dan begitu juga dengan membaca maka indera penglihatan yang berfungsi dari contoh di atas maka metode yang cocok adalah metode ceramah metode resitasi atau metode proyek (dalam hal ii proyek tentang shalat)
  2. Bahan yang memerlukan keterampilan atau gerakan tertentu. Untuk mengusai bahan sejenis ini seseorang terutama harus belajar  secara motoris (motor type of learning) contoh  bahan pelajaran tentang jenazah (mengkafani jenazah) untuk mengusai keterampilan itu guru harus memberi kesempatan kepada murid melakukan serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan gerakan-gerakan atau keterampilan mengukur, menggunting, membungkus serta keterampilan membaca doa atau bacaan yang berhubungan dengan jenazah. Dari contoh di atas maka metode yang relevan adalah metode demonstrasi dan drill.
  3. Bahan  yang mengandung materi hafalan. Bahan pelajaran agama yang seperti ini termasuk cukup banyak dan segera harus diketahui dan dihafalkan karena akan digunakan dalam beribadah dan beramal untuk mempelajari bahan hafalan ini diperlukan jenis belajar menghafal (memory type of learning). Belajar  dengan menghafal sering menimbulkan penyakit verbalisme yaitu anak tahu cara penyebutan kata-kata, definisi dan sebagainya, tetapi tidak dipahami. Untuk menghindari  anak dari penyakit tersebut perlu diperhatikan prinsip-prinsip berikut : Bahan yang akan diajarkan hendaknya diusahakan agar dipahami benar-benar oleh anak. Dan Bahan hafalan hendaknya merupakan suatu kebulatan jadi untuk materi hafalan metode yang relevan adalah metode resitasi dan tanya jawab
  4. Bahan yang mengandung unsur emosi. Bahan yang mengandung emosi seperti kejujuran, keberanian, kesabaran, kegembiraan, kasih sayang dan sebagainya. Bahan seperti ini memerlukan jenis belajar tersendiri yang disebut emosional type of learning, dibandingkan dengan jenis belajar yang lain, jenis belajar emosi ini belum mendapat perhatian sebagai mana mestinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena jenis belajar ini kurang dipahami dan pelaksanaannya tidak mudah.
Contoh: akhlak terhadap diri sendiri, bahan yang akan dipelajari adalah sabar, pemaaf, pemurah, dan menjauhi sifat dendam untuk mencapai hal tersebut guru harus mengusahakan agar anak memperoleh pengalaman sebanyak-banyak. Jadi dengan menggunakan metode sosiodrama/bermain peranan dan service project. Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya adalah
  • Harus ada pada anak suatu ide tentang sifat sabar, pemaaf dan sebagainya
  • Timbul emosional pada diri anak, yaitu ia merasa bahwa sifat itu baik atau tidak baik
  • Sifat-sifat itu harus dilatih, dilaksanakan dalam perbuatan
Dari bentuk keempat kriteria pengajaran PAI maka dapat disesuaikan apakah keempat kriteria itu termasuk dalam bidang studi fiqhi, aqidah, akhlak, dan mata pelajaran yang lain.
Yang mana dalam pengajaran agama dikenal beberapa metode dalam pengajaran seperti
  • Metode ceramah
  • Metode kisah
  • Metode amsah/analogi
  • Metode al-uswah
  • Metode al-mautshah
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam pengajaran agama Islam pada khususnya tentunya memerlukan metode agar dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam kriteria pengajaran PAI ada 4 hal yang harus diperhatikan dan metode yang relevan untuk digunakan yaitu, :
  1. Bahan yang memerlukan pengamatan, metodenya yaitu metode ceramah, resitasi, atau proyek
  2. Bahan yang memerlukan keterampilan atau gerakan tertentu, metodenya  yaitu demonstrasi dan dril
  3. Bahan yang mengandung materi hafalan, metodenya yaitu, pemberian tugas dan tanya jawab
  4. Bahan yang mengandung unsur emosi, metodenya yaitu metode sosiodrama/bermain peran dan service project
Saran
Dengan selesainya makalah ini tentunya masih banyak yang kurang dalam makalah ini maka dari itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari ibu  dosen yang membawakan mata kuliah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Zakiah Drajat, dkk. Metode Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Dr. Zakiah Drajat, dkk. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2001
Ahmad Tafsir, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam Bandung, Rajawali Press, 2004.
Read more: http://www.bloggerafif.com/2011/03/membuat-recent-comment-pada-blog.html#ixzz1M3tmAphZ